Share

Biarkan Mata yang Bicara

“Kupikir kamu nggak pernah mau keluar bareng aku.”

“Eh?” Jujur saja, Padma tidak menyangka kalau Badai akan mengatakan hal tersebut. “Kok kamu bisa mikir begitu?”

Badai mengedikkan bahunya. “Aku tahu kamu selalu berhati-hati sejak kita… nggak bersama lagi.”

Padma melirik ke arah Asa yang masih asyik dengan buku barunya. Buku itu memiliki teknologi AR di mana dengan aplikasi yang sudah diunduh di ponsel Badai, Asa bisa melihat tampilan 4D dari halaman buku yang ia scandengan aplikasi bawaan dari buku tersebut.

Jadilah Asa tidak memperhatikan Badai dan Padma lagi.

“Yah… kamu nggak sepenuhnya salah sih.” Padma meringis. “Aku tahu seharusnya aku nggak dengerin apa kata orang. Tapi tetep aja akan ada saatnya kamu dengerin kata-kata mereka dan kepikiran kan?”

“Iya.” Badai pun mengalaminya. Sejak ia menikah dengan Anastasya hingga kini hanya hidup berdua dengan Asa, Badai sudah berkali-kali mengalaminya.

“Asa yang minta kita makan siang bareng.” Padma mengatakan yang sejujurnya pada Badai. “
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status