Share

Jauh di Mata, Dekat di Doa

“Hari ini Mama Padma nggak ke rumah Asa dulu, nggak apa-apa kan?”

Padma sudah cemas dengan respons Asa sejak berpikir kalau hari Sabtu ini ia tidak akan main dengan anak itu. Tapi senyum dan anggukan Asa langsung menenangkan Padma yang sebelumnya harap-harap cemas.

Asa memang tidak pernah memaksa atau sampai tantrum jika tidak bertemu dengan Padma di hari yang mereka sepakati. Padma tentu saja bangga pada sifat Asa yang satu itu. Tapi ada kalanya ia berpikir kalau Asa mungkin bersikap lebih dewasa dibanding usianya saat ini.

“Besok kita main lagi ya. Mama Padma kemarin beliin buku sama mainan buat Asa, besok Mama bawain.”

Asa sudah melonjak kegirangan dan lari dari hadapan ponsel Badai di mana mereka tengah video call. Padma tergelak melihat reaksi Asa yang selalu senang jika dibelikan buku olehnya.

“Asa lagi sibuk lari-larian tuh di kamarnya.” Kali ini wajah Badai yang muncul di layar ponsel Padma. “Kamu jadi investor rak mainannya Asa bareng temen-temenku.”

“Nggak apa-apalah, aku se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status