Share

Sang Mantan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-22 10:50:41

“Maaf, aku harus pergi,” sesal Emery. Dia terpaksa menghindari Ruben. Karena dia ingin menjaga perasaan Sean, kekasihnya yang jauh darinya.

“Emery!” panggil Ruben seraya meraih tangannya. Dia berhasil mencegah Emery pergi.

Emery menoleh dengan tatapan sendu. Lalu, dengan rasa percaya diri yang tinggi dan keyakinannya, bahwa Emery masih menyimpan perasaan padanya, Ruben menarik lengan wanita itu dan membawanya dalam pelukannya yang hangat.

Emery tidak berkutik. Sekali lagi dia terkejut dengan cara Ruben membangkitkan rasa cinta yang sudah lama dia kubur dalam-dalam. Ruben mendekatkan tubuh Emery hingga menempel dengan tubuhnya. Pria itu makin berhasrat pada Emery. Sehingga dia berani mencium bibir Emery, melumatnya dengan rakus.

Jantung Emery berdebar-debar, kencang sekali. Ruben tidak akan membiarkannya pergi. Dia mengunci bibir Emery sampai kesulitan bernapas. Sekuat tenaga Emery melepas ciuman itu. Namun, Ruben semakin kuat menahannya. Tangan kirinya menekan pinggang Emery sementara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?

    “Gimana menurutmu, Emery?” tanya Ruben sembari menggodanya. Dia menunggu jawaban dari Emery.“Tidak bisa,” tolak Emery dengan tegas.Raut wajah Ruben langsung berubah seketika. Dia tidak menyangka kalau Emery berani menolak permintaan seniornya.“Kenapa?” Ruben bingung. “Bukankah itu lebih baik jika aku tinggal bersamamu di sini? Lagipula, rumahmu ini cukup luas dan kita bisa berbagi kamar. Kulihat ada kamar kosong di sebelah kamarmu itu.”“Tidak!” Sekali lagi Emery menegaskan. “Anda tidak bisa tinggal di sini bersama saya.”“Aku akan membayar uang sewanya. Anggap saja aku mengontrak di sini. Aku ngerasa di sini sangat nyaman dibandingkan dengan tenda relawan di balai desa,” Ruben beralasan.“Jika Anda ingin tinggal dengan nyaman, carilah hotel atau apartemen saja,” saran Emery.“Tapi, aku ingin dekat denganmu. Kamu juga bisa menyiapkan sarapan untukku setiap pagi dan kita bisa makan malam bersama. Gimana?”“Pergi!” usir Emery sebelum dia mempersilakan Ruben masuk ke rumahnya. “Anda b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Modus Motor Mogok

    Ruben mengejar Emery yang sudah melangkah lebih dulu meninggalkan rumahnya. “Emery, tunggu aku!” panggilnya.Langkah Emery tiba-tiba terhenti. Dia melihat sekitarnya, terutama di halaman depan rumahnya. Dia mengerutkan keningnya hingga berlipat-lipat.“Dia ke sini naik kendaraan apa?” Emery heran karena dia tidak melihat ada mobil Jeep tentara yang biasa digunakan oleh Bonar, yang menepi di depan rumahnya.Emery masih celingak-celinguk mencarinya. Benar-benar tidak ada mobil Jeep itu. Lalu, dia mengarahkan pandangannya ke sebuah benda usang. Dia melihat motor butut yang terparkir di pinggir halaman rumahnya.“Dokter Ruben!” panggil Emery. Ruben segera menghampirinya.“Ya?” sahut Ruben antusias sekali mendengar panggilan dari Emery.“Anda datang ke sini … memakai itu?” tunjuk Emery pada motor butut itu.Ruben mengangguk sambil cengar-cengir di hadapan Emery. “Iya. Aku ke sini pakai motor itu.”“Astaga!” Emery menepuk jidatnya agak kencang.“Ada apa? Kamu nggak mau naik motor itu dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Rencana Licik Ruben

    Pandangan Emery dan Bonar tertuju pada Ruben. Mereka menatap Ruben curiga. Ruben jadi salah tingkah karena modusnya ketahuan mereka berdua.“Sial!” dengkus Ruben kesal.“Dokter Ruben, apa Anda sengaja melakukannya? Ini, kan, trik kuno yang biasa digunakan orang tahu 90-an. Norak banget.” Emery memastikannya. Dia baru menyadarinya.“Trik kuno? Menurutku tidak. Aku memang tidak punya pilihan lain waktu itu. Aku berusaha baik mau menjemputmu dan memanfaatkan fasilitas yang ada. Aku tidak mau merepotkan Bonar yang sibuk di balai desa,” Ruben beralasan. Dia membela dirinya sendiri karena tidak mau dikatain norak.“Sibuk? Tidak juga, kok,” Bonar menimpali. Dia berhasil mematahkan asumsi Ruben.Bonar ketawa sinis mendengar alasan Ruben yang terlalu dibuat-buat. Ruben juga sok tahu sekali, mengira kalau Bonar sibuk dengan urusannya di balai desa. Sepagi itu Bonar belum berkegiatan. Urusan menjemput Emery, itu memang sudah menjadi tugas hariannya. Kekanak-kanakan sekali sikap Ruben, menurut Bo

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Pindah Ke Rumah Emery

    Ruben tak sengaja memeluk Emery. Sebelum Emery menyadarinya dan menghindar secepatnya, Ruben menarik pinggang wanita cantik itu hingga menempel di tubuhnya. Suara desahan pelan terdengar dari bibir Emery.“Aaahhh ….” Emery berusaha melepaskan diri dari pelukan Ruben.Ruben ingin sekali mencium bibir Emery. Sayang sekali usahanya gagal. Karena Emery keburu lepas dari genggamannya.“Maaf,” ucap Ruben. “Aku tidak sengaja menyentuhmu,” sesalnya.“Aku yang harusnya meminta maaf. Tadi, aku takut sekali ketika tikus itu hampir menggigit kakiku,” Emery beralasan.Emery salah tingkah. Dia kikuk sekali di hadapan Ruben. Dia sampai bingung harus melakukan apa saat ini.“Emery, tolong bawakan goodiebag ini!” Ruben meminta tolong. Dia harus mencairkan suasana yang membingungkan itu sebelum seisi ruangan di sana terasa hening.“Ah, iya. Baiklah!” Emery patuh. Dia pun mengalihkan perhatiannya pada sebuah goodiebag.Setelah itu, keduanya pergi meninggalkan tenda. Sore ini mereka akan pulang bersama k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Napas Buatan

    Pagi-pagi sekali, Emery keluar dari kamarnya dan hendak masuk ke kamar mandi. Dia mau mandi dan bersiap-siap berangkat kerja.Ceklek!Penghuni kamar sebelah juga membuka pintu. Emery dan Ruben saling beradu pandang mengamati penampilan masing-masing. Tak lama kemudian, mereka tersadar.Astaga! Emery kikuk sekali di hadapan Ruben. Begitu pula sebaliknya. Lalu, siapa yang duluan masuk ke kamar mandi?“Emery, aku ingin kamu mengalah. Aku dulu yang masuk ke kamar mandinya, ya?” mohon Ruben sambil pasang muka meringis.“Hah? Kenapa?” Emery tidak mengerti. Padahal, kan, dia duluan yang membuka pintu kamar mandinya.“Aku ada urusan mendesak. Ini sangat darurat,” Ruben beralasan.“Urusan mendesak? Darurat?” gumam Emery bingung.“Kebelet,” jelas Ruben.“Oh, itu … iya udah. Silakan kalau begitu!” Emery yang baru saja menyadarinya pun mempersilakan Ruben duluan memasuki kamar mandinya.Ruben menerobos masuk ke kamar mandi. Dia sudah tidak tahan lagi. Perutnya sakit, melilit. Dia harus segera bua

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Jatuh Cinta Pada Orang yang Sama

    “Lepaskan saya!” kata Emery berontak.Ruben melepasnya, sesuai dengan keinginan Emery. Lantas, Emery pun bergegas turun dari mobil. Dia pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan Ruben yang masih senyum-senyum sendiri di dalam mobil.“Dia pasti malu sekali tadi,” pikir Ruben.“Aku yakin, Emery pasti masih menyukaiku,” kata Ruben sembari melihat wajahnya di pantulan kaca spion. Dia terlalu percaya diri sekali malam ini.Sementara itu, Emery makin mempercepat langkah kakinya. Dia canggung sekali.“Apa yang kulakukan tadi di hadapannya? Itu kan, sangat memalukan sekali,” ujar Emery. Wajahnya sudah sangat memerah dan dia tidak ingin berhadap-hadapan lagi dengan Ruben dalam waktu yang cukup lama. Bisa berbahaya sekali untuknya.Ruben baru beberapa hari saja tinggal di rumahnya sudah ada banyak kejadian yang menimpa Emery. Tidak hanya kesal dengan semua tingkah laku Ruben, seniornya itu sudah berhasil mengobrak-abrik isi hati Emery lagi. Yang semula ingin sekali dia kubur dalam-dalam perasaanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Emergency Couple

    “Hentikan!”Emery tidak sanggup melakukannya lebih jauh lagi. Dia tidak ingin Ruben tahu tentang perasaannya yang sebenarnya. Bahwa dia masih mendamba sentuhan hangat dari pria yang sangat dicintainya itu.“Emery … kamu masih mencintaiku, kan?” terka Ruben. Dia harus memastikannya langsung pada orang yang bersangkutan.Emery segera menjaga jarak dengan Ruben. Dia tidak berani mengangkat wajahnya karena takut ketahuan. Ruben tahu betul kalau dia tidak pandai berbohong. Kedua matanya begitu sayu dan memancarkan kebenaran tentang isi hatinya.“Sudah malam, tidurlah! Besok pagi kita masih harus bekerja,” kata Emery yang buru-buru pergi.Emery mempercepat langkahnya menuju kamarnya. Dia malu sekali atas kejadian yang baru saja dialaminya.“Bodoh!” Emery menyalahkan dirinya sendiri. “Kenapa aku bisa seceroboh itu membalas ciuman Ruben?” sesalnya.Emery bersembunyi dibalik selimutnya. Dia memejamkan mata, pura-pura tidur saja.Sementara di ruangan lain, Ruben tersenyum puas mengingat-ingat k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Emery Mulai Goyah

    “Maaf, apa saya mengganggu kalian?” Sienna agak canggung ketika memergoki Emery dan Ruben sedang bersama di tenda pemeriksaan.“Ah, tidak. Saya akan pergi sekarang. Permisi,” kata Emery buru-buru pergi. Dia diuntungkan dengan kedatangan Sienna ke tenda itu.Jantung Emery masih berdegup kencang saat bersama Ruben. Dia menghela napas panjang dan berusaha tetap tenang. Dia harus bersikap seperti seorang yang profesional. Dia tidak boleh mencampur-adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan.“Tapi, kenapa Ruben yang sekarang berbeda sekali dengan yang dulu? Dia terlihat lebih manis dibandingkan sebelumnya,” khayal Emery. Dia senyum-senyum sendiri memikirkannya.Emery berjalan menuju balai desa. Saat ini, dia membutuhkan ketenangan. Jadi, dia akan berjalan-jalan sebentar sambil memeriksa pasien yang berada di tenda darurat.Tak lama waktu berselang, telepon Emery berdering panjang. Ada panggilan masuk dari Sean.“Sayang, kamu dari mana saja? Kenapa tidak menjawab teleponku tadi pagi?” tanya S

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25

Bab terbaru

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Dinamika Hubungan Emery Dengan Kedua Pria

    “Sean?” Emery membuka kaca mobil dan berbincang sebentar dengan Sean.“Apa kamu sedang terburu-buru? Aku ingin mentraktirmu minum kopi. Gimana?” tawar Sean.“Aku minta maaf, Sean. Aku harus segera menjemput Ben di daycare. Lain kali saja, oke?” tolak Emery dengan ramah.“Oh, oke. Tidak apa-apa. Hati-hati saat berkendara!” Sean menasihati. Emery mengangguk mantap.Tak lama setelah berpamitan dengan Sean, Emery melajukan mobilnya meninggalkan gedung rumah sakit.***“Kamu yakin tidak ingin ikut denganku?” Ruben memastikannya kembali. Siapa tahu Emery berubah pikiran di saat-saat terakhir mereka berpisah di bandara.“Aku akan menunggumu,” kata Emery.“Kamu yakin bisa menungguku?” Ruben takut sekali. “Kamu tidak akan berpaling dan jalan sama pria lain, kan?”“Pria lain, siapa maksudmu?” Emery tersinggung dengan ucapan

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Persimpangan Hati Emery

    Emery mulai menyadari perhatian dari kedua pria tersebut, yang masing-masing menunjukkan rasa cinta dengan cara yang berbeda. Ruben adalah sosok romantis yang penuh tekad. Meski terkadang, dia sangat menyebalkan dengan sikap plin-plannya yang seperti bunglon, sering berubah-ubah.Sementara, Adrian adalah pribadi yang tenang dan suportif. Seperti katanya, dia selalu ada setiap kali Emery membutuhkan pertolongan atau teman untuk bercerita. Kali ini, Emery benar-benar mengalami dilema. Dia berada diposisi sulit karena harus memilih antara dua pilihan. Impian masaa depan bersama Ruben atau kenyamanan emosional yang ditawarkan oleh Adrian.“Nak, kamu akan memilih yang mana seandainya kamu menjadi Ibu?” tanya Emery saat dia memerhatikan bayi Ben yang sedang menyusui.Bayi Ben hanya tersenyum menanggapi cerita Emery. Seolah-olah balita mungil itu mengerti bahwa yang bisa menjawab pertanyaan itu adalah ibunya sendiri.“Sekarang, kamu juga membua

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Persaingan Sportif Antara Ruben dan Adrian

    “Beri aku waktu!” pinta Emery.“Apa? Waktu?” Ruben membelalak.Emery mengangguk mantap. “Aku masih mempertimbangkannya. Jika aku menikah sekarang, lalu bagaimana dengan Ben Joshua, anak kita?”“Memangnya kenapa dengan dia?” Ruben agak heran. “Bukankah itu bagus untuk perkembangan dia? Dia memiliki keluarga yang lengkap ada orang tua yang akan merawat dia.”“Maksudku, jika Ben dibawa ke luar negeri, aku khawatir dia belum bisa beradaptasi,” kata Emery beralasan.“Dia anak yang pintar. Aku tahu itu. Dia akan lebih cepat beradaptasi di sana. Aku yakin itu,” Ruben berpendapat.Emery kehabisan ide. Bagaimana caranya dia harus menjawab pertanyaan Ruben soal lamaran itu?“Emery ….” Ruben meraih tangan Emery dan coba membujuknya kembali.“Aku ingin melihatmu membuktikan lagi cintamu. Kamu tahu, kan, sejak kamu meragukan kehamilanku hatiku sangat sakit. Saat itu aku berpikir, aku tidak bisa lagi bersama orang yang selalu berprasangka buruk padaku. Apalagi menuduhku yang tidak-tidak,” jelas Eme

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Tamu Istimewa

    “Jangan menggangguku! Aku mau tidur,” balas Emery yang tidak mau berbalik ke arah Ruben.“Sayang, kamu mengabaikan aku?” Ruben protes. Dia tidak terima Emery bersikap tidak peduli lagi kepadanya.“Ayolah!” bujuk Ruben.Emery tidak bermaksud seperti itu. Dia hanya kelelahan setelah seharian mengurus bayi Ben. Dia butuh banyak istirahat.“Sudah kubilang, jika kamu terus menggangguku, aku terpaksa menendangmu dari kamarku. Kamu mau aku melakukannya?” ancam Emery meski kedua matanya terpejam.Ruben pun akhirnya menyerah. Jika itu yang diinginkan Emery, dia memilih untuk mengalah saja. Dia tidak mau ambil risiko seandainya Emery marah hanya karena masalah sepele seperti itu. Dia turun dari ranjang Emery dan kembali ke sofa bed tempatnya tidur.‘Malam ini kelabu sekali bagiku,’ ujar Ruben dalam hati.***Beberapa bulan kemudian, Emery pergi ke rumah sakit tempat dia bekerja

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Usaha Ruben: Menginap Di Rumah Emery

    “Ruben, hentikan!” tegas Emery. “Aku tidak mau berdebat soal ini.”“Kenapa? Jadi, sekarang kamu lebih mementingkan jabatan di rumah sakit itu dibandingkan kebahagiaan kita berdua dan anak kita?” Ruben sewot.“Aku belum memutuskan apa-apa,” gumam Emery.“Lalu, kenapa kamu mengangguk? Itu sama artinya kamu menyetujui tawaran dari Adrian.”“Itu hanya gerakan refleks saja,” sangkal Emery.“Kamu tidak bisa dipercaya.” Ruben melangkah pergi karena tidak puas mendengar jawaban dari Emery.Ruben pergi sambil mendengkus kesal. Dia meninggalkan rumah dan lekas menyalakan mesin mobil. Tak lama waktu berselang, mobilnya melaju kencang meninggalkan kediaman Emery.“Dia masih sama seperti dulu. Pemarah dan emosinya sangat labil. Dia tidak pernah bisa mendengarkan penjelasanku,” keluh Emery sembari mengelus dada.Terkadang keragu-raguan itu yang me

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Kontribusi Ruben Pada Ben Joshua

    Pagi tiba. Ruben terbangun dari tidurnya. Dia mendapati dirinya tengah berbaring di atas sofa, di ruang tamu rumah Emery.“Apa semalam aku ketiduran di sini, ya?” Ruben lupa-lupa ingat. Yang dia ingat semalam … hanya kecupan dan bisa mencuri-curi waktu bermesraan dengan Emery dikala putranya tertidur pulas.Ruben senyum-senyum sendiri mengingat kejadian semalam. Tanpa disadarinya, Emery keluar dari kamarnya dan hendak membawa putranya meninggalkan rumah.“Emery, kamu mau ke mana dengan Ben Joshua?” tanya Ruben. Dia bangkit dari sofa.“Aku mau ke klinik dokter anak. Hari ini jadwal imunisasi anakku,” sahut Emery.“Pagi ini?” Ruben memastikannya. Emery mengangguk.“Tunggu sebentar! Beri aku waktu lima menit untuk mandi. Setelah itu, aku akan mengantarmu ke klinik.” Ruben segera beranjak dari sofa dan lekas ke kamar mandi.Emery dibuatnya melongo dengan sikap Ruben yang m

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Terapi Manajemen Emosi

    “Aku … tadi sedang menyusui putraku. Jadi, aku tidak memegang ponsel,” kata Emery beralasan.“Tapi, setidaknya kamu bisa memberitahuku terlebih dahulu, kan? Jangan membuatku cemas!” Emosi Ruben meledak-ledak saking khawatir dengan keadaan Emery.“Sejak kapan kamu peduli padaku?” sindir Emery.“Aku selalu peduli sama kamu, kamunya saja yang tidak peka terhadap perasaanku,” ketus Ruben seraya memalingkan wajah. Sesekali dia melirik Emery karena mantan istrinya itu tidak memberi respon apa pun.“Masuklah! Udara di luar sangat dingin,” kata Emery mempersilakan Ruben masuk. “Lagian hujan-hujan begini dan sudah larut malam malah datang bertamu, memangnya nggak bisa besok pagi saja?” gerutunya sambil menutup pintu setelah Ruben masuk ke ruang tamu.Tiba-tiba, kedua tangan Ruben melingkar di pinggang Emery. Pria itu memeluk Emery dari belakang dengan sangat erat.“A

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Kesempatan Kedua Untuk Ruben

    Keesokan paginya, Ruben terbangun dari tidurnya. Ketika dokter akan kembali memeriksa bayi Ben Joshua. Ajaibnya, demam Ben Joshua langsung menurun drastis. Emery makin terharu dengan apa yang telah dilakukan Ruben pada Ben Joshua.“Demamnya sudah turun. Terima kasih banyak, Dokter Ruben. Anda sudah melakukannya dengan baik. Hanya seorang ayahlah yang mampu melakukannya,” puji dokter itu dengan bangga.“Terima kasih. Anda juga sudah melakukan yang terbaik untuk putra saya,” balas Ruben. Secara tidak langsung dia mengakuinya di hadapan semua orang. Termasuk Emery.“Hari ini bayi Ben Joshua boleh pulang. Tapi, perhatikan perkembangannya lagi. Jangan sampai dia demam kembali,” saran dokter.Emery dan Ruben mengangguk bersamaan. Mereka terlihat kompak sekali saat ini. Setelah itu, dokter pergi meninggalkan ruang inap Ben Joshua. Bayi tampan itu masih tertidur pulas saat Emery memindahkannya ke ranjang pasien.Sementara itu, Ruben mengambil kemejanya. Lalu, dia memakainya kembali sambil mem

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Penyesalan Selalu Datang Terlambat

    Emery masih menggendong bayi Ben Joshua ketika Ruben menghampirinya di kamar. Dia memeluknya sangat erat. Seolah-olah dia sedang mempertahankan Ben Joshua dari Ruben.“Aku ingin melihatnya,” pinta Ruben.Emery mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. “Apa kamu yakin?”“Tentu. Sean bilang, dia mirip sekali denganku. Jadi, aku ingin memastikannya lagi,” kata Ruben dengan sungguh-sungguh.“Lupakan saja! Kamu masih meragukannya kalau begitu.” Emery nampak kesal sekali. Karena Ruben masih tidak percaya kalau Ben Joshua adalah putranya.“Aku akan memberikan Ben Joshua kalau kamu sudah merasa yakin bahwa dia adalah putramu. Jika hatimu masih setengah-setengah, sebaiknya kamu pergi saja. Tidak ada gunanya kamu berada di sini,” ketus Emery. Dia terlanjur kecewa dengan sikap Ruben.“Kenapa kamu seperti itu padaku, Emery?” Ruben heran.“Kamu yang memulainya, Ruben. Aku tida

DMCA.com Protection Status