Share

Positif

Author: seorin writernim
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Emery pergi ke rumah Ruben pagi-pagi sekali. Dia harus menemui seniornya itu secepatnya, sebelum Ruben berangkat kerja. Dalam keadaan panik, putus asa, sedih, dia datang sembari membawa bukti-bukti, bahwa dirinya kini telah berbadan dua.

“Emery?” Ruben terkejut melihat kedatangan Emery ketika dia membukakan pintu rumahnya.

“Ada apa?” tanya Ruben ingin tahu.

Emery berkaca-kaca di hadapan Ruben. Mungkin sebentar lagi, gadis itu akan menitikkan air matanya.

“Masuklah!” ajak Ruben. Dia mempersilakan Emery masuk ke rumahnya. Sepertinya ada yang ingin dibicarakan Emery langsung kepadanya.

“Kamu mau minum apa?” tawar Ruben.

“Saya tidak ingin apa-apa,” tolak Emery dengan nada suara gemetaran.

Ruben makin tidak mengerti dengan sikap Emery. Lantas, apa yang diinginkan koas itu sampai harus datang ke rumah Ruben pagi-pagi sekali.

“Dokter Ruben ….” Emery menarik napasnya dalam-dalam, sebelum dia mengatakan maksud dan tujuannya datang ke rumah sang senior.

“Saya ingin Anda tahu, kalau saya ....” E
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Sesuatu dari Pria Misterius

    Selama berada di ruang operasi baik Ruben maupun Emery, keduanya memusatkan perhatiannya hanya pada pasien. Emery sudah melakukan anestesi atau membius total si pasien, hingga pasien itu kini tertidur pulas.Janin yang tidak berkembang dalam tubuh pasien sudah meninggal beberapa jam yang lalu dan harus segera diangkat dari rahim ibunya. Jika tidak, akan sangat membahayakan sekali bagi pasien.Emery menatap ke arah wajah pasiennya. Tampak wajah sang ibu masih menangis sendu dan terus mengeluarkan air mata walau dalam keadaan tertidur. Obat bius itu ternyata sama sekali tidak berpengaruh pada perasaan pasien itu. Meskipun pasiennya terpejam, hati dan pikirannya tidak ikut tidur.‘Kasihan sekali ibu ini,’ pikir Emery. Dia merasa iba dengan peristiwa pilu yang dialami pasien tersebut.Emery menyeka air mata ibu itu dengan perlahan. Dia turut merasakan kesedihan dalam hati sang ibu.‘Aku pun akan menjadi seorang ibu kelak. Tapi, aku tidak berharap berada di posisi ibu itu saat ini. Tidak!’

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Ketahuan Hamil

    “Banyak amat makanannya. Dari siapa?” tanya Sienna. Ketika Emery memasuki ruangannya. Di sana, sudah ada Sienna yang sedang mengerjakan tesisnya.“Nggak tahu dari siapa. Katanya ini untukku,” sahut Emery.“Lah? Kalau nggak jelas pengirimnya, terus kenapa kamu terima gitu aja?” Sienna heran sekaligus penasaran.“Mau nolak nggak enak. Kalau dibiarin, ya … sayang aja. Mubazir, kan, buang-buang makanan,” Emery berdalih.“Iya juga sih. Tapi, makanan itu banyak banget, lho, Mer.”“Kalau kamu mau, kita makan bareng aja. Aku juga nggak bakalan bisa habisin semuanya,” tawar Emery.“Beneran nih, Mer? Kelihatannya enak-enak makanannya. Cepat buka kalau gitu!” Sienna sudah tidak sabaran ingin segera mencicipinya.Di ruangan itu, Emery dan Sienna tampak sedang menikmati makanan kiriman yang entah dari siapa pengirimnya. Itu tidak jadi masalah. Yang penting enak dan perut Emery bisa terisi. Ada paket pizza lengkap dengan toppingnya yang beraneka ragam. Ada salad buah, kentang, jus strawberry dan ma

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Pengakuan Palsu

    “Pa-pacaran?” Emery membelalak kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan Sienna kepadanya.“Jujur aja, Mer! Kamu nggak usah menutup-nutupinya lagi dariku. Apa benar kamu dan dokter Ruben ada hubungan yang cukup serius selama ini?” desak Sienna. Dia penasaran sekali hingga menyudutkan Emery dengan pertanyaan itu.Emery benar-benar bingung. Bagaimana dia harus mengakui hubungannya dengan Ruben? Dia sudah bersumpah pada Ruben untuk menutup mulutnya rapat-rapat.“EMERY!” Sienna tidak sabaran.Emery menitikkan air mata di depan sahabatnya itu. Tanpa berkata-kata lagi, Sienna pun langsung bisa mengetahuinya. Dia beranggapan bahwa memang benar saat ini Emery sedang menjalin hubungan khusus dan sangat rahasia dengan Ruben.“Ya ampun, Mer ….” Sienna kembali memeluk sahabatnya itu seraya menepuk-nepuk punggung Emery. Dia berusaha menenangkan Emery yang sedang menangis di pelukannya.“Kejadiannya nggak pernah terduga sama sekali. Aku dan dia hanya melakukannya sekali. Tapi, hasilnya malah posi

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Lari dari Tanggung Jawab

    “Apa maksudmu, Dokter Ruben?” Emery membelalak kaget setelah mendengar pernyataan tidak masuk akal yang dilontarkan Ruben di depan ayahnya.Wajah Ruben langsung berubah pucat. Dia menoleh perlahan ke arah Emery dengan tatapan rasa bersalah. Namun, dia merasa tidak ingin disalahkan atas apa yang kini tengah menimpa Emery.“Kamu yakin kalau bayi itu bukan anakmu?” Profesor Rudiana sekali lagi memastikannya. Dia langsung bertanya pada Ruben.Jika Ruben menyangkalnya sekali lagi, profesor Rudiana baru akan memercayai ucapan putranya itu.“Ya, aku yakin sekali. Karena aku tidak serendah itu harus meniduri juniorku sendiri. Bahkan, aku dan dia tidak saling mencintai, Yah,” ungkap Ruben. Dia yakin sekali ketika mengatakannya pada sang ayah.“Dokter Ruben!” Emery tidak percaya jika Ruben setega itu mengatakannya di depan ayahnya. Apa dia sedang melempar kesalahannya pada Emery?“Anda tahu betul, malam itu Andalah yang telah menggoda saya. Sampai akhirnya kita tidak sadar dan melakukan hal itu

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   He’s Not You

    “Kamu ngapain hujan-hujanan di sini?” tegur Sean.Senyum Emery memudar seketika. Ekspektasinya tidak seperti yang dia harapkan. Dia mengira yang sedang menghampirinya adalah Ruben. Ternyata sosok pria lain yang kelihatannya seribu kali jauh lebih baik dari si pengecut Ruben.Pria itu mengulurkan tangannya pada Emery yang sedang terpuruk dengan keadaannya. Sambil menyunggingkan senyum di depan Emery, dokter muda dan tampan itu pun memberikan semangatnya untuk sang junior. Dia membantu Emery berdiri, bangkit dari kesedihannya.“Dokter Sean ….” lirih Emery. Wajahnya berkaca-kaca melihat Sean yang hendak membantunya.‘Kenapa bukan dia? Kenapa harus orang lain?’ pikir Emery.“Jangan sedih lagi! Kamu tidak pantas bersedih seperti ini, Emery. Kamu harus kuat dan lawan semua orang yang sudah merendahkanmu. Termasuk ….” Kalimat Sean terhenti beberapa saat. Dia jadi segan melanjutkannya.“Termasuk dokter Ruben,” terka Emery yang menyambung kalimat Sean.“Ah, iya itu, maksud saya. Astaga! Saya m

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Hukuman

    Akhirnya, mau tidak mau Emery dan Ruben menjalani pemeriksaan sesuai dengan perintah profesor Rudiana. Setelah itu, keduanya akan menunggu hasil pemeriksaan.Seperti biasa, Ruben kelihatan gelisah sekali menantikannya. Raut wajahnya langsung pucat seperti orang bersalah yang ketakutan ketika hasil perbuatannya sebentar lagi akan terungkap di hadapan ayahnya.Emery menoleh ke arah Ruben. Pria itu masih ketar-ketir dan gundah gulana. Kemudian Emery mengarahkan pandangannya ke arah profesor Rudiana. Kelihatannya sama saja. Tampak kedua orang itu sedang diliputi perasaan cemas yang luar biasa. Sang direktur jadi tidak sabaran menunggu hasilnya.‘Mereka akan tahu kalau aku nggak pernah bohong soal kehamilan ini,’ batin Emery lega.Berkat kemajuan teknologi yang makin canggih akhir-akhir ini, tidak perlu waktu lama apalagi sampai menunggu bayi itu lahir untuk melakukan tes DNA. Zaman sekarang, teknologi dan ilmu kedokteran makin berkembang pesat. Hal itu sangat menguntungkan bagi sekolah ke

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Pertanyaan Sederhana yang Sulit Dijawab

    “Maksudmu, kita?” Ruben membelalak kaget. Emery mengangguk.“Iya. Karena kita sebentar lagi akan menjadi orang tua dari bayi ini,” Emery meyakinkannya. Dia sambil mengelus-elus perutnya menatap penuh harap ke arah Ruben.Ruben sebenarnya ragu-ragu dengan ajakan Emery. Menikah? Berulang kali dia memikirkannya. Itu mustahil baginya. Ada rasa takut yang kini mendominasi seluruh pikirannya. Dia juga sangat takut pada ayahnya sendiri, seandainya mendengar rencana konyol pernikahannya yang begitu mendadak.“Dokter Ruben, tolong pikirkan sekali lagi! Saat ini, bayi inilah yang lebih penting dari apa pun,” bujuk Emery.“Saya mohon,” Emery memelas di hadapannya.Ruben tidak bisa menjawab atau mengiyakan permohonan Emery saat ini. Dia tidak ingin memberikan harapan apa-apa pada koas itu. Atau menjanjikan sesuatu yang belum tentu bisa dia tepati. Jadi, yang bisa dilakukannya saat ini hanya diam saja, sambil memikirkan langkah selanjutnya. Nasi sudah menjadi bubur. Permasalahannya kini sudah meny

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Janji Pernikahan

    “Dokter Ruben, apa Anda serius mengatakannya?” Emery berkaca-kaca. Dia tidak percaya jika pria yang kini berdiri dihadapannya itu sedang melamarnya.“Apa ucapanku seperti sedang main-main?” Ruben meyakinkan sekali.Jelas itu membuat Emery terkejut. Dia masih tidak menyangka Ruben mengatakannya malam ini.“Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak ingin menikah denganku?” desak Ruben. Dia masih menunggu jawaban dari Emery.“Ya, saya mau menikah dengan Anda,” jawab Emery. Dia sudah yakin sekali dengan keputusannya.“Baguslah!” Ruben tertunduk lesu usai mendengar jawaban Emery yang sangat antusias menyambut hari bahagia mereka.Berbeda dengan ekspresi Ruben, raut wajah Emery jauh terlihat lebih bahagia. Sudah lama dia menanti-nantikan masa-masa seperti ini. Dia senang sekali. Akhirnya, sang buah hatinya bisa memiliki keluarga yang lengkap, sesuai dengan harapannya.‘Apa dia tidak membelikanku cincin pertunangan?’ pikir Emery.Emery berpikir bahwa seharusnya Ruben menyiapkan sebuah cincin unt

Latest chapter

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Sean Pilih Kasih

    “Sebelum menikah dengan Ruben, Emery adalah tunangan saya,” kata Sean memberitahunya.“Benarkah?” Sienna baru tahu tentang hal itu. “Apa sekarang Anda sudah mencari penggantinya?”“Saya tidak tertarik pada wanita lain,” tegas Sean.“Jangan seperti itu! Anda akan dianggap egois sekali jika tidak memberikan kesempatan pada wanita lain untuk mengisi kekosongan di hati Anda,” kata Sienna menyarankan.“Menurutmu seperti itu?” Sean mengerutkan keningnya.“Ya. Anda tidak akan pernah tahu siapa yang menjadi pendamping hidup Anda, yang menurut Tuhan itu baik untuk Anda.”Sean tak berkutik lagi usai mendengarkan pembicaraan Sienna. Selang beberapa detik kemudian, Sienna turun dari mobil Sean seraya mengucapkan terima kasih karena sudah mengantarnya pulang.“Sampai jumpa lagi besok,” ucap Sienna sambil tersenyum ramah. Namun, Sean hanya membalasnya de

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Cinta Tak Berbalas

    Emery dan Sean jalan bersama di sekitar taman rumah sakit. Emery terdiam cukup lama. Sampai akhirnya mereka menemukan tempat duduk, keduanya duduk-duduk santai di sana.“Bagaimana perasaanmu sekarang?” Sean memulai pembicaraan terlebih dahulu.“Perasaanku?” ulang Emery agak bingung. “Biasa saja. Tidak ada yang istimewa.”“Apa yang kamu pikirkan? Kamu tidak sedang memikirkan pasienmu tapi tentang Ruben, kan?” tebak Sean.Emery menoleh ke arah Sean yang sok tahu. Lalu, dia menampilkan senyum sekilas. “Kamu sudah tahu aku memikirkannya. Lalu, kenapa kamu menanyakannya lagi?”“Aku hanya ingin memastikan saja. Sepertinya kamu cinta banget sama sepupuku itu.”Emery tersenyum lagi. Sean balas tersenyum menanggapinya. Setidaknya dia senang karena sudah bisa menghibur hati Emery yang sedang bersedih.Sean merogoh saku jas dokternya. Sepertinya dia menyimpan sesuatu di sana

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Saingan Berat

    “Apa?” Tuan Milano mengerutkan kening mendengar permohonan Emery.“Saya tidak ingin Anda mengirimnya ke negara perang itu. Bisakah Anda menggantinya dengan hukuman lain?” Emery bernegosiasi.“Maaf, Dokter Emery. Saya tidak bisa melakukannya. Kami sudah menandatangani dan menyepakatinya. Hari ini saya akan menyerahkan surat perjanjian itu ke markas besar tentara perdamaian negara.”“Tuan Milano, tolonglah! Saya mohon pada Anda,” rengek Emery. “Anda tidak bisa membiarkan seorang direktur utama di rumah sakit Anda pergi begitu saja menjadi dokter relawan di negara perang itu.”“Dengarkan saya, Dokter Emery! Saya tidak pernah memaksa dokter Ruben untuk pergi ke sana. Dia sendiri yang dengan sukarela menawarkan dirinya untuk pergi ke sana. Bahkan, dia menggantikan posisi hukumanmu.”“Mohon pertimbangkanlah lagi, Tuan!” Emery masih pasang wajah memelas di depan Tuan Milan

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Permohonan Emery

    “Aku akan pergi sekarang,” kata Emery hendak meninggalkan ruangan Ruben.“Nanti kita bicara lagi di rumah, Sayang,” balas Ruben.Sienna agak tidak senang dengan pembicaraan mereka. Ruben dan Emery kini sudah berani memamerkan kemesraannya di hadapan rekan-rekan kerjanya yang lain. Ruben mungkin merasa sudah tidak menjadi masalah lagi. Namun, bagi Sienna tetap saja jadi risih melihatnya.“Saya akan meletakkan dokumen yang Anda butuhkan di meja. Permisi,” kata Sienna yang bergegas pergi meninggalkan ruang kerja Ruben.“Terima kasih,” ucap Ruben.Sienna menyusul Emery. Kebetulan sekali, Emery belum terlalu jauh melangkah. Sehingga dia bisa mengikutinya dari belakang Emery.Emery berhenti di sebuah mesin soft drink. Dia mencari koin di saku jas dokternya. Sayang sekali, dia tidak membawa uang koin. Lantas, Sienna yang memasukkan koin tersebut dan memberikan soft drink itu pada Emery.“

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Ruben Gantikan Sanksi Emery

    Ruben mengikuti Tuan Milano di belakangnya. Pagi ini, Tuan Milano ingin bicara serius dengan Ruben, terkait masalah pernikahannya dengan Emery. Ruben sudah siap menerima dan menanggung segala risikonya.Jika Emery dulu pernah rela berkorban untuknya, apa salahnya Ruben melakukan hal yang sama saat ini untuk istrinya. Agar impas.“Dokter Ruben!” panggil Tuan Milano.“Iya, Tuan,” sahut Ruben dengan tegas.“Kamu tahu, kan, alasan kenapa saya memanggilmu ke sini?”“Saya tahu, Tuan.”“Bagus. Jadi, saya tidak akan menjelaskannya lagi jika kamu sudah tahu maksud arah pembicaraan kita kali ini.”Tuan Milano mengungkit kembali kesalahan Ruben dan Emery yang telah melanggar peraturan rumah sakit. Dalam surat perjanjian antara pegawai dengan pihak rumah sakit tidak diperbolehkan berhubungan atau menjalin asmara dengan sesama rekan kantor. Jika hal itu tidak bisa dihindarkan, maka solusi

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Tidak Ada Lagi yang Harus Disembunyikan

    “Tidak apa-apa, lupakan saja. Ada apa? Sepertinya ada yang ingin kamu bicarakan denganku. Katakan saja!” Profesor Rudiana bangkit dari tidurnya dan duduk perlahan-lahan sambil menyandarkan tubuhnya di belakang tumpukan bantal.Ruben membantu ayahnya supaya duduknya lebih nyaman lagi. Setelah itu, dia duduk di samping tempat tidur sang ayah sambil menarik napas panjang sebelum berbicara serius dengannya.“Ayah, aku ingin minta maaf padamu,” ucap Ruben memulai pembicaraan. Profesor Rudiana menoleh ke arahnya.“Kelihatannya pembicaraanmu serius sekali,” kata profesor Rudiana menimpalinya. “Apa ini soal pernikahanmu dengan wanita itu?” terkanya.“Iya, itu benar, Yah. Aku sangat mencintainya. Karena itulah aku menikahinya,” ungkap Ruben. Dia mengatakan yang sebenarnya dari lubuk hatinya paling dalam.Profesor Rudiana tersenyum agak sinis. “Kamu hanya mencintai wanita itu. Apa tidak ada wa

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Pantang Menyerah Meski Mendapat Penolakan

    Emery terisak. Sean sudah menduga, saat ini mantan kekasihnya itu sedang tidak baik-baik saja. Sean memahami situasi sulit yang tengah dihadapi Emery akhir-akhir ini. Setelah pernikahannya terungkap di hadapan publik, seluruh rekan dokter dan perawat tahu apa yang selama ini dia dan Ruben sembunyikan.“Menangislah, Emery! Jika itu membuatmu merasa lebih baik. Aku tidak akan mencegahmu untuk meluapkan semua perasaanmu saat ini,” kata Sean bersimpati.Emery menangis sekencang-kencangnya. Setelah Sean mempersilakannya. Sepertinya Emery sudah tidak bisa lagi menahan unek-unek dalam hati dan beban pikiran yang mendominasi seluruh pikirannya.Ketika Emery meluapkan semua rasa sedihnya, Sean hanya duduk diam mendengarkannya saja. Dia tidak akan menyela, mengkritik, atau menyuruhnya berhenti menangis. Dia tidak akan melakukannya.Sesampainya di depan rumah Emery, Sean masih bungkam. Dia menunggu Emery mengatakan sesuatu kepadanya. Emery menyeka air matanya. Sudah waktunya dia turun dari mobil

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Sahabat Ternyata Musuh Paling Nyata

    “Aku tidak pernah menyangka. Sahabatku ternyata musuhku yang paling nyata. Sekarang aku paham, kenapa aku harus berhati-hati dengan orang-orang terdekatku. Dia berkeliaran di sekitarku tapi dia juga ingin menghancurkan kebahagiaanku,” sindir Emery.“Apa kamu menyesal berteman denganku?” tanya Sienna.“Menyesal?” ulang Emery bergumam bingung. “Yang aku sesalkan adalah sikapmu, bukan persahabatan kita.”“Kenapa? Apa kamu tidak marah padaku? Seharusnya kamu membenciku, Mer,” Sienna sewot.“Dari awal aku memang tidak pernah memercayaimu. Tapi, aku tidak pernah bisa membencimu. Lalu, apakah kamu senang sudah menghancurkan hidupku?” kata Emery menantang Sienna.“Aku … ada alasan lain kenapa aku harus melakukannya?” ujar Sienna. Dia berusaha membela dirinya dan tidak mau disalahkan.“Alasan apa itu? Apa karena kamu iri padaku?” desak Emery. Sienna terdiam beberapa saat.“Katakan padaku! Aku ingin tahu yang sebenarnya darimu.” Emery memaksa Sienna agar mau mengatakannya.Sienna memalingkan wa

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Tega Menusuk Dari Belakang

    “Dengar Adrian! Aku tidak akan pernah mengizinkanmu memberikan apa pun tanpa seizinku. Kamu mengerti?” tegas Tuan Milano.“Maafkan aku, Ayah,” sesal Adrian. Dia tidak pernah menyangka kejadiannya akan menjadi seperti ini.“Dan kalian berdua … astaga!” Tuan Milano tidak tahu lagi harus melakukan apa pada Emery dan Ruben. Dia terlanjur kecewa pada mereka.Padahal Tuan Milano menyimpan banyak harapan pada Ruben dan Emery. Dia merasa dikhianati oleh keduanya.“Kalian berdua telah mengkhianatiku,” ungkap Tuan Milano sambil memendam kecewa.Tuan Milano meminta salah satu dari mereka untuk segera mengundurkan diri dari rumah sakit. Emery dan Ruben saling beradu pandang satu sama lain. Mereka pun mengajukan banding dan memohon pada Tuan Milano untuk mempertimbangkannya lagi. Sebelum Tuan Milano mengambil keputusan.“Tuan, bukankah Anda juga pernah berjanji pada saya akan menguji kemampuan

DMCA.com Protection Status