Home / Romansa / Cinta Pertama Uncle Will / Bab 31. Apa yang sudah kamu lakukan padaku

Share

Bab 31. Apa yang sudah kamu lakukan padaku

Author: Intan SR
last update Last Updated: 2023-12-05 09:35:26

William akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu kamar Alexandra. Dia berjalan ke arah mini bar kemudian meminum beberapa kaleng bir.

Hari ini entah mengapa ada beberapa hal yang membuatnya merasa asing dan aneh dalam waktu bersamaan. Dia merasa asing dengan Alexandra dan merasa aneh ketika memimpikan Thea dengan mimpi vulgar seperti itu.

Tangan William memijat kepalanya yang sedikit pusing. Dia tidak tahu pasti apakah yang menyebabkan pusingnya itu adalah bir yang dia minum atau karena masalah Alexandra.

Padahal dia hanya ingin yang terbaik untuk Alexandra. Tapi mengapa semuanya menjadi rumit seperti ini?

Di sisi lain, Alexandra keluar dari dalam kamar. Dia mengambil potongan melon dan dibawa ke meja makan. Dia melihat punggung William dari arahnya dan tanpa sadar memandangnya begitu lama.

Kendati sudah berpacaran dengan Andreas hari ini. Tapi dia merasa seperti ada yang kosong.

Entah ide gila apa yang terlintas dalam pikirannya mengapa dia mengiyakan ajakan pacaran dari An
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Pertama Uncle Will   32. Masuk dalam jebakan

    William sudah berada di dalam mobil. Mereka sudah berjalan selama dua jam dan tinggal satu jam lagi sampai ke vila jika jalanan tidak macet.William terlihat gelisah, dia pun mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Alexandra.Untung saja gadis itu sedang mau mengangkat telepon dari William.“Aku ada perjalanan keluar kota, mungkin aku pulang pagi. Atau menginap,” kata William.“Oke.”“Sebaiknya kamu pulang tepat waktu.”“Iya.”“Jangan lupa makan. Dan jangan… “Alexandra diam.“Aku akan kembali besok.”“Iya.”Telepon pun ditutup. William merasa bahwa keputusannya untuk menghubungi Alexandra adalah kesalahan. Karena dia sudah berharap hal lain ketika dia menghubungi Alexandra. Dia berharap keponakannya menjadi seperti waktu dulu, memintanya untuk membawakan makanan yang enak atau menyuruhnya agar lekas pulang. Tidak seperti ini.“Sebentar lagi kita akan sampai, Pak. Karena kebetulan hari ini jalanan tidak macet.”William mengangguk.**Thea keluar dari mobil saat sudah sampai

    Last Updated : 2023-12-05
  • Cinta Pertama Uncle Will   Bab 33. Firasat buruk

    Setelah mengetehaui jika William hanya bersama dengan Thea membuat Alexandra merasa khawatir. Firasatnya mengenai Thea entah mengapa tidak pernah begitu baik sejak awal.Sekali lihat pun Alexandra tahu jika wanita itu memiliki maksud tertentu pada William. Akan tetapi, dia sudah tidak bisa memberitahukan hal tersebut pada omnya karena hubungan mereka berdua sedang tidak baik baik saja.“Om Will kapan pulang, Om?” tanya Alexandra pada Evan yang baru saja datang membawakan makan malam untuk Alexandra.“Sepertinya besok karena ada hujan badai di sana. Mereka saat ini sedang menginap di vila, jangan khawatir.”“Itu malah yang membuatku semakin khawatir,” gumam Alexandra. Nafsu makannya menguap begitu saja. Membayangkan bagaimana mereka berakhir berdua di sebuah vila benar benar membuat Alexandra tidak dapat berpikir positif.Ingin sekali Alexandra menelpon omnya tapi dia terlalu gengsi untuk melakukannya.**“Maaf, tapi bisakah kamu keluar dari kamarku sekarang?” pinta William pada Thea,

    Last Updated : 2023-12-06
  • Cinta Pertama Uncle Will   Bab 34. Di motel

    William mengundang Evan untuk datang ke apartemennya. Tidak, itu bukan seperti undangan. Tapi lebih seperti paksaan agar Evan mau datang untuk menemaninya yang sedang suntuk hari itu.“Jadi… “ Evan duduk di minibar di apartemen William.“Aku bisa menahannya.”Evan menghela napas dengan lega.“Untung saja kamu tidak melakukan yang tidak tidak. Tadi malam Alex gelisah, mungkin firasat dia bagus mengenai kemarin malam.”“Kamu tidak bertanya kenapa tiba tiba aku menjadi panas?”“Mungkin karena suasana yang mendukung. Malam hujan lebat, kamu hanya berdua berada di dalam vila. Lalu apa lagi? Bukankah itu memungkinkan untukmu ingin melakukan hal itu?”William mendecakkan lidahnya. “Tapi tidak dengan Thea.”“Memangnya kenapa? Dia kan wanita bukan pria.”“Bukan itu masalahnya.”“Lalu?”William memilih untuk tidak menjawabnya.“Sudah jam sebelas kenapa Alexandra belum pulang?” Evan baru saja menyadari jika gadis itu belum pulang.William menyadarinya dan Alexandra belum kembali padahal seharusn

    Last Updated : 2023-12-06
  • Cinta Pertama Uncle Will   Bab 35. Kencan

    “Tidurlah.” William mengantar Alexandra sampai tempat tidurnya. Tapi gadis itu masih bergeming dan duduk di tepi ranjang sambil menatap William.“Jangan pergi,” kata Alexandra, dia memegang tangan William dan mengenggamnya dengan erat seolah tak ingin lelaki itu beranjak dari sana.Tangan William mengusap puncak kepala Alexandra. “Aku di sini… malam ini.”Alexandra menengadah merasakan tatapan William yang begitu lembut dan menenangkannya. Barulah setelah itu Alexandra dapat berbaring di atas tempat tidurnya dengan tenang. Sementara William duduk di tepi ranjang dan membelai kepala Alexandra sampai gadis itu terlelap tidur.Terbersit rasa bersalah dari William untuk kakaknya. Karena dia sudah melewati batas seperti ini. Bukankah hal seperti sekarang sangat lah aneh dilakukan bagi seorang om untuk keponakannya?“Aku benci Thea,” kata Alexandra. William menoleh.“Wanita itu… aku sangat membencinya.”William jadi teringat dengan kejadian tadi malam. Bagaimana jika seandainya dia mengizin

    Last Updated : 2023-12-09
  • Cinta Pertama Uncle Will   Bab 36. Melakukan sesuatu pada Alexandra

    “Pokoknya aku nggak bakal maafin orang yang ganggu acara kita hari ini,” kata Alexandra saat dia masuk ke dalam mobil William.William yang sudah berada di belakang kemudi tersenyum mendengar ucapan dari keponakannya itu.“Kita ke pantai seharian?”“Iya. Kita balik besok pagi.”“Kamu nggak sekolah?”“Izin sakit.”“Nggak boleh.”Alexandra merengek dan mengatakan pada William bahwa dia tidak pernah melakukan perjalanan ke pantai dengan seseorang selama ini. Jadi dia meminta keringanan pada William.“Kalau sampai nilaimu turun, om akan menghukummu.”“Hukum apa?”“Kita nggak akan ketemu satu minggu.”Alexandra menghela napasnya. Lalu menyenderkan punggungnya ke kursi. William sangat tahu bagaimana cara mengancam dirinya.“Oke oke, nilaiku nggak bakalan turun.”“Kalau begitu aku pesan hotel dulu.”“Aku udah pesan kok.”William menoleh. Alexandra tersenyum penuh maksud.**William terkejut ketika Alexandra hanya memesan satu kamar untuk mereka berdua. Hanya saja di dalam kamar ada double be

    Last Updated : 2023-12-09
  • Cinta Pertama Uncle Will   Bab 37. Seranjang berdua

    William sudah kembali segar setelah mengalami waktu yang krisis beberapa waktu yang lalu. Rambutnya masih basah ketika dia keluar dari kamar mandi.Matanya langsung terpaku pada makanan yang sudah terhidang di atas meja.“Lex, makan dulu. Hari ini kamu baru makan tadi pagi, kan?” William melihat ALexandra berbaring memunggunginya. Tubuhnya yang kecil terbungkus oleh sweater tanpa memakai pakaian dulu.“Lex, kamu sakit?” tanya William lagi. Dia menghampiri ranjang Alexandra setelah mengenakan kaosnya yang berwarna putih.“Pakai pakaianmu dulu, setelah itu makan.” Tangan William mengusap kepala Alexandra. Dan gadis itu tidak sedang demam.“Kamu nggak makan?”“Nanti. Aku ngantuk banget om.”“Memangnya tidur jam berapa tadi malam?”“Tiga.”“Kenapa tidur jam tiga?”“Banyak pikiran.” Jawaban dari Alexandra seperti sadar tak sadar.“Jadi begitu ya?” William menyelimuti Alexandra, membiarkan keponakannya itu tidur sebentar. Dia pun akhirnya mengurungkan makan karena tak enak makan sendiri.Di

    Last Updated : 2023-12-09
  • Cinta Pertama Uncle Will   Bab 38. Ciuman Pertama

    William sama sekali tidak bisa tidur malam itu setelah Alexandra memutuskan untuk tidur di ranjang yang sama dengannya. Ia tidak tahu bagaimana caranya melepaskan pelukan gadis itu dan pergi menjauh karena takut dirinya tak dapat menahan dirinya.“Lex, kalau yang kamu peluk bukan aku. Aku nggak tau apa jadinya sekarang,” kata William. Mau tak mau dia memiringkan tubuhnya dan menghadap ke arah Alexandra.Ia membuka selimut dan memperlihatkan wajah polos Alexandra yang sedang terlelap dalam mimpinya.Jari William menyelipkan anak rambut Alexandra ke belakang telinganya. Lalu mengusap pipi Alexandra dengan lembut.Wajah yang dia lihat ketika masih bayi, kini sudah berubah menjadi sosok gadis yang cantik yang terkadang menyebalkan.Dia tidak menyangka jika bayi yang pernah dia gendong kini berada di pelukannya.“Ibu, Kakak, maafkan aku,” kata William pelan. Godaan yang dia dapatkan benar benar begitu besar malam ini. Bahkan masalah Thea malam itu tak ada apa apanya.Jari telunjuk William

    Last Updated : 2023-12-09
  • Cinta Pertama Uncle Will   Bab 39. One night stand

    William menyesap anggurnya. Bayangan kejadian beberapa waktu yang lalu benar benar membuatnya gelisah. Dia hampir gila karena sudah mencium Alexandra tadi.Dia lelaki dan dia normal. Tak mungkin dia bisa menolak bibir seorang gadis yang ada di hadapannya.“Boleh kutemani?” Seorang wanita tiba tiba duduk di sebelah William.William mengangguk setelah melihat wajah si wanita sebentar.“Sendirian?”“Kamu bisa melihat sendiri kalau aku duduk sendiri,” balasnya dengan tak minat.Wanita itu terkekeh, kemudian memesan minuman yang sama seperti William.“Mau kutemani juga malam ini? Aku bebas malam ini.”Melirik ke bayangan wanita di sebelahnya. William berpikir jika paras wanita tersebut lumayan cantik. Bibir yang tebal dan penuh dan juga bulu matanya yang lentik. Pakaiannya lumayan terbuka, dengan menunjukkan belahan dadanya.“Boleh,” jawab William. “Tapi aku akan minum satu gelas lagi.”Wanita itu mengangguk, menunggu William minum hingga kemudian mabuk.Setelah mabuk, William dibawa pergi

    Last Updated : 2023-12-11

Latest chapter

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 157. tinggal kenangan

    Tiga puluh lima tahun kemudian, rumah tepi pantai itu masih berdiri megah dan menawan, dikelilingi oleh pemandangan yang sama indahnya seperti saat Alexandra dan William pertama kali menempatinya. Namun, kini Alexandra telah berusia 65 tahun dan William telah tiada. Di sore hari yang cerah itu, Alexandra duduk di balkon rumahnya, ditemani oleh anak-anak dan cucu-cucunya. Angin laut yang sepoi-sepoi membawa aroma asin yang familiar, membawa kenangan indah bersama William. "Ini benar-benar tempat yang indah, Bu," kata Michael, anak sulung Alexandra. Ia berdiri di sampingnya, memandang laut yang luas. "Aku bisa mengerti mengapa Ayah dan Ibu memilih tinggal di sini." "Ya, Ayahmu dan aku selalu merasa damai di sini," jawab Alexandra sambil tersenyum. "Setiap hari yang kita habiskan di sini adalah anugerah." Cucu-cucunya berlari-larian di pasir putih, tertawa riang. Sarah, cucu tertuanya, mendekati Alexandra dan memeluknya dengan erat. "Nenek, ceritakan lagi tentang kakek. Apa yang palin

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 156. akhir yang bahagia

    William dan Alexandra kini telah menetap di rumah impian mereka yang terletak di pinggir pantai yang indah. Setiap sore, mereka bersama anak mereka menikmati pemandangan matahari terbenam yang mempesona dari balkon rumah mereka. Angin laut yang sepoi-sepoi menerpa wajah mereka, menambah kenyamanan suasana kebersamaan keluarga kecil ini.Keduanya telah bekerja keras untuk mencapai impian ini, membangun rumah sederhana namun hangat, di mana mereka dapat menjalani kehidupan yang berkualitas bersama anak mereka. William, seorang pengusaha sukses, selalu meluangkan waktu untuk Alexandra dan anak mereka, sementara Alexandra, seorang penulis handal, selalu memastikan bahwa rumah mereka terjaga dan nyaman untuk ditinggali."Indah sekali sore ini," ujar Alexandra sambil memandang matahari yang perlahan-lahan tenggelam di cakrawala."Ya, benar-benar menakjubkan," jawab William. Ia merangkul Alexandra dengan hangat. "Setiap kali melihat pemandangan ini, aku merasa semua kerja keras kita terbayar

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 155. adegan yang hilang 3

    Satu minggu kemudian, Alexandra dan William pergi ke taman bermain setelah Alexandra mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Mereka berdua berjalan-jalan di taman yang ramai, menikmati suasana yang ceria."Lex, om sangat bangga padamu. Kamu sudah berusaha keras dan akhirnya mendapatkan nilai yang bagus," ucap William sambil tersenyum pada Alexandra."Terima kasih, Om. Aku senang bisa membuatmu bangga," jawab Alexandra sambil tersenyum cerah.Mereka berdua berjalan-jalan di sekitar taman bermain, melihat anak-anak yang sedang bermain dengan riang. Alexandra merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama William di tempat yang menyenangkan seperti itu.Mereka berdua naik perosotan, bermain ayunan, dan menikmati berbagai permainan di taman bermain. Alexandra merasa sangat bahagia bisa berada di sana bersama William, orang yang sangat ia sayangi.Setelah puas bermain, mereka duduk di bangku taman sambil menikmati pemandangan sekitar. "Terima kasih sudah membawaku ke sini, Om. Aku benar-b

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 155. adegan yang hilang

    "Lex aku akan pergi ke tempat Sarah. Kamu baik-baik saja kan di sini sendiri?" "Kapan om pulang?" "Mungkin besok pagi.""Hmm baiklah."Saat William hendak pergi dan hendak membuka pintu, tiba-tiba Alexandra merasa pusing yang sangat hebat. Dia mencoba berdiri tetapi kakinya lemas, lalu pingsan di pelukan William."Lex! Lex, bangun!" seru William panik sambil mencoba membangunkan Alexandra. Dia memegang wajah Alexandra dengan lembut, mencari tanda-tanda kesadaran.Karena khawatir terjadi apa-apa pada Alexandra akhirnya William membawanya ke rumah sakit. **Sementara itu, seorang perawat datang untuk membantu. Mereka bersama-sama mengangkat Alexandra ke tempat tidur yang tersedia di ruang gawat darurat.William duduk di samping tempat tidur, wajahnya penuh kekhawatiran. Dia menggenggam tangan Alexandra dengan erat, berharap gadis itu segera sadar.Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, Alexandra akhirnya membuka mata. Dia memandang sekeliling dengan bingung, tidak tahu

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 154. adegan yang hilang (Alexandra dan William) part 1

    William tiba di apartemennya setelah seharian kerja. Saat ia memasuki ruang tamu, ia melihat Alexandra tertidur pulas di balkon. Bulan purnama menerangi wajah muda Alexandra yang tenang. William menghampirinya dengan langkah hati-hati agar tidak membangunkannya. "Dingin sekali di sini," gumam William sambil menyelimuti Alexandra dengan lembut. Gadis itu merasa hangat dan sedikit menggeliat, tetapi tetap tertidur.Setelah meyakinkan diri bahwa Alexandra nyaman dengan selimutnya, William memutuskan untuk membopongnya ke dalam kamar. Tubuh Alexandra yang ringan membuatnya mudah diangkat. Langkahnya pelan, tidak ingin mengganggu tidur Alexandra yang lelap. Sampai di dalam kamar, William meletakkan Alexandra dengan lembut di atas tempat tidur. Ia memandang wajah gadis itu dengan penuh perhatian sejenak, lalu menutup pintu kamar perlahan ketika meninggalkannya untuk tidur dengan tenang.--Malam itu, Alexandra terbangun dari tidurnya dengan napas tersengal-sengal. Ia tampak gelisah, terli

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 153. kasus ditutup

    Evan duduk gelisah di ruang tamu rumahnya, memikirkan nasib Arini yang belum diketahui keberadaannya. Hatinya penuh kekhawatiran dan rasa bersalah karena tidak bisa melindungi Arini. Ponselnya tiba-tiba berdering, mengagetkannya. Dia buru-buru mengambilnya dan melihat panggilan masuk dari nomor polisi.Evan mengangkat telepon, "Halo, ini Evan.""Halo, Pak Evan. Kami dari kepolisian ingin memberitahukan bahwa Arini telah ditemukan. Dia sedang dirawat di rumah sakit setelah mengalami kejadian yang traumatis. Anda bisa menjemputnya di sana."Evan merasa lega, "Oh, syukurlah. Terima kasih banyak atas informasinya. Saya akan segera ke sana."Evan segera mengambil kunci mobilnya dan bergegas ke rumah sakit. Saat tiba di sana, dia langsung menuju ruang perawatan tempat Arini berada. Dia melihat Arini terbaring di tempat tidur, tampak lemah dan pucat, tetapi dia merasa lega melihat Arini selamat.Evan duduk di samping tempat tidur Arini. "Arini. Bagaimana kabarmu?"Arini dengan suara lemah. "

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 152. gila dan obsesi

    Polisi setelah menerima laporan penculikan dari Evan, segera melakukan penyelidikan dan menemukan keberadaan rumah Edward. Dengan sigap, mereka menggerebek rumah tersebut dengan harapan menemukan Arini.Saat polisi memasuki rumah, mereka menemukan Edward sedang berusaha untuk melarikan diri melalui pintu belakang. Dengan cepat, polisi mengejar dan berusaha menghentikannya. Namun, Edward menolak untuk menyerah dan terus berlari.Dalam keputusasaan, salah satu polisi memutuskan untuk menembak ke arah kaki Edward untuk menghentikannya. Peluru tersebut mengenai kakinya, membuat Edward jatuh tersungkur ke tanah dengan rasa sakit yang luar biasa.Polisi segera menangkap Edward dan memeriksanya untuk memastikan dia tidak membawa senjata atau bahaya lainnya. Setelah yakin aman, mereka membawanya ke mobil patroli dan membawanya ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.Sementara itu, Arini telah dibawa pulang oleh pria yang menolongnya di hutan. Dia merasa lega karena telah sela

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 151. kabur

    Arini duduk tegak di dalam kamar yang gelap dan hening. Dia merasa terjebak dalam situasi yang mencekam dan tidak tahu bagaimana cara untuk keluar dari situasi tersebut. Mendadak, pintu terbuka dan Edward masuk membawa sebuah piring makanan."Dengar, Arini. Aku tidak akan membiarkanmu kelaparan. Silakan makan," ucap Edward dengan suara yang tenang, lalu dia duduk di depan Arini.Arini menatap piring makanan itu dengan perasaan campur aduk. Dia tahu bahwa menolak akan membuat situasinya semakin buruk, tetapi dia juga tidak ingin bergantung pada Edward.Tanpa kata, Arini menerima piring makanan itu dari tangan Edward. Dia mencoba untuk memakannya dengan lambat, tetapi perasaannya yang campur aduk membuatnya kesulitan menelan makanan. Akhirnya, rasa mual yang teramat sangat membuatnya tidak tahan lagi, dan dia memuntahkan semua makanan yang sudah dimakan ke piring di hadapannya.Edward terkejut melihat tindakan Arini. "Kenapa kau melakukan itu, Arini? Aku mencoba untuk memperlakukanmu de

  • Cinta Pertama Uncle Will   bab 150. posesif

    Arini merasa panik ketika mobil yang dikemudikan oleh Edward semakin menjauh dari tempat pesta pernikahan. Dia mencoba untuk tetap tenang, tetapi kekhawatirannya semakin memuncak ketika dia menyadari bahwa dia sedang dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahuinya.Edward tidak mengucapkan sepatah kata pun selama perjalanan. Arini mencoba mencari peluang untuk melarikan diri, tetapi dia sadar bahwa dia tidak bisa melawan sendirian. Dia merasa semakin terjebak dalam situasi yang mencekam.Setelah beberapa saat, mobil akhirnya berhenti di depan sebuah rumah yang besar dan mewah. Edward membawa Arini masuk ke dalam rumah tersebut tanpa berkata apa-apa. Arini mencoba untuk tetap tenang, tetapi ketakutan yang dirasakannya membuatnya gemetar.Di dalam rumah, Arini dibawa ke sebuah ruangan yang gelap. Edward menutup pintu dan duduk di depan Arini dengan tatapan dingin. "Kau tahu mengapa aku membawamu ke sini, kan?" ucap Edward dengan suara yang dingin.Arini menelan ludahnya. "Apa yang kau in

DMCA.com Protection Status