Share

Cinta Membara Sang Kakak
Cinta Membara Sang Kakak
Penulis: Horae

Bab 1

Penulis: Horae
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Wanda Blakely lupa dialognya lagi.

Saat dia menghadapi pemeran pendukung pria yang kedua dan salah untuk ketiga kalinya, sutradara akhirnya tidak bisa menahan emosinya dan langsung melempar tanda yang dipegang di tangannya. Sutradara itu langsung berteriak, "Istirahat dulu lima menit. Adegan protagonis wanita nanti diambil dulu!"

Sekarang sudah bulan Desember. Wanda hanya memakai pakaian yang tipis. Saat sutradara berteriak untuk istirahat, tiba-tiba ada angin dingin bertiup. Wanda langsung memeluk dirinya dengan erat.

Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat ekspresi sutradara yang hitam bagaikan pantat kuali.

Pemeran pendukung pria yang kedua itu berjalan ke arahnya, lalu dengan ramah memberikannya sebuah mantel yang tebal. Nada suaranya terdengar prihatin, "Apa kamu tidak istirahat dengan baik?"

Meskipun Wanda hanyalah seorang artis yang tidak dikenal, tapi kali ini dia memainkan peran sebagai pemeran pendukung wanita yang ketiga. Biasanya dia sangat bertanggung jawab atas pekerjaannya dan sangat memahami setiap dialog dari karakter yang diperankannya. Kesalahan sampai tiga kali seperti hari ini biasanya tidak pernah terjadi sebelumnya.

Wanda mengambil mantel dari tangan pria itu dan mengucapkan terima kasih dengan pelan.

Saat Wanda mendengar perkataannya, dia mengedipkan mata dan mengangguk pelan.

Wanda juga tahu kondisinya hari ini kurang baik, tapi alasannya bukan seperti yang dikatakan pria itu. Dia sendiri bahkan terlalu malu untuk mengatakan alasan sebenarnya.

Tadi malam setelah selesai melihat dialog, dia tidak bisa tidur karena kebanyakan minum kopi. Dia sama sekali tidak bisa tidur. Jadi, dia terpaksa membaca novel online untuk menghabiskan waktu.

Kebetulan sekali, dia secara acak menemukan novel yang berjudul "Cinta Membara" di dalam kategori novel romansa. Pemeran pendukung wanita di dalam novel itu punya nama yang sama dengannya. Awalnya dia hanya berencana melihat selama setengah jam untuk membuat diri sendiri mengantuk dan tidur. Anehnya, setelah membaca beberapa saat, Wanda tenggelam ke dalam cerita novel itu. Dia kemudian lupa waktu dan bergadang untuk membaca habis novel itu.

Pemeran pendukung wanita di novel itu adalah anak dari keluarga miskin, tapi karena kesalahan seorang perawat di rumah sakit 18 tahun yang lalu, hidupnya tertukar dengan anak perempuan dari keluarga yang kaya. Oleh karena itu, dia memiliki kehidupan yang bukan miliknya sejak awal.

Namun, kebenaran suatu hari akan selalu terungkap. 18 tahun kemudian, karena sebuah kecelakaan, kenyataan bahwa pemeran pendukung wanita itu bukanlah putri kandung Keluarga Blakely terungkap. Setelah itu, kehidupannya berubah drastis.

Saat mengingat nasib pemeran pendukung wanita di novel, Wanda hanya bisa menghela napas. Meskipun pemeran pendukung wanita memang sombong, sebenarnya dia tidak jahat. Selain itu, apa yang terjadi saat itu, sama sekali bukanlah salahnya.

Sebenarny, dari masalah ini protagonis wanita dan pemeran pendukung wanita sama-sama tidak bersalah. Kedua anak itu bisa tertukar itu semua karena kesalahan pihak rumah sakit, tapi protagonis wanita malah menyalahkan semuanya pada pemeran pendukung wanita. Dia merasa pemeran pendukung wanita telah merenggut kebahagian selama 18 tahun miliknya. Oleh karena itu, protagonis wanita melakukan pembalasan dendamnya.

Saat melihat nasib terakhir pemeran pendukung wanita, Wanda lalu menutup halaman novel itu.

Wanda tahu itu bukanlah kehidupannya, tapi mungkin karena nama pemeran pendukung wanita itu memiliki nama yang sama dengannya, hatinya terasa muram setelah membaca habis novel itu. Dia merasa berbuat apa pun sepertinya tidak ada semangat.

Sepanjang malam dan pagi ini, suasana hatinya masih terpengaruh oleh cerita novel itu dan merasa sangat tertekan. Jadi, dia sampai berulang kali melakukan kesalahan saat syuting adegan pagi tadi.

"Setelah selesai syuting hari ini, kamu istirahat lebih awal. Kulihat rona wajahmu sangat buruk," ujar pria itu.

Wanda dan pria itu sebenarnya tidak ada hubungan apa pun. Keduanya mengenal setelah syuting bersama dalam drama serial tv ini. Popularitas pria ini jauh lebih bagus daripada dirinya, tapi Wanda sama sekali tidak berniat untuk berhubungan lebih dalam dengannya. Setelah mendengar perkataan pria itu, dia hanya mengangguk pelan.

Setelah istirahat lima menit, syuting adegan protagonis wanita dipercepat. Wanda hanya menunggu di samping dengan tenang.

Kali ini, Wanda harus menunggu selama empat jam baru sampai kegilirannya.

Syuting adegannya adalah tentang pemeran pendukung wanita yang ketiga lompat dari tebing dan mati untuk cinta. Jadi, adegan ini membutuhkan kawat gantung.

Meskipun saat ini popularitas Wanda masih rendah, beberapa tahun ini dia juga sudah banyak syuting berbagai film. Dia tentu saja pernah menggunakan kawat gantung.

Adegan melompat dari tebing ini butuh persyaratan tinggi bagi para aktor. Gerakan para aktor tidak boleh kaku. Meskipun berada di udara, juga tetap harus menjaga posisi yang baik untuk di syuting. Terutama adegan tragis seperti ini, dari pinggiran mata wajib mengeluarkan beberapa tetes air mata untuk memperlihatkan keindahan adegan tragis ini.

Saat Wanda digantung di udara dengan kawat gantung, dia bahkan tidak perlu mempersiapkan air matanya. Karena angin dingin secara refleks membuat air matanya keluar.

Ujung hidungnya sampai memerah karena tertiup angin.

Kelihatannya memang agak menyedihkan.

Dia mempersiapkan pose tubuh, tapi entah kenapa ada suara berisik dari bawah.

"Gawat! Kawat gantungnya rusak!" ujar seseorang.

"Cepat! Cepat ambil bantalan udara!" ujar yang lain.

"Cepat telepon ambulans!" Terdengar suara panik lainnya.

Wanda masih belum sadar apa yang terjadi. Detik berikutnya, dia langsung terbanting ke tanah dari ketinggian 10 meter.

...

"Wanda, cepat lihat. Nanti kamu berencana pakai gaun apa?"

Wanda mendengar ada suara celoteh anak gadis dari samping telinganya.

"Aduh, gaun ini bagus sekali, tapi sepertinya terlalu seksi dan tidak cocok denganmu. Lebih baik gaun yang ini saja. Kalau pakai kelihatan energik dan agak seksi." Otak Wanda masih agak terasa kacau. Dia kelihatan masih linglung.

Wanda membuka mata. Setelah beberapa saat, pandangan matanya perlahan-lahan menjadi jelas.

Saat ini, dia sedang duduk di sebuah tempat tidur yang empuk. Tidak jauh darinya, berdiri seorang gadis berwajah hati. Gadis itu sepertinya berumur 17-an. Di wajahnya kelihatan ada beberapa jerawat.

Shena Levine memandang Wanda yang sedang duduk dengan bengong. Dia segera mendorong Wanda, lalu bertanya padanya dengan nada heran, "Kamu kenapa? Jamuan sambutan kakakmu akan dimulai satu jam lagi. Gaun yang mau kamu pakai untuk malam ini juga belum selesai dipilih. Cepatlah."

Kakak? Wanda adalah anak tunggal di keluarganya, dari mana muncul seorang kakak?

Di tambah lagi gadis kecil di depannya ini. Dia yakin selama 24 tahun hidupnya, dia tidak mengenal gadis ini.

Hal yang paling penting adalah dia ingat dengan jelas kawat gantung yang dipakainya putus dan dia terjatuh dari ketinggian 10 meter. Di saat-saat terakhir hidupnya, dia hanya merasakan sakit yang luar biasa dari sekujur tubuhnya. Selanjutnya, dia sudah kehilangan kesadaran.

Saat membuka mata lagi, dia sudah muncul di sini.

Wanda samar-samar merasa masalah sepertinya sudah berada di luar kendalinya, tapi dia merasa bertahun-tahun tenggelam di dalam dunia hiburan tidak sia-sia. Dia telah bekerja keras selama bertahun-tahun dan sudah punya pengalaman dalam menghadapi situasi seperti apa pun. Dia diam-diam memilih gaun hitam Red Velvet.

"Yang ini saja." Saat mendengar suara yang keluar dari mulutnya, Wanda langsung terkejut.

Suaranya ini terdengar terlalu muda.

Ini sama sekali bukan suaranya.

Saat ini juga, kepalanya mendadak terasa agak sakit.

Berbagai macam kenangan yang tercampur aduk berbarengan keluar.

Ada kenangan miliknya sendiri, ada juga kenangan gadis yang punya nama sama dengannya ini.

Semua kenangan itu bercampur menjadi satu sampai membuatnya merasa pusing tujuh keliling.

"Ah, Wanda kamu kenapa? Kamu jangan menakutiku!"

Wanda membutuhkan satu menit untuk sepenuhnya memahami situasinya saat ini.

Dia ternyata melintasi waktu dan masuk ke dalam novel! Dia benar-benar masuk ke dalam novel "Cinta Membara" yang dia baca belum lama ini.

Bab terkait

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 2

    Saat Wanda sadar akan hal ini, hatinya seperti terombang-ambing. Wanda tidak menunjukkan perasaan yang dirasakannya saat ini, dia hanya berkata pada Shena, "Shena, aku sepertinya kurang enak badan. Bisakah kamu biarkan aku sendiri sebentar dulu?"Shena menggigit bibirnya, lalu melihat rona wajah Wanda dan melihat wajahnya agak pucat. Ada keringat muncul di dahinya dan Shena segera berkata, "Baiklah. Kamu istirahat sebentar dulu, tapi sebisa mungkin kamu harus cepat. Kakakmu seharusnya sekarang sudah turun dari pesawat. Gawat sekali kalau kamu sampai terlambat.""Aku tahu, Shena," ujar Wanda.Saat Shena sudah pergi, Wanda baru menatap kedua tangan yang putih dan lembut itu dengan tatapan tak percaya.Tangan ini benar-benar berbeda dengan tangannya yang kapalan.Kukunya digunting dengan rapi dan diwarnai dengan warna merah muda. Jari-jarinya ramping dan sangat cocok digunakan untuk bermain piano.Dia melihat kamarnya, lalu ke arah cermin yang di belakangnya. Dia melihat ada sebuah wajah

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 3

    Wanda berpikir sesaat, lalu membuat keputusan.Dia memutuskan menyembunyikan faktanya untuk saat ini. Dalam waktu setahun, dia akan membentuk sebuah perlindungan untuk dirinya sendiri setahun kemudian saat keluar dari Keluarga Blakely.Mia Hansley di dalam novel yang akhirnya menjadi Mia Blakely adalah protagonis wanita. Dia adalah orang yang sangat hebat.Dia dibesarkan di keluarga miskin, tetapi nilainya sangat bagus. Di kelas, dia selalu mendapat peringat tiga teratas.Agar bisa membuat keluarganya bisa hidup lebih baik, saat umur 17 tahun dia putus sekolah dan masuk ke industri hiburan.Meskipun Mia tidak mengambil jurusan akting, dia bekerja lebih keras daripada siapa pun. Dia sama sekali tidak tenggelam dalam gemerlapnya dunia hiburan, melainkan berusaha keras melatih dialog perannya. Setiap langkah yang diambilnya membuat statusnya perlahan naik. Di saat yang sama, usaha kerasnya itu mendapatkan perhatian sang protagonis pria, Theo Cullen.Sejak saat itu, kisah cinta antara pro

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 4

    Rowan ingat waktu kecil Wanda sangat takut pada Edison, tapi sekarang Wanda sudah dewasa dan mereka sudah tidak bertemu selama empat tahun. Jika hubungan persaudaraan mereka bisa semakin dekat, Rowan akan lebih senang."Bagus, bagus! Ed, kalau aku tidak di rumah, ingat jaga Wanda," ujar Rowan sambil mengingatkan Edison.Edison hanya melirik Wanda sesaat, lalu mengangguk dan menjawab, "Baik, Ayah."Rowan menghela napas lega setelah mendengar jawaban Edison.Sebenarnya, hal ini juga merupakan kelalaian Rowan. Biasanya dia selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai mengabaikan perhatian terhadap putranya. Ditambah lagi istrinya yang meninggal saat usia Edison masih kecil. Edison termasuk tumbuh besar tanpa perhatian dari orang tuanya.Entah sejak kapan, Edison sudah terbiasa bersikap untuk tidak peduli terhadap segala sesuatu.Sepertinya, di dunia ini sama sekali tidak ada sesuatu yang bisa menarik perhatiannya.Saat Rowan menyadari masalah ini, putranya sudah hampir dewasa.Sifat Edison su

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 5

    Jika Wanda bisa masuk ke dalam dunia hiburan, dia bisa mendapatkan sumber daya terbaik. Dalam satu tahun ini, dia akan berusaha keras. Jika tidak ada masalah lain, dia seharusnya bisa membuat fondasi hidupnya di dalam dunia hiburan.Meskipun nantinya identitasnya yang sebenarnya akan diketahui dunia dan kembali ke Keluarga Hansley, dia tetap bisa menghidupi sendiri dan keluarganya.Mengenai masalah ini, dia berencana membicarakannya dengan Rowan beberapa hari lagi.Rowan orangnya tidak kolot. Saat itu, jika dia bisa bicara baik-baik dengannya, mungkin Rowan akan memberinya izin.Sambil berpikir begitu, Wanda akhirnya bisa bersantai sedikit dan tidak perlu terlalu banyak berpikir mengenai masa depannya.Rowan dan Edison pergi minum bersama dengan para tamu yang datang. Wanda dan sahabatnya, Shena duduk bersama di area makanan ringan untuk makan."Ah! Wanda, kakakmu tampan sekali!"Edison dari dulu memang tampan, tapi ini pertama kalinya dia muncul di depan publik setelah empat tahun di

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 6

    Dansa waltz ini langsung membuat Wanda dan Edison menjadi perhatian utama para penonton.Saat meninggalkan lantai dansa, Edison dengan lembut memeluk pinggang Wanda agar dia tidak ditabrak oleh para tamu yang menonton mereka.Edison yang punya tinggi 188 sentimeter, hanya berdiri di samping Wanda saja sudah cukup memberinya rasa aman.Wanda merasa selama Edison mau, dia pasti akan melakukan yang terbaik dalam segala hal. Namun, biasanya dia tidak ingin merepotkan diri untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Karena bagi Edison, tidak ada seorang pun yang layak mendapatkan perhatiannya.Begitu mereka meninggalkan lantai dansa, Edison langsung menarik kembali tangannya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya. Dia kembali lagi menjadi dirinya yang dingin seperti biasa.Wanda sama sekali tidak tahu harus berkata apa saat melihatnya yang seperti itu.Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya menaklukkan kakaknya ini. Jika dalam games, maka kakaknya ini bisa disebut sebagai bos musuh dal

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 7

    Keesokan harinya, Wanda terbangun oleh bunyi jam alarm. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi.Ini jam yang dia setel tadi malam. Dia sengaja menyetelnya belasan menit lebih awal.Rowan seharusnya akan pergi hari ini. Entah kapan mereka akan bertemu kembali. Jika dia memang berencana masuk ke dunia hiburan, dia harus membicarakan masalah ini dengan Rowan hari ini.Wanda menghabiskan waktu untuk menghilangkan rasa kantuknya, lalu bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Dia segera mengikat rambutnya yang panjang dengan model ponytail. Dia juga tidak lupa mengoleskan beberapa produk perawatan kulit untuk melembabkan wajah, lalu turun ke lantai bawah.Saat Wanda turun, Rowan dan Edison sudah ada di lantai bawah. Dia juga tidak tahu kapan mereka berdua bangun, tapi setidaknya mereka pasti bangun lebih pagi darinya.Saat melihat kedua pria itu, senyuman manis muncul di wajah Wanda dan dia segera menyapa mereka, "Selamat pagi, Ayah, Kak Ed."Rowan memandangi putri

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 8

    Mobil Wanda langsung melambat saat tiba di Jalan Temu. Dia lalu menjulurkan kepalanya sedikit untuk melihat ke pinggir jalan.Tidak disangka, dia lumayan beruntung. Hanya sebentar saja dia sudah menemukan orang yang dicarinya.Di bawah pohon ketapang yang tidak jauh, ada dua orang tua berambut putih sedang membersihkan dedaunan yang berguguran dengan rajin.Karena hidup mereka terlalu miskin, sehingga penampilan mereka terlihat lebih tua dibandingkan dengan orang yang seusia dengan mereka. Mereka terlihat sudah umur 60-an. Mereka berdua memakai jaket tebal yang kelihatan murahan dan kotor.Wanda tahu dari novel yang dia baca, kedua orang ini adalah orang baik. Mereka memang miskin, tapi mereka sangat peduli terhadap putri mereka. Uang yang mereka sisakan saja tidak tega mereka pakai. Mereka memberikan semua sisa uang mereka pada Mia.Sayangnya, hidup mereka tidak berakhir dengan baik.Hanya karena mereka adalah orang tua kandung Wanda, sehingga mereka juga ikut dibenci oleh Mia. Saat

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 9

    Wanda baru pulang tak lama, kepalanya terasa agak pusing. Mungkin saja karena dia sudah terbiasa tinggal di tempat yang cuacanya hangat, tubuhnya tidak bisa beradaptasi ketika tertiup angin dingin. Dia juga tidak terlalu banyak memikirkan hal ini. Harusnya setelah minum kopi, dia tidak akan gampang tertidur. Namun, kepalanya terasa pusing dan tidak nyaman. Lagipula dia tidak ada kerjaan hari ini, sehingga Wanda langsung pergi tidur. Setelah berbaring, Wanda kemudian tertidur diiringi sakit di kepalanya. Saat ini, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tubuhnya terasa tidak nyaman. Kadang terasa panas bagaikan dibakar di atas tungku api, kadang terasa dingin bagaikan tenggelam dalam air es. Rasa panas dan dingin yang silih berganti ini membuatnya merasa tidak nyaman sekali. Dahi Wanda bercucuran keringat. Dia seperti tenggelam dalam mimpi buruk dan tidak bisa melepaskan diri dan tersadar dari mimpi buruk itu. Di dalam mimpinya, dia seperti tidak punya pilihan dan bergerak sesuai de

Bab terbaru

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 14

    Dulu, tidak pernah ada seorang pun yang menggunakan sepasang tangan yang begitu hangat untuk menghiburnya. Kini, dia hanya berharap kehangatan yang dia rasakan saat ini bisa bertahan lebih lama lagi. Saat ini, dia bahkan dengan egoisnya berpikir mungkin dia bisa mencari cara agar menghindari kecelakaan yang akan terjadi setahun kemudian, lalu berusaha untuk menyembunyikannya dari Keluarga Blakely. Dengan begitu, dia akan tetap menjadi putri kandung Keluarga Blakely dan tetap mendapatkan perhatian Edison. Lebih baik lagi jika seumur hidup rahasia ini tidak pernah terkuak. Seumur hidup sebenarnya hanya beberapa puluh tahun dan akan berlalu dalam sekejap mata. Jika dia lebih berhati-hati, siapa tahu hal ini bisa terkabul? Wanda masih terisak-isak dan sedang memikirkan apakah ide yang muncul di pikirannya ini bisa dijalankan, tiba-tiba dia merasakan tubuhnya dipeluk oleh sebuah pelukan yang terasa agak keras, tetapi terasa hangat. Karena terlalu terkejut, dia sampai lupa untuk menan

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 13

    Sejak masuk SMP, hubungannya dengan beberapa murid perempuan di kelas sudah agak menegang karena wajah cantiknya. Jika bukan karena dia adalah putri Rowan, mungkin saja dia akan mengalami penindasan di sekolah karena wajah cantiknya itu. Namun, dia tetap bersikeras masuk ke sekolah swasta. Di dalam kelas juga ada banyak anak orang kaya dan juga anak pejabat. Di antara mereka yang paling sering cari masalah dengannya ada Yerin yang ayahnya merupakan seorang pejabat. Hubungan Yerin dengan murid perempuan di kelas masih lumayan baik. Dia sengaja membentuk sebuah grup anak perempuan untuk mengucilkan Wanda. Alhasil, meskipun Wanda adalah putri dari Keluarga Blakely, dia tetap saja tidak melewati hari yang menyenangkan di sekolah. Mungkin juga karena Wanda sudah mewarisi ingatan pemilik tubuh asli ini, sehingga matanya terasa agak perih saat mengingat kembali masa lalu itu. Dalam hatinya mendadak muncul perasaan sedih. Wanda sangat mengerti, sekarang adalah kesempatan yang sangat b

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 12

    Setelah Wanda selesai menyikat gigi dan mencuci muka, dia buru-buru turun ke bawah. Edison sedang duduk di atas sofa sambil bekerja. Sinar matahari di luar jendela kelihatan menyinari wajah Edison dan semakin membuat wajahnya terlihat lembut.Dia mengenakan kemeja putih dan sedang menundukkan kepalanya.Saat melihatnya yang seperti itu, entah mengapa Wanda merasa hidupnya saat ini begitu damai.Seandainya waktu bisa berhenti saat ini juga ....Wanda segera menghampirinya dan memanggilnya, "Kak Ed."Edison mendongak dan berkata, "Sebentar lagi selesai." Setelah berkata, dia berhenti sejenak, lalu bertanya padanya, "Apa demammu sudah turun?"Wanda tersenyum dan menjawabnya, "Demamku sudah turun."Edison mengernyit, "Badan kamu sudah enakan?""Sudah!" jawab Wanda dengan riang.Edison lalu mengalihkan perhatiannya kembali ke layar laptopnya. Dia tidak membuat Wanda menunggu terlalu lama. Hanya dalam waktu lima menit, dia menyelesaikan semua urusan yang penting, lalu berdiri dari sofa. Di

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 11

    Edison sedang duduk di samping tempat tidur Wanda sambil bekerja dengan laptopnya ketika Wanda terbangun.Lampu kamar tidak dibuka. Jadi, kamar itu terlihat agak gelap. Pancaran cahaya dingin dari laptop langsung memancar ke wajah Edison yang terlihat tajam.Banyak orang bilang, pria akan terlihat paling memesona saat dia sedang serius bekerja.Saat inilah Wanda baru menyadari betapa tepatnya kalimat ini.Edison saat ini sudah melepas stelan jas yang dia kenakan siang tadi dan menggantinya dengan pakaian rumah. Dibandingkan stelan jas yang kelihatan formal, dia yang saat ini lebih terlihat mudah didekati.Saat ini, jari-jarinya terlihat sedang mengetik di atas laptop. Pandangan matanya tertuju pada layar laptop dan aura tubuhnya terasa berbeda seperti biasanya.Wanda tidak tahu apa yang membuatnya merasakan berbeda. Pokoknya, Edison yang saat ini terasa menarik daripada dia yang biasanya.Edison langsung menyadari Wanda yang sudah terbangun, lalu segera menutup laptopnya. Dia mengguna

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 10

    Apa dia ditindas saat di sekolah?Apa mungkin terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui?Edison sudah berpikir banyak untuk sesaat.Dia pelan-pelan duduk di tempat tidur Wanda.Saat ini, tangannya masih digenggam erat oleh Wanda, tetapi dia tidak berniat untuk menepis genggaman tangannya.Edison menatap mata yang mirip dengan ibunya itu. Untuk sesaat, ada sesuatu yang hangat muncul di hatinya.Meskipun kehangatan ini hanya terasa sedikit, perasaan ini sudah jarang sekali dirasakannya.Tuan Muda Edison yang disebut hebat di depan orang, baru pertama kali merasa canggung saat menghadapi adik perempuannya. Selain itu, dia juga menghiburnya dengan tidak terbiasa, "Jangan takut. Aku ada di sini."Entah mengapa, setelah mendengar kata "jangan takut", hati Wanda yang tadinya gelisah langsung tenang.Dia mengedipkan mata, matanya yang hitam itu menatap Edison dengan lembut dan berkata, "Kak Ed, bisa temani aku di sini?"Ini pertama kalinya Edison melihat adik perempuannya yang begitu lembut dan

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 9

    Wanda baru pulang tak lama, kepalanya terasa agak pusing. Mungkin saja karena dia sudah terbiasa tinggal di tempat yang cuacanya hangat, tubuhnya tidak bisa beradaptasi ketika tertiup angin dingin. Dia juga tidak terlalu banyak memikirkan hal ini. Harusnya setelah minum kopi, dia tidak akan gampang tertidur. Namun, kepalanya terasa pusing dan tidak nyaman. Lagipula dia tidak ada kerjaan hari ini, sehingga Wanda langsung pergi tidur. Setelah berbaring, Wanda kemudian tertidur diiringi sakit di kepalanya. Saat ini, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tubuhnya terasa tidak nyaman. Kadang terasa panas bagaikan dibakar di atas tungku api, kadang terasa dingin bagaikan tenggelam dalam air es. Rasa panas dan dingin yang silih berganti ini membuatnya merasa tidak nyaman sekali. Dahi Wanda bercucuran keringat. Dia seperti tenggelam dalam mimpi buruk dan tidak bisa melepaskan diri dan tersadar dari mimpi buruk itu. Di dalam mimpinya, dia seperti tidak punya pilihan dan bergerak sesuai de

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 8

    Mobil Wanda langsung melambat saat tiba di Jalan Temu. Dia lalu menjulurkan kepalanya sedikit untuk melihat ke pinggir jalan.Tidak disangka, dia lumayan beruntung. Hanya sebentar saja dia sudah menemukan orang yang dicarinya.Di bawah pohon ketapang yang tidak jauh, ada dua orang tua berambut putih sedang membersihkan dedaunan yang berguguran dengan rajin.Karena hidup mereka terlalu miskin, sehingga penampilan mereka terlihat lebih tua dibandingkan dengan orang yang seusia dengan mereka. Mereka terlihat sudah umur 60-an. Mereka berdua memakai jaket tebal yang kelihatan murahan dan kotor.Wanda tahu dari novel yang dia baca, kedua orang ini adalah orang baik. Mereka memang miskin, tapi mereka sangat peduli terhadap putri mereka. Uang yang mereka sisakan saja tidak tega mereka pakai. Mereka memberikan semua sisa uang mereka pada Mia.Sayangnya, hidup mereka tidak berakhir dengan baik.Hanya karena mereka adalah orang tua kandung Wanda, sehingga mereka juga ikut dibenci oleh Mia. Saat

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 7

    Keesokan harinya, Wanda terbangun oleh bunyi jam alarm. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi.Ini jam yang dia setel tadi malam. Dia sengaja menyetelnya belasan menit lebih awal.Rowan seharusnya akan pergi hari ini. Entah kapan mereka akan bertemu kembali. Jika dia memang berencana masuk ke dunia hiburan, dia harus membicarakan masalah ini dengan Rowan hari ini.Wanda menghabiskan waktu untuk menghilangkan rasa kantuknya, lalu bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Dia segera mengikat rambutnya yang panjang dengan model ponytail. Dia juga tidak lupa mengoleskan beberapa produk perawatan kulit untuk melembabkan wajah, lalu turun ke lantai bawah.Saat Wanda turun, Rowan dan Edison sudah ada di lantai bawah. Dia juga tidak tahu kapan mereka berdua bangun, tapi setidaknya mereka pasti bangun lebih pagi darinya.Saat melihat kedua pria itu, senyuman manis muncul di wajah Wanda dan dia segera menyapa mereka, "Selamat pagi, Ayah, Kak Ed."Rowan memandangi putri

  • Cinta Membara Sang Kakak   Bab 6

    Dansa waltz ini langsung membuat Wanda dan Edison menjadi perhatian utama para penonton.Saat meninggalkan lantai dansa, Edison dengan lembut memeluk pinggang Wanda agar dia tidak ditabrak oleh para tamu yang menonton mereka.Edison yang punya tinggi 188 sentimeter, hanya berdiri di samping Wanda saja sudah cukup memberinya rasa aman.Wanda merasa selama Edison mau, dia pasti akan melakukan yang terbaik dalam segala hal. Namun, biasanya dia tidak ingin merepotkan diri untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Karena bagi Edison, tidak ada seorang pun yang layak mendapatkan perhatiannya.Begitu mereka meninggalkan lantai dansa, Edison langsung menarik kembali tangannya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya. Dia kembali lagi menjadi dirinya yang dingin seperti biasa.Wanda sama sekali tidak tahu harus berkata apa saat melihatnya yang seperti itu.Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya menaklukkan kakaknya ini. Jika dalam games, maka kakaknya ini bisa disebut sebagai bos musuh dal

DMCA.com Protection Status