Saat Wanda sadar akan hal ini, hatinya seperti terombang-ambing. Wanda tidak menunjukkan perasaan yang dirasakannya saat ini, dia hanya berkata pada Shena, "Shena, aku sepertinya kurang enak badan. Bisakah kamu biarkan aku sendiri sebentar dulu?"
Shena menggigit bibirnya, lalu melihat rona wajah Wanda dan melihat wajahnya agak pucat. Ada keringat muncul di dahinya dan Shena segera berkata, "Baiklah. Kamu istirahat sebentar dulu, tapi sebisa mungkin kamu harus cepat. Kakakmu seharusnya sekarang sudah turun dari pesawat. Gawat sekali kalau kamu sampai terlambat."
"Aku tahu, Shena," ujar Wanda.
Saat Shena sudah pergi, Wanda baru menatap kedua tangan yang putih dan lembut itu dengan tatapan tak percaya.
Tangan ini benar-benar berbeda dengan tangannya yang kapalan.
Kukunya digunting dengan rapi dan diwarnai dengan warna merah muda. Jari-jarinya ramping dan sangat cocok digunakan untuk bermain piano.
Dia melihat kamarnya, lalu ke arah cermin yang di belakangnya. Dia melihat ada sebuah wajah yang sedang terkejut.
Wajah ini hanya sedikit mirip dengannya.
Di kehidupan sebelumnya, dia juga tentu saja seorang wanita cantik, makanya dia bisa mencari nafkah di industri hiburan. Tidak mengherankan pria yang memerankan pemeran pendukung pria itu sering mendekatinya.
Namun, wajah yang terpantul di cermin ini jelas sekali lebih cantik dan memesona dibandingkan wajahnya di kehidupan sebelumnya.
Jika mau dibandingkan, jelas sekali perbedaan kedua wajahnya itu bagaikan langit dan bumi.
Kelihatan jelas wajahnya saat ini jauh lebih cantik.
Wanda mengedipkan matanya. Bulu mata orang di dalam cermin itu lentik. Matanya yang berwarna hitam itu terpantul kepolosannya.
Justru karena kepolosan inilah ditambah dengan wajah cantiknya, semakin membuat orang terpikat.
Kenyataan di depan mata inilah yang membuat Wanda sadar jika dia benar-benar sudah melintasi waktu dan masuk ke dalam novel yang dibacanya.
Dia sudah sepenuhnya menjadi orang lain.
Setelah Wanda terkejut sesaat, dia dengan cepat menyesuaikan diri.
Jika dia tidak salah menebak, seharusnya dia sudah mati.
Wanda tidak mungkin masih bisa hidup setelah jatuh dari ketinggian 10 meter dan tidak ada persiapan perlindungan di bawah.
Karena sekarang dia masih bisa hidup, berarti ini adalah anugerah baginya. Bagaimanapun juga, dia tetap harus hidup dengan baik meskipun identitasnya sudah berubah.
Wanda mengingat dengan saksama adegan cerita dalam novel. Dia langsung tahu sekarang cerita sudah sampai tahap mana.
Untung saja dia baru membaca cerita novel ini. Jadi, dia bisa mengingat dengan jelas isi cerita dari novel ini.
Hari ini adalah hari kembalinya Edison Blakely, "kakaknya" dari luar negeri.
Edison adalah lulusan manajer keuangan bergelar doktor dari Universitas Havord. Dia pernah menerbitkan lima makalah di majalah keuangan paling terkemuka di dunia dan memenangkan dua penghargaan internasional. Kali ini dia kembali untuk bersiap mengambil alih bisnis keluarga. Selain itu, dia juga seorang profesor dan pengawas doktoral di Universitas Yves.
Hanya dengan melihat pencapaiannya ini saja sudah bisa tahu betapa hebatnya dia.
Wanda ingat, saat dia membaca novel, penulis pernah mengatakan dengan jelas di postingannya bahwa kakak kandung protagonis wanita bahkan lebih hebat dibandingkan protagonis pria. Hanya karena harus disesuaikan dengan permintaan pembaca, sehingga Edison terpaksa dijadikan pemeran pendukung pria.
Namun, jelas sekali sang penulis lebih menyayangi tokoh kakak ini. Kehebatan Edison bahkan bisa menerangi seumur hidup orang lain.
Justru karena sang penulis pilih kasih, tokoh sang kakak mempunyai kehebatan tingkat tertinggi, lebih tepatnya dia adalah orang yang serba bisa. Di dalam novel aslinya, peran sang kakak tidak banyak. Karena sang penulis pernah bilang, jika dia memberikan peran kakak terlalu banyak, dia akan semakin membenci protagonis pria, lalu pada akhirnya marah dan tidak akan ada lagi pasangan di dalam novel.
Meskipun peran sang kakak tidak banyak, setiap kali dia muncul pasti akan menarik perhatian dan kelihatan hebat. Jadi, di saat yang sama bisa banyak menarik berbagai perhatian penggemar wanita.
Seperti kata pepatah, protagonis pria adalah milik protagonis wanita, sedangkan pemeran pendukung pria adalah milik pembaca.
Jadi, komentar di setiap bab pasti akan muncul nama sang kakak.
Wanda mengingat deskripsi Edison di dalam buku. Untuk sesaat, dia merasa penasaran dengan pria ini.
Pemeran pendukung pria yang serba bisa seperti ini adalah orang yang seperti apa?
Dalam ingatan Wanda, ingatan tentang sang kakak sebenarnya tidak banyak.
Edison pergi ke luar negeri untuk belajar saat dia masih muda. Dia sangat jarang kembali. Kali ini, dia sudah empat tahun tidak pernah kembali.
Apalagi perbedaan usia mereka berdua ada delapan tahun. Jadi, biasanya mereka sangat jarang berkomunikasi.
Di dalam ingatannya, hubungan Wanda dan sang kakak sama sekali tidak dekat.
Karena sifat sang kakak ini ... Luar biasa dingin.
Jika protagonis pria dalam novel "Cinta Membara" ini sangat suka bermain wanita, maka sang kakak adalah pria yang sangat dingin dan tidak memedulikan apa pun.
Sikapnya pada semua orang dingin. Penulis pernah bilang, jika sang kakak jatuh cinta, dia akan mencintai orang itu dengan cintanya yang membara. Sayangnya, sepertinya sampai akhir cerita, orang yang membuat sang kakak jatuh cinta itu sama sekali tidak pernah muncul.
Mungkin juga karena sang penulis terlalu menyukai karakter sang kakak, sehingga dia merasa tidak ada orang yang pantas mendapatkan sang kakak. Jadi, sang penulis sama sekali tidak menulis tentang akhir cerita sang kakak dan memberikan ruang bagi pembaca untuk berimajinasi.
Wanda mengingat kembali sambil mengenakan gaun hitam Red Velvet ini.
Red Velvet merupakan sub-brand dari merek Velvet. Bisa dibilang sebagai merek kelas menengah. Jika dibandingkan dengan mereka kelas atas, harganya bisa dibilang terjangkau, tapi cocok dipakai oleh gadis muda seperti Wanda.
Sekarang, dia baru berusia tujuh belas tahun. Di usia ini lebih cocok memakai gaya anak gadis.
Dia masih punya waktu satu tahun lagi sebelum dia berusia delapan belas tahun.
Jika disesuaikan dengan perkembangan alur cerita, dia akan mengalami kecelakaan saat berumur delapan belas tahun.
Justru karena kecelakaan mobil yang tidak diketahui sengaja atau sudah direncanakan ini, fakta dia punya golongan darah yang berbeda dengan Keluarga Blakely terungkap.
Suami istri Blakely bergolongan darah O, tapi golongan darah Wanda adalah AB.
Secara medis, pasangan yang punya golongan darah O bisa melahirkan anak bergolongan darah AB.
Jadi, saat itu juga Rowan Blakely langsung tahu jika Wanda bukanlah anak kandungnya.
Karena masalah golongan darah, Rowan langsung melakukan tes DNA dengan Wanda. Kemudian, dari hasil tes itu menunjukkan bahwa Wanda dan Keluarga Blakely tidak ada hubungan darah.
Setelah diselidiki, mereka baru tahu anak perempuan mereka tertukar saat di rumah sakit 18 tahun yang lalu.
Namun, sekarang hanya Wanda sendiri yang tahu jika dia bukanlah anak kandung dari Keluarga Blakely.
Sekarang, dia hanya punya dua pilihan. Pertama adalah mengaku langsung pada Keluarga Blakely bahwa dia bukanlah anak kandung mereka.
Kedua ...
Tetap diam dan menyembunyikan fakta.
Wanda berpikir sesaat, lalu membuat keputusan.Dia memutuskan menyembunyikan faktanya untuk saat ini. Dalam waktu setahun, dia akan membentuk sebuah perlindungan untuk dirinya sendiri setahun kemudian saat keluar dari Keluarga Blakely.Mia Hansley di dalam novel yang akhirnya menjadi Mia Blakely adalah protagonis wanita. Dia adalah orang yang sangat hebat.Dia dibesarkan di keluarga miskin, tetapi nilainya sangat bagus. Di kelas, dia selalu mendapat peringat tiga teratas.Agar bisa membuat keluarganya bisa hidup lebih baik, saat umur 17 tahun dia putus sekolah dan masuk ke industri hiburan.Meskipun Mia tidak mengambil jurusan akting, dia bekerja lebih keras daripada siapa pun. Dia sama sekali tidak tenggelam dalam gemerlapnya dunia hiburan, melainkan berusaha keras melatih dialog perannya. Setiap langkah yang diambilnya membuat statusnya perlahan naik. Di saat yang sama, usaha kerasnya itu mendapatkan perhatian sang protagonis pria, Theo Cullen.Sejak saat itu, kisah cinta antara pro
Rowan ingat waktu kecil Wanda sangat takut pada Edison, tapi sekarang Wanda sudah dewasa dan mereka sudah tidak bertemu selama empat tahun. Jika hubungan persaudaraan mereka bisa semakin dekat, Rowan akan lebih senang."Bagus, bagus! Ed, kalau aku tidak di rumah, ingat jaga Wanda," ujar Rowan sambil mengingatkan Edison.Edison hanya melirik Wanda sesaat, lalu mengangguk dan menjawab, "Baik, Ayah."Rowan menghela napas lega setelah mendengar jawaban Edison.Sebenarnya, hal ini juga merupakan kelalaian Rowan. Biasanya dia selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai mengabaikan perhatian terhadap putranya. Ditambah lagi istrinya yang meninggal saat usia Edison masih kecil. Edison termasuk tumbuh besar tanpa perhatian dari orang tuanya.Entah sejak kapan, Edison sudah terbiasa bersikap untuk tidak peduli terhadap segala sesuatu.Sepertinya, di dunia ini sama sekali tidak ada sesuatu yang bisa menarik perhatiannya.Saat Rowan menyadari masalah ini, putranya sudah hampir dewasa.Sifat Edison su
Jika Wanda bisa masuk ke dalam dunia hiburan, dia bisa mendapatkan sumber daya terbaik. Dalam satu tahun ini, dia akan berusaha keras. Jika tidak ada masalah lain, dia seharusnya bisa membuat fondasi hidupnya di dalam dunia hiburan.Meskipun nantinya identitasnya yang sebenarnya akan diketahui dunia dan kembali ke Keluarga Hansley, dia tetap bisa menghidupi sendiri dan keluarganya.Mengenai masalah ini, dia berencana membicarakannya dengan Rowan beberapa hari lagi.Rowan orangnya tidak kolot. Saat itu, jika dia bisa bicara baik-baik dengannya, mungkin Rowan akan memberinya izin.Sambil berpikir begitu, Wanda akhirnya bisa bersantai sedikit dan tidak perlu terlalu banyak berpikir mengenai masa depannya.Rowan dan Edison pergi minum bersama dengan para tamu yang datang. Wanda dan sahabatnya, Shena duduk bersama di area makanan ringan untuk makan."Ah! Wanda, kakakmu tampan sekali!"Edison dari dulu memang tampan, tapi ini pertama kalinya dia muncul di depan publik setelah empat tahun di
Dansa waltz ini langsung membuat Wanda dan Edison menjadi perhatian utama para penonton.Saat meninggalkan lantai dansa, Edison dengan lembut memeluk pinggang Wanda agar dia tidak ditabrak oleh para tamu yang menonton mereka.Edison yang punya tinggi 188 sentimeter, hanya berdiri di samping Wanda saja sudah cukup memberinya rasa aman.Wanda merasa selama Edison mau, dia pasti akan melakukan yang terbaik dalam segala hal. Namun, biasanya dia tidak ingin merepotkan diri untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Karena bagi Edison, tidak ada seorang pun yang layak mendapatkan perhatiannya.Begitu mereka meninggalkan lantai dansa, Edison langsung menarik kembali tangannya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya. Dia kembali lagi menjadi dirinya yang dingin seperti biasa.Wanda sama sekali tidak tahu harus berkata apa saat melihatnya yang seperti itu.Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya menaklukkan kakaknya ini. Jika dalam games, maka kakaknya ini bisa disebut sebagai bos musuh dal
Keesokan harinya, Wanda terbangun oleh bunyi jam alarm. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi.Ini jam yang dia setel tadi malam. Dia sengaja menyetelnya belasan menit lebih awal.Rowan seharusnya akan pergi hari ini. Entah kapan mereka akan bertemu kembali. Jika dia memang berencana masuk ke dunia hiburan, dia harus membicarakan masalah ini dengan Rowan hari ini.Wanda menghabiskan waktu untuk menghilangkan rasa kantuknya, lalu bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Dia segera mengikat rambutnya yang panjang dengan model ponytail. Dia juga tidak lupa mengoleskan beberapa produk perawatan kulit untuk melembabkan wajah, lalu turun ke lantai bawah.Saat Wanda turun, Rowan dan Edison sudah ada di lantai bawah. Dia juga tidak tahu kapan mereka berdua bangun, tapi setidaknya mereka pasti bangun lebih pagi darinya.Saat melihat kedua pria itu, senyuman manis muncul di wajah Wanda dan dia segera menyapa mereka, "Selamat pagi, Ayah, Kak Ed."Rowan memandangi putri
Mobil Wanda langsung melambat saat tiba di Jalan Temu. Dia lalu menjulurkan kepalanya sedikit untuk melihat ke pinggir jalan.Tidak disangka, dia lumayan beruntung. Hanya sebentar saja dia sudah menemukan orang yang dicarinya.Di bawah pohon ketapang yang tidak jauh, ada dua orang tua berambut putih sedang membersihkan dedaunan yang berguguran dengan rajin.Karena hidup mereka terlalu miskin, sehingga penampilan mereka terlihat lebih tua dibandingkan dengan orang yang seusia dengan mereka. Mereka terlihat sudah umur 60-an. Mereka berdua memakai jaket tebal yang kelihatan murahan dan kotor.Wanda tahu dari novel yang dia baca, kedua orang ini adalah orang baik. Mereka memang miskin, tapi mereka sangat peduli terhadap putri mereka. Uang yang mereka sisakan saja tidak tega mereka pakai. Mereka memberikan semua sisa uang mereka pada Mia.Sayangnya, hidup mereka tidak berakhir dengan baik.Hanya karena mereka adalah orang tua kandung Wanda, sehingga mereka juga ikut dibenci oleh Mia. Saat
Wanda baru pulang tak lama, kepalanya terasa agak pusing. Mungkin saja karena dia sudah terbiasa tinggal di tempat yang cuacanya hangat, tubuhnya tidak bisa beradaptasi ketika tertiup angin dingin. Dia juga tidak terlalu banyak memikirkan hal ini. Harusnya setelah minum kopi, dia tidak akan gampang tertidur. Namun, kepalanya terasa pusing dan tidak nyaman. Lagipula dia tidak ada kerjaan hari ini, sehingga Wanda langsung pergi tidur. Setelah berbaring, Wanda kemudian tertidur diiringi sakit di kepalanya. Saat ini, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tubuhnya terasa tidak nyaman. Kadang terasa panas bagaikan dibakar di atas tungku api, kadang terasa dingin bagaikan tenggelam dalam air es. Rasa panas dan dingin yang silih berganti ini membuatnya merasa tidak nyaman sekali. Dahi Wanda bercucuran keringat. Dia seperti tenggelam dalam mimpi buruk dan tidak bisa melepaskan diri dan tersadar dari mimpi buruk itu. Di dalam mimpinya, dia seperti tidak punya pilihan dan bergerak sesuai de
Apa dia ditindas saat di sekolah?Apa mungkin terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui?Edison sudah berpikir banyak untuk sesaat.Dia pelan-pelan duduk di tempat tidur Wanda.Saat ini, tangannya masih digenggam erat oleh Wanda, tetapi dia tidak berniat untuk menepis genggaman tangannya.Edison menatap mata yang mirip dengan ibunya itu. Untuk sesaat, ada sesuatu yang hangat muncul di hatinya.Meskipun kehangatan ini hanya terasa sedikit, perasaan ini sudah jarang sekali dirasakannya.Tuan Muda Edison yang disebut hebat di depan orang, baru pertama kali merasa canggung saat menghadapi adik perempuannya. Selain itu, dia juga menghiburnya dengan tidak terbiasa, "Jangan takut. Aku ada di sini."Entah mengapa, setelah mendengar kata "jangan takut", hati Wanda yang tadinya gelisah langsung tenang.Dia mengedipkan mata, matanya yang hitam itu menatap Edison dengan lembut dan berkata, "Kak Ed, bisa temani aku di sini?"Ini pertama kalinya Edison melihat adik perempuannya yang begitu lembut dan
Dulu, tidak pernah ada seorang pun yang menggunakan sepasang tangan yang begitu hangat untuk menghiburnya. Kini, dia hanya berharap kehangatan yang dia rasakan saat ini bisa bertahan lebih lama lagi. Saat ini, dia bahkan dengan egoisnya berpikir mungkin dia bisa mencari cara agar menghindari kecelakaan yang akan terjadi setahun kemudian, lalu berusaha untuk menyembunyikannya dari Keluarga Blakely. Dengan begitu, dia akan tetap menjadi putri kandung Keluarga Blakely dan tetap mendapatkan perhatian Edison. Lebih baik lagi jika seumur hidup rahasia ini tidak pernah terkuak. Seumur hidup sebenarnya hanya beberapa puluh tahun dan akan berlalu dalam sekejap mata. Jika dia lebih berhati-hati, siapa tahu hal ini bisa terkabul? Wanda masih terisak-isak dan sedang memikirkan apakah ide yang muncul di pikirannya ini bisa dijalankan, tiba-tiba dia merasakan tubuhnya dipeluk oleh sebuah pelukan yang terasa agak keras, tetapi terasa hangat. Karena terlalu terkejut, dia sampai lupa untuk menan
Sejak masuk SMP, hubungannya dengan beberapa murid perempuan di kelas sudah agak menegang karena wajah cantiknya. Jika bukan karena dia adalah putri Rowan, mungkin saja dia akan mengalami penindasan di sekolah karena wajah cantiknya itu. Namun, dia tetap bersikeras masuk ke sekolah swasta. Di dalam kelas juga ada banyak anak orang kaya dan juga anak pejabat. Di antara mereka yang paling sering cari masalah dengannya ada Yerin yang ayahnya merupakan seorang pejabat. Hubungan Yerin dengan murid perempuan di kelas masih lumayan baik. Dia sengaja membentuk sebuah grup anak perempuan untuk mengucilkan Wanda. Alhasil, meskipun Wanda adalah putri dari Keluarga Blakely, dia tetap saja tidak melewati hari yang menyenangkan di sekolah. Mungkin juga karena Wanda sudah mewarisi ingatan pemilik tubuh asli ini, sehingga matanya terasa agak perih saat mengingat kembali masa lalu itu. Dalam hatinya mendadak muncul perasaan sedih. Wanda sangat mengerti, sekarang adalah kesempatan yang sangat b
Setelah Wanda selesai menyikat gigi dan mencuci muka, dia buru-buru turun ke bawah. Edison sedang duduk di atas sofa sambil bekerja. Sinar matahari di luar jendela kelihatan menyinari wajah Edison dan semakin membuat wajahnya terlihat lembut.Dia mengenakan kemeja putih dan sedang menundukkan kepalanya.Saat melihatnya yang seperti itu, entah mengapa Wanda merasa hidupnya saat ini begitu damai.Seandainya waktu bisa berhenti saat ini juga ....Wanda segera menghampirinya dan memanggilnya, "Kak Ed."Edison mendongak dan berkata, "Sebentar lagi selesai." Setelah berkata, dia berhenti sejenak, lalu bertanya padanya, "Apa demammu sudah turun?"Wanda tersenyum dan menjawabnya, "Demamku sudah turun."Edison mengernyit, "Badan kamu sudah enakan?""Sudah!" jawab Wanda dengan riang.Edison lalu mengalihkan perhatiannya kembali ke layar laptopnya. Dia tidak membuat Wanda menunggu terlalu lama. Hanya dalam waktu lima menit, dia menyelesaikan semua urusan yang penting, lalu berdiri dari sofa. Di
Edison sedang duduk di samping tempat tidur Wanda sambil bekerja dengan laptopnya ketika Wanda terbangun.Lampu kamar tidak dibuka. Jadi, kamar itu terlihat agak gelap. Pancaran cahaya dingin dari laptop langsung memancar ke wajah Edison yang terlihat tajam.Banyak orang bilang, pria akan terlihat paling memesona saat dia sedang serius bekerja.Saat inilah Wanda baru menyadari betapa tepatnya kalimat ini.Edison saat ini sudah melepas stelan jas yang dia kenakan siang tadi dan menggantinya dengan pakaian rumah. Dibandingkan stelan jas yang kelihatan formal, dia yang saat ini lebih terlihat mudah didekati.Saat ini, jari-jarinya terlihat sedang mengetik di atas laptop. Pandangan matanya tertuju pada layar laptop dan aura tubuhnya terasa berbeda seperti biasanya.Wanda tidak tahu apa yang membuatnya merasakan berbeda. Pokoknya, Edison yang saat ini terasa menarik daripada dia yang biasanya.Edison langsung menyadari Wanda yang sudah terbangun, lalu segera menutup laptopnya. Dia mengguna
Apa dia ditindas saat di sekolah?Apa mungkin terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui?Edison sudah berpikir banyak untuk sesaat.Dia pelan-pelan duduk di tempat tidur Wanda.Saat ini, tangannya masih digenggam erat oleh Wanda, tetapi dia tidak berniat untuk menepis genggaman tangannya.Edison menatap mata yang mirip dengan ibunya itu. Untuk sesaat, ada sesuatu yang hangat muncul di hatinya.Meskipun kehangatan ini hanya terasa sedikit, perasaan ini sudah jarang sekali dirasakannya.Tuan Muda Edison yang disebut hebat di depan orang, baru pertama kali merasa canggung saat menghadapi adik perempuannya. Selain itu, dia juga menghiburnya dengan tidak terbiasa, "Jangan takut. Aku ada di sini."Entah mengapa, setelah mendengar kata "jangan takut", hati Wanda yang tadinya gelisah langsung tenang.Dia mengedipkan mata, matanya yang hitam itu menatap Edison dengan lembut dan berkata, "Kak Ed, bisa temani aku di sini?"Ini pertama kalinya Edison melihat adik perempuannya yang begitu lembut dan
Wanda baru pulang tak lama, kepalanya terasa agak pusing. Mungkin saja karena dia sudah terbiasa tinggal di tempat yang cuacanya hangat, tubuhnya tidak bisa beradaptasi ketika tertiup angin dingin. Dia juga tidak terlalu banyak memikirkan hal ini. Harusnya setelah minum kopi, dia tidak akan gampang tertidur. Namun, kepalanya terasa pusing dan tidak nyaman. Lagipula dia tidak ada kerjaan hari ini, sehingga Wanda langsung pergi tidur. Setelah berbaring, Wanda kemudian tertidur diiringi sakit di kepalanya. Saat ini, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tubuhnya terasa tidak nyaman. Kadang terasa panas bagaikan dibakar di atas tungku api, kadang terasa dingin bagaikan tenggelam dalam air es. Rasa panas dan dingin yang silih berganti ini membuatnya merasa tidak nyaman sekali. Dahi Wanda bercucuran keringat. Dia seperti tenggelam dalam mimpi buruk dan tidak bisa melepaskan diri dan tersadar dari mimpi buruk itu. Di dalam mimpinya, dia seperti tidak punya pilihan dan bergerak sesuai de
Mobil Wanda langsung melambat saat tiba di Jalan Temu. Dia lalu menjulurkan kepalanya sedikit untuk melihat ke pinggir jalan.Tidak disangka, dia lumayan beruntung. Hanya sebentar saja dia sudah menemukan orang yang dicarinya.Di bawah pohon ketapang yang tidak jauh, ada dua orang tua berambut putih sedang membersihkan dedaunan yang berguguran dengan rajin.Karena hidup mereka terlalu miskin, sehingga penampilan mereka terlihat lebih tua dibandingkan dengan orang yang seusia dengan mereka. Mereka terlihat sudah umur 60-an. Mereka berdua memakai jaket tebal yang kelihatan murahan dan kotor.Wanda tahu dari novel yang dia baca, kedua orang ini adalah orang baik. Mereka memang miskin, tapi mereka sangat peduli terhadap putri mereka. Uang yang mereka sisakan saja tidak tega mereka pakai. Mereka memberikan semua sisa uang mereka pada Mia.Sayangnya, hidup mereka tidak berakhir dengan baik.Hanya karena mereka adalah orang tua kandung Wanda, sehingga mereka juga ikut dibenci oleh Mia. Saat
Keesokan harinya, Wanda terbangun oleh bunyi jam alarm. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi.Ini jam yang dia setel tadi malam. Dia sengaja menyetelnya belasan menit lebih awal.Rowan seharusnya akan pergi hari ini. Entah kapan mereka akan bertemu kembali. Jika dia memang berencana masuk ke dunia hiburan, dia harus membicarakan masalah ini dengan Rowan hari ini.Wanda menghabiskan waktu untuk menghilangkan rasa kantuknya, lalu bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Dia segera mengikat rambutnya yang panjang dengan model ponytail. Dia juga tidak lupa mengoleskan beberapa produk perawatan kulit untuk melembabkan wajah, lalu turun ke lantai bawah.Saat Wanda turun, Rowan dan Edison sudah ada di lantai bawah. Dia juga tidak tahu kapan mereka berdua bangun, tapi setidaknya mereka pasti bangun lebih pagi darinya.Saat melihat kedua pria itu, senyuman manis muncul di wajah Wanda dan dia segera menyapa mereka, "Selamat pagi, Ayah, Kak Ed."Rowan memandangi putri
Dansa waltz ini langsung membuat Wanda dan Edison menjadi perhatian utama para penonton.Saat meninggalkan lantai dansa, Edison dengan lembut memeluk pinggang Wanda agar dia tidak ditabrak oleh para tamu yang menonton mereka.Edison yang punya tinggi 188 sentimeter, hanya berdiri di samping Wanda saja sudah cukup memberinya rasa aman.Wanda merasa selama Edison mau, dia pasti akan melakukan yang terbaik dalam segala hal. Namun, biasanya dia tidak ingin merepotkan diri untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Karena bagi Edison, tidak ada seorang pun yang layak mendapatkan perhatiannya.Begitu mereka meninggalkan lantai dansa, Edison langsung menarik kembali tangannya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya. Dia kembali lagi menjadi dirinya yang dingin seperti biasa.Wanda sama sekali tidak tahu harus berkata apa saat melihatnya yang seperti itu.Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya menaklukkan kakaknya ini. Jika dalam games, maka kakaknya ini bisa disebut sebagai bos musuh dal