Rowan ingat waktu kecil Wanda sangat takut pada Edison, tapi sekarang Wanda sudah dewasa dan mereka sudah tidak bertemu selama empat tahun. Jika hubungan persaudaraan mereka bisa semakin dekat, Rowan akan lebih senang.
"Bagus, bagus! Ed, kalau aku tidak di rumah, ingat jaga Wanda," ujar Rowan sambil mengingatkan Edison.
Edison hanya melirik Wanda sesaat, lalu mengangguk dan menjawab, "Baik, Ayah."
Rowan menghela napas lega setelah mendengar jawaban Edison.
Sebenarnya, hal ini juga merupakan kelalaian Rowan. Biasanya dia selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai mengabaikan perhatian terhadap putranya. Ditambah lagi istrinya yang meninggal saat usia Edison masih kecil. Edison termasuk tumbuh besar tanpa perhatian dari orang tuanya.
Entah sejak kapan, Edison sudah terbiasa bersikap untuk tidak peduli terhadap segala sesuatu.
Sepertinya, di dunia ini sama sekali tidak ada sesuatu yang bisa menarik perhatiannya.
Saat Rowan menyadari masalah ini, putranya sudah hampir dewasa.
Sifat Edison sudah seperti itu dan dia sendiri juga tidak punya waktu untuk berkomunikasi dengannya. Setelah itu, putranya melanjutkan studinya di luar negeri. Mereka bahkan sudah beberapa tahun tidak bertemu.
Saat mereka bertemu kembali, Rowan merasa tidak berdaya. Sifat putranya bahkan lebih dingin dibandingkan terakhir mereka bertemu.
Bagi Edison, sepertinya di dunia ini tidak ada lagi yang perlu ditakutkan dan juga tidak ada yang perlu dia sukai.
Sebenarnya, Rowan sangat khawatir dengan keadaan Edison yang seperti ini.
Rowan hanya bisa menghela napas, lalu meboleh dan berkata pada Wanda, "Wanda, kakakmu sudah pulang. Kelak kalian berdua harus saling menjaga, saling membantu dan saling mendukung.
Wanda agak terkejut. Di bawah tatapan Rowan, Wanda lalu mengangguk.
Rowan lalu tersenyum dengan puas dan berkata, "Wanda sudah besar, sudah makin pengertian."
Wanda juga ikut tersenyum.
Edison yang di samping mereka hanya melihat mereka dengan matanya yang hitam. Tidak ada emosi apa pun yang muncul di wajahnya. Satu tangannya dimasukkan ke sakunya, postur tubuhnya terlihat santai dan kelihatan tidak memedulikan apa pun yang terjadi di sekitarnya.
Wanda memandang Edison yang seperti itu dan merasa agak khawatir. Dia tidak tahu apakah bisa berharap pada kakaknya yang merupakan tokoh yang hebat di novel ini.
Sebelum Wanda bertemu dengan Edison, awalnya dia memang berencana untuk mengandalkan kakaknya ini.
Mia sangat licik dan punya pesonanya sendiri. Theo yang awalnya suka bermain wanita juga akhirnya bersedia setia demi dirinya. Di akhir cerita, mereka berdua menjadi suami istri dan bersatu melakukan segala hal. Tidak ada yang bisa menghentikan langkah mereka berdua.
Mia adalah orang yang sangat sulit dihadapi. Jika dia memang berencana untuk menghabisi seseorang, orang yang menjadi sasarannya pasti akan hidup menderita.
Rowan sendiri juga merasa bersalah dengan putrinya yang hidup menyedihkan selama 18 tahun. Jadi, saat Mia dibawa pulang ke Keluarga Blakely, dia selalu memenuhi segala permintaannya.
Mia tidak ingin melihat Wanda muncul di depannya. Dia meminta Rowan agar membawanya pulang ke Keluarga Hansley yaitu tempat orang tua kandung Wanda.
Rowan sebenarnya tidak tega dan takut Wanda tidak terbiasa kembali ke tempat orang tuanya yang hidup miskin karena Wanda sendiri sudah hidup dimanjakan sejak kecil. Namun, demi menebus rasa bersalahnya pada Mia, Rowan akhirnya menyetujuinya setelah melakukan pertimbangan beberapa kali.
Tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan pesona protagonis wanita. Di dalam novel, satu-satunya yang tidak punya perasaan apa pun pada protagonis wanita hanyalah Edison.
Edison orangnya tidak memedulikan apa pun. Mungkin juga karena sifatnya dan Mia terlalu mirip, keduanya punya sifat dominasi yang sama dan tidak suka dibantah. Jadi, mereka berdua sama sekali tidak bisa akur.
Setelah Mia dijemput kembali ke Keluarga Blakely, kedua kakak beradik ini sama sekali tidak berkomunikasi. Selanjutnya, Edison langsung pindah keluar dari Keluarga Blakely. Sejak saat itu, dia sama sekali tidak berhubungan lagi dengan Mia.
Meskipun Edison sama sekali tidak memedulikan Mia, sifat tidak pedulinya ini malah membuat sekelompok pembaca berteriak di kolom komentar dan ingin menikah dengannya. Penulisnya sendiri juga bilang sang kakak memang harus seperti itu. Dia harus tetap keren dan misterius. Protagonis wanita bahkan tidak bisa membuat Edison mengeluarkan emosi apa pun di wajaahnya.
Edison adalah orang yang unik dan berbeda dengan tokoh mana pun. Dia bagaikan dewa, hanya bisa dilihat dari kejauhan dan tidak bisa disentuh.
Wanda untuk sesaat agak meragukan keputusannya sendiri.
Tidak perlu diragukan, Edison memang sangat hebat dan kuat.
Kehebatannya tidak hanya terbatas pada latar belakang keluarganya, tapi lebih pada kemampuaan bawaannya.
Namun, hanya satu kekurangannya. Sifatnya terlalu dingin, baik pada keluarganya sendiri maupun orang lain.
Sebelum bisa mendekatinya, pasti bisa merasakan aura dingin yang mengelilingi sekeliling tubuhnya.
Mia sendiri bahkan tidak mampu membuat Edison peduli padanya. Apalagi Wanda yang merupakan pemeran pembantu wanita dalam novel ini.
Setahun kemudian, statusnya dan Mia akan ditukar kembali. Jika melihat ke sekeliling, Wanda merasa hanya kakaknya ini yang punya kemampuan dan memberikan perlindungan mutlak baginya dari serangan sang protagonis wanita.
Namun, inti dari masalah ini adalah jika Edison bersedia untuk melindunginya.
Masa depan masih belum bisa dipastikan. Namun, apa pun yang terjadi, Wanda ingin mencobanya. Dia akan mencoba untuk membangun hubungan baik dengan kakak laki-lakinya yang sedingin es itu. Meskipun dia tidak bisa menjalin hubungan baik dengannya, setidaknya tidak boleh saling bermusuhan.
Jika Wanda tidak bisa mengandalkannya, saat itu dia hanya perlu bertindak sesuai dengan kondisi.
Karena mengandalkan Edison hanyalah salah satu dari jalan keluar yang dimiliki Wanda.
Sebenarnya Wanda masih ada rencana penting yang lain, yaitu masuk ke dalam dunia hiburan.
Wanda sangat menyukai akting. Dia paling suka memahami setiap karakter peran yang dia mainkan dan merasakan kehidupan berbeda dalam drama itu.
Di kehidupan sebelumnya, dia ditemukan oleh penemu bakat dan masuk ke dalam dunia hiburan. Di dunia hiburan yang sekilas penuh dengan gemerlap dan banyak orang yang tenggelam di dalamnya, Wanda sangat sadar diri. Oleh karena itu, aktingnya jauh lebih baik dari artis yang agak terkenal. Penampilannya juga tidak kalah dari mereka, tapi dia sudah terjun beberapa tahun di dalam dunia akting dan tetap tidak terkenal. Semua ini karena dia tidak punya sumber daya yang bagus, sehingga hanya bisa tetap dalam kondisi yang tidak dikenal luas.
Namun, Wanda sama sekali tidak menyesali keputusannya.
Setiap orang pasti adak batas kesabaran masing-masing.
Wanda tetap berpegang teguh pada tekad awalnya untuk menjadi dirinya sendiri.
Di kehidupan sekarang, saat ini dia punya latar belakang yang sangat bagus. Dia bisa mengandalkan ayahnya, Rowan.
Jika Wanda bisa masuk ke dalam dunia hiburan, dia bisa mendapatkan sumber daya terbaik. Dalam satu tahun ini, dia akan berusaha keras. Jika tidak ada masalah lain, dia seharusnya bisa membuat fondasi hidupnya di dalam dunia hiburan.Meskipun nantinya identitasnya yang sebenarnya akan diketahui dunia dan kembali ke Keluarga Hansley, dia tetap bisa menghidupi sendiri dan keluarganya.Mengenai masalah ini, dia berencana membicarakannya dengan Rowan beberapa hari lagi.Rowan orangnya tidak kolot. Saat itu, jika dia bisa bicara baik-baik dengannya, mungkin Rowan akan memberinya izin.Sambil berpikir begitu, Wanda akhirnya bisa bersantai sedikit dan tidak perlu terlalu banyak berpikir mengenai masa depannya.Rowan dan Edison pergi minum bersama dengan para tamu yang datang. Wanda dan sahabatnya, Shena duduk bersama di area makanan ringan untuk makan."Ah! Wanda, kakakmu tampan sekali!"Edison dari dulu memang tampan, tapi ini pertama kalinya dia muncul di depan publik setelah empat tahun di
Dansa waltz ini langsung membuat Wanda dan Edison menjadi perhatian utama para penonton.Saat meninggalkan lantai dansa, Edison dengan lembut memeluk pinggang Wanda agar dia tidak ditabrak oleh para tamu yang menonton mereka.Edison yang punya tinggi 188 sentimeter, hanya berdiri di samping Wanda saja sudah cukup memberinya rasa aman.Wanda merasa selama Edison mau, dia pasti akan melakukan yang terbaik dalam segala hal. Namun, biasanya dia tidak ingin merepotkan diri untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Karena bagi Edison, tidak ada seorang pun yang layak mendapatkan perhatiannya.Begitu mereka meninggalkan lantai dansa, Edison langsung menarik kembali tangannya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya. Dia kembali lagi menjadi dirinya yang dingin seperti biasa.Wanda sama sekali tidak tahu harus berkata apa saat melihatnya yang seperti itu.Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya menaklukkan kakaknya ini. Jika dalam games, maka kakaknya ini bisa disebut sebagai bos musuh dal
Keesokan harinya, Wanda terbangun oleh bunyi jam alarm. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi.Ini jam yang dia setel tadi malam. Dia sengaja menyetelnya belasan menit lebih awal.Rowan seharusnya akan pergi hari ini. Entah kapan mereka akan bertemu kembali. Jika dia memang berencana masuk ke dunia hiburan, dia harus membicarakan masalah ini dengan Rowan hari ini.Wanda menghabiskan waktu untuk menghilangkan rasa kantuknya, lalu bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Dia segera mengikat rambutnya yang panjang dengan model ponytail. Dia juga tidak lupa mengoleskan beberapa produk perawatan kulit untuk melembabkan wajah, lalu turun ke lantai bawah.Saat Wanda turun, Rowan dan Edison sudah ada di lantai bawah. Dia juga tidak tahu kapan mereka berdua bangun, tapi setidaknya mereka pasti bangun lebih pagi darinya.Saat melihat kedua pria itu, senyuman manis muncul di wajah Wanda dan dia segera menyapa mereka, "Selamat pagi, Ayah, Kak Ed."Rowan memandangi putri
Mobil Wanda langsung melambat saat tiba di Jalan Temu. Dia lalu menjulurkan kepalanya sedikit untuk melihat ke pinggir jalan.Tidak disangka, dia lumayan beruntung. Hanya sebentar saja dia sudah menemukan orang yang dicarinya.Di bawah pohon ketapang yang tidak jauh, ada dua orang tua berambut putih sedang membersihkan dedaunan yang berguguran dengan rajin.Karena hidup mereka terlalu miskin, sehingga penampilan mereka terlihat lebih tua dibandingkan dengan orang yang seusia dengan mereka. Mereka terlihat sudah umur 60-an. Mereka berdua memakai jaket tebal yang kelihatan murahan dan kotor.Wanda tahu dari novel yang dia baca, kedua orang ini adalah orang baik. Mereka memang miskin, tapi mereka sangat peduli terhadap putri mereka. Uang yang mereka sisakan saja tidak tega mereka pakai. Mereka memberikan semua sisa uang mereka pada Mia.Sayangnya, hidup mereka tidak berakhir dengan baik.Hanya karena mereka adalah orang tua kandung Wanda, sehingga mereka juga ikut dibenci oleh Mia. Saat
Wanda baru pulang tak lama, kepalanya terasa agak pusing. Mungkin saja karena dia sudah terbiasa tinggal di tempat yang cuacanya hangat, tubuhnya tidak bisa beradaptasi ketika tertiup angin dingin. Dia juga tidak terlalu banyak memikirkan hal ini. Harusnya setelah minum kopi, dia tidak akan gampang tertidur. Namun, kepalanya terasa pusing dan tidak nyaman. Lagipula dia tidak ada kerjaan hari ini, sehingga Wanda langsung pergi tidur. Setelah berbaring, Wanda kemudian tertidur diiringi sakit di kepalanya. Saat ini, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tubuhnya terasa tidak nyaman. Kadang terasa panas bagaikan dibakar di atas tungku api, kadang terasa dingin bagaikan tenggelam dalam air es. Rasa panas dan dingin yang silih berganti ini membuatnya merasa tidak nyaman sekali. Dahi Wanda bercucuran keringat. Dia seperti tenggelam dalam mimpi buruk dan tidak bisa melepaskan diri dan tersadar dari mimpi buruk itu. Di dalam mimpinya, dia seperti tidak punya pilihan dan bergerak sesuai de
Apa dia ditindas saat di sekolah?Apa mungkin terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui?Edison sudah berpikir banyak untuk sesaat.Dia pelan-pelan duduk di tempat tidur Wanda.Saat ini, tangannya masih digenggam erat oleh Wanda, tetapi dia tidak berniat untuk menepis genggaman tangannya.Edison menatap mata yang mirip dengan ibunya itu. Untuk sesaat, ada sesuatu yang hangat muncul di hatinya.Meskipun kehangatan ini hanya terasa sedikit, perasaan ini sudah jarang sekali dirasakannya.Tuan Muda Edison yang disebut hebat di depan orang, baru pertama kali merasa canggung saat menghadapi adik perempuannya. Selain itu, dia juga menghiburnya dengan tidak terbiasa, "Jangan takut. Aku ada di sini."Entah mengapa, setelah mendengar kata "jangan takut", hati Wanda yang tadinya gelisah langsung tenang.Dia mengedipkan mata, matanya yang hitam itu menatap Edison dengan lembut dan berkata, "Kak Ed, bisa temani aku di sini?"Ini pertama kalinya Edison melihat adik perempuannya yang begitu lembut dan
Edison sedang duduk di samping tempat tidur Wanda sambil bekerja dengan laptopnya ketika Wanda terbangun.Lampu kamar tidak dibuka. Jadi, kamar itu terlihat agak gelap. Pancaran cahaya dingin dari laptop langsung memancar ke wajah Edison yang terlihat tajam.Banyak orang bilang, pria akan terlihat paling memesona saat dia sedang serius bekerja.Saat inilah Wanda baru menyadari betapa tepatnya kalimat ini.Edison saat ini sudah melepas stelan jas yang dia kenakan siang tadi dan menggantinya dengan pakaian rumah. Dibandingkan stelan jas yang kelihatan formal, dia yang saat ini lebih terlihat mudah didekati.Saat ini, jari-jarinya terlihat sedang mengetik di atas laptop. Pandangan matanya tertuju pada layar laptop dan aura tubuhnya terasa berbeda seperti biasanya.Wanda tidak tahu apa yang membuatnya merasakan berbeda. Pokoknya, Edison yang saat ini terasa menarik daripada dia yang biasanya.Edison langsung menyadari Wanda yang sudah terbangun, lalu segera menutup laptopnya. Dia mengguna
Setelah Wanda selesai menyikat gigi dan mencuci muka, dia buru-buru turun ke bawah. Edison sedang duduk di atas sofa sambil bekerja. Sinar matahari di luar jendela kelihatan menyinari wajah Edison dan semakin membuat wajahnya terlihat lembut.Dia mengenakan kemeja putih dan sedang menundukkan kepalanya.Saat melihatnya yang seperti itu, entah mengapa Wanda merasa hidupnya saat ini begitu damai.Seandainya waktu bisa berhenti saat ini juga ....Wanda segera menghampirinya dan memanggilnya, "Kak Ed."Edison mendongak dan berkata, "Sebentar lagi selesai." Setelah berkata, dia berhenti sejenak, lalu bertanya padanya, "Apa demammu sudah turun?"Wanda tersenyum dan menjawabnya, "Demamku sudah turun."Edison mengernyit, "Badan kamu sudah enakan?""Sudah!" jawab Wanda dengan riang.Edison lalu mengalihkan perhatiannya kembali ke layar laptopnya. Dia tidak membuat Wanda menunggu terlalu lama. Hanya dalam waktu lima menit, dia menyelesaikan semua urusan yang penting, lalu berdiri dari sofa. Di
Dulu, tidak pernah ada seorang pun yang menggunakan sepasang tangan yang begitu hangat untuk menghiburnya. Kini, dia hanya berharap kehangatan yang dia rasakan saat ini bisa bertahan lebih lama lagi. Saat ini, dia bahkan dengan egoisnya berpikir mungkin dia bisa mencari cara agar menghindari kecelakaan yang akan terjadi setahun kemudian, lalu berusaha untuk menyembunyikannya dari Keluarga Blakely. Dengan begitu, dia akan tetap menjadi putri kandung Keluarga Blakely dan tetap mendapatkan perhatian Edison. Lebih baik lagi jika seumur hidup rahasia ini tidak pernah terkuak. Seumur hidup sebenarnya hanya beberapa puluh tahun dan akan berlalu dalam sekejap mata. Jika dia lebih berhati-hati, siapa tahu hal ini bisa terkabul? Wanda masih terisak-isak dan sedang memikirkan apakah ide yang muncul di pikirannya ini bisa dijalankan, tiba-tiba dia merasakan tubuhnya dipeluk oleh sebuah pelukan yang terasa agak keras, tetapi terasa hangat. Karena terlalu terkejut, dia sampai lupa untuk menan
Sejak masuk SMP, hubungannya dengan beberapa murid perempuan di kelas sudah agak menegang karena wajah cantiknya. Jika bukan karena dia adalah putri Rowan, mungkin saja dia akan mengalami penindasan di sekolah karena wajah cantiknya itu. Namun, dia tetap bersikeras masuk ke sekolah swasta. Di dalam kelas juga ada banyak anak orang kaya dan juga anak pejabat. Di antara mereka yang paling sering cari masalah dengannya ada Yerin yang ayahnya merupakan seorang pejabat. Hubungan Yerin dengan murid perempuan di kelas masih lumayan baik. Dia sengaja membentuk sebuah grup anak perempuan untuk mengucilkan Wanda. Alhasil, meskipun Wanda adalah putri dari Keluarga Blakely, dia tetap saja tidak melewati hari yang menyenangkan di sekolah. Mungkin juga karena Wanda sudah mewarisi ingatan pemilik tubuh asli ini, sehingga matanya terasa agak perih saat mengingat kembali masa lalu itu. Dalam hatinya mendadak muncul perasaan sedih. Wanda sangat mengerti, sekarang adalah kesempatan yang sangat b
Setelah Wanda selesai menyikat gigi dan mencuci muka, dia buru-buru turun ke bawah. Edison sedang duduk di atas sofa sambil bekerja. Sinar matahari di luar jendela kelihatan menyinari wajah Edison dan semakin membuat wajahnya terlihat lembut.Dia mengenakan kemeja putih dan sedang menundukkan kepalanya.Saat melihatnya yang seperti itu, entah mengapa Wanda merasa hidupnya saat ini begitu damai.Seandainya waktu bisa berhenti saat ini juga ....Wanda segera menghampirinya dan memanggilnya, "Kak Ed."Edison mendongak dan berkata, "Sebentar lagi selesai." Setelah berkata, dia berhenti sejenak, lalu bertanya padanya, "Apa demammu sudah turun?"Wanda tersenyum dan menjawabnya, "Demamku sudah turun."Edison mengernyit, "Badan kamu sudah enakan?""Sudah!" jawab Wanda dengan riang.Edison lalu mengalihkan perhatiannya kembali ke layar laptopnya. Dia tidak membuat Wanda menunggu terlalu lama. Hanya dalam waktu lima menit, dia menyelesaikan semua urusan yang penting, lalu berdiri dari sofa. Di
Edison sedang duduk di samping tempat tidur Wanda sambil bekerja dengan laptopnya ketika Wanda terbangun.Lampu kamar tidak dibuka. Jadi, kamar itu terlihat agak gelap. Pancaran cahaya dingin dari laptop langsung memancar ke wajah Edison yang terlihat tajam.Banyak orang bilang, pria akan terlihat paling memesona saat dia sedang serius bekerja.Saat inilah Wanda baru menyadari betapa tepatnya kalimat ini.Edison saat ini sudah melepas stelan jas yang dia kenakan siang tadi dan menggantinya dengan pakaian rumah. Dibandingkan stelan jas yang kelihatan formal, dia yang saat ini lebih terlihat mudah didekati.Saat ini, jari-jarinya terlihat sedang mengetik di atas laptop. Pandangan matanya tertuju pada layar laptop dan aura tubuhnya terasa berbeda seperti biasanya.Wanda tidak tahu apa yang membuatnya merasakan berbeda. Pokoknya, Edison yang saat ini terasa menarik daripada dia yang biasanya.Edison langsung menyadari Wanda yang sudah terbangun, lalu segera menutup laptopnya. Dia mengguna
Apa dia ditindas saat di sekolah?Apa mungkin terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui?Edison sudah berpikir banyak untuk sesaat.Dia pelan-pelan duduk di tempat tidur Wanda.Saat ini, tangannya masih digenggam erat oleh Wanda, tetapi dia tidak berniat untuk menepis genggaman tangannya.Edison menatap mata yang mirip dengan ibunya itu. Untuk sesaat, ada sesuatu yang hangat muncul di hatinya.Meskipun kehangatan ini hanya terasa sedikit, perasaan ini sudah jarang sekali dirasakannya.Tuan Muda Edison yang disebut hebat di depan orang, baru pertama kali merasa canggung saat menghadapi adik perempuannya. Selain itu, dia juga menghiburnya dengan tidak terbiasa, "Jangan takut. Aku ada di sini."Entah mengapa, setelah mendengar kata "jangan takut", hati Wanda yang tadinya gelisah langsung tenang.Dia mengedipkan mata, matanya yang hitam itu menatap Edison dengan lembut dan berkata, "Kak Ed, bisa temani aku di sini?"Ini pertama kalinya Edison melihat adik perempuannya yang begitu lembut dan
Wanda baru pulang tak lama, kepalanya terasa agak pusing. Mungkin saja karena dia sudah terbiasa tinggal di tempat yang cuacanya hangat, tubuhnya tidak bisa beradaptasi ketika tertiup angin dingin. Dia juga tidak terlalu banyak memikirkan hal ini. Harusnya setelah minum kopi, dia tidak akan gampang tertidur. Namun, kepalanya terasa pusing dan tidak nyaman. Lagipula dia tidak ada kerjaan hari ini, sehingga Wanda langsung pergi tidur. Setelah berbaring, Wanda kemudian tertidur diiringi sakit di kepalanya. Saat ini, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tubuhnya terasa tidak nyaman. Kadang terasa panas bagaikan dibakar di atas tungku api, kadang terasa dingin bagaikan tenggelam dalam air es. Rasa panas dan dingin yang silih berganti ini membuatnya merasa tidak nyaman sekali. Dahi Wanda bercucuran keringat. Dia seperti tenggelam dalam mimpi buruk dan tidak bisa melepaskan diri dan tersadar dari mimpi buruk itu. Di dalam mimpinya, dia seperti tidak punya pilihan dan bergerak sesuai de
Mobil Wanda langsung melambat saat tiba di Jalan Temu. Dia lalu menjulurkan kepalanya sedikit untuk melihat ke pinggir jalan.Tidak disangka, dia lumayan beruntung. Hanya sebentar saja dia sudah menemukan orang yang dicarinya.Di bawah pohon ketapang yang tidak jauh, ada dua orang tua berambut putih sedang membersihkan dedaunan yang berguguran dengan rajin.Karena hidup mereka terlalu miskin, sehingga penampilan mereka terlihat lebih tua dibandingkan dengan orang yang seusia dengan mereka. Mereka terlihat sudah umur 60-an. Mereka berdua memakai jaket tebal yang kelihatan murahan dan kotor.Wanda tahu dari novel yang dia baca, kedua orang ini adalah orang baik. Mereka memang miskin, tapi mereka sangat peduli terhadap putri mereka. Uang yang mereka sisakan saja tidak tega mereka pakai. Mereka memberikan semua sisa uang mereka pada Mia.Sayangnya, hidup mereka tidak berakhir dengan baik.Hanya karena mereka adalah orang tua kandung Wanda, sehingga mereka juga ikut dibenci oleh Mia. Saat
Keesokan harinya, Wanda terbangun oleh bunyi jam alarm. Saat itu jam sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi.Ini jam yang dia setel tadi malam. Dia sengaja menyetelnya belasan menit lebih awal.Rowan seharusnya akan pergi hari ini. Entah kapan mereka akan bertemu kembali. Jika dia memang berencana masuk ke dunia hiburan, dia harus membicarakan masalah ini dengan Rowan hari ini.Wanda menghabiskan waktu untuk menghilangkan rasa kantuknya, lalu bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Dia segera mengikat rambutnya yang panjang dengan model ponytail. Dia juga tidak lupa mengoleskan beberapa produk perawatan kulit untuk melembabkan wajah, lalu turun ke lantai bawah.Saat Wanda turun, Rowan dan Edison sudah ada di lantai bawah. Dia juga tidak tahu kapan mereka berdua bangun, tapi setidaknya mereka pasti bangun lebih pagi darinya.Saat melihat kedua pria itu, senyuman manis muncul di wajah Wanda dan dia segera menyapa mereka, "Selamat pagi, Ayah, Kak Ed."Rowan memandangi putri
Dansa waltz ini langsung membuat Wanda dan Edison menjadi perhatian utama para penonton.Saat meninggalkan lantai dansa, Edison dengan lembut memeluk pinggang Wanda agar dia tidak ditabrak oleh para tamu yang menonton mereka.Edison yang punya tinggi 188 sentimeter, hanya berdiri di samping Wanda saja sudah cukup memberinya rasa aman.Wanda merasa selama Edison mau, dia pasti akan melakukan yang terbaik dalam segala hal. Namun, biasanya dia tidak ingin merepotkan diri untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. Karena bagi Edison, tidak ada seorang pun yang layak mendapatkan perhatiannya.Begitu mereka meninggalkan lantai dansa, Edison langsung menarik kembali tangannya dan memasukkan kembali ke dalam saku celananya. Dia kembali lagi menjadi dirinya yang dingin seperti biasa.Wanda sama sekali tidak tahu harus berkata apa saat melihatnya yang seperti itu.Dia bisa merasakan bagaimana sulitnya menaklukkan kakaknya ini. Jika dalam games, maka kakaknya ini bisa disebut sebagai bos musuh dal