Share

Cinta Lama Belum Kelar
Cinta Lama Belum Kelar
Author: Tinta Putih

PERTEMUAN SETELAH 5 TAHUN

"Prang.!! Awww..!! Nauma tersandung karena keadaan lantai yang licin.

"Astaga! Kamu tidak bisakah bekerja dengan baik?" pekik Melisa sambil berdecak mengibaskan tumpahan jus dipakainya yang seksi dengan tatapan menghujam hendak menerkam Nauma.

"Maaf Mba,saya tidak sengaja!" Nauma berdiri dan hendak membantu membersihkan bekas jus yang menempal dibaju Melisa

Akan tetapi Nauma malah didorong hampir saja dia akan terjatuh untuk yang kedua kalinya, Nauma hanya bisa menutup mata karena akan merasakan sakitnya pantat mendarat di lantai.

"Loh kok ga sakit?" batinnya seraya membuka mata, bukan nya berdiri Nauma malah menatap laki- laki tampan yang menangkap badannya dengan tangan kekarnya, mata mereka saling menatap satu sama lain seakan kisah lama terulang lagi.

"Saka.!" gumamnya yang tidak didengar siapapun,Melisasi gadis menor memekik memecahkan gendang telinga.

"Heii...!!" dasar pelayan ga becus, udah kerja ga becus beraninya kamu menatap tunanganku ." sengitnya lagi menarik lengan Saka

Nauma yang tersadar kemudian membetulkan posisi berdirinya dengan perasaan yang gugup, dengan menunduk kebawah. Saka berdiri tegap dia tidak melepaskan pandangan dari wajah Nauma.

"Maaf Mba,ada apa ini?" tanya Owner caffe yang datang karena dapat laporan ada keributan dari karyawan nya.

"Owh jadi kamu pemilik, caffe ini? beritahu pelayan kamu ini bekerja yang becus, lihat dia menumpahkan jus dibaju mahal saya," dengan lirikan mata yang sinis melihat Nauma.

"Sudahlah, kamu tidak usah memperpanjang masalah ini," timpal Saka pria yang memiliki ketampanan diatas rata-rata , tangan nya dimasukkan kedalam saku celana dan dia terlihat semakin cool.

"Kenapa, ini kan memang kesalahan nya kalau bisa pecat saja dia." sungut gadis menor dengan emosi menggebu, terlihat dari ekspresi wajahnya.

"Mohon maaf Mba saya selaku owner di caffe ini meminta maaf atas kelalaian karyawan saya, untuk gantinya Mba tidak perlu membayar pesanan nya." walaupun dibentak owner tetap tenang dan meminta maaf.

Nauma semakin gugup dan berkeringat dingin, dia menunduk kan kepala dan tangan meremas ujung bajunya, hatinya bertalu-talu melihat cincin yang melingkar dari jari manis Saka.

"Tentu saja, ayo sayang." Melisa bergegas pergi mengambil tas dan menggandeng tangan Saka. Saka mengikuti langkah Melisa sebelum berlalu dia melirik Nauma dan mata mereka kembali bersitatap , Nauma seakan terhipnotis dia melihat lelaki tersebut sampai punggung lelaki tersebut hilang dari pandangan.

"Nauma.. Nauma..!!" owner menepuk pelan lengan Nauma karena tidak direspon.

"I ia Bu, mohon maaf atas kekacauan yang saya buat." Nauma baru sadar owner nya memanggil.

"Ayo ikut ke ruangan saya dan kalian tolong bereskan semua ini," Nauma mengikuti langkah kaki owner memasuki ruangan kerjanya.

"Apa ada yang sakit?" tanya owner caffe setelah mendaratkan pantatnya di soffa empuk yang berada dalam ruangan kerjanya, sedangkan Nauma masih setia berdiri.

"Tidak Bu, tapi hati Saya yang sakit," jawabnya dan meneteskan air mata

Owner tersebut merentangkan tangan nya dan Nauma berhamburan kedalam pelukannya dan tangisnya pun pecah.

"Arumi, orang yang selama ini aku rindukan datang dengan tunangannya." isak Nauma dalam pelukan owner caffe yang bernama Arumi.

"Cinta yang dibawa 5 tahun ini, telah dia berikan untuk perempuan lain." ujar Nauma sesenggukan tangisnya belum reda

"Get up Besti, kamu cantik pengusaha dan penulis sukses jangan bersedih maju kedepan jika kamu mundur akan sakit." jawab Arumi memberi semangat kepada sahabatnya

Nauma kembali memeluk erat Arumi, hanya Arumi yang mengerti bagaimana perasaan nya selama ini.mereka sahabat yang saling berjuang untuk membangun Aruna caffe.

Akan tetapi, orang mengenal hanya Arumi owner dari Aruna caffe disini, karena Nauma tidak mau disibukkan dengan urusan caffe. Nauma lebih memilih menjadi seorang penulis platform karena itu hobi nya sejak kecil, dan sesekali membantu dicaffe jika karyawan tidak datang dia sendiri turun tangan melayani pembeli seperti hari ini.

"Ayo kita jalan-jalan ke mall, kemudian nonton dibioskop ," setelah Nauma merasa tenang Arumi mengajaknya untuk refresh isi kepala yang penuh sampah.

"Enggak mau, aku mau pulang aja ." Nauma menolak, ia menggelengkan kepalanya, matanya memerah karena menangis begitu lama.

"Yakin nih, biasanya ga pernah nolak loh apalagi nonton film horor, aku rela deh kali ini kita nonton film horor." bujuk Arumi lagi dengan menganggukan kepala supaya Nauma setuju

"Hmm bolehlah, tapi kita pulang dulu ya ganti baju." setelah dipikir-pikir sedikit lama akhirnya Nauma setuju untuk nonton film horor, film kesukaan nya.

Kemacetan di Ibu kota sudah menjadi hal yang biasa , hiruk pikuk kendaraan yang saling berpacu sudah tidak asing lagi, karena sore hari adalah waktu untuk setiap orang akan pulang ke rumahnya setelah berkutat dari berbagai kegiatan masing-masing.

Arumi sedang fokus mengemudi mobil membelah jalanan, dan Nauma asik mendengarkan musik di earphone nya tidak lupa ia selalu memegang note pad nya,apa yang di fikirkan nya akan tertulis menjadi sebuah cerita disana.

"Brak..!" dentuman keras dari belakang mobil membuat mereka terhuyung kedepan beruntung mereka memakai setbelt dan tidak terjadi cedera parah.

"AW sial..!" umpat Nauma memegangi kepalanya,Arumi yang sadar mobil mereka ditabrak segera turun menemui siapa pengemudi mobil.

"Tok..tok..tok..!!" dengan geram Arumi mengetuk kaca mobil. Empunya mobil bukan nya keluar malah asik bertengkar didalam sana.

"Maaf, saya tidak sengaja menabrak mobilnya saya akan bertanggung jawab dan mengganti rugi kerusakan nya,apa ada yang terluka?" cukup lama Arumi menunggu akhirnya pengemudi mobil keluar jika tidak sudah pasti Arumi pecahkan kaca mobil nya

"Kamu..!!" teriak Arumi menekan suaranya, beruntung Nauma tidak turun jika tidak sahabatnya itu akan bersedih lagi.

"Arumi..!" mata mereka saling bersitatap bukan karena ada rasa, kecuali tatapan kebencian dari Arumi untuknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status