Share

UNDANGAN MAKAN MALAM

Diluar Rendi telah datang menjemput Nauma untuk makan malam bersama keluarganya, penampilan nya selalu rapi dengan tubuh yang tegap, dia termasuk pria yang tampan, banyak wanita yang ingin menjadi kekasih nya, tapi dia tetap menyukai Nauma walaupun sudah ditolak berulang kali.

"Arumi, aku mau diner sama rendi dan keluarga nya, kamu aku tinggal gapapa kan, atau perlu aku telfon Dion untuk menemani?" sambil memoleskan lipstik di bibir ranumnya

"Serius, sejak kapan?" Arumi kaget dan berdiri menghadap Nauma meminta penjelasan

"Sorry,aku buru-buru Mi, Rendi Udah nungguin dibawah soalnya, aku tinggal ya bye." Nauma tersenyum simpul dan berlalu keluar tampa menjelaskan apapun. Arumi hanya bisa melongo dikiranya tadi Nauma hanya bercanda.

"Maaf ya Ren, jadi nungguin soalnya tadi aku ketiduran." setelah membuka pintu mobil dan duduk di samping Rendi, Rendi jadi pangling melihat penampilan Nauma walaupun Nauma selalu cantik di matanya.

"Rendi, kamu kok diam aja kamu marah?" tanya Nauma bingung melihat Rendi menatap nya diam

"Oh, enggak kok tadi aku cuma terpesona aja lihat kamu cantik." jawabnya jujur

"Berarti kemarin aku gak cantik?" Nauma tersipu malu tapi Dia berusaha membuat Rendi salah tingkah soalnya Rendi suka ceplosan.

"Cantik, cantik banget Malah karena bagiku kamu yang terbaik." ucapnya tersenyum manis

"Gombal aja terus, kapan jalan nya?"

"Wkwkwk ya Udah kita jalan, buru-buru kali jumpa calon mertua." Rendi ngomong selalu ga pakai rem, untung mobilnya pakai rem kalo ga bisa nyungsep.

"Rend, memang ada acara apa dirumah mu sampai ngudang makan malam? tanya Nauma sedang rendi fokus mengemudikan mobilnya

"Ga ada, mama penasaran aja sama kamu soalnya anaknya ga nikah-nikah nungguin kamu" jawabnya santai,ga tau apa jantung Nauma jadi ga normal

"Ish, Rendi mah suka becanda terus kan aku jadi takut disalahkan, lagian salah kamu udah ditolak masih juga nunggu." Nauma kesal dan memukul pelan lengan rendi

"Aww sakit Nauma, haha.." Rendi terbahak melihat tingkah Nauma yang lucu jika marah, perjalanan dari apartemen Nauma ke rumah Rendi tidak begitu lama hanya memakan waktu 30 menit, sesampainya di rumah Rendi, Nauma kelihatan gugup, ada perasaan aneh yang dirasakan nya, mobil yang terparkir disamping mobil rendi tidak asing rasanya.

"Ayo masuk, Mama sama yang lainnya sudah menunggu dimeja makan." ucap Rendi menarik tangan Nauma yang mematung

"Oh iya." Nauma mengikuti langkah Rendi sejajar dengan nya

"Assalamualaikum ma,pa.." ucap Rendi

"Waa'alaikumsalam, lama kali Ren." jawab mama nya

"Oh ini pasti nak Nauma ya?" tanya mama Rendi menyadari keberadaan Nauma yang berdiri di samping Rendi.

"Iya tante, perkenalkan nama saya Nauma Tan, Om." ucap Nauma menyalaminya tangan Mama dan Papa Rendi bergantian.

"Nama yang cantik secantik orang nya, silahkan duduk." puji Mama Rendi tersenyum manis dan mempersilakan Nauma duduk sebagai tamu nya.

"Terimakasih, Tan." jawab Nauma membalas senyum tak kalah manis dan duduk dikursi kosong disamping Rendi

"Abi dimana ma?" tanya Rendi

"Oh ia, tunggu mama panggilkan." belum jadi Mama Rendi berdiri yang ditanyakan pun datang .

"Ini dia orang nya, selalu panjang umur ya nak." mengusap lengan anak bungsunya yang hendak duduk didepan Nauma,

"Kamu..." ucap Nauma tertahan sama hal Abi yang dipanggil Rendi juga tak kalah kagetnya namun dia mencoba menetralkan wajahnya.

"Kalian saling kenal?" tanya rendi yang disimak oleh kedua orang tua nya

"Enggak kok, aku cuman kaget seperti pernah melihatnya." jawab Nauma berbohong tidak mengenal Saka Abimana yang ternyata adik dari Rendi,pantasan mereka memiliki kesamaan

"Ayo kita makan dulu keburu dingin, nanti kita lanjut ngobrol lagi." Mama Rendi yang bernama tante Santi memecahkan suasana canggung Nauma dan Saka, mereka makan dalam keheningan hanya suara dentingan sendok dan piring yang beradu terdengar menggema diruangan makan.

Setelah makan malam selesai Nauma membantu membersihkan meja makan,namun mama rendi melarang karena sudah ada pembantu yang akan mengerjakan, keluarga Rendi terlihat sempurna tidak ada cela sedikit pun terlihat, setelah mengetahui Saka Abimana adalah adek nya Rendi, urung rasanya Nauma untuk menikah dengan Rendi takut tambah susah move on,setelah berbincang-bincang.

"Kapan kalian akan menikah?" tanya tante Santi

"Uuhukkk...uhukkk.." saka terbatuk mendengar kan penuturan Mama nya

"Kenapa Bi, kan yang ditanya gue?" ujar Rendi heran melihat tingkah adek nya

"Iya perasaan,pas kamu tunangan ga gerogi gini deh" timpal tante Santi

"Jangan bilang kamu suka Nauma." ejek rendi tertawa

"Uhukkk.." sekarang malah Nauma terbatuk dan semua mata memandang nya

"Apaan sih mas, gue cuma kaget aja tadi selama ini Lo kan ga mau nikah."Jawab Saka dengan wajah datar

"Ia tau, ga mungkin lo suka Nauma kan Lo Udah tunangan." lirih Rendi tersenyum

"Memang iya dek Nauma mau nikah sama mas Rendi?" tanya saka yang membuat Nauma membolakan matanya

"Kok Lo manggilnya dek perasaan umur kalian sama? dan kamu juga tau namanya?" Rendi mengerutkan keningnya bingung melihat adiknya

"Iya, kami akan menikah dalam waktu yang dekat." jawab Nauma membuat semua orang kaget

"Serius??" tanya tante Santi kegirangan senang mendengar kabar anak sulungnya akan menikah yang dijawab anggukan oleh Nauma.

"Uma jangan main-main deh." bisik Rendi tidak percaya dengan apa yang disampaikan Nauma tiba-tiba, pasalnya selama ini dia selalu menolak

"Kenapa? apa mas Rendi tidak ingin mencoba untuk melamar ku lagi?" tanya nya lirih dan didengar semua orang termasuk Saka

"Kamu serius?" tanya rendi menggenggam tangan Nauma masih tidak percaya dan Nauma tersenyum manis, Saka sangat terlihat tegang dan marah, baru ia berniat untuk menjemput cintanya yang tertinggal, sekarang Nauma memutuskan untuk menikah dengan Kakak laki-laki nya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status