Beranda / Romansa / Cinta Kedua Kami / Bab. 5 Rencana Dijalankan

Share

Bab. 5 Rencana Dijalankan

Penulis: Ambar_rawa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 13:04:40

Senin adalah hari yang paling sibuk. Setelah kemarin libur, hari ini orang-orang sudah mulai beraktivitas untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Ajeng sedang menggoreng telur setelah selesai membuat nasi goreng untuk sarapan pagi ini.

Kemarin, sebelum pulang, dia sempat membeli seperempat kilogram telur untuk sarapan karena belum sempat berbelanja.

Ajeng mendapat giliran masuk malam selama seminggu ini. Harusnya dia bisa sedikit santai, tapi tidak bagi Ajeng. Banyak hal yang harus ia lakukan hari ini.

"Dek, Mas berangkat dulu, ya?" Setelah menyelesaikan sarapan, Ardi segera bersiap berangkat kerja.

Ajeng mencium tangan suaminya, kemudian Ardi mendekati Kai, mencium pipi gembul anaknya. "Hati-hati, Mas," ujar Ajeng melepas kepergian suaminya.

Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Ajeng bersiap untuk menemui petugas tempat ia menggadaikan ATM-nya.

Dia akan mengambil sisa gajinya sekaligus mengambil kembali kartu ATM karena hari ini adalah setoran terakhir dari jangka waktu yang diambilnya.

Setahun yang lalu, mereka menggadaikan ATM Ajeng sebesar tiga juta rupiah untuk membeli mesin cuci dan kulkas.

Ajeng tidak membawa Kaisar karena khawatir anaknya yang lucu itu akan bosan.

"Bu, Ajeng jalan dulu, ya. Mau ngambil gaji sekalian belanja. Titip Kai sebentar ya, Bu?" Ajeng berpamitan pada ibu mertuanya.

"Iya, hati-hati. Kai biar Ibu yang jaga," jawab ibu mertuanya.

Ajeng keluar dari rumah. Hal pertama yang ia lakukan adalah mendatangi tempat pegadaian.

Ia menerima gaji sebesar 2,3 juta rupiah yang dipotong angsuran terakhir sebesar 330 ribu, jadi masih tersisa 1.970.000 rupiah.

Lumayan, pikirnya.

Setelah mendapatkan uang, kartu ATM, dan surat-surat lainnya, Ajeng bergegas pergi ke toko emas untuk menjual perhiasannya.

Gelang dan kalungnya laku terjual seharga 8,5 juta rupiah.

Ajeng membawa total uang sebesar 12.470.000 rupiah dan menuju salah satu bank swasta untuk menabung uangnya menggunakan rekening sang mama.

Setahun yang lalu, sebelum menggadaikan ATM-nya, Ajeng memindahkan tabungannya ke dalam rekening mamanya.

Tabungan itu ia kumpulkan dari sisa gajinya untuk biaya pendidikan Kaisar kelak. Selama tiga tahun, Ajeng rutin menyisihkan uangnya.

Setelah semua uang masuk ke tabungan, Ajeng hanya menyisakan 1.200.000 rupiah untuk membeli kebutuhan dan uang bensin.

Ia sengaja hanya belanja sedikit dan tidak membayar angsuran rumah. Saat pulang, hari sudah sangat siang.

"Kok belanjanya sedikit banget, Jeng?" Bu Narsih merasa tidak biasanya menantunya belanja kebutuhan sesedikit ini.

"Kata Mas Ardi harus hemat, Bu, jadi Ajeng sengaja belanja sedikit," jawab Ajeng.

Setelah membereskan belanjaan, Ajeng berlalu ke kamar.

Di dalam kamar, Ajeng menghubungi Tio.

Tio: "Halo, siapa ini?"

Ajeng: "Halo, Mas Tio, ini Ajeng. Bisa bicara sebentar, nggak, Mas?"

Tio: "Oh, Ajeng. Ada apa, Jeng? Nyari Ardi, ya? Ardi-nya nggak ada. Dia tadi dicari Pak Handoko. Kalau ada pesan, nanti aku sampaikan."

Ajeng: "Ajeng ada perlu sama Mas Tio, tapi jangan bilang Mas Ardi kalau Ajeng hubungi Mas Tio, ya. Penting banget soalnya."

Tio: "Ada apa sih, Jeng? Bikin penasaran aja."

Ajeng: "Mas, bener nggak sih kalau Mas Ardi lagi dekat sama karyawan baru shift pagi ini, yang janda itu... siapa namanya, Mas?"

Tio: "Hmm..." (terdengar helaan napas dalam dari Tio). "Iya, Jeng. Bukannya aku mau ikut campur rumah tanggamu, ya, tapi aku cuma mau peringatkan kamu. Kamu awasin suamimu sebelum semuanya terlambat. Namanya Dian Novitasari, panggilannya Dian. Dia kos di sini, aslinya dari mana aku nggak tahu."

Ajeng: "Sudah berapa lama mereka dekat, Mas?"

Tio: "Dua bulan kayaknya, tapi aku nggak tahu pastinya."

Ajeng: "Sabtu kemarin lembur sampai jam berapa, Mas?"

Tio: "Jam 15.00 deh. Emang kenapa?"

Ajeng: "Nggak apa-apa, Mas, cuma nanya. Makasih ya, Mas. Jangan bilang Mas Ardi kalau Ajeng nanya-nanya, ya?"

Tio: "Iya, Jeng. Tenang aja. Kalau ada info, nanti aku kabari. Aku save nomor kamu, ya?"

Ajeng: "Iya, Mas, save aja. Makasih, Mas. Ajeng tutup dulu, ya."

Ajeng kembali mengingat Sabtu kemarin, saat Ardi pulang jam 21.00. Berarti, Ardi menghabiskan waktu dengan wanita itu.

Tanda merah di dada Ardi menjelaskan apa yang mereka lakukan.

****

Ardi di dalam pabrik gelisah karena tidak menemukan Dian. Sepertinya, wanita itu tidak bekerja dan masih sakit.

Ia berencana untuk menghubungi Dian saat istirahat. Ardi sibuk dengan pekerjaannya hari ini. Hari Senin benar-benar melelahkan.

Tepat saat jam istirahat, Ardi buru-buru menelepon Dian.

Dian: "Halo, Sayang."

Ardi: "Hai, Yang. Kenapa kamu nggak masuk? Masih pusing, ya?"

Dian: "Iya, Sayang, aku masih pusing. Tadi habis periksa dan minum obat. Sekarang mau istirahat. Kamu juga lagi istirahat, ya?"

Ardi: "Iya, Di. Ya sudah, kamu istirahat saja. Aku juga mau makan dulu. Nanti pulang kerja aku sempatkan ke tempatmu."

Dian: "Oke, Sayang. Selamat makan, ya. Aku tidur dulu. Muaaah."

Panggilan telepon berakhir. Ardi tiba di kantin dan memesan makanan. Ia duduk di dekat Tio, yang hanya memperhatikannya.

Dian tersenyum bahagia memikirkan langkah-langkah yang akan dia ambil untuk membuat Ardi menjadi miliknya.

Kecurigaannya terhadap gejala yang dialami ternyata benar.

Hal ini harus dia manfaatkan untuk segera menjerat Ardi agar mau menikahinya dan menceraikan istrinya.

Jika Ardi masih saja beralasan, terpaksa dia harus bertindak sendiri.

Siang nanti, ketika Ardi datang, dia berniat memberitahukan keadaannya pada kekasihnya itu.

Mimpinya untuk menikah dengan Ardi, lelaki tampan dan mapan, akan segera terwujud. Dian adalah seorang janda beranak satu. Anaknya tinggal di kampung bersama orang tuanya.

Mantan suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh tani membuat hidup mereka serba kekurangan, dan Dian memutuskan untuk bercerai.

Dia pergi ke kota bersama temannya yang lebih dulu tinggal di sana, ikut mencari pekerjaan di kota yang sama.

"Aku harus segera menjalankan rencanaku untuk mendapatkan Mas Ardi, biar aku tidak kos terus dan bisa segera membawa Risa kemari," batin Dian.

Sore harinya, Ardi benar-benar mampir ke kosan Dian untuk memastikan wanita itu baik-baik saja.

Dian, yang mendengar suara motor Ardi, langsung membuka pintu kosnya dengan berbinar.

"Sayang, aku kangen banget!"

Dian menyambut kedatangan kekasihnya dengan nada manja dan bergelayut mesra di lengan Ardi. Mereka masuk ke kamar kos tersebut.

"Gimana keadaanmu, Sayang? Udah mendingan belum? Tadi apa kata dokter?"

"Aku baik, Yang. Sakitku ini cuma kalau pagi aja. Kalau sudah agak siang, sudah sembuh."

Ardi menyipitkan matanya, heran. "Aneh banget sih, sakit apaan itu? Emang ada sakit kalau cuma pagi hari?"

"Syukur deh. Ini aku beliin bakso, dimakan dulu mumpung masih hangat." Ardi memberikan bungkusan bakso pada Dian.

"Makasih, Sayangku. Perhatian banget sih kamu. Jadi makin cinta deh," jawab Dian dengan nada centil yang menggoda.

Dian makan bakso yang dibelikan Ardi dengan lahap. Setelah itu, dia memberitahu apa yang sebenarnya terjadi padanya akhir-akhir ini.

Dia menyerahkan hasil pemeriksaan dokter tadi siang, di mana tertulis bahwa ia sedang hamil empat minggu.

Kenyataan ini akan mengubah seluruh kehidupan Ardi, membuatnya harus memilihโ€”pilihan yang sangat sulit dan menentukan bagaimana kehidupannya ke depan.

___________________________

Bab terkait

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 5 Hamil

    Dian menyerahkan hasil pemeriksaannya siang tadi. Benar, siang tadi dia pergi ke klinik dokter kandungan karena dua hari ini dia selalu merasa lemas dan mual di pagi hari, dia juga terlambat datang bulan selama hampir 2 minggu. Ardi menerima kertas itu dan mulai membukanya, POSITIF.. Terdapat tulisan seperti itu dikertas yang diterimanya. "Apa maksudnya ini, kamu positif apa? Apa ada penyakit yang serius?? ". Ardi pikir wanita itu mengidap penyakit yang serius. Dian yang semula berbinar mendadak jadi cemberut, reaksi yang diberikan kekasihnya tidak sesuai ekspektasinya. "Iiihhhh... Bukan penyakit sayang, tapi positif hamil. " Dunia Ardi seakan berhenti berputar, dia masih belum bisa mencerna kata kata Dian dengan baik. Sekian detik kemudian Ardi mendapatkan kesadarannya, dia menjatuhkan kertas itu dan bangkit berdiri. "Kamu serius? Bagaimana bisa?? Emang kamu nggak minum obat pencegahan kehamilan? Kan udah aku bilang minum obat itu, biar ngga hamil.. Apa kamu sengaja??!!

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 7 Terjerat (Flashback POV Ardian)

    Ardi sampai rumah jam 18.10,sangat terlambat dari jam pulang kerja yang seharusnya. Dia terlihat kusut dan berantakan, wajahnya murung, dia berjalan masuk kerumah tanpa melihat dan menyapa orang orang yang duduk dikursi ruang tamu. Ajeng dan Bu Naksir yang melihatnya merasa terheran, Ajeng kemudian berdiri dan bergegas menyusul Ardi masuk kekamar. Dia khawatir dengan keadaan suaminya, tanpa tau apa yang sedang menimpa suaminya saat ini."Ada apa Mas, kamu baik baik saja kan? Kenapa muka mu kusut begitu? ". Tanya Ajeng dengan khawatir.Ardi tidak menjawab apapun pertanyaan Ajeng, dia membuka bajunya dan melemparnya kedalam keranjang cucian kemudian mengambil pakaian bersih dan membawanya kekamar mandi, meninggalkan Ajeng yang mematung melihat perubahan sikapnya yang sangat dingin itu. Ajeng yang mendapat perlakuan seperti itu hanya menghela nafas saja, dan keluar menghampiri Kaisar yang sedang bermain. 'Sabar.. Ajeng kamu pasti kuat'. Kalimat itulah yang dia tanamkan pada dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 8 Surprise

    Terdengar suara motor didepan rumah, rumah mungil yang setahun ini di huni oleh keluarga kecil Ardian Pratama. Rumah yang dibeli secara KPR, dikredit selama 10 tahun, dan baru setahun berjalan. Rumah yang diambang kehancuran, hubungan yang berdiri diatas janji suci, janji kepada Illahi ini sebentar lagi mengalami guncangan yang akan memporak-porandakan hati keduanya. Karena kebodohan dan nafsu yang tidak dapat dikendalikan oleh Ardi. Karena minimnya iman yang dengan mudahnya terbujuk oleh rayuan birahi. Ajeng memasuki rumahnya, terlihat Ibu mertuanya sedang memasak. "Ibu, hari ini masak apa ya? tukang sayurnya sudah datang belum sih Bu? ". Tanya Ajeng. " Kamu sudah pulang? Ibu tidak dengar ada tukang sayur lewat, jangan jangan nggak jualan lagi?. " Ucap Bu Narsih."Kalau nggak datang nanti biar Ajeng ke pasar saja Bu, kita mau masak apa hari ini?. ""Masak terserah Ajeng saja, Ibu sih apa apa juga suka, atau tanya suamimu sana, sekalian bangunin, dari tadi belum ada suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 9 Bencana

    Semua orang mematung dengan pikiran masing-masing setelah mendengar apa yang Dian ungkapkan, hanya terdengar suara isak tangis Dian di ruang tamu rumah itu. Ibu Narsih begitu syok, dia tidak menyangka bahwa anaknya berbuat sehingga itu hingga menghamili seorang wanita. "Jangan bercanda ya kamu! saya tidak pernah mendidik anak-anak saya menjadi manusia rendahan seperti itu. Anak saya tidak mungkin melakukan perbuatan sehina itu, apa yang kamu inginkan? menghancurkan keluarga ini dengan memfitnah anak saya?. ""Saya tidak memfitnah Bu, ini semua benar, kami sudah menjalin kasih kurang lebih 2 bulan. Saya tidak bohong, Ibu bisa tanya sendiri ke anak Ibu. " Ucap Dian. "Diam kamu Di.. (๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜๐˜ฃ๐˜ถ-๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข) Ibu jangan percaya, aku akan atasi masalah ini.. (๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜‹๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ).. apa apaan sih kamu? keluar dari sini Di!!. "Ardi berniat menyeret Dian keluar dari rumahnya, tapi baru saja dia memegang tangannya, Dian sudah meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 10 Hancur

    "Maaf??.. Maaf katamu? apa perbuatanmu bisa selesai hanya dengan 'maaf' saja Mas? dan apa tadi, Khilaf? khilaf itu kalau hanya sekali Mas, tapi kalau berkali kali bahkan sampai memghamili, itu bukan khilaf.. Tapi br*ngs*k, kamu memang br*ngs*k!! Aku benci sekali padamu Mas, benci sekali.. Jadi biarkan aku dan Kau pergi dari rumah ini.!! " Ucap Ajeng. Ardi tertunduk, dia menyesal sekali kenapa harus terjerat pesona Dian waktu itu, hingga melakukan kesalahan seperti ini. Ajeng tidak mungkin mau memaafkannya sekarang. Kebodohannya telah menghancurkan rumah tangganya. Ajeng mendekati Kaisar dan memakaikan jaket kepadanya. "Jeng, Mas mohon jangan tinggalkan Mas, Mas mengakui kalau salah telah berselingkuh. Tapi aku melakukannya karena kamu sering nggak perhatian lagi sama Mas, jadi Mas sedikit mencari perhatian diluar, tidak disadari malah jadi seperti ini. " Ardi mencoba membenarkan tindakannya. "Kamu menyalahkan aku?? perhatian seperti apa yang membuatmu berpaling dariku, katakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 11 Dukungan Keluarga

    Ajeng dan Yuli tiba di rumah Mama Maya, terlihat Mama Maya dan Ayah Teguh sedang menikmati secangkir teh di teras depan rumah. Mereka terkejut melihat kedatangan Ajeng dan Yuli, buru buru Mama Maya mendekati mereka dan mengambil Kai untuk dia gendong. "Ajeng, Yuli, ada apa ini? kenapa kalian datang bawa kendaraan sendiri sendiri. " Tanya Bu Maya. Ajeng langsung menghambir memeluk Mama-nya sambil menangis, Pak Teguh yang melihat putrinya menangis langsung berdiri dan mendekat. "Ada apa ini? Mana Ardi? kenapa datang dengan Yuli?? bawa mereka kedalam Mah, jangan disini, kita bicara di dalam. "Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk disofa ruang tamu, Bu Maya menurunkan Kaisar agar bermain sendiri, dan berlalu kedapur untuk mengambil air untuk mereka. "Ada apa Jeng? cerita ke kami." Tanya Pak Teguh. Ajeng menangis dan langsung memeluk Ayah-nya. "Maafin Ajeng Yah, Ajeng salah, Ajeng membantah Ayah untuk laki laki br*ngs*k itu dulu, padahal Ayah sudah memperingatkan Ajeng, tapi Ajeng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 12 Gugatan Perceraian

    "Mas.. Jangan kasar kasar! aku tidak mau pergi Mas, kamu akan meninggalkan aku jika aku keluar dari sini. " Ucap Dian. "Kita belum menikah Di, apa kata orang orang disini, sekarang kamu pergi dulu, aku janji akan bertangungjawab, sekarang pergilah, kembali ke kos dulu. "Setelah mengatakan hal itu, Ardi bergegas menutup pintu dan mengunci pintu rumahnya. "Baiklah Mas, aku akan pergi, tapi ingat jika kamu ingkar janji aku akan mencarimu di manapun kamu berada, atau aku akan terus mengusik Ajeng dan Kaisar.. Ingat itu!! ".Teriak Dian. Dian pergi dari sana sambil memesan ojek onlen untuk kembali ke tempat kosnya. ***Tiga hari telah berlalu, kemarin Ajeng sudah mulai bekerja kembali. Bagaimanapun dia punya tanggungjawab terhadap putranya, jadi harus tetap bekerja, tidak ingin terus terusan terpuruk dalam kehancuran. Hari ini dia berniat mengubungi Ardi untuk menanyakan soal perceraian mereka. Tut.. Tutt.. Tut.. pangilan tersambung dan diangkat. "๐˜๐˜ข๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฐ ๐˜‘๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ" "Hallo Mas,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 13 Perceraian dan Pernikahan

    Hari ini tepat sebulan Ajeng mendaftarkan gugatan perceraiannya, dan hari ini juga adalah sidang putusan yang mengabulkan gugatan Ajeng untuk bercerai dari Ardi. Hakim mengabulka perceraian itu dengan keputusan hal asuh anak jatuh kepada Ajeng, dan perhitungan harta gono gini adalah Ardi harus membayar uang sebesar 10 juta rupiah atau menyerahkan motornya kepada Ajeng dan memberikan uang nafkah kepada Kaisar sebesar 1 juta rupiah setiap bulan. Tiga hari sebelum sidang Ajeng menghubungi Ardi karena Ardi mangkir dari dua kali sidang sebelumnya, Ardi sempat marah karena mengira Ajeng tidak pernah mendaftarkan perceraiannya. Setelah dia selidiki, ternyata surat panggilan sidang itu tidak pernah sampai ditangannya karena diterima dan dihancurkan oleh Dian. Ya, Dian yang menerima surat itu ketika dia berkunjung ke rumah Ardi, dan ketika kurir pengantar surat tiba, Dian yang menemuinya. Ardi marah besar kepada Dian, tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi, dan hari ini di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab.61

    Allard dan Ajeng sudah meninggalkan rumah sakit, mereka jadinya tidak menuju apotek, tapi malah ke mobil, mereka meminta Theo untuk mengambil obat. Ajeng dan Allard menunggu di mobil dengan membawa makanan ringan dan minuman selama menunggu Theo. Setelah sampai dirumah, mereka disambut teriakan Kaisar yang tidak sabaran menunggu sejak tadi. "Mama, Papa!! bagaimana keadaan Mama? Mama sudah tidak sakit lagi kan?." Tanya Kaisar. " Hati hati Kai.. Jangan minta gendong Mama, sini biar Papa saja yang gendong, sekarang Kaisar harus bantuin Papa untuk menjaga Mama, karena didalam perut Mama ada adeknya Kaisar, bagaimana mau kan?." Tanya Allard pada Kaisar. "Benarkah Pah? ada adek Kai di perut Mama?." " Iya." " Yee.. Kai akan jagain Mama Pah, tenang saja." Ucap Kaisar. Para Maid yang mendengar pun segera mendekat dan memberi selamat untuk pasangan berbahagia itu. " Selamat Tuan, Herrin, semoga sehat ibu dan bayinya." Ucap Mereka serempak. " Terimakasih, untuk kalian semua, sekarang a

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab.60 Hamil

    " Benarkah? kamu tidak bercanda kan Ray?." Tanya Allard." Ngapain bercanda Al, tapi sebaiknya segera kamu periksakan ke Dokter kandungan untuk lebih jelasnya, kamu tau kan kalau aku hanya Dokter umum?." Ucap Raymond.Allard menoleh pada Theo yang masih ada diruangan itu."Theo, segera siapkan mobil, kita kerumah sakit sekarang!." Ucap Allard pada Theo."Baik Tuan."Theo segera pergi ke garasi untuk melaksanakan perintah sang Tuan."Bu Mirna, tolong jaga Kaisar, saya akan bawa Ajeng kerumah sakit." Ucap Allard pada salah satu Maid kepercayaannya."Baik Tuan." Ucap Bu Mirna.Dua puluh menit kemudian, mobil yang ditumpangi Allard sudah sampai di UGD rumah sakit.Allard memang sengaja membeli rumah yang dekat dengan pusat perbelanjaan, sekolah dan rumah sakit, itu dia lakukan untuk memfasilitasi keluarganya.Sekitar setengah jam setelah Ajeng diperiksa oleh seorang Dokter, keluar lah Dokter wanita yang tadi memeriksa Ajeng.Allard yang melihat itu, segera berjalan mendekat."Bagaimana kea

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 59 Apa yang harus Aku lakukan?

    Siang itu, Rania segera dimakamkan. Kepergian Rania diantar oleh orang tua dan tetangga tetangga rumah Ardi. Setelah tujuh hari kepergian Rania, Ardi bersiap untuk pergi ke pabrik tempatnya bekerja dulu, dia berniat untuk melamar kerja disana lagi. "Mas, mau kemana kok sudah rapi?." Tanya Dian. " Ke pabrik, mau melamar kerja disana lagi." Ucap Ardi. "Kok ke pabrik lagi sih Mas, kan aku sudah bilang, lebih baik bantu aku membuat ide ide konten, dari ngonten kita bisa melunasi rumah, dan aku sedang menabung untuk bisa membeli mobil lho." Ucap Dian. Memang Dian sedang menabung untuk bisa membeli mobil, hasil ngonten memang se menjanjikan itu. "Mau ngonten apa lagi? sedangkan Rania sudah pergi?." Ucap Ardi. "Makanya bantu aku mikir Mas, aku juga lagi nyari nyari ide!." Ucap Dian. "Aku nggak pernah ngerti soal hal hal kayak gitu Di, yang aku tau hanya kerja. Jadi lebih baik aku nyari kerja saja." Ucap Ardi. Ardi pergi meninggalkan rumah, kemarin dia sudah menyiapkan berkas berkas

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab 58 Tentang Rania

    Waktu berjalan dengan cepat, setelah video yang diposting Ajeng waktu itu, Dian tidak melakukan apa apa lagi.Dia sudah menyerah, dia hanya memposting dan membagikan video video tentang pengobatan Rania dan keseharian Rania.Begitu juga dengan Ajeng, dia juga membagikan video video kesehariannya dengan sang anak dan para pekerja dirumahnya.Meskipun banyak yang memintanya membagikan momen moment kebersamaan dengan sang suami, tapi Ajeng tidak melakukannya.Tiga bulan sudah berlalu, saat ini Rania, Dian dan Ardi berada di Jakarta, rencananya Rania akan segera menjalani operasi transplantasi hati beberapa hari lagi, setelah semua prosedur yang diperlukan selesai.Ardi harus resign dari tempat kerjanya karena dia yang akan menjadi pendonor bagi putrinya.Harusnya lima hari lagi, semua syarat syarat yang diperlukan selesai dan Rania akan dioperasi, tapi sayangnya dihari ke tiga, kondisi Rania drop. Dia harus dirawat inap di rumah sakit itu, dan mendapatkan penanganan yang cukup serius.R

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 57 Serangan Balasan Ajeng

    Seperti yang sudah disepakati dengan suaminya, Ajeng sedang bersiap untuk membuat video balasan untuk membungkam para netizen yang membela Dian. Disebuah gazebo yang cantik dihalaman rumahnya, Ajeng mempersiapkan kamera dan dirinya. "Assalamualaikum, hai sahabat online, aku Ajeng Wulandari, aku adalah mantan istri Mas Ardi yang sekarang menjadi suami Dian Novita Sari dan Ayah dari bayi malang Rania. Memang benar anak kami, Kaisar yang sekarang berusia Lima tahun adalah saudara kandung se Ayah dengan Rania. Sekarang saya ada di Jerman, mengikuti suami saya. Bagaimana kami bercerai? biarlah itu menjadi pengalaman hidup untuk kami, disini saya ingin mengatakan jika saya tidak akan mengijinkan anak saya Kaisar, untuk menjadi pendonor hati untuk Rania. Bukan bermaksud tega atau egois, saya hanya seorang ibu biasa, yang jika anak saya pilek saja saya sudah sangat panik, apalagi dia harus menjalani prosedur operasi besar, jujur saya tidak seantusias itu untuk melihat anak saya kesaki

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab.56 Mencari Perhatian Nitizen

    Sesuai rencana, Dian mengunggah beberapa video tentang Rania. Para Fans ataupun simpatisan Rania berbondong bondong memberikan semangat untuk pengobatan Rania. Rencana Dian sejauh ini berjalan lancar, dengan membagikan Video video perjalanan Rania dalam berobat sangat menyentuh hati banyak penguna media sosial. Semua seakan mengikuti step by step perkembangan kesehatan Rania, hingga Dian mengunggah video soal donor hati. Dia menyebutkan jika hanya suaminya yang cocok untuk menjadi pendonor untuk Rania, tapi hal itu tidak mungkin dilakukan karena Ardi harus bekerja mencari nafkah. Dian kemudian mengunggah soal opsi lain selain Ardi, yaitu putra Ardi, yang artinya saudara sekandung Ayah dengan Rania, Kaisar. Banyak yang pro dan banyak juga yang kontra, karena masalah donor hati ini meskipun kata dokter tidak banyak berisiko, tapi tetap saja hal itu menjadi momok menakutkan di banyak kalangan, apalagi jika melibatkan anak kecil. Ajeng yang kesehariannya sekarang hanya diam dirumah

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 55 Pendonor Hati

    Lima hari kemudian, Para petugas Yayasan kembali datang membawa Rania dan Dian ke rumah sakit.Hari ini jadwalnya Rania untuk USG, untuk mengetahui seperti apa kondisi hati milik Rania.Rania juga akan menjalani rangkaian tes, mulai dari tes darah, tes urine, biopsi Hati dan lainnya,banyak sekali tes yang akan dilalui oleh Rania.Dan itu juga akan sangat melelahkan, bukan hanya untuk Dian, tapi juga untuk Rania. Sedangkan pendonor juga harus segera disiapkan.Setelah USG, maka di kontrol selanjutnya Dian dan Ardi wajib datang, mereka berdua akan menjalani tes kecocokan hati untuk Rania, dan nanti siapa yang cocok maka dia juga harus menjalani serangkaian tes juga.Maka hari ini, Ardi dan Dian menemani Rania untuk tes selanjutnya."Bapak dan Ibu silahkan mengikuti suster untuk menjalani tes. Nanti akan diketahui siapa yang lebih cocok untuk menjadi pendonor untuk putrinya." Ucap Dokter Budi. " Dok, untuk pendonor ini apakah bisa dilakukan oleh orang lain selain keluarga?." Tanya Dian.

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 54 Tak Ada Rotan, Akarpun Jadi

    Dian yang gagal menguasai uang donasi terus berusaha untuk membuat konten konten tentang anaknya, dan dari sana dia banyak mendapatkan saweran dari koin koin followers nya. Setelah kedatangan orang dari Yayasan itu membuat followers yang simpati terhadap Rania meningkat, tapi tidak ada endorse yang datang, karena mau di endorse apa? orang yang dijadikan konten anak kecil, bukannya mau ngasih endorse tapi jatuhnya malah kasihan. " Gimana? dapat uang donasinya?." Tanya Ardi. "Cck, enggak!." Ucap Dian. " Kan sudah aku bilang, uang dalam jumlah besar tentu tanggung jawabnya juga besar, apa lagi uang donasi, uang dari banyak orang, tentunya pengunaannya harus diawasi dan dipantau." Ucap Ardi. " Nggak masalah nggak dapat uang donasi, uang dari hasil live di Tok Tik juga lumayan, bisa buat beli skincare dan lainnya. Lagian juga mau aku tabung sedikit biar bisa beli perhiasan." Ucap Dian. " Terserah mu lah Di, terus kapan Rania akan dioperasi?." Tanya Ardi. "Nanti mau dikabari, O

  • Cinta Kedua Kamiย ย ย Bab. 53 Rencana Dian

    Dian senang tak terkira, dia segera mengirimkan alamat rumahnya kepada Mbak Anisa, seorang yang berkerja di yayasan anak penyandang Atresia Billier. Yayasan itu digagas untuk membantu anak anak penyandang AB yang gagal dalam operasi Bypass dan membutuhkan dana yang besar untuk melakukan operasi transplantasi hati. Ada banyak donatur yang siap membantu, tapi juga tidak setiap anak akan mendapatkan dana, semua harus dicek dan disurvey terlebih dulu. Kemudian mereka akan dibawa ke rumah sakit besar di Semarang ataupun Jakarta. Saat Ardi pulang, Dian tidak sabar ingin segera bercerita kepada suaminya itu. Dia berharap Ardi bisa di ajak kerja sama. "Mas, mau makan atau mandi dulu?." Tanya Dian. Ardi mengkerutkan dahinya, tumben tumbenan Dian menawari sesuatu padanya, padahal biasanya Dian cuek saja saat dia pulang. " Tumben? ada apa? kamu menginginkan sesuatu?." Tanya Ardi. " Bukan, di baikin malah gitu..Ya sudah, Mandi sana!." Ucap Dian. Ardi tidak menghiraukan, mau marah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status