Share

Dzaki ke Sekolah

"Ibu." Tangan Abizar menarik lengan Aruna. Anak itu cukup kaget, tetapi bimbang juga.

Aruna sadar. Mengatur napas agar bisa lebih tenang. Menatap Abizar di bawah dan berkata, "Maaf, Sayang, Ibu sedang kurang enak badan. Kamu mengerti, kan?" Aruna berharap Abizar bisa memahami situasinya sekarang.

"Kamu sudah dewasa. Seharusnya bisa memahami keadaan Abizar, bukan malah Abizar yang memahamimu!" Naufal ikut campur lagi. Lelaki itu bergerak kembali dua langkah ke depan, semakin mengikis jarak dengan Aruna. "Anak kita cuma ingin makan bersama."

Telinga Aruna panas. Anak kita? Rasanya sedikit lucu mendengar itu, tetapi juga bercampur dengan marah. Bagi Aruna, Abizar adalah anak semata wayangnya. Tidak peduli Abizar lahir dari rahim siapa, ia tetap menganggapnya anak.

"Sayang, Ibu, lelah. Kita makannya besok lagi, boleh?" Aruna bertanya pada Abizar lagi tanpa menghiraukan Naufal. Berharap kali ini anak usia empat tahun itu bisa merespon baik.

Abizar mengangguk pelan dengan sorot mata yang po
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hendry Hendryhen
ini cerita kok ya salah faham trs isinya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status