Share

Aruna Melawan

Suasana lantai bawah ramai pengunjung. Semua mata tertuju pada Aruna. Kasihan sekali.

Aruna memegang pipi kanan. Sakit sekali. "Maaf, Bu, aku rasa semua orang tua tidak ingin mengharapkan anaknya celaka." Tak ada siapa pun yang bisa dijadikan tameng. Tentu Aruna harus kuat sendiri. "Tentang cucu, aku rasa Ibu tidak berhak berkata begitu."

Mata Bu Nani semakin membesar. Berani sekali menantunya ini.

"Karena semua yang ada di rumah tangga aku dan Mas Dzaki adalah sesuatu yang hanya bisa kami putuskan berdua. Baik itu tentang memiliki anak atau tidak!" Aruna menegaskan.

"Pantas saja kamu diceraikan Naufal. Kelakuanmu memang sering membantah," tutur Bu Nani dengan segala kebenciannya.

"Aku justru bersyukur diceraikan." Aruna tidak ingin kalah. Tangan kanannya mengepal di bawah, menahan ledakan emosi yang bisa saja keluar tanpa diminta. "Anak sulung Ibu itu terlalu egois untuk dijadikan suami. Bagaimana bisa seorang suami menyakiti istrinya dengan menikahi mantan pacar hanya karena alasan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status