Ares cukup terkejut saat melihat Keysha kini benar-benar menangis. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Keysha menangis. Malam itu mungkin ia cukup koorperatif karena perempuan itu sedang berada di ambang kesadarannya. Ares pun mengelus kepala Keysha dengan penuh kasih sayang. Lelaki itu lupa bahwa ini adalah pertama kali Keysha melakukan 'itu' dalam keadaan sadar. Perempuan itu sangat polos jika dibanding dengan mantan-mantan Ares sebelumnya.
"Ssshh, I'm sorry, sayang. Maaf, Maaf harusnya aku izin dulu sama kamu. It's okay, ke depannya aku janji kalau mau aku izin dulu ke kamu deh" Ares memegang pipi Keysha sambil mengelusnya dengan ibu jarinya."M-maafin aku, aku cuma kaget aja. Aku cengeng banget ya ?" Ujar Keysha sambil masih sesenggukan."It;s okay, wajar kok. Kamu belum punya pengalaman pacaran. Aku yang salah sayang""M-maaf""Hmm, it's okay, i'm fine"Ares pun mendudukkan Keysha. Ia bersimpuh di hadapan Keysha yang duduk. Ia menghapus air mata Keysha sambil terus mengucapkan kata maaf kepada Keysha. Lelaki itu pun menyahut gelas di meja belakangnya, ia mengecek jika ada air disana dan memberikan pada Keysha."Minum dulu, ya. Sorry,sayang. Janji ga akan kuulangin"Keysha pun meneguk minuman yang diberikan Ares. Selang beberapa detik, gawai milik Ares tiba-tiba berbunyi. Ia memandang kesal layarnya ketika melihat nama kontak yang tertera di layarnya."Halo ?" Ares berbicara pada orang di seberang telfonnya."Sekarang banget ?""Anj, iya iya, gue kesana" Setelah itu Ares menutup telfonnya sepihak.Ia memandang Keysha cukup lama. Keysha yang dipandangnya hanya menatap Ares penuh tanya dan masih dengan sisa tangisnya."Sayang," Panggil Ares."Kenapa ?""Aku harus pergi ke kantor, ada masalah di manajemen. Kamu ga papa aku tinggal sekarang ?""Kenapa ? Ada masalah apa ?""Biasa masalah film baru aku, ada masalah katanya. Kamu ga papa sendirian ? Mau aku pesenin sesuatu ga ? Udah laper lagi ga ?"Keysha menggeleng sambil tersenyum dengan pertanyaan bertubi-tubi kekasih barunya itu. Entah kenapa ia sungguh merasa hangat dalam hatinya saat diperlakukan seperti ini. Keysha sampai bertanya-tanya sendiri dalam benaknya, apakah begini rasanya dicintai seseorang. Perlakuan lembut Ares jujur membuat jantung Keysha berdetak tak normal."Aku ga papa, kamu berangkat aja. Semoga semuanya baik-baik aja ya" Keysha tersenyum."God, terima kasih aku dipertemukan perempuan sebaik dan selucu ini" Ujar Ares sambil memeluk Keysha."Apaan sih, lebay kamu" Keysha memukul punggung Ares pelan dalam posisi pelukan mereka."Kamu ini physical of attack banget ya love languagenya""Aduh maaf, sakit ya ?" Keysha melepas pelukan mereka dan menatap Ares penuh kekhawatiran."Engga kok. Lucu aja kamu suka pukul-pukul gemes gitu. Makin gemesin tau ga" Ares mencubit pipi Keysha."Kamu juga suka cubit-cubit aku padahal. Katanya kamu mau ke kantor. Udah sana, pasti udah ditungguin""Oh iya, sampe lupa. Kalau sama kamu bawaannya lupa dunia ini masih berputar""Dih gombal" Lagi-lagi Keysha memukul bahu Ares dengan main-main."Tuh kan" Ares menunjuk bahunya."Iiihh iya maaf ga sengaja""Ya udah deh, aku berangkat dulu ya"Ares mengecup bibir Keysha."Eh sorry, sayang. Kalau cium harus ijin dulu ga ?""Apa siihh izin izin" Jawab Keysha dengan menutup wajahnya menggunakan dua telapak tangannya."Mau cium lagi, sebelum aku beneran pulang nih"Keysha mengangguk sebagai jawabannya. Dan Ares tak ingin melewatkan kesempatan itu. Ia mendekatkan bibirnya ke atas bibir Keysha. Ia mengulum bibir bawah Keysha. Keduanya memejamkan matanya menikati bibir lawan mereka yang menempel. Setelah beberapa detik, Ares melepaskan ciumannya. Ia mengelus rambut Keysha."Bye, sayang. Love you""Love you too" Jawab Keysha dengan malu-malu.---Setelah malam itu, Ares tak menghubungi Keysha sama sekali. Bagai bunga yang baru mekar disiram lumpur, kini Keysha merasa sangat kosong. Setelah kasih sayang yang melimpah ia dapatkan dari sang kekasih barunya itu, kini dirinya merasa sendiri lagi.Perempuan itu mengetikkan huruf yang sama di laptopnya, kemudian ia hapus semua, begitu seterusnya dengan pandangan kosong. Ia benar-benar tak memiliki mood yang bagus hari ini, sudah dua hari sejak Ares ke apartemennya. Ia tak ada kabar sekali pun. Kini malam itu mulai terasa seperti khayalan Keysha semata. Semua terjadi begitu saja, begitu cepat, dan hilang."Apa gue terlalu berharap lebih ? atau gue bikin dia kecewa ?" Tanya Keysha entah pada siapa.Keysha menumpukan kepalanya di atas keyboard laptopnya. Rasa itu benar-benar membunuhnya dengan perlahan."Apa pacaran rasanya gini ? Kenapa ribet banget siiiih" Keysha merengek.Sebuah notifikasi pesan membuat Keysha terbangun dengan segera. Seperti mengharap seseorang mengabarinya saat itu. Padahal ia saja lupa untuk meminta nomor kekasihnya itu. Keysha sendiri juga bingung, pacaran macam apa yang sedang dijalaninya itu. Pertemuan singkat itu seakan seperti angin yang bisa saja pergi suatu saat tanpa bisa diingat rasanya.Keysha mendengus kesal ketika melihat notifikasi itu dari tawaran pinjaman online yang entah darimana mendapatkan nomornya."Sial, gue butuh Ares bukan butuh duit" Omel Keysha pada gawainya.Keysha akhirnya memilih untuk membuka media sosialnya. Ia berpikir mungkin ia bisa mendapatkan jadwal Ares dari para penggemarnya di media sosial. Sepertinya itu bukan hal buruk."A...res" Ujar Keysha sambil mengetikkan ucapannya pada kolom pencarian.Keysha melotot hingga matanya hampir keluar, bahkan jantungnya juga lupa cara berdetak. Ia bahkan sampai berdiri dari tempat duduknya. Ia sungguh tak menyangka melihat berita tentang Ares yang muncul dalam postingan teratas. Berita itu telah dibalas oleh ribuan komentar dan ratusan ribu penyuka. Yang paling membuat Keysha benar-benar terkejut adalah berita itu menampilkan dirinya yang tertidur di bahu Ares. Itu kejadian di cafe malam itu, malam dimana Keysha mabuk untuk pertama kalinya. Seseorang memotret mereka dari samping kanan, dan tentu saja Keysha tak sadar akan hal itu.Keysha menggulir ke bawah untuk melihat komentar-komentar lainnya mengenai berita itu. Ia menemukan segala jenis sumpah serapah yang ditujukan untuk dirinya. Kata-kata itu sungguh sangat menyakitkan, bahkan ada yang menyumpahinya untuk mati.Keysha menggigit bibir bawahnya. Ia benar-benar semakin takut kala ia terus membaca komentar-komentar dari penggemar Ares itu."Ares, gimana cara ngehubungin Ares. Apa dia ga papa" Keysha berjalan mondar-mandir sambil mengetuk-ketuk layar gawainya.Tak ada cara untuk menghubungi Ares. Ia merutuki dirinya yang bodoh karena tak bertukar nomor telepon dengan Ares malam itu. Dan lelaki itu tak mengabarinya sama sekali selama dua hari. Segala pikiran buruk berlalu lalang dalam pikiran Keysha. Sampai ia teringat sebuah nomor yang diberikan oleh manajer Ares.Keysha mencarinya dengan panik. Untung saja ia bisa langsung menemukannya dalam tas laptop yang sering ia gunakan. Keysha memasukkan nomor yang ada di kertas itu dan segera menelfonnya. Tiga nada telah berlalu, hingga seseorang di seberang sana mengangkat telfonnya."Halo, apa benar ini manajer Aresta Mahendra ?" Tanya Keysha dengan takut-takut.Dan Keysha pun sedikit terjingkat ketika mendengar jawaban sinis dari seberang sambungan telfonnya."Saya Keysha, kekasih Ares yang ada di berita-"Sambungan telfon itu tiba-tiba tertutup. Keysha hanya bisa melongo melihat layar gawainya.Keysha memandang gawainya dengan bingung. Ia hanya ingin mendengar kabar Ares. Tapi sepertinya tidak bisa di saat seperti ini. Seluruh portal berita dan media sosial sedang membahasnya, mungkin lelaki itu sedang menenangkan dirinya di suatu tempat. Tapi yang aneh, tidakkah manajemennya itu ingin mendapat suatu informasi dari dirinya. Kenapa saat ia menelfon tiba-tiba ditutup. Apa keadaan di kantornya sekacau itu. Semua pertanyaan itu bermunculan di otak Keysha. "AAAAAARRRGGGHHHH" Teriak frustasi Keysha sambil mengacak rambutnya. Tapi tiba-tiba suara bel pintunya berbunyi. Keysha terdiam di tempatnya. Ia berpikir siapa yang datang ke apartemennya di saat seperti ini. Haruskah ia mencurigai seseorang. "Emangnya gue siapa anjrit. Udah lah" Bersamaan dengan itu Keysha bangkit. Ia berjalan ke pintunya, dengan sedikit ragu akhirnya ia membuka pintunya itu. Dan betapa terkejutnya kala melihat sosok yang paling membuatnya merasa khawatir bahkan hingga detik ini. "A-ares ? Kok bisa disi
Kata putus yang keluar dari mulut Keysha itu membuat keduanya kini terdiam. Ares sedang memijit pangkal hidungnya yang terasa berat. Sementara Keysha kini menolehkan kepalanya ke arah lain, kini air matanya sudah turun. Ketika emosinya memuncak, air mata itu selalu turun tanpa perintah. "Key, Aku kesini itu buat tenangin diri aku. Kenapa kamu ngajak ribut kayak gini sih ? Kamu serius soal kata-kata kamu ?" Tanya Ares. Keysha terdiam mendengar ucapan Ares. Ia berpikir, apakah dia salah membuat berbicara. Air matanya juga tak kunjung berhenti turun. "Kamu ga ngerti perasaan aku" Ujar Keysha dengan nada terisaknya. "Oh jadi ini semua salah aku ?" "A-ares-" "Key, kayaknya kita ga bisa bicara buat sekarang. Kita sama-sama panas. Kita bicara lain waktu aja" "Lain waktu ? Kapan ? Soal berita itu gimana ? Aku ga mau bikin karir kamu hancur" "Soal itu ga usah dipikirin, biar manajemen aku yang urus. Itu keahlian mere
"Ada yang lebih dari itu juga sih. Bener ga ?" Bukan Ares, tapi Anindhita yang menjawab itu."Apa ? lebih ? Lebih yang gimana sih, mau di spill dong. Biar temen-temen disini makin iri, iya ga ?" Timpal si pembawa acara.Teriakan sedih penonton sukses mengalihkan pandangan Ares dari Keysha. Ia menatap seluruh penonton di depannya, ini pertama kalinya ia tak fokus dalam bekerja. Keysha benar-benar membuat Ares merasakan sesuatu yang berbeda. Setelah menampar diri tidak secara harfiah, Ares menunjukkan senyuman terbaiknya kepada para penggemarnya disana."Lihat aja deh filmnya, nanti kalian juga tahu" Final Ares."Bener juga, sebentar lagi penayangan di mulai juga. Buat kalian yang penasaran, langsung aja kita tonton sebentar lagi ya. Untuk seluruh pemain boleh langsung duduk di kursi yang telah di sediakan. Film sebentar lagi di mulai, jadi saya selaku pembawa acara disini mengucapkan terima kasih kepada seluruh penonton yang hadir disini. Selamat menikmati filmnya"Setelah pemutaran fi
"Dasar ga tahu diri" Perempuan itu langsung menjambak rambut Keysha dengan keras. Antara terkejut dan sakit, Keysha hanya diam saat dirinya dijambaki dengan brutal. Ia tak mengerti lagi, kenapa akhir-akhir ini hidupnya sangat banyak kejadian mengejutkan seperti ini. Apa dunia sedang bercanda dengannya. "Hei! Lo siapa ? Jangan main jambak orang gini" Ares menengahi dua perempuan di depannya itu. Ares menatap kesal ke perempuan asing itu. Ia langsung menutupi Keysha dengan tubuhnya. Sementara perempuan itu tentu saja semakin kesal melihat Ares yang terlihat melindungi Keysha itu. "ARES !!! KAMU KOK NGELINDUNGIN DIA SIH ?" Perempuan itu berteriak kesal. "Emangnya kenapa ? Gue aja ga kenal lo. Dan lo tiba-tiba masuk rumah gue tanpa izin. Udah sewajarnya bukan gue marah sama lo ?" "Aku ini pacar kamu Ares, kamu ga inget ?" "Pacar ?" Ares semakin menyatukan kedua alisnya. Mendengar kata itu tentu membuat Keysha membeku di tem
"Key, tunggu dulu" Ares meraih tangan Keysha sebelum ia menginjak area luar pagar."Aku anterin ya ?" Ares memohon."Ga mau""Key, ini udah malem sayang. Please, aku anterin ya ? Aku ga mau kamu kenapa-napa"Keysha tak merespon apapun. Ia sebenarnya masih bisa pulang sendiri, apalagi ini masih sore kalau bagi Keysha si anak malam. Tapi bukan dalam artian buruk, ia hanya suka bersepeda di malam hari, ngopi di malam hari, atau bahkan menulis "Okay, aku anterin ya"Setelah itu, tangan Keysha langsung diseret menuju ke dalam rumah Ares. Saat sampai di dalam rumah, Keysha semakin kebingungan. Karena saat ini ia sampai di dalam kamar Ares. Melihat itu saja sudah membuat Keysha berpikir yang tidak-tidak."K-kok ke kamar kamu ? Tadi katanya mau anterin aku""Kamu mau aku nganterin kamu pake pendekan gini ?" Jawab Ares sambil melepas bajunya di depan Keysha."ARES"Sontak Keysha langsung berbalik dan memejamkan matanya ra
Seorang perempuan terbangun dari tidur lelapnya. Ia meregangkan otot-otonya sambil mengucek matanya. Ia menengok jam kecil dikamarnya sebentar untuk mengetahui waktu saat ini. “Masih jam 10” Ucapnya dengan suara parau khas bangun tidur. Ia pun meraba-raba bagian bawah bantalnya dengan acak. Ekspresinya sedikit berubah kala ia menemukan gawainya disana. Total sepuluh detik ia memandang layar gawainya dengan tak percaya. Notifikasi begitu ramai akan komentar dan suka dari aplikasi novel online miliknya. Perempuan itu mengucek matanya sekali lagi, ia menggeleng dan menampar pipinya cukup keras. “Key, bangun bodoh. Lo masih mimpi pasti” Sedetik kemudian ia berteriak keras sambil melihat halaman cerita yang semalam ia publikasi. Meskipun tak percaya, ribuan komentar dan pembaca terpampang jelas kala Keysha, perempuan itu, membuka aplikasi novel online-nya. Jelas ini adalah awal yang baik setelah ia berkali-kali tak mendapat jawaban apapun dari berbagai penerbit tempat ia mengajukan nas
Dua orang lelaki dan perempuan itu tengah menghabiskan yang begitu panas. Si lelaki mencumbu hebat perempuan di bawahnya itu. Lelaki itu, Aresta Mahendra seorang aktor dengan citra yang baik, kehidupan mewahnya kerap kali disorot, dan lagi penggemar gilanya yang selalu tak luput dari pembicaraan warga net. Namun semua citra yang ditayangkannya melalui layar kaca tidaklah sama dengan aslinya. Seperti saat ini, ia membawa pulang perempuan secara acak untuk ditidurinya. “Ahhh” Desah Keysha saat merasakan pencapaian keduanya. “Tubuhmu sangat indah hhh kukira wajahmu saja yang indah” Ares menggigit bibir bawahnya, semangatnya semakin memuncak kala kejantanannya bermain-main indah di dalam lubang perempuan di bawahnya itu. Satu tepukan keras dibagian pantat Keysa mendarat. Desahan lainnya pun muncul dari mulut perempua
"A-ares" Keysha menutup mulutnya tak percaya.Perempuan itu memandang seseorang yang datang itu dari atas hingga bawah. Lelaki itu mengenakan hoodie dan jeans hitam, mulutnya yang ia tutupi dengan masker hitam tak membuat ketampanan di wajahnya hilang dari sana. Antara terkejut, tak percaya, dan senang, seseorang yang diidolakan oleh perempuan-perempuan sebangsa dan negara ini tiba-tiba berdiri di depan pintu apartemennya."Hai. Gue boleh masuk ?" Tanya Ares sambil menoleh ke kanan kirinya tak nyaman.Dengan tak sadar Keysha mengangguk. Setelah mendapat persetujuan itu, Ares masuk ke dalam apartemen Keysha dan melepaskan maskernya. Lagi-lagi Keysha termenung melihat ketampanan luar biasa Ares jika dilihat sedekat ini."Masih sakit ga ? Manajer gue bilang lo sampe kesusahan waktu jalan. Sorry banget ya gue terlalu bersemangat semalam. Gue bawa makanan sama obat buat lo. Pake dulu obatnya ya biar 'itu' lo ga sakit" Ares menunjukkan kantong yang
"Key, tunggu dulu" Ares meraih tangan Keysha sebelum ia menginjak area luar pagar."Aku anterin ya ?" Ares memohon."Ga mau""Key, ini udah malem sayang. Please, aku anterin ya ? Aku ga mau kamu kenapa-napa"Keysha tak merespon apapun. Ia sebenarnya masih bisa pulang sendiri, apalagi ini masih sore kalau bagi Keysha si anak malam. Tapi bukan dalam artian buruk, ia hanya suka bersepeda di malam hari, ngopi di malam hari, atau bahkan menulis "Okay, aku anterin ya"Setelah itu, tangan Keysha langsung diseret menuju ke dalam rumah Ares. Saat sampai di dalam rumah, Keysha semakin kebingungan. Karena saat ini ia sampai di dalam kamar Ares. Melihat itu saja sudah membuat Keysha berpikir yang tidak-tidak."K-kok ke kamar kamu ? Tadi katanya mau anterin aku""Kamu mau aku nganterin kamu pake pendekan gini ?" Jawab Ares sambil melepas bajunya di depan Keysha."ARES"Sontak Keysha langsung berbalik dan memejamkan matanya ra
"Dasar ga tahu diri" Perempuan itu langsung menjambak rambut Keysha dengan keras. Antara terkejut dan sakit, Keysha hanya diam saat dirinya dijambaki dengan brutal. Ia tak mengerti lagi, kenapa akhir-akhir ini hidupnya sangat banyak kejadian mengejutkan seperti ini. Apa dunia sedang bercanda dengannya. "Hei! Lo siapa ? Jangan main jambak orang gini" Ares menengahi dua perempuan di depannya itu. Ares menatap kesal ke perempuan asing itu. Ia langsung menutupi Keysha dengan tubuhnya. Sementara perempuan itu tentu saja semakin kesal melihat Ares yang terlihat melindungi Keysha itu. "ARES !!! KAMU KOK NGELINDUNGIN DIA SIH ?" Perempuan itu berteriak kesal. "Emangnya kenapa ? Gue aja ga kenal lo. Dan lo tiba-tiba masuk rumah gue tanpa izin. Udah sewajarnya bukan gue marah sama lo ?" "Aku ini pacar kamu Ares, kamu ga inget ?" "Pacar ?" Ares semakin menyatukan kedua alisnya. Mendengar kata itu tentu membuat Keysha membeku di tem
"Ada yang lebih dari itu juga sih. Bener ga ?" Bukan Ares, tapi Anindhita yang menjawab itu."Apa ? lebih ? Lebih yang gimana sih, mau di spill dong. Biar temen-temen disini makin iri, iya ga ?" Timpal si pembawa acara.Teriakan sedih penonton sukses mengalihkan pandangan Ares dari Keysha. Ia menatap seluruh penonton di depannya, ini pertama kalinya ia tak fokus dalam bekerja. Keysha benar-benar membuat Ares merasakan sesuatu yang berbeda. Setelah menampar diri tidak secara harfiah, Ares menunjukkan senyuman terbaiknya kepada para penggemarnya disana."Lihat aja deh filmnya, nanti kalian juga tahu" Final Ares."Bener juga, sebentar lagi penayangan di mulai juga. Buat kalian yang penasaran, langsung aja kita tonton sebentar lagi ya. Untuk seluruh pemain boleh langsung duduk di kursi yang telah di sediakan. Film sebentar lagi di mulai, jadi saya selaku pembawa acara disini mengucapkan terima kasih kepada seluruh penonton yang hadir disini. Selamat menikmati filmnya"Setelah pemutaran fi
Kata putus yang keluar dari mulut Keysha itu membuat keduanya kini terdiam. Ares sedang memijit pangkal hidungnya yang terasa berat. Sementara Keysha kini menolehkan kepalanya ke arah lain, kini air matanya sudah turun. Ketika emosinya memuncak, air mata itu selalu turun tanpa perintah. "Key, Aku kesini itu buat tenangin diri aku. Kenapa kamu ngajak ribut kayak gini sih ? Kamu serius soal kata-kata kamu ?" Tanya Ares. Keysha terdiam mendengar ucapan Ares. Ia berpikir, apakah dia salah membuat berbicara. Air matanya juga tak kunjung berhenti turun. "Kamu ga ngerti perasaan aku" Ujar Keysha dengan nada terisaknya. "Oh jadi ini semua salah aku ?" "A-ares-" "Key, kayaknya kita ga bisa bicara buat sekarang. Kita sama-sama panas. Kita bicara lain waktu aja" "Lain waktu ? Kapan ? Soal berita itu gimana ? Aku ga mau bikin karir kamu hancur" "Soal itu ga usah dipikirin, biar manajemen aku yang urus. Itu keahlian mere
Keysha memandang gawainya dengan bingung. Ia hanya ingin mendengar kabar Ares. Tapi sepertinya tidak bisa di saat seperti ini. Seluruh portal berita dan media sosial sedang membahasnya, mungkin lelaki itu sedang menenangkan dirinya di suatu tempat. Tapi yang aneh, tidakkah manajemennya itu ingin mendapat suatu informasi dari dirinya. Kenapa saat ia menelfon tiba-tiba ditutup. Apa keadaan di kantornya sekacau itu. Semua pertanyaan itu bermunculan di otak Keysha. "AAAAAARRRGGGHHHH" Teriak frustasi Keysha sambil mengacak rambutnya. Tapi tiba-tiba suara bel pintunya berbunyi. Keysha terdiam di tempatnya. Ia berpikir siapa yang datang ke apartemennya di saat seperti ini. Haruskah ia mencurigai seseorang. "Emangnya gue siapa anjrit. Udah lah" Bersamaan dengan itu Keysha bangkit. Ia berjalan ke pintunya, dengan sedikit ragu akhirnya ia membuka pintunya itu. Dan betapa terkejutnya kala melihat sosok yang paling membuatnya merasa khawatir bahkan hingga detik ini. "A-ares ? Kok bisa disi
Ares cukup terkejut saat melihat Keysha kini benar-benar menangis. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Keysha menangis. Malam itu mungkin ia cukup koorperatif karena perempuan itu sedang berada di ambang kesadarannya. Ares pun mengelus kepala Keysha dengan penuh kasih sayang. Lelaki itu lupa bahwa ini adalah pertama kali Keysha melakukan 'itu' dalam keadaan sadar. Perempuan itu sangat polos jika dibanding dengan mantan-mantan Ares sebelumnya. "Ssshh, I'm sorry, sayang. Maaf, Maaf harusnya aku izin dulu sama kamu. It's okay, ke depannya aku janji kalau mau aku izin dulu ke kamu deh" Ares memegang pipi Keysha sambil mengelusnya dengan ibu jarinya. "M-maafin aku, aku cuma kaget aja. Aku cengeng banget ya ?" Ujar Keysha sambil masih sesenggukan. "It;s okay, wajar kok. Kamu belum punya pengalaman pacaran. Aku yang salah sayang" "M-maaf" "Hmm, it's okay, i'm fine" Ares pun mendudukkan Keysha. Ia bersimpuh di hadapan
"A-ares" Keysha menutup mulutnya tak percaya.Perempuan itu memandang seseorang yang datang itu dari atas hingga bawah. Lelaki itu mengenakan hoodie dan jeans hitam, mulutnya yang ia tutupi dengan masker hitam tak membuat ketampanan di wajahnya hilang dari sana. Antara terkejut, tak percaya, dan senang, seseorang yang diidolakan oleh perempuan-perempuan sebangsa dan negara ini tiba-tiba berdiri di depan pintu apartemennya."Hai. Gue boleh masuk ?" Tanya Ares sambil menoleh ke kanan kirinya tak nyaman.Dengan tak sadar Keysha mengangguk. Setelah mendapat persetujuan itu, Ares masuk ke dalam apartemen Keysha dan melepaskan maskernya. Lagi-lagi Keysha termenung melihat ketampanan luar biasa Ares jika dilihat sedekat ini."Masih sakit ga ? Manajer gue bilang lo sampe kesusahan waktu jalan. Sorry banget ya gue terlalu bersemangat semalam. Gue bawa makanan sama obat buat lo. Pake dulu obatnya ya biar 'itu' lo ga sakit" Ares menunjukkan kantong yang
Dua orang lelaki dan perempuan itu tengah menghabiskan yang begitu panas. Si lelaki mencumbu hebat perempuan di bawahnya itu. Lelaki itu, Aresta Mahendra seorang aktor dengan citra yang baik, kehidupan mewahnya kerap kali disorot, dan lagi penggemar gilanya yang selalu tak luput dari pembicaraan warga net. Namun semua citra yang ditayangkannya melalui layar kaca tidaklah sama dengan aslinya. Seperti saat ini, ia membawa pulang perempuan secara acak untuk ditidurinya. “Ahhh” Desah Keysha saat merasakan pencapaian keduanya. “Tubuhmu sangat indah hhh kukira wajahmu saja yang indah” Ares menggigit bibir bawahnya, semangatnya semakin memuncak kala kejantanannya bermain-main indah di dalam lubang perempuan di bawahnya itu. Satu tepukan keras dibagian pantat Keysa mendarat. Desahan lainnya pun muncul dari mulut perempua
Seorang perempuan terbangun dari tidur lelapnya. Ia meregangkan otot-otonya sambil mengucek matanya. Ia menengok jam kecil dikamarnya sebentar untuk mengetahui waktu saat ini. “Masih jam 10” Ucapnya dengan suara parau khas bangun tidur. Ia pun meraba-raba bagian bawah bantalnya dengan acak. Ekspresinya sedikit berubah kala ia menemukan gawainya disana. Total sepuluh detik ia memandang layar gawainya dengan tak percaya. Notifikasi begitu ramai akan komentar dan suka dari aplikasi novel online miliknya. Perempuan itu mengucek matanya sekali lagi, ia menggeleng dan menampar pipinya cukup keras. “Key, bangun bodoh. Lo masih mimpi pasti” Sedetik kemudian ia berteriak keras sambil melihat halaman cerita yang semalam ia publikasi. Meskipun tak percaya, ribuan komentar dan pembaca terpampang jelas kala Keysha, perempuan itu, membuka aplikasi novel online-nya. Jelas ini adalah awal yang baik setelah ia berkali-kali tak mendapat jawaban apapun dari berbagai penerbit tempat ia mengajukan nas