Home / Rumah Tangga / Cinta Adalah Luka / Ingatannya hancur

Share

Ingatannya hancur

Author: Kenz....567
last update Last Updated: 2025-02-13 16:23:20

Vina menatap abangnya dengan tatapan tak percaya, “Abang masih gak percaya kata-kataku? Perlu bukti apalagi hah?! Bongkar aja kuburannya!” Seru Vina dengan kesal.

“Vina!” Tegur Elena, dia tidak ingin Arkan semakin sakit.

Vina berkacak pinggang, dia heran dengan kakak iparnya. Terbuat dari apa hati kakaknya itu, hingga dengan sabar menerima segala perlakuan Arkan padanya.

“Kamu ...,” Arkan menunjuk tepat pada wajah Elena.

“Ingat ini, sampai saat ini yang ku cintai hanya Selia. Aku hanya mencintainya, sampai kapanpun itu! Jangan pernah berharap kamu dapat menjadi Nyonya Viandra!” Sentak Arkan. Lalu, Arkan menatap nisan istrinya.

“Selia ... Mas tidak tahu apa yang terjadi. Rasanya, sulit percaya jika kamu sudah tiada sayang. Maafkan Mas, Mas akan sering mengunjungimu. Mas janji, tidak akan ada wanita yang Mas cintai setelahmu.”

Elena membuang pandangannya sembari memegangi dadanya yang terasa sakit. Apakah sebegitu besar cinta suaminya untuk istri pertamanya? Elena memilih untuk bertahan, dia akan melakukan segala cara agar Arkan kembali mengingatnya. Demi, cinta dan calon buah hati mereka.

Melihat Arkan yang akan mendorong roda kursi rodanya, bergegas Elena membantu mendorongnya. Namun, lagi-lagi dirinya dapat penolakan dari Arkan.

“Aku bisa sendiri!” Ketus Arkan.

Vina menghalangi kakak iparnya yang akan kembali membantu Arkan. Dirinya pun kesal karena Arkan terus menyakiti Elena dan berkata kasar. Dia membiarkan pria itu kesulitan menjalankan kursi rodanya.

“Vina, kasihan abangmu.” Ujar Elena tak tega.

“Biarkan, dia selalu keras kepala dari dulu. Gak pernah berubah! Sekarang, tambah keras kepala lagi.” Kesal Vina.

Senyum Elena mengembang saat melihat Arkan yang sepertinya lelah mendorong kursi rodanya sendiri. Sejenak, Elena menikmati pemandangan lucu saat Arkan mengepakkan tangannya karena pegal.

“Sudah ayo Vina, bantu abangmu. Lihat, dia kelelahan.” Ajak Elena dan bergegas menyusul Arkan.

Sementara Vina, dia terdiam di tempat. Matanya menatap Elena yang berusaha untuk menolong suaminya. Walau, awalnya Arkan berusaha menolaknya. Tapi, akhirnya dia luluh juga karena merasa tak mampu.

“Terbuat dari apa hatimu kak?” Lirih Vina.

Vina tak bisa membayangkan jika dia ada di posisi Elena. Vina tidak akan sanggup, dia pasti memilih untuk berpisah dari pada harus bertahan di pernikahan yang hanya membuat luka.

*****

Mereka telah sampai di rumah Arkan, rumah yang tampak mewah. Elena dan Vina lebih dulu turun, sementara supir membantu Arkan keluar untuk mendudukkannya di kursi rodanya.

“Sini, biar kakak aja yang dorong Vin.” Pinta Elena.

“Oh ya, ini.” Vina membiarkan Elena mendorongnya. Namun, lagi dan lagi Arkan menolaknya.

“Gak usah! Aku bisa sendiri!” Seru Arkan dengan ketus.

“Oh, ya sudah.” Elena membiarkan Arkan mendorong kursi rodanya sendiri. Vina yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat betapa keras kepala nya Arkan.

Sementara Arkan, dia terus mendorong kursi rodanya. Mungkin karena lelah, akhirnya Arkan memanggil supirnya yang masih berdiri di dekatnya.

“Pak! Bantu saya dorong kursi rodanya!” Titah Arkan.

“Baik Pak!”

Vina dan Elena tertawa kecil, seakan itu adalah balasan yang pas untuk orang yang keras kepala seperti Arkan.

Supir Arkan mendorong kursi roda majikannya masuk. Namun, dorongannya terhenti saat ada sebuah bola yang menggelinding ke arah mereka dan menabrak kaki Arkan.

Tatapan Arkan yang tadinya menatap lantai, kini terangkat lurus. Matanya menangkap sosok bocah gembul yang mulutnya tersumpal dengan dot botol susunya. Wajah anak itu, membuat hatinya berdebar. Seolah tengah mengingatkannya dengan seseorang. Dia mencoba untuk mengingat tentang siapa bocah itu. Namun, lagi-lagi hanya gambaran hitam putih yang tak jelas.

“Bunda!”

Bocah gembul itu menarik botol susunya yang menyumpal mulutnya ketika melihat Elena. Lalu, dia berlari ke arah Elena dengan senyum mengembang. Pipinya pun ikut bergoyang seiring dirinya melangkah. Tingkahnya, tak lepas dari tatapan Arkan.

Elena berjongkok, menanti bocah itu memeluknya. “Arthur sayang, kangen Bunda yah nak.”

“Lama kali pulangna loh, Althul cendilian telus mainnya.” Celetuk Arthur dengan bibir cemberut.

“Bunda kan harus jaga Daddy di rumah sakit,” ujar Elena memberi pengertian.

Tatapan Arthur pun beralih menatap Arkan, ternyata sedari tadi pria itu sudah memutar kursi rodanya jadi menghadap mereka.

“Daddy.” Arthur melepas pelukan Elena, dia berjalan ke arah sang daddy dan melihatnya dari dekat.

“Daddy luka, jatoh nya cakit yah? Makanya, kata bunda jangan lali-lalian. Nanti jatuh,” ujar Arthur dengan polosnya.

Mata Arkan berkaca-kaca saat menatap wajah polos itu. Dari mata, garis wajah Arthur dan kulit putih susunya sangat mirip dengan istri pertamanya, Selia. Ada rasa sesak di hatinya melihat wajah putranya yang begitu mirip dengan mendiang istrinya.

“Dia, Arthur. Putraku?” Tanya Arkan sembari menatap Vina dan Elena.

Vina dan Elena mengangguk, melihat itu Arkan tersenyum lebar. Dia meraih pipi gembul Arthur, di saat itu pula air matanya menetes. “Kamu sangat mirip sekali dengan mommy mu.” ujar Arkan membuat Arthur mengerutkan keningnya.

“Mommy? Mommy yang di gambal itu ya Bunda?” Tanya Arthur sembari mengalihkan pandangannya pada Elena.

Elena mengangguk, walau dia ibu sambung Arthur. Namun, sebelumnya Elena dan Arkan sepakat untuk mengenalkan Arthur pada Selia. Anak itu harus tahu, jika Selia adalah ibu kandungnya.

“Bunda?” Arkan tersadar, dia menatap tak suka pada Elena yang tertegun dengan kata-katanya tadi.

“Ya, bunda nya Althul.” Seru Arthur dengan senyum mengembang.

“Bukan! Dia bukan bundamu! Ibumu hanya satu, yaitu mommy Selia. Dia bukan siapa-siapamu! Jangan memanggilnya bunda lagi!”

Arthur memundurkan langkah nya, dia berbalik mendekat pada Elena dengan takut. Seketika, Elena menatap Arkan dengan kecewa. Tak pernah Arthur setakut itu hingga memeluknya erat seperti ini.

“Mas, kamu boleh tidak mengingatku. Tapi, jangan menekan Arthur. Dia masih kecil, tolong ... aku juga tidak mengakui jika diriku ibu kandungnya. Apa salahnya dia memanggilku bunda? Aku tidak akan mengganggu posisi Mba Selia,” ujar Elena dengan suara bergetar.

“Terserah!” Entah mengapa, Arkan tak suka melihat Elena yang memohon padanya di sertai dengan derai air mata. Ada rasa sakit, yang tak dia akui di hatinya.

Setelah mengatakan itu, Arkan masuk ke dalam rumah. Melihat kepergian suaminya, Elena hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Tak lama, teriakan Arkan membuat Vina dan Elena bergegas masuk.

“APA-APAAN INI?!”

Elena dan Vina memasuki kamar Arkan yang kini sudah menjadi kamar Elena juga. Keduanya menatap Arkan yang tengah menatap figura besar pernikahannya dengan Elena. Sorot matanya penuh kebencian, seolah foto itu sangat membuatnya marah saat ini.

“Dimana foto pernikahanku dengan Selia?! Kenapa foto disini berubah?! Pasti kamu yang menyingkirkannya kan?!” Unjuk Arkan pada Elena dengan tatapan penuh amarah.

“Bang!”

“Diam Vina! Kamu tak berhak mencampuri urusan ku!” Sentak Arkan yang mana membuat Vina kembali diam.

Tatapan Arkan beralih pada Elena yang hanya diam dengan menatap dalam foto pernikahannya dengan Arkan. Keduanya tampak begitu bahagia, tanpa beban. Sekarang, Arkan justru membenci foto itu.

“KEMBALIKAN FOTOKU BERSAMA ISTRIKU! KENAPA KAU MENGGANTINYA DENGAN FOTO SAMPAH INI HAH?!”

Arkan meraih ujung figura itu dan menariknya. Hingga membuat figura itu jatuh terbalik. Pecahan Kaca figura itu berhamburan, pandangan Elena seolah terhenti pada fotonya bersama Arkan yang sudah rusak itu. Waktu seolah berhenti berputar, Air mata Elena jatuh, bersamaan dengan kaki putihnya tergores serpihan kaca dari figura itu. Bayangan akan pernikahannya dengan Arkan memenuhi ingatannya.

“Elena Clarissa, mau kah kamu menikah denganku?” Suara Arkan yang memintanya untuk menjadi istrinya kembali terngiang di benaknya. Bahkan dengan yakin, ia menyambut penuh kebahagiaan permintaan pria yang saat ini sudah melupakan dirinya.

Elena memejamkan matanya, dia kembali mengingat memori dimana saat pernikahannya dengan Arkan. Pria itu meng3cup keningnya dengan lembut, dan menatapnya dengan penuh cinta. Sama persis seperti di figura yang telah Arkan hancurkan.

“Ingatannya hancur ... seperti figura itu.” Lirih Elena.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Entin Wartini
klo aku jd elena ditinggakan tuh si arkan .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Adalah Luka   Menjadi perawatmu

    “Kak.” Vina menyadarkan Elena dari lamunannya itu. Elena tersadar, dia mengusap air matanya yang sempat luruh tanpa dia sadari. Entah berapa kali dia menangis hari ini, sampai matanya terasa sangat panas rasanya. Lalu, dirinya bergegas mengambil beberapa fotonya dengan Arkan yang ada di kamar itu. “Maaf Mas, aku akan bawa kembali foto Mba Selia.” Ujar Elena tanpa menatap wajah Arkan. Elena buru-buru keluar, meninggalkan Arkan dan Vina yang masih ada di dalam kamar. Bahkan, karena terburu-buru dia hampir menabrak Arthur yang sedari tadi berdiri di ambang pintu. “Abang puas?! Abang tega sama kak Elena?! Dia itu istri Abang! Bukan orang asing!” Sentak Vina dengan mata memerah. “Abang tidak mencintainya! Jika dia mau pergi dari sini, silahkan! Abang tidak melarang!” Ternyata, Elena belum juga menuju gudang. Dia berdiri di balik tembok Arkan, mendengar sendiri bagaimana pria itu menyuruhnya pergi. “Bunda.” Arthur melihat bundanya menangis, tentu ikut merasakan sesak.

    Last Updated : 2025-02-13
  • Cinta Adalah Luka   membuatmu mengingatku

    Makan malam tiba, Vina dan Arkan sudah berada di ruang makan. Begitu pun dengan Arthur. Tapi tidak dengan Elena, wanita itu belum tampak sejak tadi. Membuat Vina akhirnya mencari keberadaan kakak iparnya itu yang tak kunjung menampakkan dirinya. “Kak Elena mana Bang?” Tanya Vina pada abangnya itu. “Entah.” Jawab Arkan. Vina berdecak sebal karena jawaban Arkan yang terkesan cuek. Dia pun berniat akan beranjak untuk mencari Elena. Namun , sebelum itu terjadi, Elena sudah menampakkan dirinya. “Akhirnya, Kak El ayo makan.” Seru Vina. Elena mengangguk, dia akan duduk di samping Arkan. Melihat Elena akan duduk di sebelahnya, mendadak Arkan panik dan justru membentaknya. “Eh! Mau ngapain?! Duduk di sana! Sejak dulu kursi ini adalah tempat istriku!” “Abang!!” Sentak Vina, dia menatap kakak iparnya itu dengan perasaan tak enak. Elena mengangguk, dia hanya diam dan duduk di kursi sebelahnya lagi. Tak ingin ada debatan, Elena memilih untuk mengalah. Arthur yang tak terima sang

    Last Updated : 2025-03-06
  • Cinta Adalah Luka   Jika kamu hamil, gugurkan!

    “Baiklah, akan ku beri waktu satu bulan. Jika caramu tak berhasil, maka ... mundurlah! Karena sampai detik ini, aku mencintai istriku. Dan itu bukan kamu.”Deghh!!Elena menunduk, rasanya sakit mendengar perkataan menyakitkan dari suaminya itu. Arkan yang tidak pernah berkata yang menyakiti hatinya, kali ini pria itu begitu menyakitinya. Kini, dia harus merasakan perbedaan suaminya itu.“Baik, tapi Mas harus ingat. Mas tidak boleh menolak saat aku menunjukkan usahaku. Apapun itu!” uUjar Elena dengan tegas menatap Arkan yang menatapnya dengan tajam.“Baiklah, tapi tidak soal hak batin. Aku tidak ingin menyentuhmu sampai kamu bisa membuatku kembali mengingat tentang kita.” Balas Arkan.Elena mengangguk, setelah itu dia beranjak untuk berdiri. Sejenak, dirinya mengamati kamar yang dulu ia tempati. Mengingat kembali tentang kenangannya bersama Arkan.“Mas! Tidur gak! Aku capek loh!!” Pekik Elena saat Arkan justru memeluknya dari belakang sembari menduselkan wajahnya ke belakang leher Ele

    Last Updated : 2025-03-08
  • Cinta Adalah Luka   Mengenang tempat bahagia aku, kamu dan ... dia

    Di kamar mandi, Elena meremas kedua sisi wastafel dengan erat. Air matanya sejak tadi luruh tiada henti. Perasaannya sangat hancur karena perkataan Arkan. Hilang ingatan pria itu tak seberapa sakit dari ia memintanya menggugurkan bayi mereka. Bayi yang mereka tunggu-tunggu kehadirannya. “Mba, Mba gak papa?” Seseorang menyentuh bahunya, bergegas Elena langsung menyalakan air untuk membasuh wajahnya. Setelah itu, Elena mengambil tisu dan membersihkan wajahnya yang basah. “Maaf Mbak.” Lirih Elena, menatap wanita yang lebih tua darinya. “Saya lihat, Mbak nya ada banyak masalah. Apa keluarga Mbak lagi sakit disini?” Tanya wanita itu dengan tatapan bingung. Elena menggeleng, dia hanya memaksa senyumnya sembari berkata jika dirinya tidak apa-apa. Tak mungkin juga dia mengatakan masalahnya pada orang asing. “Enggak Mbak, saya lagi menemani suami saya terapi. Dia baru saja kecelakaan, kakinya mengalami kelumpuhan. Jadi, saya menemani dia tetapi.” Terang Elena. “Lalu, kenapa

    Last Updated : 2025-03-10
  • Cinta Adalah Luka   Kakak hamil?

    “Kenapa enggak makan?” Tanya Arkan, menatap raut wajah sendu Elena. Keduanya tengah berada di restoran yang Elena maksudkan. Restoran, dimana Arkan melamarnya. Tapi, sebuah fakta mengejutkan bahwa ternyata di restoran ini juga Arkan melamar Selia. Elena tentu merasa kecewa, walaupun Selia sudah tiada.“Mas.” Panggil Elena.“Hm?” Sahut Arkan.“Seberapa spesialnya Mba Selia bagimu?” Tanya Elena dengan tatapan serius.Mendengar itu, Arkan mengambil tisu. Dia membersihkan bibirnya dan meminum jus nya sejenak. Lalu, dia melipat tangannya di atas meja sembari menatap dalam Elena.“Dia segalanya bagiku, bahkan ... jika saat ini dia masih hidup dan memintaku untuk menceraikanmu. Maka, akan aku lakukan saat itu juga.” Ujar Arkan yang lagi-lagi membuat hati Elena sakit.“Tapi Mbak Selia sudah tidak ada, itu artinya ... kamu tidak punya alasan untuk menceraikanku.” Ujar Elena sembari mengikuti gaya Arkan dengan melipat tangannya di atas meja.“Kamu benar, itu kesepakatan kita. Maka dari itu, ber

    Last Updated : 2025-03-14
  • Cinta Adalah Luka   Temani aku~

    Vina berlari memasuki kamar bermain keponakannya dengan tersenyum riang tanpa beban. Ia akan menyampaikan berita yang sungguh menggembirakan hatinya.“ABAAANGG!! KAKAK IPAR TUH LAGI HAAA HMPPP!!”Vina tak lagi melanjutkan katanya, sebab Elena berhasil mengejar adik iparnya itu dan membungkam mulutnya dengan tangannya. Elena tak akan membiarkan Vina membocorkannya. Melihat tingkah keduanya, Arkan dan Arthur sama-sama bingung melihat.“Kalian kenapa?” Tanya Arkan.“Enggak, Vina ini mau malu-maluin aku. Dia mau ledek kalau aku lagi datang bulan. Udah yah Mas, maaf menganggu.” Elena menarik Vina, tangannya masih setia menahan mulut adik iparnya yang suka asal ceplas ceplos itu.Sementara Arkan, dia mengerjapkan matanya. Bingung dengan sikap kedua wanita berbeda usia itu. “Datang bulan sama aku, hubungannya apa?” Gumam Arkan.“Daddy! Ayo main lagi! Ganggu aja itu onty kubulan catu.” Seru Arthur mengambil sebuah lego miliknya.“Heh! Gak boleh gitu!” Tegur Arkan.“Belcandaaa Belcandaaa. Dad

    Last Updated : 2025-03-18
  • Cinta Adalah Luka   Pelukan hangat malam

    Elena menuruti keinginan Arkan, dia merebahkan dirinya disisi ranjang. Sementara Arkan, dia memeluk Elena dengan erat. Elena pun mengusap kepala suaminya, guna menenangkannya. Terdengar, dengkuran halus. Pertanda, jika Arkan sudah tertidur.“Aku merindukanmu Mas, biarpun kamu ada di hadapanku. Tapi, entah mengapa aku merasa, kamu tidak ada bersamaku. Hatimu seolah jauh dari jangkauanku.” Lirih Elena.Tes!Air mata Elena luruh, buru-buru dia menghapusnya agar tak mengenai wajah suaminya. Sejenak, Elena memandang wajah Arkan yang sedang tertidur dengan pulasnya. Damai, menciptakan ketenangan hati Elena saat melihatnya.“Aku mencintaimu.” Lirih Elena, lalu dia meng3cup kening Arkan dengan hangat. Selepas itu, dia turut masuk ke alam mimpi.Sementara Vina, dia baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya. Dirinya sedikit merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal, karena sedari tadi berdiri di hadapan laptop. Vina sebenarnya bimbang, antara pindah kuliah apa tetap menjalankan kuliahnya di luar n

    Last Updated : 2025-03-23
  • Cinta Adalah Luka   Karena aku, bukan dia

    Elena tengah memilihkan Arkan pakaian, pria itu baru saja mandi. Bukan Elena yang memandikan, tapi pria itu sendiri yang membersihkan tubuhnya. Walau sulit, Arkan tetap berusaha melakukannya sendiri. Ia cukup merasa malu jika Elena lah yang melakukannya. “Nih Mas, ayo aku bantu.” Ajak Elena, dia hampir saja menarik handuk yang Arkan kenakan. “Eeehh!! Apa-apaan sih!!” Pekik Arkan, menahan handuknya. Elena mengerjapkan matanya, dengan polosnya dia menunjukkan pakaian pada pria itu. “Kamu gak mau pake baju?” Tanya Elena. “Mau lah! Tapi kenapa kamu yang pakein huh?! Aku mau pake sendiri!” Pekik Arlan. Melihat kondisi Arkan, Elena sebenarnya ragu. Tapi, apa boleh buat? Dia terpaksa memberikan pakaian itu pada suaminya. Setelah itu, dirinya menatap apa yang Arkan lakukan. “Kan! Aku bisa sendiri!” Pekik Arkan saat memakai bajunya. “Celananya, gimana? Gak mungkin masuk lewat kepala kan?” Tanya Elena dengan lugunya. Arkan tersadar, dia menatap kakinya. Bagaimana caranya dia m

    Last Updated : 2025-03-27

Latest chapter

  • Cinta Adalah Luka   Karena aku, bukan dia

    Elena tengah memilihkan Arkan pakaian, pria itu baru saja mandi. Bukan Elena yang memandikan, tapi pria itu sendiri yang membersihkan tubuhnya. Walau sulit, Arkan tetap berusaha melakukannya sendiri. Ia cukup merasa malu jika Elena lah yang melakukannya. “Nih Mas, ayo aku bantu.” Ajak Elena, dia hampir saja menarik handuk yang Arkan kenakan. “Eeehh!! Apa-apaan sih!!” Pekik Arkan, menahan handuknya. Elena mengerjapkan matanya, dengan polosnya dia menunjukkan pakaian pada pria itu. “Kamu gak mau pake baju?” Tanya Elena. “Mau lah! Tapi kenapa kamu yang pakein huh?! Aku mau pake sendiri!” Pekik Arlan. Melihat kondisi Arkan, Elena sebenarnya ragu. Tapi, apa boleh buat? Dia terpaksa memberikan pakaian itu pada suaminya. Setelah itu, dirinya menatap apa yang Arkan lakukan. “Kan! Aku bisa sendiri!” Pekik Arkan saat memakai bajunya. “Celananya, gimana? Gak mungkin masuk lewat kepala kan?” Tanya Elena dengan lugunya. Arkan tersadar, dia menatap kakinya. Bagaimana caranya dia m

  • Cinta Adalah Luka   Pelukan hangat malam

    Elena menuruti keinginan Arkan, dia merebahkan dirinya disisi ranjang. Sementara Arkan, dia memeluk Elena dengan erat. Elena pun mengusap kepala suaminya, guna menenangkannya. Terdengar, dengkuran halus. Pertanda, jika Arkan sudah tertidur.“Aku merindukanmu Mas, biarpun kamu ada di hadapanku. Tapi, entah mengapa aku merasa, kamu tidak ada bersamaku. Hatimu seolah jauh dari jangkauanku.” Lirih Elena.Tes!Air mata Elena luruh, buru-buru dia menghapusnya agar tak mengenai wajah suaminya. Sejenak, Elena memandang wajah Arkan yang sedang tertidur dengan pulasnya. Damai, menciptakan ketenangan hati Elena saat melihatnya.“Aku mencintaimu.” Lirih Elena, lalu dia meng3cup kening Arkan dengan hangat. Selepas itu, dia turut masuk ke alam mimpi.Sementara Vina, dia baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya. Dirinya sedikit merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal, karena sedari tadi berdiri di hadapan laptop. Vina sebenarnya bimbang, antara pindah kuliah apa tetap menjalankan kuliahnya di luar n

  • Cinta Adalah Luka   Temani aku~

    Vina berlari memasuki kamar bermain keponakannya dengan tersenyum riang tanpa beban. Ia akan menyampaikan berita yang sungguh menggembirakan hatinya.“ABAAANGG!! KAKAK IPAR TUH LAGI HAAA HMPPP!!”Vina tak lagi melanjutkan katanya, sebab Elena berhasil mengejar adik iparnya itu dan membungkam mulutnya dengan tangannya. Elena tak akan membiarkan Vina membocorkannya. Melihat tingkah keduanya, Arkan dan Arthur sama-sama bingung melihat.“Kalian kenapa?” Tanya Arkan.“Enggak, Vina ini mau malu-maluin aku. Dia mau ledek kalau aku lagi datang bulan. Udah yah Mas, maaf menganggu.” Elena menarik Vina, tangannya masih setia menahan mulut adik iparnya yang suka asal ceplas ceplos itu.Sementara Arkan, dia mengerjapkan matanya. Bingung dengan sikap kedua wanita berbeda usia itu. “Datang bulan sama aku, hubungannya apa?” Gumam Arkan.“Daddy! Ayo main lagi! Ganggu aja itu onty kubulan catu.” Seru Arthur mengambil sebuah lego miliknya.“Heh! Gak boleh gitu!” Tegur Arkan.“Belcandaaa Belcandaaa. Dad

  • Cinta Adalah Luka   Kakak hamil?

    “Kenapa enggak makan?” Tanya Arkan, menatap raut wajah sendu Elena. Keduanya tengah berada di restoran yang Elena maksudkan. Restoran, dimana Arkan melamarnya. Tapi, sebuah fakta mengejutkan bahwa ternyata di restoran ini juga Arkan melamar Selia. Elena tentu merasa kecewa, walaupun Selia sudah tiada.“Mas.” Panggil Elena.“Hm?” Sahut Arkan.“Seberapa spesialnya Mba Selia bagimu?” Tanya Elena dengan tatapan serius.Mendengar itu, Arkan mengambil tisu. Dia membersihkan bibirnya dan meminum jus nya sejenak. Lalu, dia melipat tangannya di atas meja sembari menatap dalam Elena.“Dia segalanya bagiku, bahkan ... jika saat ini dia masih hidup dan memintaku untuk menceraikanmu. Maka, akan aku lakukan saat itu juga.” Ujar Arkan yang lagi-lagi membuat hati Elena sakit.“Tapi Mbak Selia sudah tidak ada, itu artinya ... kamu tidak punya alasan untuk menceraikanku.” Ujar Elena sembari mengikuti gaya Arkan dengan melipat tangannya di atas meja.“Kamu benar, itu kesepakatan kita. Maka dari itu, ber

  • Cinta Adalah Luka   Mengenang tempat bahagia aku, kamu dan ... dia

    Di kamar mandi, Elena meremas kedua sisi wastafel dengan erat. Air matanya sejak tadi luruh tiada henti. Perasaannya sangat hancur karena perkataan Arkan. Hilang ingatan pria itu tak seberapa sakit dari ia memintanya menggugurkan bayi mereka. Bayi yang mereka tunggu-tunggu kehadirannya. “Mba, Mba gak papa?” Seseorang menyentuh bahunya, bergegas Elena langsung menyalakan air untuk membasuh wajahnya. Setelah itu, Elena mengambil tisu dan membersihkan wajahnya yang basah. “Maaf Mbak.” Lirih Elena, menatap wanita yang lebih tua darinya. “Saya lihat, Mbak nya ada banyak masalah. Apa keluarga Mbak lagi sakit disini?” Tanya wanita itu dengan tatapan bingung. Elena menggeleng, dia hanya memaksa senyumnya sembari berkata jika dirinya tidak apa-apa. Tak mungkin juga dia mengatakan masalahnya pada orang asing. “Enggak Mbak, saya lagi menemani suami saya terapi. Dia baru saja kecelakaan, kakinya mengalami kelumpuhan. Jadi, saya menemani dia tetapi.” Terang Elena. “Lalu, kenapa

  • Cinta Adalah Luka   Jika kamu hamil, gugurkan!

    “Baiklah, akan ku beri waktu satu bulan. Jika caramu tak berhasil, maka ... mundurlah! Karena sampai detik ini, aku mencintai istriku. Dan itu bukan kamu.”Deghh!!Elena menunduk, rasanya sakit mendengar perkataan menyakitkan dari suaminya itu. Arkan yang tidak pernah berkata yang menyakiti hatinya, kali ini pria itu begitu menyakitinya. Kini, dia harus merasakan perbedaan suaminya itu.“Baik, tapi Mas harus ingat. Mas tidak boleh menolak saat aku menunjukkan usahaku. Apapun itu!” uUjar Elena dengan tegas menatap Arkan yang menatapnya dengan tajam.“Baiklah, tapi tidak soal hak batin. Aku tidak ingin menyentuhmu sampai kamu bisa membuatku kembali mengingat tentang kita.” Balas Arkan.Elena mengangguk, setelah itu dia beranjak untuk berdiri. Sejenak, dirinya mengamati kamar yang dulu ia tempati. Mengingat kembali tentang kenangannya bersama Arkan.“Mas! Tidur gak! Aku capek loh!!” Pekik Elena saat Arkan justru memeluknya dari belakang sembari menduselkan wajahnya ke belakang leher Ele

  • Cinta Adalah Luka   membuatmu mengingatku

    Makan malam tiba, Vina dan Arkan sudah berada di ruang makan. Begitu pun dengan Arthur. Tapi tidak dengan Elena, wanita itu belum tampak sejak tadi. Membuat Vina akhirnya mencari keberadaan kakak iparnya itu yang tak kunjung menampakkan dirinya. “Kak Elena mana Bang?” Tanya Vina pada abangnya itu. “Entah.” Jawab Arkan. Vina berdecak sebal karena jawaban Arkan yang terkesan cuek. Dia pun berniat akan beranjak untuk mencari Elena. Namun , sebelum itu terjadi, Elena sudah menampakkan dirinya. “Akhirnya, Kak El ayo makan.” Seru Vina. Elena mengangguk, dia akan duduk di samping Arkan. Melihat Elena akan duduk di sebelahnya, mendadak Arkan panik dan justru membentaknya. “Eh! Mau ngapain?! Duduk di sana! Sejak dulu kursi ini adalah tempat istriku!” “Abang!!” Sentak Vina, dia menatap kakak iparnya itu dengan perasaan tak enak. Elena mengangguk, dia hanya diam dan duduk di kursi sebelahnya lagi. Tak ingin ada debatan, Elena memilih untuk mengalah. Arthur yang tak terima sang

  • Cinta Adalah Luka   Menjadi perawatmu

    “Kak.” Vina menyadarkan Elena dari lamunannya itu. Elena tersadar, dia mengusap air matanya yang sempat luruh tanpa dia sadari. Entah berapa kali dia menangis hari ini, sampai matanya terasa sangat panas rasanya. Lalu, dirinya bergegas mengambil beberapa fotonya dengan Arkan yang ada di kamar itu. “Maaf Mas, aku akan bawa kembali foto Mba Selia.” Ujar Elena tanpa menatap wajah Arkan. Elena buru-buru keluar, meninggalkan Arkan dan Vina yang masih ada di dalam kamar. Bahkan, karena terburu-buru dia hampir menabrak Arthur yang sedari tadi berdiri di ambang pintu. “Abang puas?! Abang tega sama kak Elena?! Dia itu istri Abang! Bukan orang asing!” Sentak Vina dengan mata memerah. “Abang tidak mencintainya! Jika dia mau pergi dari sini, silahkan! Abang tidak melarang!” Ternyata, Elena belum juga menuju gudang. Dia berdiri di balik tembok Arkan, mendengar sendiri bagaimana pria itu menyuruhnya pergi. “Bunda.” Arthur melihat bundanya menangis, tentu ikut merasakan sesak.

  • Cinta Adalah Luka   Ingatannya hancur

    Vina menatap abangnya dengan tatapan tak percaya, “Abang masih gak percaya kata-kataku? Perlu bukti apalagi hah?! Bongkar aja kuburannya!” Seru Vina dengan kesal. “Vina!” Tegur Elena, dia tidak ingin Arkan semakin sakit. Vina berkacak pinggang, dia heran dengan kakak iparnya. Terbuat dari apa hati kakaknya itu, hingga dengan sabar menerima segala perlakuan Arkan padanya. “Kamu ...,” Arkan menunjuk tepat pada wajah Elena. “Ingat ini, sampai saat ini yang ku cintai hanya Selia. Aku hanya mencintainya, sampai kapanpun itu! Jangan pernah berharap kamu dapat menjadi Nyonya Viandra!” Sentak Arkan. Lalu, Arkan menatap nisan istrinya. “Selia ... Mas tidak tahu apa yang terjadi. Rasanya, sulit percaya jika kamu sudah tiada sayang. Maafkan Mas, Mas akan sering mengunjungimu. Mas janji, tidak akan ada wanita yang Mas cintai setelahmu.” Elena membuang pandangannya sembari memegangi dadanya yang terasa sakit. Apakah sebegitu besar cinta suaminya untuk istri pertamanya? Elena memi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status