Cinta Adalah Luka
Elena Clarissa, menjadi baby sitter dari bayi seorang Ceo tampan bernama Arkan. Arkan adalah seorang duda yang di tinggal mati oleh istrinya setelah melahirkan bayi mereka. Selama setahun Elena menjadi baby sitter, tak menyangka jika dia dan Arkan terlibat perasaan. Keduanya jatuh hati, dan memutuskan untuk menikah.
Dua tahun sudah mereka menikah. Arkan semakin mencintai istrinya, begitu pun sebaliknya. Hingga, Elena mengetahui jika dirinya tengah mengandung. Dia sangat bahagia, tak sabar ingin memberitahukan hal ini pada suaminya. Apalagi, kabar ini lah yang selama ini Arkan tunggu darinya. Naasnya, kecelakaan yang di alami Arkan membuat pria itu mengalami kelumpuhan dan Amnesia sebelum dia tahu jika Elena tengah hamil. Dia mengingat semuanya, tapi tidak dengan Elena. Arkan, melupakan istri yang tengah mengandung anaknya itu.
"Aku istrimu Mas!"
"Tidak, istriku hanya Selia. Jika memang kita pernah menikah, aku akan menceraikanmu secepatnya!"
Read
Chapter: Karena aku, bukan diaElena tengah memilihkan Arkan pakaian, pria itu baru saja mandi. Bukan Elena yang memandikan, tapi pria itu sendiri yang membersihkan tubuhnya. Walau sulit, Arkan tetap berusaha melakukannya sendiri. Ia cukup merasa malu jika Elena lah yang melakukannya. “Nih Mas, ayo aku bantu.” Ajak Elena, dia hampir saja menarik handuk yang Arkan kenakan. “Eeehh!! Apa-apaan sih!!” Pekik Arkan, menahan handuknya. Elena mengerjapkan matanya, dengan polosnya dia menunjukkan pakaian pada pria itu. “Kamu gak mau pake baju?” Tanya Elena. “Mau lah! Tapi kenapa kamu yang pakein huh?! Aku mau pake sendiri!” Pekik Arlan. Melihat kondisi Arkan, Elena sebenarnya ragu. Tapi, apa boleh buat? Dia terpaksa memberikan pakaian itu pada suaminya. Setelah itu, dirinya menatap apa yang Arkan lakukan. “Kan! Aku bisa sendiri!” Pekik Arkan saat memakai bajunya. “Celananya, gimana? Gak mungkin masuk lewat kepala kan?” Tanya Elena dengan lugunya. Arkan tersadar, dia menatap kakinya. Bagaimana caranya dia m
Last Updated: 2025-03-27
Chapter: Pelukan hangat malamElena menuruti keinginan Arkan, dia merebahkan dirinya disisi ranjang. Sementara Arkan, dia memeluk Elena dengan erat. Elena pun mengusap kepala suaminya, guna menenangkannya. Terdengar, dengkuran halus. Pertanda, jika Arkan sudah tertidur.“Aku merindukanmu Mas, biarpun kamu ada di hadapanku. Tapi, entah mengapa aku merasa, kamu tidak ada bersamaku. Hatimu seolah jauh dari jangkauanku.” Lirih Elena.Tes!Air mata Elena luruh, buru-buru dia menghapusnya agar tak mengenai wajah suaminya. Sejenak, Elena memandang wajah Arkan yang sedang tertidur dengan pulasnya. Damai, menciptakan ketenangan hati Elena saat melihatnya.“Aku mencintaimu.” Lirih Elena, lalu dia meng3cup kening Arkan dengan hangat. Selepas itu, dia turut masuk ke alam mimpi.Sementara Vina, dia baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya. Dirinya sedikit merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal, karena sedari tadi berdiri di hadapan laptop. Vina sebenarnya bimbang, antara pindah kuliah apa tetap menjalankan kuliahnya di luar n
Last Updated: 2025-03-23
Chapter: Temani aku~Vina berlari memasuki kamar bermain keponakannya dengan tersenyum riang tanpa beban. Ia akan menyampaikan berita yang sungguh menggembirakan hatinya.“ABAAANGG!! KAKAK IPAR TUH LAGI HAAA HMPPP!!”Vina tak lagi melanjutkan katanya, sebab Elena berhasil mengejar adik iparnya itu dan membungkam mulutnya dengan tangannya. Elena tak akan membiarkan Vina membocorkannya. Melihat tingkah keduanya, Arkan dan Arthur sama-sama bingung melihat.“Kalian kenapa?” Tanya Arkan.“Enggak, Vina ini mau malu-maluin aku. Dia mau ledek kalau aku lagi datang bulan. Udah yah Mas, maaf menganggu.” Elena menarik Vina, tangannya masih setia menahan mulut adik iparnya yang suka asal ceplas ceplos itu.Sementara Arkan, dia mengerjapkan matanya. Bingung dengan sikap kedua wanita berbeda usia itu. “Datang bulan sama aku, hubungannya apa?” Gumam Arkan.“Daddy! Ayo main lagi! Ganggu aja itu onty kubulan catu.” Seru Arthur mengambil sebuah lego miliknya.“Heh! Gak boleh gitu!” Tegur Arkan.“Belcandaaa Belcandaaa. Dad
Last Updated: 2025-03-18
Chapter: Kakak hamil?“Kenapa enggak makan?” Tanya Arkan, menatap raut wajah sendu Elena. Keduanya tengah berada di restoran yang Elena maksudkan. Restoran, dimana Arkan melamarnya. Tapi, sebuah fakta mengejutkan bahwa ternyata di restoran ini juga Arkan melamar Selia. Elena tentu merasa kecewa, walaupun Selia sudah tiada.“Mas.” Panggil Elena.“Hm?” Sahut Arkan.“Seberapa spesialnya Mba Selia bagimu?” Tanya Elena dengan tatapan serius.Mendengar itu, Arkan mengambil tisu. Dia membersihkan bibirnya dan meminum jus nya sejenak. Lalu, dia melipat tangannya di atas meja sembari menatap dalam Elena.“Dia segalanya bagiku, bahkan ... jika saat ini dia masih hidup dan memintaku untuk menceraikanmu. Maka, akan aku lakukan saat itu juga.” Ujar Arkan yang lagi-lagi membuat hati Elena sakit.“Tapi Mbak Selia sudah tidak ada, itu artinya ... kamu tidak punya alasan untuk menceraikanku.” Ujar Elena sembari mengikuti gaya Arkan dengan melipat tangannya di atas meja.“Kamu benar, itu kesepakatan kita. Maka dari itu, ber
Last Updated: 2025-03-14
Chapter: Mengenang tempat bahagia aku, kamu dan ... diaDi kamar mandi, Elena meremas kedua sisi wastafel dengan erat. Air matanya sejak tadi luruh tiada henti. Perasaannya sangat hancur karena perkataan Arkan. Hilang ingatan pria itu tak seberapa sakit dari ia memintanya menggugurkan bayi mereka. Bayi yang mereka tunggu-tunggu kehadirannya. “Mba, Mba gak papa?” Seseorang menyentuh bahunya, bergegas Elena langsung menyalakan air untuk membasuh wajahnya. Setelah itu, Elena mengambil tisu dan membersihkan wajahnya yang basah. “Maaf Mbak.” Lirih Elena, menatap wanita yang lebih tua darinya. “Saya lihat, Mbak nya ada banyak masalah. Apa keluarga Mbak lagi sakit disini?” Tanya wanita itu dengan tatapan bingung. Elena menggeleng, dia hanya memaksa senyumnya sembari berkata jika dirinya tidak apa-apa. Tak mungkin juga dia mengatakan masalahnya pada orang asing. “Enggak Mbak, saya lagi menemani suami saya terapi. Dia baru saja kecelakaan, kakinya mengalami kelumpuhan. Jadi, saya menemani dia tetapi.” Terang Elena. “Lalu, kenapa
Last Updated: 2025-03-10
Chapter: Jika kamu hamil, gugurkan!“Baiklah, akan ku beri waktu satu bulan. Jika caramu tak berhasil, maka ... mundurlah! Karena sampai detik ini, aku mencintai istriku. Dan itu bukan kamu.”Deghh!!Elena menunduk, rasanya sakit mendengar perkataan menyakitkan dari suaminya itu. Arkan yang tidak pernah berkata yang menyakiti hatinya, kali ini pria itu begitu menyakitinya. Kini, dia harus merasakan perbedaan suaminya itu.“Baik, tapi Mas harus ingat. Mas tidak boleh menolak saat aku menunjukkan usahaku. Apapun itu!” uUjar Elena dengan tegas menatap Arkan yang menatapnya dengan tajam.“Baiklah, tapi tidak soal hak batin. Aku tidak ingin menyentuhmu sampai kamu bisa membuatku kembali mengingat tentang kita.” Balas Arkan.Elena mengangguk, setelah itu dia beranjak untuk berdiri. Sejenak, dirinya mengamati kamar yang dulu ia tempati. Mengingat kembali tentang kenangannya bersama Arkan.“Mas! Tidur gak! Aku capek loh!!” Pekik Elena saat Arkan justru memeluknya dari belakang sembari menduselkan wajahnya ke belakang leher Ele
Last Updated: 2025-03-08