Share

78. Super Seksi

"Kamu jadian ya sama Nak Rian?" tanya sang mama saat memasuki kamarnya.

Inez melirik sekilas, lalu menghela napas. "Apa peduli mama?"

"Ya, peduli dong, sayang. Kamu kan putri mama," jawab Devita.

Inez berdecak. Masihkah beliau pantas disebut mama ketika sang anak selalu berada di urutan nomor terakhir dalam segala hal. Sementara kepentingan beliau sendiri harus di nomor satukan. Bahkan ingatan tatkala ia hampir dijual oleh mamanya sendiri kepada om-om hidung belang masih terekam jelas di ingatan.

"Kalo iya kenapa, dan kalo nggak kenapa?"

"Ah, kamu ini, Nez. Kalau iya, mama kan seneng banget, Nez. Nak Rian itu anaknya baik, ramah, sopan, perhatian dan yang penting dia sepertinya sayang banget sama kamu. Mama setuju kalau kamu jadian sama Nak Rian," tutur Devita. Wajahnya terlihat semringah.

Inez mendengkus sambil memperbaiki riasannya. "Bukannya mama setuju karena Rian masuk dalam kriteria mama? Kalo dia pria biasa dan nggak kaya, aku yakin mama bakal menolaknya mentah-mentah."

Ucapan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status