Share

75. Galau

Penulis: malapalas
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-19 21:52:24

Benar kata Alvin, dia tadi emang mikirin Dara. Tuh anak kayak paranormal, tahu aja apa yang ada di otaknya.

Sejujurnya semenjak Dara pulang dari rumahnya kemarin, ia langsung tanyakan apa yang tengah terjadi pada Dito. Ari memaksanya untuk jujur dan tidak ada yang boleh ditutup-tutupi. Dia bahkan sampai mengancam adiknya itu akan membuang mainan kesukaannya jika tidak mau bicara.

Alhasil Dito menceritakan segalanya. Dari awal dia telepon hingga si medusa datang ke rumah memakai baju renang ketat yang bermotif bunga-bunga dengan berbagai macam warna.

"Si medusa bodoh banget tau nggak, sih, Kak. Masa gue bilang help-help, dianya ngira bunyi blulup-blulup. Mirip dari mana coba? Telinganya nggak pernah dibersihin kali, ya," terang Dito berapi-api.

Mendengar bunyi "blulup-blulup" yang diucapkan Dito membuat Ari menahan keras tawanya yang hampir menyembur keluar.

"Dia ngira lo mau kelelep, kali," sahut Ari.

"Nah itu, Kak. Persis yang diomongin si medusa. Dia juga bilang dikira gue mau kelel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   76. Jebakan

    "Bagus nggak tempatnya, Ar? Gue nggak salah pilih kan buat lo? Di sini lo bisa lampiasin kekesalan, kegalauan atau apa pun itu. Lo bisa teriak-teriak sekenceng mungkin dan terpenting enggak akan ada yang anggap lo gila." Ari terdiam, nggak menanggapi ocehan Alvin. Ia hanya menatap sekeliling ruangan dengan tenang. Ruangan yang begitu besar dan mewah. "Kayaknya ini terlalu besar." "Ya, bagus dong. Makin besar makin bagus. Agar lo nggak pengap di sini, Ar," sahut Alvin. "Ini sih kapasitas ruangan bisa untuk 30 orang lebih. Kegedean kalo cuma buat kita berdua, Vin. Pasti lo sewa ruang VVIP." "Nggak apa-apa, Ar. K-kalo masalah uang, lo nggak perlu khawatir. Udah gue bayar lunas di muka," jawab Alvin tergagap, meski ia kembali bisa mengendalikan sikap gugupnya sambil berdoa semoga Ari jangan sampai mengetahui rencananya. "Ya, ya, gue tau lo tuan muda kaya," ucap Ari seraya memutar kedua bola matanya, malas. "Ya, itu lo tau," timpal si songong Alvin sambil menyengir kuda. Memang seja

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   77. Adegan Dimulai

    Ari berkali-kali melihat jam di tangannya. Lima belas menit berlalu, tetapi Alvin tak kunjung kelihatan batang hidungnya. Makanan di piringnya udah habis dari tadi, tapi tetap aja tuh cowok belum balik juga sampai sekarang.Emang apa aja yang dilakukan playboy sarap itu di toilet?Ari meraih gelas di depannya dan meminumnya hingga tandas. Ini nggak bisa dibiarkan. Jangan-jangan Alvin diam-diam udah ninggalin dia sendirian. Mengingat ia pernah akan ditinggalkan saat adegan ngerusuh di acara kencan Kevan dan Frel dulu, bisa aja kali ini juga sama. Kalau berhubungan dengan si kampret Alvin, semua kemungkinan apa aja bisa terjadi.Netra Ari mengedar ke seluruh penjuru ruangan, hanya kosong yang ia dapati. Setelah menghela napas kasar, ia bangkit dan hendak menyusul Alvin sekaligus mengecek apa benar dugaannya bahwa dirinya ditinggalkan sendiri?Akan tetapi belum juga kakinya melangkah, tiba-tiba pintu terbuka lebar dan terlihat begitu banyaknya cewek cantik berpakaian minim masuk ke ruang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   78. Super Seksi

    "Kamu jadian ya sama Nak Rian?" tanya sang mama saat memasuki kamarnya.Inez melirik sekilas, lalu menghela napas. "Apa peduli mama?""Ya, peduli dong, sayang. Kamu kan putri mama," jawab Devita.Inez berdecak. Masihkah beliau pantas disebut mama ketika sang anak selalu berada di urutan nomor terakhir dalam segala hal. Sementara kepentingan beliau sendiri harus di nomor satukan. Bahkan ingatan tatkala ia hampir dijual oleh mamanya sendiri kepada om-om hidung belang masih terekam jelas di ingatan."Kalo iya kenapa, dan kalo nggak kenapa?""Ah, kamu ini, Nez. Kalau iya, mama kan seneng banget, Nez. Nak Rian itu anaknya baik, ramah, sopan, perhatian dan yang penting dia sepertinya sayang banget sama kamu. Mama setuju kalau kamu jadian sama Nak Rian," tutur Devita. Wajahnya terlihat semringah.Inez mendengkus sambil memperbaiki riasannya. "Bukannya mama setuju karena Rian masuk dalam kriteria mama? Kalo dia pria biasa dan nggak kaya, aku yakin mama bakal menolaknya mentah-mentah."Ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   79. Pemicu Keagresifan Inez

    Rian langsung meneguk ludahnya yang terasa tersangkut di tenggorokan.Ia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal sama sekali. Kenapa tuh cewek harus mengatakannya secara gamblang?Kalau bukan karena ia masih terikat kontrak kerja sama dengan perusahaannya, ia mungkin akan melakukan tindakan tegas. Udah jelas dari sikapnya, cewek itu seperti sengaja mengatakannya di depan Inez.Huft ... kali ini kelihatannya ia harus lebih berhati-hati. Akhirnya Rian hanya bisa cengengesan tanpa membalas ucapan cewek seksi itu."Wah, gimana kabarnya, Bu? Sendirian ke sini?" Rian lebih memilih mengalihkan ke hal lain dengan tampang tengilnya."Oh, ceritanya pengalihan ini?" ucapnya dengan mengulum senyum, memperlihatkan bibirnya yang merah merona.Rian menyengir kuda, sementara Inez tampak kebingungan dan berusaha mencerna sesuatu.Cewek itu berjalan perlahan mendekat ke arah Rian. Tangannya terkulai lembut di atas bahu mantan pacarnya.Senyum tipis ia sematkan untuk cowok yang sampai saat ini masih

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   80. Keanehan

    Dara berjalan dengan gontai di sepanjang koridor sekolah. Ia tak bisa tenang sebelum apa yang ia pikirkan bisa ia lihat kejelasannya. Beberapa hari ini ia tak punya niat untuk bertemu Ari. Bukannya nggak mau, hanya aja dia nggak mau pangerannya itu berpikir yang bukan-bukan jika kebersamaannya nanti terasa membosankan diakibatkan dirinya yang emang nggak lagi bersemangat. Ah, nggak tahu kenapa sampai segininya dia merasa kepikiran. Frel dan Kak Kevan. Kenapa seolah hanya dia di sini yang nggak senang ketika mereka jadian? Ia berharap Frel bisa pacaran sama Kenn. Ya, Kenn. Hanya dia sepertinya yang cocok sama Frel. "Kenn!" Dara yang kini akan naik tangga menuju kelasnya sontak terhenti tatkala mendengar teriakan Frel. Ia menoleh dan memperhatikan dari kejauhan ada Kenn dan Frel yang mengejarnya. Seketika mata Dara berbinar-binar. Itu artinya Kenn telah pulang dari Jerman. Kenn berhenti tanpa membalikkan tubuhnya. Detik selanjutnya ia kembali melangkah pergi dan tak menghiraukan Fr

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   81. Ada yang Salah

    Dara kelelahan mencari Frel. Udah beberapa tempat ia datangi tetap aja sahabatnya satu itu nggak bisa ia temukan. Mulai dari perpustakaan sampai ke pinggir lapangan yang dipadati oleh para cewek yang sedang bersorak melihat aksi Tomi memasukkan bola basket ke ring.Yeah ..., selain tampangnya yang lumayan keren, sejak SMP Tomi emang paling jago dalam hal main basket, jadi Dara nggak heran mereka bakal seheboh itu melihat permainan tuh cowok. Dalam pertandingan antar sekolah pun tak jarang Tomi selalu membawa kemenangan dalam timnya.Tapi intinya, ke mana lagi ia harus mencari Frel?Hingga dalam beberapa detik kemudian, Dara baru sadar ada tempat yang belum ia datangi. Taman yang berada di belakang gedung guru. Bahkan taman itu merupakan tempat favorit mereka. Ia dan Frel sering ke sana sebelum dirinya jadian sama Ari. Meskipun lebih sepi dari taman yang ada di pojok sebelahnya kantin sekolah, namun taman itu sangat indah, memiliki danau buatan kecil yang cantik dan asri.Duh, bagaiman

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   82. Makin Agresif

    Akhir-akhir ini mamanya sering keluar. Ia tidak tahu mamanya pergi ke mana dan apa yang tengah ia lakukan di luar sana. Tiap ia tanya, beliau selalu menjawab ada perlu penting. Alhasil ia hanya bisa menyimpulkan kemungkinan sang mama berpergian bersama teman-temannya.Dan hari ini pun sama. Bahkan Reyhan diajak ikut bersamanya.Di hari liburnya ini Inez malas jalan-jalan, akhirnya ia membuat acara memasak bersama Rian, hitung-hitung dalam rangka menepati janji yang dulu pernah ia sepakati atas permintaan kekasihnya itu."Hmmm ... dari baunya kayaknya enak banget," ujar Rian yang tiba-tiba datang dan merengkuhnya dari belakang.Inez merasakan punggungnya memanas tatkala Rian menempelkan tubuhnya dan meletakkan kedua tangannya di atas perutnya. Ia merasakan gugup yang luar biasa, meski begitu ia berusaha sesantai mungkin."Gue harap lo suka masakan gue," timpalnya sembari memindahkan udang asam manis yang baru selesai dimasak ke atas piring saji. "Nggak boleh nyesel, ya, kalo masakan gu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-12
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   83. Membawanya ke Rumah

    "Menurut gue lebih cepat lebih baik. Gue mau serius sama lo, dan ini salah satu bukti keseriusan gue, Nez.""Tap-tapi, Yan, gue takut—""Nggak perlu ada yang ditakutin. Bokap nyokap gue nggak sepicik itu menilai seseorang.""Yan, lo tau kan masa lalu gue?""Iya, terus?""Selama ini masa lalu gue yang bikin mereka semua mundur, bahkan calon mertua gue dulu langsung menghujat gue tanpa ampun. G-gue masih trauma, Yan," ucap Inez mencoba menjelaskan di mana sisi ketakutannya dengan suara gemetar.Melihat itu, Rian segera menggenggam kedua tangan Inez. "Gue jamin nggak akan terjadi apa-apa. Kalaupun ada, gue yang akan jelasin ke mereka bahwa semua yang mereka pikirkan tentang lo nggak seburuk pikiran mereka. Seumpama bokap nyokap tetap menolak hubungan kita, gue bisa ngelakuin hal lebih gila lagi agar mereka bisa restuin kita saat itu juga.""Hal lebih gi-gila? Maksudnya?""Pokoknya ada deh," jawab Rian sembari mengerlingkan sebelah matanya, menggoda Inez.Cewek itu terdiam kaku. Hal-hal b

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07

Bab terbaru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   103. Kenyataan yang Telah Lama Disembunyikan

    Brak!Pintu itu dibuka agak kasar oleh seseorang hingga membuat Inez kaget dan terbangun dari tidurnya. Dan benar saja orang itu penculiknya, cowok brengsek yang juga adalah ayah tirinya Inez.Ari terdiam sejenak. Ia tidak boleh terlalu lama di satu titik jika tidak mau ketahuan, apalagi ada anak sekecil Tio dan Bella. Tempat persembunyian mereka terlalu berisiko dan ia tak mau terjadi sesuatu terhadap mereka semua.Setelah berpikir beberapa saat, ia memutuskan mengajak mereka menjauh dari gudang. Ia meminta Dara menghubungi Rian, juga polisi untuk menyergap si pelaku secepat mungkin.Sementara itu, Inez yang terbangun dari tidurnya menyipitkan mata tatkala sinar matahari pagi masuk melalui pintu yang dibuka dan tepat mengenai netranya."Selamat pagi, Sayang."Mendengar suara menjijikkan yang ia kenal tersebut, seketika Inez tersadar, lalu menoleh ke arah sumber suara. Netranya membelalak panik. Saat Inez hendak bergerak ia merasa tangan dan kakinya tak bisa berfungsi. Sehingga ia haru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   102. Penculikan

    Hari ini demi sang kakak, Dara terpaksa bolos sekolah. Mau bagaimana lagi, semalam kakaknya pulang larut malam dalam kondisi yang mengenaskan. Baju kantor yang kusut, bau dan kotor. Belum lagi rambut yang acak-acakan dan dengan wajahnya yang begitu menyedihkan.Saat ia menyerbu kamarnya dan memaksa Rian untuk bicara, ternyata hal yang mengejutkan terjadi. Calon kakak iparnya diculik.Oh, tidak! Itu memang hanya pemikiran Dara, akan tetapi begitu sang kakak menceritakan awal mula Inez menghilang, tentu saja semua berpusat pada kemungkinan tersebut. Dan Dara sangat yakin calon kakak iparnya yang cantik itu pasti diculik oleh pria brengsek yang telah memerkosanya dulu.Membayangkan kenangan buruk dari calon kakak iparnya itu lagi, Dara merasakan kesedihan yang mendalam. Menurutnya memori tersebut sangat kejam dan memilukan.Maka dari itu, pagi-pagi meski ia pamitnya pergi sekolah—saat ia tiba di depan gerbang dan setelah menyuruh sopir pribadinya pulang—nyatanya ia tidak masuk melainkan m

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   101. Rahasia Terungkap

    Rian segera memarkirkan mobilnya di depan minimarket begitu melihat mobil yang ditumpangi Desi dan Dina telah berjalan menjauh. Cowok itu sontak berlari mengejar Devita yang berjalan tak seberapa jauh darinya.Rian sengaja menunggu sampai Devita berbelok, di sebuah gang yang cukup sepi ia memanggil Devita yang kini menoleh ke arahnya."Tante, selamat malam," sapa Rian dengan sopan saat sudah tepat di depan Devita, dan memang saat ini waktu menunjukkan pukul 6.00 malam."Nak Rian? Malam juga. Ada apa kok malam-malam ke sini?" jawab Devita, dahinya berkerut bingung."Begini, Tante. Saya cuma mau tanya, apa ... Inez sudah pulang ke rumah?"Ada sekilas kilatan kaget terlintas di mata itu. "Bukannya Inez bersama Nak Rian?" tanya balik Devita. Tiba-tiba pandangannya meredup dan berubah sedih. "Semenjak Inez memutuskan pergi dari rumah, sampai sekarang dia nggak pernah pulang, Nak," lanjutnya, lalu berubah panik. "Katakan sama tante, apa terjadi sesuatu dengan Inez?"Sejenak Rian terlihat rag

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   100. Inez Menghilang

    Sore hari sekitar pukul 16.45 Rian tiba di depan rumah kontrakan yang bergaya minimalis, tentu saja menemui pujaan hatinya. Ia buru-buru memarkir mobil dan turun sambil membawa dua buket bunga yaitu mawar merah dan bunga tulip putih. Inilah alasan mengapa ia telat datang. Sepulang kerja bukannya langsung menemui sang pacar sesuai janjinya, ia malah mendatangi toko bunga terlebih dahulu.Cowok itu tak tahu pacarnya menyukai bunga apa, karena ia takut salah sehingga ia memilih dua macam bunga sekaligus agar nanti sang kekasih bisa memilih sendiri di antara kedua bunga tersebut. Setahu Rian dari pengalaman dia sebagai playboy selama ini—dari banyaknya cewek yang ia kencani—mereka lebih dominan menyukai bunga mawar dan tulip putih. Tapi jika nanti Inez tidak menyukai keduanya, ia akan dengan senang hati mengantar cewek yang dicintainya itu langsung ke toko bunga untuk memilih bunga kesukaannya secara langsung. Jangan lupa ia juga membelikan cokelat berbentuk hati untuk Inez dan berharap g

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   99. Teror Beruntun

    Menilik raut wajah dan gelagat aneh dari kekasihnya, membuat Rian tak kuasa menahan rasa penasarannya."Siapa, Sayang?" tanya Rian.Inez tersentak."Oh, nggak siapa-siapa kok." Gugup menghinggapi. Ia menggenggam ponselnya kuat-kuat. "Cuma iklan nggak penting," lanjutnya sembari berusaha tersenyum senatural mungkin.Inez tak mau memberitahukan kepada Rian, bukan bermaksud apa-apa, ia hanya tak ingin membuatnya khawatir. Ia sudah terlalu banyak membebani dan merepotkan Rian.Meski Inez berusaha keras menampilkan wajah senormal apa pun, tetap saja senyum kaku dan gestur tubuhnya tak bisa membohongi Rian. Lelaki itu hanya tersenyum tipis, mencoba mengerti dan tak mau memaksa kekasihnya untuk jujur padanya. Ia yakin Inez mempunyai alasan sendiri, ketika saatnya tiba ia percaya bahwa kekasihnya akan mengutarakan semuanya."Ya udah gue cabut dulu," ujar Rian, berdiri seraya merapikan kemejanya."Kok cepat banget?" Inez berkata cepat seraya ikut berdiri, menatap kecewa ke arah cowok yang dici

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   98. Pamer Kemesraan

    Andin terperangah mendengar Ari bertanya kepadanya bahwa siapa cewek yang pantas untuk menjadi pacarnya? Dan apakah itu dirinya?Andin terdiam sambil berpikir. Apakah ia harus mengiyakan?Tentu saja siapa cewek yang nggak ingin punya pacar sebaik Ari. Selain baik, cowok itu sangat setia.Sejak ia bertemu Ari di tempat karaoke yang dipesan Alvin dan menyuruhnya serta teman-temannya untuk menjebak Ari waktu itu, ia sudah sangat terkesan dengan kesetiaannya yang notabene tidak tergoda sama sekali atas rayuan mereka. Bahkan bisa dikatakan rencana mereka gagal total.Tapi bagi Andin, jarang ada cowok yang begitu setia akan pasangannya dan tidak tergoda satu pun oleh banyaknya cewek cantik yang mengelilinginya. Apalagi menurutnya, Ari terlihat tampan, kalem dan begitu menghargai cewek.Andin membasahi bibirnya gugup. "Ar, bukan gitu maksud gue—""Lalu apa?"Tatapan Ari masih begitu dingin. Ia sebenarnya tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadapnya, bahwa perubahan sikap Dara ada sangkut p

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   97. Membongkar Kedoknya

    Sejak Dara berani berkata jujur di depan Rian, Inez, dan Ari waktu itu, kini hubungan keduanya makin adem ayem dan sejahtera. Dara tak lagi menuntut Ari untuk menciumnya ataupun melakukan sesuatu yang nyeleneh, di mana Dara selalu ingin menerkam Ari dengan khayalan tingkat tingginya.Ari juga merasa aman tatkala melihat perubahan Dara sekarang. Sejujurnya inilah yang diinginkan Ari dalam sebuah hubungan. Seperti air mengalir, tak harus terburu-buru seolah dikejar sesuatu. Bahkan Ari sangat bersyukur karena kini ia tak pernah mengalami mimpi buruk lagi.Dara yang sekarang adalah cewek yang lumayan terkendali. Ia tak pernah lagi meminta hal-hal yang tak disukai Ari, tidak memaksa melakukan suatu hal yang berlebihan dalam berpacaran. Walaupun dalam mengungkapkan sesuatu masih dengan gaya lebay, tetapi itu tak membuat Ari muak atau menjauhinya. Bisa dibilang ia udah mulai terbiasa dengan tingkah absurd Dara. Selama itu masih dalam batas wajar, Ari rasa semua bisa diterima.Siang ini tampa

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   96. Tidak Tahan Lagi

    "Kamu nggak akan meninggalkanku kan, Sayang? Kamu nggak akan mengkhianatiku, kan?""Kenapa? Apa kamu takut aku akan mengkhianatimu seperti kamu mengkhianati suamimu yang dulu?"Devita terperangah. Hatinya mendadak getir. Ia meneguk ludahnya kasar, lalu mengangguk pelan.Fery mendengkus. Ia mengangkat tangannya, menjepit dagu Devita sambil tersenyum sinis. "Tenang saja. Aku nggak akan meninggalkanmu selama kamu menuruti semua yang aku mau."Setelahnya, ia beranjak keluar dari kamar, meninggalkan Devita yang menatapnya sedih.Melewati dapur, Fery melihat Inez sedang meraih teko di meja makan. Gadis itu menuangkan air ke dalam gelas, lalu meminumnya. Gerakan gadis itu sangat tenang dan terlihat tak menyadari kedatangannya. Tiba-tiba Fery tertegun. Ia merasa leher jenjang itu sangat mulus, indah dan cantik. Setiap tegukan yang Inez minum, Fery merasa tubuhnya bereaksi tak normal.Ini adalah reaksi kesekian kalinya tiap ia menatap Inez. Dari dulu dan sampai sekarang, tidak pernah berubah.

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   95. Provokasi

    "Halo, Tante," sapa Rian ramah. "Halo juga, Nak Rian. Makasih sudah antar Inez pulang. Tante benar-benar khawatir, nggak biasanya Inez keluar pagi-pagi sekali." "Sama-sama. Apa tante nggak tau? Dalam minggu ini Inez mendapatkan shift pagi untuk menggantikan temannya yang lagi cuti kerja. Mungkin juga nanti bisa sampai lembur." "Benarkah? Inez belum mengatakannya pada Tante," kata Devita sambil menatap Inez yang saat ini tampak memalingkan mukanya ke arah lain, menghindari tatapan beliau. Dalam hal ini Rian sengaja berbohong untuk mengantisipasi Inez jika ingin keluar pagi lagi. Itu supaya kekasihnya mempunyai alasan kuat agar terhindar dari kecurigaan sang mama tentang rentetan pertanyaan yang tidak ingin didengar gadis itu. Tentu saja juga untuk mengurangi interaksi antara Inez dan ayah tiri brengseknya. "Melihat kini tante disibukkan oleh seseorang yang telah kembali ke rumah, mungkin Inez belum ada kesempatan untuk menyampaikannya sama tante." "Jadi begitu," balas Devita gugup

DMCA.com Protection Status