Share

91. Keputusan Untuk Pergi

Dua minggu setelah Ann intensif dirawat, akhirnya ia boleh meninggalkan rumah sakit. Selama itu pula Ben selalu bersiaga meski Ann enggan berbicara dengannya. Apapun yang Ann butuhkan, Ben selalu siapkan.

"Gue nggak tau apa yang harus gue kasih ke lo buat gantiin kehilangan lo, Bang," desis Ann yang kemudian memiliki keberanian menerima kunjungan dari Bastian. "Maafin gue," tandasnya lirih.

"Kehilangan yang mana?" Bastian tampak bingung, wajahnya seceria biasanya. "Gue nggak pa-pa," katanya.

"Seharusnya lo nggak perlu berkorban sebanyak ini buat gue," lirih Ann penuh sesal.

"Lo berkorban jauh lebih banyak, Ann," sebut Bastian bijak. "Gue tau lo kehilangan segalanya dan nggak gampang buat melalui itu semua. Tangan kiri bukan apa-apa buat gue, masih ada tangan kanan," ujarnya.

Ann menarik napas dalam-dalam untuk memberanikan diri menatap wajah Bastian, "Lo bisa maafin Mas Ben atas tuduhannya?" tanyanya.

"Kami bersaudara, kalau nggak gue maafin, udah saling bunuh kami juga dari dulu,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status