~Sedalam-dalamnya Cinta~Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 45)#Seputih_Cinta_Amelia~Sedalam-Dalamnya Cinta~ “Kamu meringis gitu malah bikin Mas tergoda sekali, Dek.”Ia menatapku dalam. Tak kusadari aku sudah dalam kondisi teramat dekat dengannya.Masyaa Allah ....Biarlah aku pasrahkan semua padanya malam ini. Apa maunya, aku ikut.Kubiarkan kekasih halalku makin mendekat, menghapus jarak di antara kami berdua. Memberi hangat dan jejak syahdu, menggenggam rasa.Memainkan gelora asmara pada titik hati dengan penuh kelembutan. Saling memuja, membuai, meluah desah.Berdua, berpegangan, beriringan menyatu seirama, melewati puncak kebahagiaan, menggelegak, indah tiada terperi. Memberi makna dan tanda terdalam pada cinta halal kami berdua.***Kokok ayam terdengar dari kejauhan, membangunkanku. Aku hendak membuka mata sampai tiba-tiba ada seseorang mengecup keningku, terasa dingin dan tercium bau segar pasta gigi.“Dek, sebentar lagi subuh.” Aku sedikit terperanjat menyadari ada s
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 46)#Seputih_Cinta_AmeliaRaya Menagih Gono GiniDaun-daun Calla lily dan adenium berukuran besar bergoyang-goyang tertiup angin. Di dekat sini, semerbak aroma bunga mawar dan melati menggoda indera penciumanku. Taman yang indah, selesai kutata dengan apik. Rumput-rumput jepang baru saja di pasang Pak Kurdi, tukang kebun di rumah baru ini. Rumah hadiah pemberian Mas Brian untukku. Rupanya ia telah merencanakan kejutan ini jauh-jauh hari. Mas Brian ingin membawaku pada kehidupan baru dan bisa segera melupakan luka lama yang tentu akan sulit jika aku masih berada di rumah itu. Dan rumah itu juga harus dibagi sebagai harta gono gini dengan Reo. Akan aku jual.Satu setengah bulan sudah pernikahan aku lalui dengan lelaki romantis itu. Ia sudah mulai berkativitas seperti biasa. Bekerja rutin setiap hari, lalu pulang ke rumah ini membawa kehangatan dan kebahagiaan untukku. Sudah kuputuskan, aku tak perlu bekerja terlalu giat lagi seperti dulu. Memilih
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 47)#Seputih_Cinta_AmeliaAku tergelak kecil.Ia justru menggelitik tubuhku perlahan dan membalik tubuhku hati-hati. Ia begitu menikmati tawa-tawaku, menatap mataku lekat dengan biar mata penuh cinta.Kini posisi kami saling berhadapan. Perlahan ia mendekatkan diri padaku.Mencium jari jemariku perlahan dan dalam, mengungkapkan segala cinta dan kekagumannya padaku. Mengungkap segala kejujuran jiwanya.“Terima kasih, Dek. Denganmu aku sebahagia ini. Kerja, ibadah, semuanya Mas lakukan sepenuh hati, mungkin karena Mas merasa beruntung, sangat bersyukur sama Allah, diaugerahi seorang istri yang mas sangat dambakan.”“Dengan senang hati melakukan yang terbaik untuk Mas. Akupun sama Mas. Bersyukur ternyata kita masih ada jodoh. Dan aku tak akan menyi-nyiakan kesempatan ini. Pertama karena Mas orang yang paling aku damba dalam hidup. Kedua karena aku tak mau gagal seperti rumah tangga sebelumnya.”“Insya Allah, Dek. Mas akan jaga dirimu sepenuh-penuhny
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 48)#Seputih_Cinta_Amelia~Raya Menjual Rumah Orang Tua Reo~Kunanti lama, tak ada suara. Ada apa sebenarnya? Seberat itukah ia membuka kata untuk menceritakan sesuatu kepadaku?“Mak. Mamak sudah makan siang belum?”Masya Allah, beliau justru tergugu. Ini ada apa sebenarnya? Kenapa justru ai menangis. Jika karena tidak ada hal berat yang sedang dialami, tentu tak akan Mak Ratna sekencang ini menangis.“Minum dulu saja, Mak.” Beruntung teh hangat sudah disajikan Mbak Asih. Melihatnya masih terus menangis, sebagai sesama wanita bahkan aku tak tega, ikut menitikkan air mata walau belum paham permasalahannya apa.Lalu aku menarik tangan Mak Ratna untuk menuju ke sofa sudut ruangan yang jauh dari lalu lalang tamu perusahaan. “Mamak nggak tahu harus menceritakan dari mana. Mamak cuma khawatir ini justru akan mengganggu pikiran Nak Amel. Cuma Mamak juga nggak tahu harus minta bantuan siapa, berlindung kepada siapa.”Sembari menahan mual yang melanda.
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 47 )#Seputih_Cinta_Amelia~Raya Melabrak Mak Ratna dalam Keadaan Mabuk~“Mamak tenang, aku tetep anak Mamak. Sampe kapanpun Mamak tetep bisa ketemu aku. Mungkin memang sudah cukup sampai disitu jodoh aku dengan Reo. Bukan salah Reo, masalah hanyalah sebuah lanjaran saja. Tapi takdir Allah yang memang memutuskan begitu.”Belum selesai aku berbicara, kami tersentak oleh pintu gerbang yang dibuka kasar oleh seseorang.Itu Raya!Dia segera masuk ke ruang tamu, berkacak pinggang dan menunjuk Mamak. “Oh, jadi kamu ada di sini, Mak? Ngadu ,ya, sama Bunda? Ngadu?!!”Sontak semua terperanjat mendengar teriakan Raya yang tiba-tiba itu. Aku berdiri berusaha berjaga khawatir ada tindakan berbahaya yang akan Raya lakukan.“Astaghfirullah, Raya ....” Suara Mak Ratna bergetar.“Apa? Istighfar apa, Mak? Buat nunjukin kalau Mamak korban, Hah? Minta bantuan Bunda, Hah?”“Raya! Kamu kenapa?!!” Bentakku, berusaha meredakan teriakannya. Tubuh Raya kulihat sangat ku
~Raya Pingsan, Tian Dibawa Polisi Kembali~ Aku bangkit hendak turun, namun Mas Brian melarang.“Kamu di sini saja, Dek. Mas yang turun.”“Tapi, Mas. Aku harus tahu, nah itu gaduh sekali di bawah ada apa?”“Tenang ada Pak Tarman yang tangani.”“Mas, dengerin deh, Mas. Itu ramai sekali, sepertinya ada orang lain lagi datang.”Aku ngeri sendiri mendengar suara-suara orang berteriak itu. Menyadari kondisi genting, secepat kilat Mas Brian berlari turun ke bawah.Diam beberapa saat, rasanya aku tak bisa tenang rebah di kasur, suara-suara orang ribut saling olok, seperti suara Raya dan seseorang. Kuputuskan bangkit dan mengintip dari sela-sela tangga.Astaghfirullah, itu Raya dengan siapa? Dengan seorang lelaki saling dorong dan tampar.Apakah itu Tian? Aku berlari mengambil kaca mata.Dilihat dari posturnya yang kurus dan berani semena-mena dengan Raya, jelas itu Tian. Karena cuma lelaki itu yang sedang dekat dengan Raya, jadi cuma dia yang berpotensi menganiaya Raya. Dengan sigap Mas Bri
Bab 51Cinta Terlarang Anak dan SuamikuSeputih Cinta AmeliaMengapa Menjadi Serumit Ini (51)“Ha-hallo, Mbak Tika, ini Bu Amel, bukan Raya. Mbak Tika posisi dimana?”Aku tergagap, banyak hal menegangkan membuatku mudah panik. Tentu kabar ini makin membuatku shock. Anak Raya kritis, bagaimana bisa? Jadi Raya meninggalkan anaknya dalam keadaan sakit?“Sekarang di rumah sakit Gandaria, Bu. Maaf saya bawa tanpa seijin Mbak Raya. Karena sejak ditinggal Mbak Raya tiga hari lalu kondisi anak ini memang sudah demam. Makin ke sini kondisinya bukan membaik malah parah. Menunggu Mbak Raya nggak datang-datang, saya inisiatif sendiri tapi dia sudah kritis, Bu.”“Baik, saya segera ke sana."“Ngomong-ngomong Mbak Raya dimana, Bu. Kok bukan dia yang jawab?”“Dia sedang sakit. Jadi mohon maaf juga jadi lalai nggak memperdulikan anaknya. Saya tanya katanya baik-baik saja. Taunya ssakit dan sudah separah ini, ya Allah, Raya kenapa dia nggak jujur …. Ya udah, Mbak Tika, saya segera kesana. Nanti WA saja
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaRaya Ditangkap Polisi~Kamu akan sadar seberapa besar kekuatan yang kamu miliki setelah kamu ditempatkan dalam keadaan tak bisa memilih.” (Raya)Kenapa lagi dengan anak ini, kenapa masih harus melindungi Tian sebegitunya padahal ia sudah habis dianiaya oleh anak muda itu.“Bukankah kamu sendiri yang meminta tolong perlindungan dari penganiayaan Tian kemarin Raya? Kenapa sekarang kamu jadi seolah nggak terima Tian ditahan?”Raya sudah benar-benar aneh, bahkan dia seperti dilema dan nggak kosnsisten dengan prinsipnya sendiri.“Karena aku nggak mengira Gana akan sampai kritis seperti ini. Aku butuh Tian di sini sekarang, Bun.”“Kenapa harus ada Tian sekarang? Apa karena anak ini anaknya Tian?“Sekarang sudah nggak penting anak siapa dia, Bun. Nyatanya Ayah tak akan bisa keluar dari penjara secepatnya. Cuma Tian yang bisa kujadikan sandaran sekarang.”“Sandaran apa? Sandaran semu Raya. Kamu bisa berdiri sendiri, bahkan bisa lebih baik