Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 48)#Seputih_Cinta_Amelia~Raya Menjual Rumah Orang Tua Reo~Kunanti lama, tak ada suara. Ada apa sebenarnya? Seberat itukah ia membuka kata untuk menceritakan sesuatu kepadaku?“Mak. Mamak sudah makan siang belum?”Masya Allah, beliau justru tergugu. Ini ada apa sebenarnya? Kenapa justru ai menangis. Jika karena tidak ada hal berat yang sedang dialami, tentu tak akan Mak Ratna sekencang ini menangis.“Minum dulu saja, Mak.” Beruntung teh hangat sudah disajikan Mbak Asih. Melihatnya masih terus menangis, sebagai sesama wanita bahkan aku tak tega, ikut menitikkan air mata walau belum paham permasalahannya apa.Lalu aku menarik tangan Mak Ratna untuk menuju ke sofa sudut ruangan yang jauh dari lalu lalang tamu perusahaan. “Mamak nggak tahu harus menceritakan dari mana. Mamak cuma khawatir ini justru akan mengganggu pikiran Nak Amel. Cuma Mamak juga nggak tahu harus minta bantuan siapa, berlindung kepada siapa.”Sembari menahan mual yang melanda.
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku (Part 47 )#Seputih_Cinta_Amelia~Raya Melabrak Mak Ratna dalam Keadaan Mabuk~“Mamak tenang, aku tetep anak Mamak. Sampe kapanpun Mamak tetep bisa ketemu aku. Mungkin memang sudah cukup sampai disitu jodoh aku dengan Reo. Bukan salah Reo, masalah hanyalah sebuah lanjaran saja. Tapi takdir Allah yang memang memutuskan begitu.”Belum selesai aku berbicara, kami tersentak oleh pintu gerbang yang dibuka kasar oleh seseorang.Itu Raya!Dia segera masuk ke ruang tamu, berkacak pinggang dan menunjuk Mamak. “Oh, jadi kamu ada di sini, Mak? Ngadu ,ya, sama Bunda? Ngadu?!!”Sontak semua terperanjat mendengar teriakan Raya yang tiba-tiba itu. Aku berdiri berusaha berjaga khawatir ada tindakan berbahaya yang akan Raya lakukan.“Astaghfirullah, Raya ....” Suara Mak Ratna bergetar.“Apa? Istighfar apa, Mak? Buat nunjukin kalau Mamak korban, Hah? Minta bantuan Bunda, Hah?”“Raya! Kamu kenapa?!!” Bentakku, berusaha meredakan teriakannya. Tubuh Raya kulihat sangat ku
~Raya Pingsan, Tian Dibawa Polisi Kembali~ Aku bangkit hendak turun, namun Mas Brian melarang.“Kamu di sini saja, Dek. Mas yang turun.”“Tapi, Mas. Aku harus tahu, nah itu gaduh sekali di bawah ada apa?”“Tenang ada Pak Tarman yang tangani.”“Mas, dengerin deh, Mas. Itu ramai sekali, sepertinya ada orang lain lagi datang.”Aku ngeri sendiri mendengar suara-suara orang berteriak itu. Menyadari kondisi genting, secepat kilat Mas Brian berlari turun ke bawah.Diam beberapa saat, rasanya aku tak bisa tenang rebah di kasur, suara-suara orang ribut saling olok, seperti suara Raya dan seseorang. Kuputuskan bangkit dan mengintip dari sela-sela tangga.Astaghfirullah, itu Raya dengan siapa? Dengan seorang lelaki saling dorong dan tampar.Apakah itu Tian? Aku berlari mengambil kaca mata.Dilihat dari posturnya yang kurus dan berani semena-mena dengan Raya, jelas itu Tian. Karena cuma lelaki itu yang sedang dekat dengan Raya, jadi cuma dia yang berpotensi menganiaya Raya. Dengan sigap Mas Bri
Bab 51Cinta Terlarang Anak dan SuamikuSeputih Cinta AmeliaMengapa Menjadi Serumit Ini (51)“Ha-hallo, Mbak Tika, ini Bu Amel, bukan Raya. Mbak Tika posisi dimana?”Aku tergagap, banyak hal menegangkan membuatku mudah panik. Tentu kabar ini makin membuatku shock. Anak Raya kritis, bagaimana bisa? Jadi Raya meninggalkan anaknya dalam keadaan sakit?“Sekarang di rumah sakit Gandaria, Bu. Maaf saya bawa tanpa seijin Mbak Raya. Karena sejak ditinggal Mbak Raya tiga hari lalu kondisi anak ini memang sudah demam. Makin ke sini kondisinya bukan membaik malah parah. Menunggu Mbak Raya nggak datang-datang, saya inisiatif sendiri tapi dia sudah kritis, Bu.”“Baik, saya segera ke sana."“Ngomong-ngomong Mbak Raya dimana, Bu. Kok bukan dia yang jawab?”“Dia sedang sakit. Jadi mohon maaf juga jadi lalai nggak memperdulikan anaknya. Saya tanya katanya baik-baik saja. Taunya ssakit dan sudah separah ini, ya Allah, Raya kenapa dia nggak jujur …. Ya udah, Mbak Tika, saya segera kesana. Nanti WA saja
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaRaya Ditangkap Polisi~Kamu akan sadar seberapa besar kekuatan yang kamu miliki setelah kamu ditempatkan dalam keadaan tak bisa memilih.” (Raya)Kenapa lagi dengan anak ini, kenapa masih harus melindungi Tian sebegitunya padahal ia sudah habis dianiaya oleh anak muda itu.“Bukankah kamu sendiri yang meminta tolong perlindungan dari penganiayaan Tian kemarin Raya? Kenapa sekarang kamu jadi seolah nggak terima Tian ditahan?”Raya sudah benar-benar aneh, bahkan dia seperti dilema dan nggak kosnsisten dengan prinsipnya sendiri.“Karena aku nggak mengira Gana akan sampai kritis seperti ini. Aku butuh Tian di sini sekarang, Bun.”“Kenapa harus ada Tian sekarang? Apa karena anak ini anaknya Tian?“Sekarang sudah nggak penting anak siapa dia, Bun. Nyatanya Ayah tak akan bisa keluar dari penjara secepatnya. Cuma Tian yang bisa kujadikan sandaran sekarang.”“Sandaran apa? Sandaran semu Raya. Kamu bisa berdiri sendiri, bahkan bisa lebih baik
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaSelamat Membayar Kerusakanmu, Raya~Kini baru kumengerti, cobaan datang kepadaku karena Dia ingin tahu, apakah aku bisa menjadi manusia beriman atau semakin menunjukkan betapa bejatnya aku.~ (Raya)Aku mencoba tenang.Sekian detik polisi sudah ada di hadapan.“Maaf, kami mendapat informasi keberadaan Bu Raya Andriani di rumah sakit ini, apakah benar Ibu yang bernama Raya Andriani seperti yang tertera dalam pengenal ini?” tanya salah satu polisi kepada Raya.Raya tak menjawab, tapi jelas dari wajahnya, ia sedang terhenyak. Jadi kupastikan ia tak akan sanggup mengiyakan jawaban.“Benar, Pak. Dia Raya seperti yang bapak cari, ada apa, ya, Pak?” Aku mencoba menjawab dengan tenang.“Baik, Bu. Kami dari kepolisian, ini surat tugas untuk kami. Kami mendapat perintah untuk membawa Bu Raya Andriani ke kantor polisi. Bu Raya mohon maaf, kami tahan.” Seketika hening. Hanya ada suara Raya yang mulai terisak.“Tak bisa ditangguhkan, kah, Pak?
Cinta Terlarang Anak dan Suamiku Seputih Cinta AmeliaKeguguran? (54)Tambah lagi satu kerjaan tambahan yang harus aku selesaikan. Menjadi saksi kejahatan untuk anakku sendiri. Baiklah, memang ini proses yang harus Raya lalui, semakin aku kooperatif, semakin baik. Agar raya bisa segera ditindak, dijatuhi hukuman atau masuk rehabilitasi.Jika dia harus dihukum tak apa. Aku tak akan memaksa untuk meminta rehabilitasi. Penjara juga bisa jadi tempat rehabilitasi tak langsung untuk Raya. Sedikit lebih keras, tapi itu akan membuatnya benar-benar jera.Pukul setengah tujuh malam. Aku sudah di rumah.“Dek.” Mas Brian mengecup keningku tatkala melihatku sudah hadir di rumah.“Mas, aku mandi dulu, ya. Mak, Mamak ini pakai teleponku, aku teleponkan Bapak, ya. Pasti Bapak sudah menunggu kabar dari Mamak.”“Enggak, Nak. Mamak punya hape citul. Tadi Bapak sudah mamak telepon. sudah paham kondisinya sekarang lagi ruwet. Jadi Bapak maklum, mamak nggak pulang. Jaga diri aja katanya dan salam buat Nak
Yuk bantu Up biar cerita ini naik lagi. Caranya follow, suscribe, kasih vote bintang 5, like n komen. Mksh yg udh bantu.-Kita Coba Lagi, Sayang- Aku terbangun di sebuah ruangan berdinding putih, bertirai abu-abu muda. Mengangkat tangan, berusaha menyentuh kepalaku yang terasa berat. “Sayang, kamu sudah siuman?” Lelaki dengan wajah sembab yang duduk disebelahku ini segera menggenggam jari-jemari tangan kananku. Mengecupnya dalam. Ia bangkit, membungkuk menatap wajahku, mengelus-elus kepalaku yang berselimut jilbab.“Emhh, Mas, aku dimana ini?”“Kamu di rumah sakit, Sayang. Kamu tadi pingsan. Pasti karena terlalu lelah, ‘kan. Maafkan Mas. Maafkan ...” Ia tergugu dan menangis memeluk tubuhku yang terbaring.“Sayang, maafkan Mas, kurang bisa menjagamu dengan baik, sampai kamu begini.”Kenapa Mas Brian menangis sebegitu sedihnya? Ya Allah, Mas. Aku menggeser tubuhku untuk naik ke atas.“Oh, mau duduk rebahan, Sayang? Mas naikkan posisi bednya ya?”Aku mengangguk.Ia memutar tuas di ba