Home / Rumah Tangga / CINTA YANG HILANG / Bab 2. Perkerjaan baru

Share

Bab 2. Perkerjaan baru

Author: Naffia Inthan
last update Last Updated: 2022-03-22 14:49:27

Lama termenung dengan kekalutan yang membuat pikiranya Davin kacau balau, ia sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi berkerja.

Davin berajak dari kursi kebesarannya.

Davin berjalan mendekati ding-ding yang terbuat dari kaca, dimana ia bisa melihat luasnya kota dari ruangan kerjanya itu.

Davin teringat kembali pada gadis di masa lalunya, andai saja Davin tau akan sesulit ini menemukan gadis di masa lalunya itu. Davin pasti tidak akan pernah ikut bersama oma dan opa-Nya. Tinggal bersama mereka, andai saja waktu bisa di ulang kembali. Davin hanya bisa berandai-andai, karna waktu yang sudah berlalu tidak mungkin bisa di putar kembali.

Tak lama kemudian, terdengar seseorang mengetuk pintu ruangan Davin.

Tok tok tok

"Masuk..."

Pintu ruangan terbuka, sekertaris Ken terlihat masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Ada apa Ken?" tanya Davin.

"Bos tidak lupakan? Kalau hari ini nyonya menggelar pesta," ucap Ken.

"Iya aku tidak lupa," sahut Davin. Davin membalikan tubuhnya, melihat kearah sekertaris Ken.

"Antar aku pulang Ken," pintanya.

"Baik Bos." 

Mereka pun berlalu dari ruangan tersebut.  

Sekertaris Ken membukakan pintu mobil, mempersiapkan Davin masuk. 

Usai Davin masuk, ia segara menyusul. Lalu sekertaris Ken mulai melajukan mobilnya meninggalkan gedung perkantoran tersebut.

"Maaf Bos, kita pulang ke rumah Nyonya atau ke Apartemen?" tanya sekertaris Ken, sambil terus melajukan mobilnya.

"Kita ke Apartemen saja dulu Ken, ada barang yang akan aku ambil, setalah itu kita kerumah Mamah."

Sekertaris Ken menganggukan kepalanya, mengerti. Tidak ada pembicaraan lagi setalah itu, Davin larut dalam pemikirannya sendiri, sedangkan sekertaris Ken, ia fokus mengemudikan mobilnya.

Sekitar menempuh perjalan kurang lebih setengah jam, akhirnya mereka pun sampai di Apartemen Davin.

"Aku akan istirahat Ken, jangan ganggu aku. Nanti jemput aku jam 7 malam saja, kita langsung ke Hotel," ucap Davin, sebelum ia turun dari mobil.

"Tapi Bos, Nyonya menyuruh Bos kerumah terlebih dahulu sebelum kita ke Hotel."

"Sudahlah Ken, biar nanti aku saja yang bicara sama Mamah. Sebaiknya kamu lihat persiapan di hotel saja!" sahut Davin, terdengar suaranya memalas.

"Baik Bos."

Davin pun keluar dari mobil tersebut, ia berjalan menuju lobby. Sedangkan sekertaris Ken, ia melajukan kembali menuju Hotel milik keluarga Davin, untuk mengecek semua persiapan pesta di sana.

Sebenarnya Davin punya alasan kenapa dia tidak ingin ke rumah orang tuanya terlebih dahulu. Davin malas berdebat dengan orang tuanya. Karna belakangan ini orang tua Davin terus meminta Davin untuk segara menikah, bahkan orang tua Davin meminta Davin untuk melupakan gadis di masa lalunya. Membuka hatinya untuk wanita lain.

Namun Davin menolaknya, melupakan gadis di masa lalunya itu, bagi Davin mustahil. Bukan hanya itu, Davin tak ingin mengingkari janjinya kepada gadis di masa lalunya itu.

***

Sementara itu, sekertaris Ken yang baru saja sampai di hotel, ia melihat semua persiapan pesta yang akan di gelar nanti malam. Sekertaris Ken tersenyum puas, semua persiapan sudah rampung. 

Namun saat ia tengah melihat-melihat, terdengar seseorang memanggil namanya.

"Sekertaris Ken... " Panggil seorang laki-laki yang berpakaian rapi. 

Sekertaris Ken menoleh, laki-laki itu berjalan menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Ken, kepada laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut adalah orang kepercayaan sekertaris Ken, yang ia tugas untuk membantu mengatur semua persiapan pesta.

"Ada sedikit masalah," jawabnya sambil menundukan kepala.

"Maksudmu?" 

"Kita kekurangan orang untuk menjadi Peramu saji nanti," jelasnya.

"Bukannya kamu bilang semuanya sudah siap, kenapa jadi seperti ini?" Wajah sekertaris Ken, seketika berubah menjadi tidak bersahabat.

"Saya tidak mau tau, kamu urus masalah ini, cepat cari penggantinya. Saya tidak mau ya, ada cacat sedikit pun. Pestanya harus benar-benar sempurna," lanjut Ken.

"Baik, saya akan cepat cari penggantinya," ucap Pak Indra.

"Ya sudah cepat, pesta beberapa jam lagi akan di langsungkan. Saya tidak mau ada masalah sedikit pun!'' tegas sekertaris Ken.

Laki-laki itu menganggukan kepalanya, lalu berpamitan kepada sekertaris Ken.

"Saya permisi," pamitnya.

Ken menganggukkan kepalanya.

pak Indra pun berajak dari hadapan sekertaris Ken. Dengan wajah yang panik dan bingung Pak Indra berjalan, waktunya sangat singkat, bagaimana ia mencari orang untuk menggantikan Peramu saji itu?

***

Yutta berjalan melewati salah satu Hotel mewah ternama. Tempat kost Yutta memang tak jauh dari Hotel tersebut, Yutta sengaja berjalan kaki, karna untuk menghemat biaya pengeluarannya.

Sebisa mungkin Yutta harus bisa berhemat, karna ia saat ini tidak memiliki pekerjaan. 

Uang yang ada di tabungannya tidak banyak, Yutta harus bisa mengelolanya dengan baik, sampai ia kembali mendapatkan pekerjaan.

"Hay kamu..." Panggil seseorang. 

Yutta yang sedang berjalan pun refleks menoleh kearah sumber suara tersebut.

Yutta bingung, laki-laki itu memanggil siapa? Apa dia memanggil Yutta?

"Iya, kamu kesini," panggil laki-laki itu kembali.

Yutta menunjuk dirinya sendiri, menyakinkan bahwa memang dirinya yang dipanggil oleh laki-laki itu. Laki-laki itu menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

Dengan langkah yang sedikit ragu, Yutta pun berjalan menghampirinya, laki-laki itu tersenyum saat melihat Yutta yang berjalan kearahnya.

''Siapa dia? Kenapa dia tiba-tiba memanggilku? Apa dia orang jahat?" gumam Yutta. Ia berjalan sambil memandangi penampilan laki-laki tersebut.

''Penampilannya rapi. Aku rasa dia bukan penjahat, dari raut wajahnya pun tidak terlihat tampang-tampang orang jahat," gumamnya lagi.

"Siapa namamu?" tanya laki-laki tersebut, kepada Yutta yang kini sudah berdiri dihadapannya.

"Yutta..." 

"Oke Yutta, apa kamu mau berkerja dengan saya?'' tanya laki-laki itu lagi.

"Kerja dengan Bapak, maksudnya?" Yutta berbalik bertanya. Ia merasa bingung dengan ucapan laki-laki itu.

"Maksudnya, kamu mau kerja di Hotel ini. Kami sedang mencari peramu saji untuk malam nanti, malam ini pemilik hotel ini akan mengadakan pesta besar. Dan kami kekurangan orang!" jelasnya.

Pucuk di cinta ulam pun tiba. Kebetulan sekali Yutta sedang butuh perkerjaan. Mata Yutta langsung berbinar.

"Saya mau Pak!" jawab Yutta dengan penuh semangat.

"Baiklah, ayo ikut saya," pinta Pak Indra.

"Sekarang?"

"Iya, ayo cepat," ucapnya tak sabaran.

"Tapi, saya cuman lulusan SMA Pak, emang bisa?" tanya Yutta, ia merasa ragu.

"Tentu saja bisa, tugas kamu hanya mengantarkan makanan kepada meja-meja tamu nantinya. Setalah pesta selesai saya akan langsung membayar upahmu saat itu juga," jelas Pak Indra.

"Maksud Bapak, saya hanya berkerja malam ini saja? Kalau gitu saya gak mau Pak, saya mau perkejaan tetap," tolak Yutta. 

"Please Pak, saya lagi butuh kerjaan. Saya jadi apa aja deh Pak, asal besok bisa kerja cari uang buat makan," lanjutnya.

Laki-laki itu terlihat memejamkan matanya sebentar. Ia merasa kebingungan sendiri, waktu sudah semakin dekat dengan pestanya. Ia tidak mungkin mencari orang lagi, masih banyak yang harus ia atur setelah ini.

"Oke, nanti saya akan pekerjaan kamu. Tapi hanya sebagai office girl," ucapnya.

"Baik Pak, terima kasih. Kalau begitu ayo cepat kita harus bersiap-siap!" ucap Yutta penuh semangat.

Yutta berjalan begitu saja mendahului laki-laki tersebut, karna begitu bersemangatnya, sekarang bisa dikatakan laki-laki itu atasannya Yutta.

Laki-laki yang bernama Indra itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Namun ia merasa lega, akhirnya urusan ini sudah beres.

"Ini ganti baju kamu, saya harap kamu bisa bekerja dengan baik nanti, ingat jangan sampai membuat kesalahan," tegas Pak Indra, sambil memberikan baju seragam yang nantinya akan digunakan oleh Yutta.

"Baik Pak, saya akan berusaha semampu saya. Saya janji tidak akan mengecewakan Bapak, terima kasih sebelumya Pak, Bapak sudah mau memperkejakan saya," ucap Yutta tulus.

"Iya, sama-sama. Tapi kamu inget kata-kata saya tadi. Kalau sampai kamu melakukan kesalahan, saya akan membatalkan memperkerjakan kamu jadi office girl dan upah kamu malam ini juga tidak akan saya kasih," ancamannya.

"Baik saya mengerti Pak!" ucap Yutta, sambil menganggukan kepalanya.

Pak Indra pun berlalu dari hadapan Yutta, Yutta segara mengganti bajunya, usai kepergian pak Indra tersebut.

''Akhirnya aku dapat kerjaan baru!'' seru Yutta dalam hatinya.

Related chapters

  • CINTA YANG HILANG   Bab 3. Malam kelam

    "Kemana sih Pah anak itu, selalu saja begini. Apa dia udah gak mau lagi ketemu sama orang tuanya lagi?" gerutu Adelia, Mamahnya Davin. Wajah wanita itu terlihat kesal."Sabar Mah, lagian nanti juga ketemu di Hotel. Davin 'kan bilang, kalau dia mau istirahat dulu di Apartemen-nya!" sahut Pak Wijaya, lembut. Ia mencoba menenangkan sang istri yang sadari terus mengoceh."Di sini juga bisakan Pah? Sama aja. Mamah yakin Davin pasti sengaja menghindar dari kita," ketusnya."Jangan bicara seperti itu Mah, Mamah harus mengerti posisi Davin, mungkin dia cepek. Hari-harinya sibukkan dia!""Lagian jarak kantor dengan Apartemen Davin lebih dekat dari pada kesini," lanjut Wijaya."Papa selalu saja belain Davin." Adelia menekuk wajah kesal. Suami sama anaknya sama sekali tidak bisa mengerti dirinya."Sudah ah, sebaiknya kita siap-siap. Malam inikan pesta Anniversary

    Last Updated : 2022-03-22
  • CINTA YANG HILANG   Bab 4. Kamu harus menikahinya!

    Yutta terisak tangis, dengan tubuh yang di balut selimut, menutupi tubuhnya yang polos. Hancur berkeping-keping rasanya, ia merasa jijik dengan tubuhnya sendiri. Merasa terhina. Mengapa? Mengapa, semua jadi seperti ini, hidupnya sudah cukup sulit dan sekarang Yutta harus merasakan masalah yang sangat-sangat berat. Mahkota yang selama ini ia jaga, di renggut begitu saja oleh laki-laki yang tidak ia kenal sama sekali. Yutta menoleh kearah Davin, laki-laki yang sudah merenggut mahkotanya itu, nampak tertidur pulas. *** Sementara itu, di pesta yang masih berlangsung. Orang tua Davin mencari-cari sosok putranya itu. Davin tidak terlihat batang hidungnya, usai Davin memberi selamat dan memberikan kado untuk mereka. Hingga pesta hampir usai, Davin masih tak terlihat lagi di sana. Adelia dan Wijaya pun me

    Last Updated : 2022-03-22
  • CINTA YANG HILANG   Bab 5. Nasi sudah menjadi bubur

    Davin membulatkan matanya, ia terkejut mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut wanita yang sudah melahirkannya itu."Tidak Mah, aku tidak mau," tolak Davin dengan cepat."Apa kamu bilang tidak mau? Apa kamu tidak sadar apa yang sudah kamu lakukan kepada Yutta hah?" bentak Adelia. Ia tidak terima dengan penolakan Davin."Tapi Mah, Mamah taukan? Aku tidak mencintainya. Semua ini hanya kecelakaan mah. Dan Mamah juga tau kalau aku hanya ingin menikah dengan gadis di masa laluku," jelas Davin. Ia masih mencoba memberikan penolakan, berharap Mamahnya mengerti posisinya sekarang."Tidak Davin, lupakan Lian, lupakan wanita itu. Bagaimana kamu bisa menikah dengan dia, sedangkan sampai saat ini kamu masih belum menemukannya. Mamah tidak mau tau kamu nikahi Yutta, kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu."Yutta hanya menyaksikan perdebatan antara anak dan Ibunya itu. Entahlah, jika boleh jujur Yutta juga tidak mau menikah denga

    Last Updated : 2022-03-22
  • CINTA YANG HILANG   Bab 6. Persiapan pernikahan

    Beberapa hari berlalu, Yutta kini sudah tinggal di rumah calon mertuanya itu. Yutta diperlukan sangat baik di sana, kedua orang tua Davin sangat menyayangi Yutta, bahkan mereka menganggap Yutta sudah seperti anak mereka sendiri. Entah mengapa Wijaya dan Adelia seperti sudah mengenal Yutta sejak lama, jelas-jelas kenyataan mereka baru bertemu dengan gadis itu saat sang putra—nya Davin melecehkan gadis itu.Sementara itu sejak Yutta tinggal di rumah orang tuanya itu, Davin tidak pernah datang sama sekali. Tapi Wijaya dan Adelia tidak mempermasalahkan semua itu, sebelum Yutta tidak tinggal di sana pun. Anak laki-lakinya jarang sekali berkunjung ke rumah, hanya seminggu sekali itu pun jarang. Yang terpenting saat ini Wijaya dan Adelia bisa melihat Davin menikah, calonnya sudah ada di depan mata, Wijaya dan Adelia pun yakin jika Yutta itu gadis baik-baik. Beberapa hari tinggal di rumahnya, Wijaya dan Adelia memperhatikan sikap Yutta, gadis itu seperti gadis pekerjaan keras, santun dan ca

    Last Updated : 2022-07-03
  • CINTA YANG HILANG   Bab 7. Jangan bermimpi!

    Davin dengan cepat melajukan mobilnya meninggal kantornya, apa pun caranya ia harus bisa membatalkan pernikahannya dengan Yutta. Ia harus menemui orang tuanya.“Jangan harap pernikahan ini akan terjadi! aku sama sekali tidak sudi menikah dengan wanita itu. Asal-usulnya saja tidak jelas!” geram Davin.Sesampainya di rumah, Davin langsung bergegas masuk. “Mamah ... Papah ... ” teriaknya, namun tidak ada sahutan dari kedua orang tuanya itu.“Kemana Mamah dan Papa?” gumamnya.“Bi, Mamah sama Papah kemana?” tanya Davin pada Bibi asisten rumah tangga di rumah tersebut.“Nyonya gak ada, Den. Tadi pergi keluar sama Non Yutta,” jawabnya.“Kalau Papah?” “Tuan tadi seperti ada, mungkin di halaman belakang, kalau tidak ada biasanya ada diruangan kerjanya, Den.” Setalah mendapatkan jawaban dari Bibi, Davin segara mencari keberadaan sang Papah, pertama ia berjalan menuju ruangan Papahnya, akan tetapi di sana tidak ada siapa-siapa. Davin pun bergegas menuju halaman belakang.Dan benar saja, Papah

    Last Updated : 2023-01-12
  • CINTA YANG HILANG   Bab 8. Ancaman Davin

    Yutta benar-benar tidak bisa tidur, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Besok adalah hari pernikahannya dengan Davin akan dilaksanakan. Mungkin, jika sebagai orang yang akan menikah gelisah kerena sudah tidak sabar menunggu hari esok, kerena hari pernikahan umumnya adalah hari kebahagiaan mereka.Akan tetapi tidak baginya, besok seperti hari terburuk di kehidupannya, karena ia terpaksa harus menikah dengan pria yang sama sekali tidak dicintainya.“Aku benar-benar menginginkan hari ini tidak pernah usia! dan hari esok tidak akan terjadi,” gumam Yutta, yang masih terjaga.pikirnya kini melanglang buana, andai saja ia bisa keluar dari situasi ini, andai saja ada pilihan untuk pergi, ia pasti akan pergi. Tapi rasanya semua itu terasa mustahil, apa lagi mengingat kebaikan Mamah Adelia dan Papah Wijaya, mereka sangat baik memperlakukannya.Tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka, sontak Yutta pun langsung menoleh kearah pintu kamarnya.Terlihat sosok Davin sudah berdiri di

    Last Updated : 2023-01-16
  • CINTA YANG HILANG   Bab 9. Hari pernikahan

    “Dasar pria menyebalkan! Dia pikir aku ini wanita apa, hah? Apa dia pikir harga diriku bisa dibayar dengan uang!” gerutu Yutta, usai Davin meninggalkan kamarnya. “Pake acara ngancam segala lagi! Emangnya dia pikir aku takut! Baiklah, aku akan ikut permainan dia bagaimana!” lanjutnya masih menggerutu.Setalah mendapatkan ucapan yang tidak menyenangkan dari Davin itu, Yutta merasa tertantang juga, baiklah sepertinya ia harus mencoba menaklukkan hati Davin, kita lihat sampai mana Davin akan terus memandang dirinya dengan sebelah mata. ‘Apa dia pikir aku ini wanita lemah yang bisa ditindas begitu saja? Huh, kau salah besar Tuan Davin, kenalkan aku Yutta Berlian, si gadis tangguh, kerasnya dunia saja bisa aku hadapi, apa lagi kamu!’ batin Yutta, merasa percaya diri, tepatnya menyemangati dirinya sendiri. “Non, Non Yuta, bangun Non ... ” Samar-samar Yutta mendengar seperti ada seseorang yang memanggilnya, namun rasa kantuk yang masih menguasai matanya itu, Yutta mengabaikannya, ia berpik

    Last Updated : 2023-08-13
  • CINTA YANG HILANG   Bab 10. Setiap Kata Berujung Hina

    Jam 10 malam tepat, acara resepsi pernikahan Davin dan Yutta selesai. Sepasang pengantin baru itu kini sudah berada di dalam kamar hotel yang sudah disiapkan khusus untuk mereka melewati malam pertama. Dengan ranjang yang sudah dihiasi kelopak bunga mawar merah segar membentuk love, tak lupa hiasan dua angsa dengan kepala yang menyatu membentuk love juga menghiasi di atasnya. Yutta yang sejak awal masuk ke dalam kamar tersebut hanya terduduk ditepi ranjang seraya menatap kesekitar ruangan tersebut. Yutta masih menggunakan gaun bekas resepsi pernikahannya. Sementara Davin, pria itu sudah sejak tadi berada di kamar mandi. Jarum jam terus berjalan, sudah hampir satu jam Yutta duduk termenung di sana, dan Davin pun belum juga keluar dari kamar mandi. “Itu orang mandi apa tidur sih, kenapa lama sekali?” gumam Yutta menggerutu. Pasalnya ia sudah tak tahan ingin segara membersihkan tubuhnya, di tambah badannya terasa tidak nyaman, kerena gaun yang dikenakannya begitu ketat. “Ganti baju

    Last Updated : 2024-05-02

Latest chapter

  • CINTA YANG HILANG   Bab 13. Senyuman itu?

    Brak!Yutta yang baru saja memejamkan matanya terlonjat kaget saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka dengan cukup keras. Wanita itu bangkit dari tempat tidur mendapati Davin yang sudah berdiri diambang pintu dengan wajah penuh amarah. “Davin ...” lirihnya. “Apa yang kau katakan pada Mamah, hah?” tanya Davin menghampiri wanita itu setalah menutup pintu kamar tersebut. Tak ingin pembicaraannya terdengar keluar, apa lagi sampai terdengar oleh kedua orang tuanya. Yutta mengerutkan keningnya, kebingungan, tidak mengerti dengan pertanyaan pria yang berstatus suaminya itu. “Apa maksudmu?” “Jangan sok polos! Kau yang sudah mengadu perbuatanku tadi pada Mamah, ‘kan?” tuduhnya penuh penekanan. Sontak Yutta langsung menggelengkan kepalanya cepat, menyangkal tuduhan suaminya itu. Dirinya tidak berkata apapun soal kejadian tadi di hotel pada mamah mertuanya.Tidak ada obrolan panjang antara dirinya dan Mamah Adelia tadi, Mamah Adelia hanya bertanya apakah Yutta ingin istirahat di kamar

  • CINTA YANG HILANG   Bab 12. Lupakan Lian!

    “Loh Davin, kok kamu sendirian mana istri kamu?” tanya Mamah Adelia disaat melihat kedatangan Davin. Wanita itu menatap Davin penuh tanya, karena Davin turun hanya sendirian tanpa Yutta bersamanya. Davin tak menjawab, putranya itu malah berjalan begitu saja melewati kedua orang tuanya masuk ke dalam mobil dengan raut wajah yang sulit diartikan. “Davin!” panggil sang Mamah menyusulnya.“Mana Yutta?” tanyanya lagi.“Masih di atas,” jawab Davin dingin. “Ken, jemput Yutta,” titah Papah Wijaya langsung mendapatkan anggukan dari sekertaris Ken. Namun, baru saja Sekertaris Ken berbalik, Yutta terlihat sudah muncul di sana. Melihat kedatangan Yutta, Mamah Adelia langsung menghampiri menantunya itu. “Sayang kamu baik-baik aja, ‘kan?” tanyanya panik. Yutta mengangguk kecil seraya menarik tipis ujung bibirnya. Sebisa mungkin Yutta menyembunyikan kesedihannya, ia tidak mau membuat Mamah mertuanya itu khawatir. “Ya sudah, ayo kita pulang,” ajak Papah Wijaya langsung diangguki oleh mereka.

  • CINTA YANG HILANG   Bab 11. Semua ini baru permulaan!

    “Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Davin, tak suka melihat Yutta yang menatapnya. “Emm ... ti-tidak, aku-” ucap Yutta menggantung, ragu untuk mengatakannya. Setelah itu Yutta pun kembali bergegas menuju kamar mandi untuk memakai pakaian tersebut. “Ck! Wanita aneh!” decih Davin, menatap sinis Yutta yang berlalu dari sana.Sementara itu, Yutta yang berada dikamar mandi. Langsung mengeluarkan isi yang ada dalam peperbag tersebut. “Bagaimana bisa ukurannya pas dengan biasa yang aku pakai?” gumam Yutta. Wanita itu memakai pakai dalam atas dan bawahnya, ukuranya sangat pas membuat ia keheranan. Dari mana pria itu tahu ukuran dadanya? Dan ... Ah sudahlah, rasanya Yutta malu sendiri memikirkannya. Hingga beberapa saat kemudian, ia pun sudah selesai mengenakan pakaiannya itu. Yutta pun langsung keluar dari sana dengan perasaan yang lebih lega. Masalah pakaian akhirnya sudah selesai, walaupun dalam hati kecilnya masih bertanya-tanya dari mana pria itu tahu jika Yutta membutuhkan pak

  • CINTA YANG HILANG   Bab 10. Setiap Kata Berujung Hina

    Jam 10 malam tepat, acara resepsi pernikahan Davin dan Yutta selesai. Sepasang pengantin baru itu kini sudah berada di dalam kamar hotel yang sudah disiapkan khusus untuk mereka melewati malam pertama. Dengan ranjang yang sudah dihiasi kelopak bunga mawar merah segar membentuk love, tak lupa hiasan dua angsa dengan kepala yang menyatu membentuk love juga menghiasi di atasnya. Yutta yang sejak awal masuk ke dalam kamar tersebut hanya terduduk ditepi ranjang seraya menatap kesekitar ruangan tersebut. Yutta masih menggunakan gaun bekas resepsi pernikahannya. Sementara Davin, pria itu sudah sejak tadi berada di kamar mandi. Jarum jam terus berjalan, sudah hampir satu jam Yutta duduk termenung di sana, dan Davin pun belum juga keluar dari kamar mandi. “Itu orang mandi apa tidur sih, kenapa lama sekali?” gumam Yutta menggerutu. Pasalnya ia sudah tak tahan ingin segara membersihkan tubuhnya, di tambah badannya terasa tidak nyaman, kerena gaun yang dikenakannya begitu ketat. “Ganti baju

  • CINTA YANG HILANG   Bab 9. Hari pernikahan

    “Dasar pria menyebalkan! Dia pikir aku ini wanita apa, hah? Apa dia pikir harga diriku bisa dibayar dengan uang!” gerutu Yutta, usai Davin meninggalkan kamarnya. “Pake acara ngancam segala lagi! Emangnya dia pikir aku takut! Baiklah, aku akan ikut permainan dia bagaimana!” lanjutnya masih menggerutu.Setalah mendapatkan ucapan yang tidak menyenangkan dari Davin itu, Yutta merasa tertantang juga, baiklah sepertinya ia harus mencoba menaklukkan hati Davin, kita lihat sampai mana Davin akan terus memandang dirinya dengan sebelah mata. ‘Apa dia pikir aku ini wanita lemah yang bisa ditindas begitu saja? Huh, kau salah besar Tuan Davin, kenalkan aku Yutta Berlian, si gadis tangguh, kerasnya dunia saja bisa aku hadapi, apa lagi kamu!’ batin Yutta, merasa percaya diri, tepatnya menyemangati dirinya sendiri. “Non, Non Yuta, bangun Non ... ” Samar-samar Yutta mendengar seperti ada seseorang yang memanggilnya, namun rasa kantuk yang masih menguasai matanya itu, Yutta mengabaikannya, ia berpik

  • CINTA YANG HILANG   Bab 8. Ancaman Davin

    Yutta benar-benar tidak bisa tidur, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Besok adalah hari pernikahannya dengan Davin akan dilaksanakan. Mungkin, jika sebagai orang yang akan menikah gelisah kerena sudah tidak sabar menunggu hari esok, kerena hari pernikahan umumnya adalah hari kebahagiaan mereka.Akan tetapi tidak baginya, besok seperti hari terburuk di kehidupannya, karena ia terpaksa harus menikah dengan pria yang sama sekali tidak dicintainya.“Aku benar-benar menginginkan hari ini tidak pernah usia! dan hari esok tidak akan terjadi,” gumam Yutta, yang masih terjaga.pikirnya kini melanglang buana, andai saja ia bisa keluar dari situasi ini, andai saja ada pilihan untuk pergi, ia pasti akan pergi. Tapi rasanya semua itu terasa mustahil, apa lagi mengingat kebaikan Mamah Adelia dan Papah Wijaya, mereka sangat baik memperlakukannya.Tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka, sontak Yutta pun langsung menoleh kearah pintu kamarnya.Terlihat sosok Davin sudah berdiri di

  • CINTA YANG HILANG   Bab 7. Jangan bermimpi!

    Davin dengan cepat melajukan mobilnya meninggal kantornya, apa pun caranya ia harus bisa membatalkan pernikahannya dengan Yutta. Ia harus menemui orang tuanya.“Jangan harap pernikahan ini akan terjadi! aku sama sekali tidak sudi menikah dengan wanita itu. Asal-usulnya saja tidak jelas!” geram Davin.Sesampainya di rumah, Davin langsung bergegas masuk. “Mamah ... Papah ... ” teriaknya, namun tidak ada sahutan dari kedua orang tuanya itu.“Kemana Mamah dan Papa?” gumamnya.“Bi, Mamah sama Papah kemana?” tanya Davin pada Bibi asisten rumah tangga di rumah tersebut.“Nyonya gak ada, Den. Tadi pergi keluar sama Non Yutta,” jawabnya.“Kalau Papah?” “Tuan tadi seperti ada, mungkin di halaman belakang, kalau tidak ada biasanya ada diruangan kerjanya, Den.” Setalah mendapatkan jawaban dari Bibi, Davin segara mencari keberadaan sang Papah, pertama ia berjalan menuju ruangan Papahnya, akan tetapi di sana tidak ada siapa-siapa. Davin pun bergegas menuju halaman belakang.Dan benar saja, Papah

  • CINTA YANG HILANG   Bab 6. Persiapan pernikahan

    Beberapa hari berlalu, Yutta kini sudah tinggal di rumah calon mertuanya itu. Yutta diperlukan sangat baik di sana, kedua orang tua Davin sangat menyayangi Yutta, bahkan mereka menganggap Yutta sudah seperti anak mereka sendiri. Entah mengapa Wijaya dan Adelia seperti sudah mengenal Yutta sejak lama, jelas-jelas kenyataan mereka baru bertemu dengan gadis itu saat sang putra—nya Davin melecehkan gadis itu.Sementara itu sejak Yutta tinggal di rumah orang tuanya itu, Davin tidak pernah datang sama sekali. Tapi Wijaya dan Adelia tidak mempermasalahkan semua itu, sebelum Yutta tidak tinggal di sana pun. Anak laki-lakinya jarang sekali berkunjung ke rumah, hanya seminggu sekali itu pun jarang. Yang terpenting saat ini Wijaya dan Adelia bisa melihat Davin menikah, calonnya sudah ada di depan mata, Wijaya dan Adelia pun yakin jika Yutta itu gadis baik-baik. Beberapa hari tinggal di rumahnya, Wijaya dan Adelia memperhatikan sikap Yutta, gadis itu seperti gadis pekerjaan keras, santun dan ca

  • CINTA YANG HILANG   Bab 5. Nasi sudah menjadi bubur

    Davin membulatkan matanya, ia terkejut mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut wanita yang sudah melahirkannya itu."Tidak Mah, aku tidak mau," tolak Davin dengan cepat."Apa kamu bilang tidak mau? Apa kamu tidak sadar apa yang sudah kamu lakukan kepada Yutta hah?" bentak Adelia. Ia tidak terima dengan penolakan Davin."Tapi Mah, Mamah taukan? Aku tidak mencintainya. Semua ini hanya kecelakaan mah. Dan Mamah juga tau kalau aku hanya ingin menikah dengan gadis di masa laluku," jelas Davin. Ia masih mencoba memberikan penolakan, berharap Mamahnya mengerti posisinya sekarang."Tidak Davin, lupakan Lian, lupakan wanita itu. Bagaimana kamu bisa menikah dengan dia, sedangkan sampai saat ini kamu masih belum menemukannya. Mamah tidak mau tau kamu nikahi Yutta, kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu."Yutta hanya menyaksikan perdebatan antara anak dan Ibunya itu. Entahlah, jika boleh jujur Yutta juga tidak mau menikah denga

DMCA.com Protection Status