Home / Pernikahan / CINTA YANG HILANG / Bab 5. Nasi sudah menjadi bubur

Share

Bab 5. Nasi sudah menjadi bubur

Author: Naffia Inthan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Davin membulatkan matanya, ia terkejut mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut wanita yang sudah melahirkannya itu.

"Tidak Mah, aku tidak mau," tolak Davin dengan cepat. 

"Apa kamu bilang tidak mau? Apa kamu tidak sadar apa yang sudah kamu lakukan kepada Yutta hah?" bentak Adelia. Ia tidak terima dengan penolakan Davin.

"Tapi Mah, Mamah taukan? Aku tidak mencintainya. Semua ini hanya kecelakaan mah. Dan Mamah juga tau kalau aku hanya ingin menikah dengan gadis di masa laluku," jelas Davin. Ia masih mencoba memberikan penolakan, berharap Mamahnya mengerti posisinya sekarang.

"Tidak Davin, lupakan Lian, lupakan wanita itu. Bagaimana kamu bisa menikah dengan dia, sedangkan sampai saat ini kamu masih belum menemukannya. Mamah tidak mau tau kamu nikahi Yutta, kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu." 

Yutta hanya menyaksikan perdebatan antara anak dan Ibunya itu. Entahlah, jika boleh jujur Yutta juga tidak mau menikah dengan Davin, ia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu, terlebih sepertinya keluarga Davin dari keluarga berada, status sosial yang sangat jauh dengannya. Tapi, disisi lain Yutta juga takut, dan dia juga tak rela kalau Davin lari dari tanggung jawabnya. Davin sudah merenggut kesuciannya yang selama ini ia jaga. 

"Tidak Mah, aku tidak mau. Aku tidak mau menikah dengan Yutta." Dengan tegas Davin menolak permintaan orang tuanya itu.

"Oke, jika kamu tidak mau. Maka kita akan mencoret kamu dari nama besar keluarga kita. Kami tidak akan menganggap kamu anak kita lagi," ancam Wijaya.

Deg...

Jantung Davin terasa berhenti, ia menatap tak percaya kepada orang tuanya. Mengapa memberi ancaman seperti itu? Mengapa mereka begitu kukuh.

Davin bingung, harus bagaimana dia sekarang? Semuanya pilihan yang menyulitkan. Jika ia memilih tetap tidak mau menikahi Yutta, sudah di pastikan Davin akan   kehilangan kedua orang tuanya. Tapi jika Davin mengiyakan permintaan orang tuanya, Davin akan melanggar janjinya sendiri, janji kepada gadis di masa lalunya.  Bahwa ia akan menikahi Lian. Davin tak mau sampai nantinya ia bertemu dengan Lian, dan pada kenyataan Davin sudah menikah dengan Yutta, sudah pasti Lian akan kecewa, Lian akan membencinya.

Davin menghelai nafas baratnya, tidak ada jalan lain.

"Oke, Davin akan menikahinya," ucapnya pasrah.

Kedua orang tua Davin langsung menarik ujung bibirnya tersenyum. Mereka merasa lega.

"Itu baru laki-laki sejati!" puji Wijaya. Davin hanya tersenyum tipis.

"Tapi tanyakan dulu pada wanita itu, apa dia mau menikah denganku?'' ucap Davin.

"Bagaimana Yutta?" tanya Adelia. Yutta menganggukan kepalanya. 

"Bagus, kita akan urus semua persiapan pernikahan kalian," ujar Adelia.

"Iya dan kami akan mempercepat pernikahan kalian, sebelum berita ini tersebar dan mencorong nama keluarga," timpal Wijaya.

Davin hanya mengangguk pasrah. Walaupun sebenarnya ia tidak suka, semua ini hanya terpaksa. 

''Lian maafkan aku, aku berjanji akan menceraikannya jika kita bertemu nanti, aku akan tetap menikahimu. Ku harap nanti kamu mengerti posisiku, aku akan menjelaskan semua ini padamu. Percayalah padaku Lian, tidak ada wanita yang akan menggantikan kamu di hatiku. Walau pun wanita ini akan menjadi istriku nantinya. Tapi kamu akan tetap menjadi wanitaku satu-satunya,'' gumam Davin.

"Oke kalau begitu, Yutta dimana tempat tinggal kamu?" tanya Adelia.

"Tidak jauh dari hotel ini Nyonya," jawab Yutta, sambil menundukkan kepalanya.

"Emm, begitu. Ya sudah kasih tau dimana alamatnya? Besok kami akan ke rumah kamu, menemui orang tua kamu, kami akan melamar kamu terlebih dahulu."

"Saya tinggal sendiri Nyonya, orang tua saya sudah tiada," jawab Yutta dengan suara lirih.

"Maksud kamu?"

"Saya anak yatim piatu Nyonya, orang tua saya sudah meninggal sejak saya masih bayi," jelas Yutta.

Adelia merasa sangat iba, "ya sudah kalau begitu kamu ikut tinggal bersama kami saja, lagian sebentar lagi kamu akan menjadi istri Davin."

"Iya benar kata istri saya, lebih baik kamu ikut saja," timpal Wijaya.

"Tidak usah Tuan, Nyonya. Saya bisa tinggal di kost saja," tolak Yutta dengan halus.

Melihat wajah Davin sangat tidak bersahabat, seperti mengisyaratkan jika dia tidak boleh mengikuti permintaan orang tuanya, membuat Yutta menolaknya.

"Tidak, pokoknya kamu harus ikut, sekarang ayo kita ke kost-an kamu. Bawa barang-barang kamu yang penting saja, setelah itu kita pulang ke rumah saya," ucap Adelia. 

Yutta nampak berpikir, dengan ekor mata yang melirik kearah Davin. Takut, itulah yang saat ini Yutta rasakan. Melihat wajah Davin yang terlihat sangat tidak bersahabat.

"Sudah sebaiknya kamu ikutin saja mau istri saya, karna dia akan terus mendesak jika kamu tidak mengiyakannya," sahut Wijaya.

Akhirnya, mau tidak mau terpaksa Yutta menganggukan kepalanya. Adelia dan Wijaya membawa Yutta keluar dari kamar tersebut.

Kini hanya tinggal Davin dan sekertaris Ken.

Davin terlihat frustasi, beberapa kali ia menyugar rambutnya dengan kasar.

"Ken, harus bagaimana aku sekarang?" tanya Davin.

"Ya, bagaimana lagi Bos. Nasi sudah menjadi bubur. Sudah terlanjur,"  jawab sekertaris Ken.

"Bagaimana dengan Lian, Ken? Jika aku menikah dengan Yutta, itu sama saja aku melanggar janjiku sendiri Ken," lirih Davin.

"Mungkin ini sudah saatnya Bos melupakan nona Lian," sahut Ken.

"Melupakannya? Itu tidak mungkin Ken, kau tau aku pernah meninggalkanya! Aku  menyesalnya sampai sekarang. Itu mustahil Ken!"

"Tidak ada yang mustahil Bos, mungkin ini rencana Tuhan, Bos dan Nona Lian, mungkin tidak berjodoh," ucap Ken. 

"Sudahlah, ngomong dengan kamu sama saja Ken. Kau malah membuatku semakin pusing," kesal Davin.

"Keluar sana," lanjutnya, mengusir sekertaris Ken.

Sekertaris Ken mengangguk, ia pun keluar dari kamar tersebut. Sekertaris Ken meninggalkan Hotel tersebut, ia terlihat menghubungi seseorang.

Sekertaris Ken kini tengah berada di lobby.

Tak lama kemudian, pak Indra datang. Laki-laki itu terlihat menundukan kepalanya, sambil berjalan kearah sekertaris Ken.

"Ada apa sekertaris Ken?" tanya pak Indra, ia terlihat ketakutan. Jika sekertaris Ken memanggilnya sudah di pastikan pasti sedang ada masalah.

"Kau tau siapa Yutta?"

"Yutta..." ucap Pak Indra. Laki-laki itu terlihat berpikir.

"Iya, tadi saya menyuruhmu untuk membawakan minuman untuk Bos Davin, dan kau menyuruh wanita itukan bukan?" jelas Ken.

"Oh iya sekretaris Ken, ada apa ya? Apa di bikin masalah?" tanya Pak Indra. Raut wajah kecemasan terpancar dari wajahnya.

"Tidak," sahut sekertaris Ken bohong. Tidak mungkin dia bilang masalah yang baru saja menimpah Yutta, bisa-bisa ia yang diamuk oleh tuan Wijaya dan nyonya Adelia.

"Apa kamu tau asal-usulnya? Emm maksudku. Apa kamu punya CV Yutta?" lanjut Ken bertanya.

"Tidak, Yutta hanya mengantikan peramu saji yang tidak datang saja," jawab Pak Indra.

"Jadi dia tidak berkerja di sini sebelumnya?"

Pak indra langsung menggelengkan kepalanya.

"Oke, kalau begitu kau boleh pergi." 

Pak Indra pun mengangguk, lalu ia berjalan meninggalkan sekertaris Ken.

''Aku harus mencari tau, siapa sebenarnya gadis itu? Rasanya aku sangat penasaran," gumam sekertaris Ken.

Related chapters

  • CINTA YANG HILANG   Bab 6. Persiapan pernikahan

    Beberapa hari berlalu, Yutta kini sudah tinggal di rumah calon mertuanya itu. Yutta diperlukan sangat baik di sana, kedua orang tua Davin sangat menyayangi Yutta, bahkan mereka menganggap Yutta sudah seperti anak mereka sendiri. Entah mengapa Wijaya dan Adelia seperti sudah mengenal Yutta sejak lama, jelas-jelas kenyataan mereka baru bertemu dengan gadis itu saat sang putra—nya Davin melecehkan gadis itu.Sementara itu sejak Yutta tinggal di rumah orang tuanya itu, Davin tidak pernah datang sama sekali. Tapi Wijaya dan Adelia tidak mempermasalahkan semua itu, sebelum Yutta tidak tinggal di sana pun. Anak laki-lakinya jarang sekali berkunjung ke rumah, hanya seminggu sekali itu pun jarang. Yang terpenting saat ini Wijaya dan Adelia bisa melihat Davin menikah, calonnya sudah ada di depan mata, Wijaya dan Adelia pun yakin jika Yutta itu gadis baik-baik. Beberapa hari tinggal di rumahnya, Wijaya dan Adelia memperhatikan sikap Yutta, gadis itu seperti gadis pekerjaan keras, santun dan ca

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA YANG HILANG   Bab 7. Jangan bermimpi!

    Davin dengan cepat melajukan mobilnya meninggal kantornya, apa pun caranya ia harus bisa membatalkan pernikahannya dengan Yutta. Ia harus menemui orang tuanya.“Jangan harap pernikahan ini akan terjadi! aku sama sekali tidak sudi menikah dengan wanita itu. Asal-usulnya saja tidak jelas!” geram Davin.Sesampainya di rumah, Davin langsung bergegas masuk. “Mamah ... Papah ... ” teriaknya, namun tidak ada sahutan dari kedua orang tuanya itu.“Kemana Mamah dan Papa?” gumamnya.“Bi, Mamah sama Papah kemana?” tanya Davin pada Bibi asisten rumah tangga di rumah tersebut.“Nyonya gak ada, Den. Tadi pergi keluar sama Non Yutta,” jawabnya.“Kalau Papah?” “Tuan tadi seperti ada, mungkin di halaman belakang, kalau tidak ada biasanya ada diruangan kerjanya, Den.” Setalah mendapatkan jawaban dari Bibi, Davin segara mencari keberadaan sang Papah, pertama ia berjalan menuju ruangan Papahnya, akan tetapi di sana tidak ada siapa-siapa. Davin pun bergegas menuju halaman belakang.Dan benar saja, Papah

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA YANG HILANG   Bab 8. Ancaman Davin

    Yutta benar-benar tidak bisa tidur, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Besok adalah hari pernikahannya dengan Davin akan dilaksanakan. Mungkin, jika sebagai orang yang akan menikah gelisah kerena sudah tidak sabar menunggu hari esok, kerena hari pernikahan umumnya adalah hari kebahagiaan mereka.Akan tetapi tidak baginya, besok seperti hari terburuk di kehidupannya, karena ia terpaksa harus menikah dengan pria yang sama sekali tidak dicintainya.“Aku benar-benar menginginkan hari ini tidak pernah usia! dan hari esok tidak akan terjadi,” gumam Yutta, yang masih terjaga.pikirnya kini melanglang buana, andai saja ia bisa keluar dari situasi ini, andai saja ada pilihan untuk pergi, ia pasti akan pergi. Tapi rasanya semua itu terasa mustahil, apa lagi mengingat kebaikan Mamah Adelia dan Papah Wijaya, mereka sangat baik memperlakukannya.Tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka, sontak Yutta pun langsung menoleh kearah pintu kamarnya.Terlihat sosok Davin sudah berdiri di

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA YANG HILANG   Bab 9. Hari pernikahan

    “Dasar pria menyebalkan! Dia pikir aku ini wanita apa, hah? Apa dia pikir harga diriku bisa dibayar dengan uang!” gerutu Yutta, usai Davin meninggalkan kamarnya. “Pake acara ngancam segala lagi! Emangnya dia pikir aku takut! Baiklah, aku akan ikut permainan dia bagaimana!” lanjutnya masih menggerutu.Setalah mendapatkan ucapan yang tidak menyenangkan dari Davin itu, Yutta merasa tertantang juga, baiklah sepertinya ia harus mencoba menaklukkan hati Davin, kita lihat sampai mana Davin akan terus memandang dirinya dengan sebelah mata. ‘Apa dia pikir aku ini wanita lemah yang bisa ditindas begitu saja? Huh, kau salah besar Tuan Davin, kenalkan aku Yutta Berlian, si gadis tangguh, kerasnya dunia saja bisa aku hadapi, apa lagi kamu!’ batin Yutta, merasa percaya diri, tepatnya menyemangati dirinya sendiri. “Non, Non Yuta, bangun Non ... ” Samar-samar Yutta mendengar seperti ada seseorang yang memanggilnya, namun rasa kantuk yang masih menguasai matanya itu, Yutta mengabaikannya, ia berpik

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA YANG HILANG   Bab 10. Setiap Kata Berujung Hina

    Jam 10 malam tepat, acara resepsi pernikahan Davin dan Yutta selesai. Sepasang pengantin baru itu kini sudah berada di dalam kamar hotel yang sudah disiapkan khusus untuk mereka melewati malam pertama. Dengan ranjang yang sudah dihiasi kelopak bunga mawar merah segar membentuk love, tak lupa hiasan dua angsa dengan kepala yang menyatu membentuk love juga menghiasi di atasnya. Yutta yang sejak awal masuk ke dalam kamar tersebut hanya terduduk ditepi ranjang seraya menatap kesekitar ruangan tersebut. Yutta masih menggunakan gaun bekas resepsi pernikahannya. Sementara Davin, pria itu sudah sejak tadi berada di kamar mandi. Jarum jam terus berjalan, sudah hampir satu jam Yutta duduk termenung di sana, dan Davin pun belum juga keluar dari kamar mandi. “Itu orang mandi apa tidur sih, kenapa lama sekali?” gumam Yutta menggerutu. Pasalnya ia sudah tak tahan ingin segara membersihkan tubuhnya, di tambah badannya terasa tidak nyaman, kerena gaun yang dikenakannya begitu ketat. “Ganti baju

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA YANG HILANG   Bab 11. Semua ini baru permulaan!

    “Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Davin, tak suka melihat Yutta yang menatapnya. “Emm ... ti-tidak, aku-” ucap Yutta menggantung, ragu untuk mengatakannya. Setelah itu Yutta pun kembali bergegas menuju kamar mandi untuk memakai pakaian tersebut. “Ck! Wanita aneh!” decih Davin, menatap sinis Yutta yang berlalu dari sana.Sementara itu, Yutta yang berada dikamar mandi. Langsung mengeluarkan isi yang ada dalam peperbag tersebut. “Bagaimana bisa ukurannya pas dengan biasa yang aku pakai?” gumam Yutta. Wanita itu memakai pakai dalam atas dan bawahnya, ukuranya sangat pas membuat ia keheranan. Dari mana pria itu tahu ukuran dadanya? Dan ... Ah sudahlah, rasanya Yutta malu sendiri memikirkannya. Hingga beberapa saat kemudian, ia pun sudah selesai mengenakan pakaiannya itu. Yutta pun langsung keluar dari sana dengan perasaan yang lebih lega. Masalah pakaian akhirnya sudah selesai, walaupun dalam hati kecilnya masih bertanya-tanya dari mana pria itu tahu jika Yutta membutuhkan pak

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA YANG HILANG   Bab 12. Lupakan Lian!

    “Loh Davin, kok kamu sendirian mana istri kamu?” tanya Mamah Adelia disaat melihat kedatangan Davin. Wanita itu menatap Davin penuh tanya, karena Davin turun hanya sendirian tanpa Yutta bersamanya. Davin tak menjawab, putranya itu malah berjalan begitu saja melewati kedua orang tuanya masuk ke dalam mobil dengan raut wajah yang sulit diartikan. “Davin!” panggil sang Mamah menyusulnya.“Mana Yutta?” tanyanya lagi.“Masih di atas,” jawab Davin dingin. “Ken, jemput Yutta,” titah Papah Wijaya langsung mendapatkan anggukan dari sekertaris Ken. Namun, baru saja Sekertaris Ken berbalik, Yutta terlihat sudah muncul di sana. Melihat kedatangan Yutta, Mamah Adelia langsung menghampiri menantunya itu. “Sayang kamu baik-baik aja, ‘kan?” tanyanya panik. Yutta mengangguk kecil seraya menarik tipis ujung bibirnya. Sebisa mungkin Yutta menyembunyikan kesedihannya, ia tidak mau membuat Mamah mertuanya itu khawatir. “Ya sudah, ayo kita pulang,” ajak Papah Wijaya langsung diangguki oleh mereka.

    Last Updated : 2024-10-29
  • CINTA YANG HILANG   Bab 13. Senyuman itu?

    Brak!Yutta yang baru saja memejamkan matanya terlonjat kaget saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka dengan cukup keras. Wanita itu bangkit dari tempat tidur mendapati Davin yang sudah berdiri diambang pintu dengan wajah penuh amarah. “Davin ...” lirihnya. “Apa yang kau katakan pada Mamah, hah?” tanya Davin menghampiri wanita itu setalah menutup pintu kamar tersebut. Tak ingin pembicaraannya terdengar keluar, apa lagi sampai terdengar oleh kedua orang tuanya. Yutta mengerutkan keningnya, kebingungan, tidak mengerti dengan pertanyaan pria yang berstatus suaminya itu. “Apa maksudmu?” “Jangan sok polos! Kau yang sudah mengadu perbuatanku tadi pada Mamah, ‘kan?” tuduhnya penuh penekanan. Sontak Yutta langsung menggelengkan kepalanya cepat, menyangkal tuduhan suaminya itu. Dirinya tidak berkata apapun soal kejadian tadi di hotel pada mamah mertuanya.Tidak ada obrolan panjang antara dirinya dan Mamah Adelia tadi, Mamah Adelia hanya bertanya apakah Yutta ingin istirahat di kamar

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • CINTA YANG HILANG   Bab 13. Senyuman itu?

    Brak!Yutta yang baru saja memejamkan matanya terlonjat kaget saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka dengan cukup keras. Wanita itu bangkit dari tempat tidur mendapati Davin yang sudah berdiri diambang pintu dengan wajah penuh amarah. “Davin ...” lirihnya. “Apa yang kau katakan pada Mamah, hah?” tanya Davin menghampiri wanita itu setalah menutup pintu kamar tersebut. Tak ingin pembicaraannya terdengar keluar, apa lagi sampai terdengar oleh kedua orang tuanya. Yutta mengerutkan keningnya, kebingungan, tidak mengerti dengan pertanyaan pria yang berstatus suaminya itu. “Apa maksudmu?” “Jangan sok polos! Kau yang sudah mengadu perbuatanku tadi pada Mamah, ‘kan?” tuduhnya penuh penekanan. Sontak Yutta langsung menggelengkan kepalanya cepat, menyangkal tuduhan suaminya itu. Dirinya tidak berkata apapun soal kejadian tadi di hotel pada mamah mertuanya.Tidak ada obrolan panjang antara dirinya dan Mamah Adelia tadi, Mamah Adelia hanya bertanya apakah Yutta ingin istirahat di kamar

  • CINTA YANG HILANG   Bab 12. Lupakan Lian!

    “Loh Davin, kok kamu sendirian mana istri kamu?” tanya Mamah Adelia disaat melihat kedatangan Davin. Wanita itu menatap Davin penuh tanya, karena Davin turun hanya sendirian tanpa Yutta bersamanya. Davin tak menjawab, putranya itu malah berjalan begitu saja melewati kedua orang tuanya masuk ke dalam mobil dengan raut wajah yang sulit diartikan. “Davin!” panggil sang Mamah menyusulnya.“Mana Yutta?” tanyanya lagi.“Masih di atas,” jawab Davin dingin. “Ken, jemput Yutta,” titah Papah Wijaya langsung mendapatkan anggukan dari sekertaris Ken. Namun, baru saja Sekertaris Ken berbalik, Yutta terlihat sudah muncul di sana. Melihat kedatangan Yutta, Mamah Adelia langsung menghampiri menantunya itu. “Sayang kamu baik-baik aja, ‘kan?” tanyanya panik. Yutta mengangguk kecil seraya menarik tipis ujung bibirnya. Sebisa mungkin Yutta menyembunyikan kesedihannya, ia tidak mau membuat Mamah mertuanya itu khawatir. “Ya sudah, ayo kita pulang,” ajak Papah Wijaya langsung diangguki oleh mereka.

  • CINTA YANG HILANG   Bab 11. Semua ini baru permulaan!

    “Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Davin, tak suka melihat Yutta yang menatapnya. “Emm ... ti-tidak, aku-” ucap Yutta menggantung, ragu untuk mengatakannya. Setelah itu Yutta pun kembali bergegas menuju kamar mandi untuk memakai pakaian tersebut. “Ck! Wanita aneh!” decih Davin, menatap sinis Yutta yang berlalu dari sana.Sementara itu, Yutta yang berada dikamar mandi. Langsung mengeluarkan isi yang ada dalam peperbag tersebut. “Bagaimana bisa ukurannya pas dengan biasa yang aku pakai?” gumam Yutta. Wanita itu memakai pakai dalam atas dan bawahnya, ukuranya sangat pas membuat ia keheranan. Dari mana pria itu tahu ukuran dadanya? Dan ... Ah sudahlah, rasanya Yutta malu sendiri memikirkannya. Hingga beberapa saat kemudian, ia pun sudah selesai mengenakan pakaiannya itu. Yutta pun langsung keluar dari sana dengan perasaan yang lebih lega. Masalah pakaian akhirnya sudah selesai, walaupun dalam hati kecilnya masih bertanya-tanya dari mana pria itu tahu jika Yutta membutuhkan pak

  • CINTA YANG HILANG   Bab 10. Setiap Kata Berujung Hina

    Jam 10 malam tepat, acara resepsi pernikahan Davin dan Yutta selesai. Sepasang pengantin baru itu kini sudah berada di dalam kamar hotel yang sudah disiapkan khusus untuk mereka melewati malam pertama. Dengan ranjang yang sudah dihiasi kelopak bunga mawar merah segar membentuk love, tak lupa hiasan dua angsa dengan kepala yang menyatu membentuk love juga menghiasi di atasnya. Yutta yang sejak awal masuk ke dalam kamar tersebut hanya terduduk ditepi ranjang seraya menatap kesekitar ruangan tersebut. Yutta masih menggunakan gaun bekas resepsi pernikahannya. Sementara Davin, pria itu sudah sejak tadi berada di kamar mandi. Jarum jam terus berjalan, sudah hampir satu jam Yutta duduk termenung di sana, dan Davin pun belum juga keluar dari kamar mandi. “Itu orang mandi apa tidur sih, kenapa lama sekali?” gumam Yutta menggerutu. Pasalnya ia sudah tak tahan ingin segara membersihkan tubuhnya, di tambah badannya terasa tidak nyaman, kerena gaun yang dikenakannya begitu ketat. “Ganti baju

  • CINTA YANG HILANG   Bab 9. Hari pernikahan

    “Dasar pria menyebalkan! Dia pikir aku ini wanita apa, hah? Apa dia pikir harga diriku bisa dibayar dengan uang!” gerutu Yutta, usai Davin meninggalkan kamarnya. “Pake acara ngancam segala lagi! Emangnya dia pikir aku takut! Baiklah, aku akan ikut permainan dia bagaimana!” lanjutnya masih menggerutu.Setalah mendapatkan ucapan yang tidak menyenangkan dari Davin itu, Yutta merasa tertantang juga, baiklah sepertinya ia harus mencoba menaklukkan hati Davin, kita lihat sampai mana Davin akan terus memandang dirinya dengan sebelah mata. ‘Apa dia pikir aku ini wanita lemah yang bisa ditindas begitu saja? Huh, kau salah besar Tuan Davin, kenalkan aku Yutta Berlian, si gadis tangguh, kerasnya dunia saja bisa aku hadapi, apa lagi kamu!’ batin Yutta, merasa percaya diri, tepatnya menyemangati dirinya sendiri. “Non, Non Yuta, bangun Non ... ” Samar-samar Yutta mendengar seperti ada seseorang yang memanggilnya, namun rasa kantuk yang masih menguasai matanya itu, Yutta mengabaikannya, ia berpik

  • CINTA YANG HILANG   Bab 8. Ancaman Davin

    Yutta benar-benar tidak bisa tidur, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Besok adalah hari pernikahannya dengan Davin akan dilaksanakan. Mungkin, jika sebagai orang yang akan menikah gelisah kerena sudah tidak sabar menunggu hari esok, kerena hari pernikahan umumnya adalah hari kebahagiaan mereka.Akan tetapi tidak baginya, besok seperti hari terburuk di kehidupannya, karena ia terpaksa harus menikah dengan pria yang sama sekali tidak dicintainya.“Aku benar-benar menginginkan hari ini tidak pernah usia! dan hari esok tidak akan terjadi,” gumam Yutta, yang masih terjaga.pikirnya kini melanglang buana, andai saja ia bisa keluar dari situasi ini, andai saja ada pilihan untuk pergi, ia pasti akan pergi. Tapi rasanya semua itu terasa mustahil, apa lagi mengingat kebaikan Mamah Adelia dan Papah Wijaya, mereka sangat baik memperlakukannya.Tiba-tiba saja terdengar suara pintu terbuka, sontak Yutta pun langsung menoleh kearah pintu kamarnya.Terlihat sosok Davin sudah berdiri di

  • CINTA YANG HILANG   Bab 7. Jangan bermimpi!

    Davin dengan cepat melajukan mobilnya meninggal kantornya, apa pun caranya ia harus bisa membatalkan pernikahannya dengan Yutta. Ia harus menemui orang tuanya.“Jangan harap pernikahan ini akan terjadi! aku sama sekali tidak sudi menikah dengan wanita itu. Asal-usulnya saja tidak jelas!” geram Davin.Sesampainya di rumah, Davin langsung bergegas masuk. “Mamah ... Papah ... ” teriaknya, namun tidak ada sahutan dari kedua orang tuanya itu.“Kemana Mamah dan Papa?” gumamnya.“Bi, Mamah sama Papah kemana?” tanya Davin pada Bibi asisten rumah tangga di rumah tersebut.“Nyonya gak ada, Den. Tadi pergi keluar sama Non Yutta,” jawabnya.“Kalau Papah?” “Tuan tadi seperti ada, mungkin di halaman belakang, kalau tidak ada biasanya ada diruangan kerjanya, Den.” Setalah mendapatkan jawaban dari Bibi, Davin segara mencari keberadaan sang Papah, pertama ia berjalan menuju ruangan Papahnya, akan tetapi di sana tidak ada siapa-siapa. Davin pun bergegas menuju halaman belakang.Dan benar saja, Papah

  • CINTA YANG HILANG   Bab 6. Persiapan pernikahan

    Beberapa hari berlalu, Yutta kini sudah tinggal di rumah calon mertuanya itu. Yutta diperlukan sangat baik di sana, kedua orang tua Davin sangat menyayangi Yutta, bahkan mereka menganggap Yutta sudah seperti anak mereka sendiri. Entah mengapa Wijaya dan Adelia seperti sudah mengenal Yutta sejak lama, jelas-jelas kenyataan mereka baru bertemu dengan gadis itu saat sang putra—nya Davin melecehkan gadis itu.Sementara itu sejak Yutta tinggal di rumah orang tuanya itu, Davin tidak pernah datang sama sekali. Tapi Wijaya dan Adelia tidak mempermasalahkan semua itu, sebelum Yutta tidak tinggal di sana pun. Anak laki-lakinya jarang sekali berkunjung ke rumah, hanya seminggu sekali itu pun jarang. Yang terpenting saat ini Wijaya dan Adelia bisa melihat Davin menikah, calonnya sudah ada di depan mata, Wijaya dan Adelia pun yakin jika Yutta itu gadis baik-baik. Beberapa hari tinggal di rumahnya, Wijaya dan Adelia memperhatikan sikap Yutta, gadis itu seperti gadis pekerjaan keras, santun dan ca

  • CINTA YANG HILANG   Bab 5. Nasi sudah menjadi bubur

    Davin membulatkan matanya, ia terkejut mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut wanita yang sudah melahirkannya itu."Tidak Mah, aku tidak mau," tolak Davin dengan cepat."Apa kamu bilang tidak mau? Apa kamu tidak sadar apa yang sudah kamu lakukan kepada Yutta hah?" bentak Adelia. Ia tidak terima dengan penolakan Davin."Tapi Mah, Mamah taukan? Aku tidak mencintainya. Semua ini hanya kecelakaan mah. Dan Mamah juga tau kalau aku hanya ingin menikah dengan gadis di masa laluku," jelas Davin. Ia masih mencoba memberikan penolakan, berharap Mamahnya mengerti posisinya sekarang."Tidak Davin, lupakan Lian, lupakan wanita itu. Bagaimana kamu bisa menikah dengan dia, sedangkan sampai saat ini kamu masih belum menemukannya. Mamah tidak mau tau kamu nikahi Yutta, kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu."Yutta hanya menyaksikan perdebatan antara anak dan Ibunya itu. Entahlah, jika boleh jujur Yutta juga tidak mau menikah denga

DMCA.com Protection Status