Share

Bab 25. Mandat Tuan Besar Sahu Mea

"Minggir kau pelayan murahan! Sama seperti majikanmu yang murahan itu!" Miriam Aram menampar wajah Nona Patrice.

Sejenak mata nona Patrice berkunang-kunang. Menyadari Miriam Aram mendorong pintu kaca kamar majikannya, pelayan setia itu segera berlari naik dan menarik blouse Miriam Aram lalu balas menghajar wajah wanita itu.

"Bagus Patrice! Kau anak perempuanku yang hebat, Sanif ayahmu pasti bangga kepadamu," terdengar suara tuan besar Sahu Mea Malawi memberi semangat

Tuan besar itu duduk dengan berwibawa di samping tempat tidur Mary Aram. "Hajar perempuan tidak beretika ini sampai jera!"

Dalam urusan beladiri, nona Patrice didikan langsung dari tuan besar Mea Malawi. Tentu saja dengan mudah membanting Miriam Aram ke lantai.

"Kau ingin menjadi nyonya muda Mea Malawi? Jangan harap!" Sahu Mea Malawi menunjuk hidung Miriam Aram dengan ujung tongkatnya.

"Tingkahmu itu tidak sopan berkeliaran di rumah orang lain sambil berteriak-teriak, apa lagi memaki nyonya rumah!" tegur tuan besar Sahu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status