Home / Romansa / CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA / Bab 32. Kegembiraan Tuan Besar

Share

Bab 32. Kegembiraan Tuan Besar

Author: Lona O'S
last update Last Updated: 2022-12-01 12:56:49

"Nak, benarkah menantuku sedang sakit?" Tuan besar Sahu Mea Malawi bertanya ketika nona Patrice turun dari lantai dua.

"Sst...sepertinya nyonya muda sedang hamil muda," Nona Patrice mendekat melapor pada tuan besar Sahu Mea Malawi.

"Hamil muda?" Tuan besar Sahu Mea Malawi terkejut menaikkan alis. Wajahnya dari kecemasan berubah menjadi cerah. "Bagaimana kau tahu?"

"Warna kismis pada bukit kembar nyonya muda berubah warna dari pink menjadi coklat tua, bentuk bukitnya juga sedikit membesar dan kencang. Nyonya sering menyembunyikan sendawa," nona Patrice bercerita dengan antusias. "Tetapi itu hanya sebatas dugaan Patrice saja Tuan Besar."

"Baik, kita lihat saja dahulu perkembangan menantuku itu," tuan Sahu Mea Malawi tertawa terkekeh menyimpan bahagia.

Tuan besar itu segera masuk ke dalam kamarnya dan berganti pakaian,"Subur sekali menantuku itu, sepertinya aku harus menyiapkan banyak hadiah."

Tidak lama kemudian ia keluar kamar, langsung menuju garasi. Dengan hati berbunga, tuan besar i
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 33. Ritual Pengabdian

    "Sepertinya kau benar-benar lelah, dan tubuhmu sangat dingin, " Amar Mea Malawi prihatin dengan kondisi istrinya. "Kau harus diperiksa oleh dokter.""Jika Mary Aram tidur awal, besok pasti akan baik," Mary Aram malas berurusan dengan Meina Aram. "Besok Mary Aram akan memeriksakan diri di Balai Pengobatan milik ayah saja.""Baiklah!" Amar Mea Malawi mengusap keringat dingin di punggung istrinya."Suamiku," Mary Aram menatap mata Amar Mea Malawi. Dengan tulus ia tersenyum, "Terimakasih!""Kita tidur awal, besok aku mengantarmu ke Balai Pengobatan," Amar Mea Malawi mengecup kening istrinya.Malam itu berlalu penuh dengan kedamaian, Mary Aram bersandar dalam pelukan suaminya. Sosok pria dewasa yang tampan dan gagah, dengan bidang maskulin yang indah hanya tertutup segitiga biru. Harum dan hangat!Ia benar-benar menikmati aura kasih sayang dari suaminya. Hembusan lembut napas Amar Mea Malawi menggugah hati Mary Aram."Suamiku benarkah kau cinta padaku?" Ia memejamkan mata menikmati hembus

    Last Updated : 2022-12-01
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 34. Tangisan Beracun

    ["Maaf Meina Aram, segala urusan keuangan rumah tangga berada di tangan istriku. Jika itu urusan keuangan bisnis, barulah urusanku," nada bicara Amar Mea Malawi terdengar tegas.]Mary Aram menghentikan langkahnya, suaminya itu sedang berbicara serius dengan Meina Aram di taman.["Amar Mea, istrimu itu memotong banyak uang belanjaku. Bagaimana hidupku selama satu bulan?" Meina Aram protes dengan kesal.]Kenapa kedua Aram bersaudara bisa mendapatkan tunjangan dari Amar Mea Malawi? Dan begitu mudahnya mereka meminta uang, seolah Amar Mea adalah keluarga mereka?["Aku tidak bisa mencampur pengeluaran untuk bisnis dengan pengeluaran rumah tangga," Amar Mea Malawi melambaikan tangan memanggil salah seorang pelayan Mary Aram yang sedang memetik bunga mawar di taman.]["Berikan madu ini pada Nyonya Muda, pastikan majikanmu itu meminumnya," pria itu menyerahkan sebotol madu pada pelayan Mary Aram.]Meina Aram menatap iri atas perhatian Amar Mea Malawi kepada istrinya. Betapa beruntung sepupu d

    Last Updated : 2022-12-01
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 35. Kegeraman Yang Tragis

    ["Amar Mea, aku sangat kesal! Istrimu itu memikat hati Adam Mizeaz." Meina Aram menangis, "Sejak kehadiran Mary Aram, Adam Mizeaz mengacuhkan diriku.]["Mengapa harus kesal? Toh Mary Aram adalah istriku, Adam Mizeaz tidak dapat memiliki Mary Aram," Amar Mea Malawi berkomentar heran.']["Aku mendapati Adam Mizeaz membeli obat untuk organ intim ketika Mary Aram dirawat di pondok Apung," tangisan Mary Aram tidak terbendung. "Tentunya Adam Mizeaz telah menyingkap aurat intim istrimu ketika mengobatinya"]["Meina Aram, omong kosong apa itu?" Amar Mea Malawi memotong pembicaraan Meina Aram. "Adam Mizeaz seorang dokter, wajar saja jika ia mengobati pasiennya."]["Kau tidak cemas akan hal itu Amar Mea? Dari dokter, diam-diam bisa menjadi kekasih," tangis Meina Aram menggoyahkan hati Amar Mea.]Mary Aram tersentak mendengar pengaduan Meina Aram, dirinya mendapat firasat tidak baik akan terjadi. Ia menggenggam tangan nona Patrice erat."Nyonya Muda... Tidak akan terjadi apa-apa," nona Patric

    Last Updated : 2022-12-01
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 36. Tanpa Martabat

    Keheningan ruangan serta kelelahan tubuh membantu Mary Aram untuk melepas lelahnya, lelah tubuh, lelah batin. Mary Aram benar-benar putus asa, ia tidak mengharapkan hari esok. Sebab hari esok akan sama saja."Dokter Esmeralda…" perlahan pintu di geser."Ya dokter Mizeaz, Silahkan masuk! Aku sudah selesai menangani pasien," suara ramah dokter Esmeralda menyambut kedatangan dokter Mizeaz."Aku melihat seseorang yang ku kenal dibawa masuk ke ruangan ini," dokter Mizeaz bertanya dengan penuh kecemasan."Oh! Anda mengenal Nyonya Mary Aram?" Dokter Esmeralda menarik napas lega. "Tolong bantu kami menghubungi keluarganya, pelayannya kebingungan mengurus administrasi rumah sakit.""Aku sangat mengenal Mary Aram, kami berteman baik!" Dokter Mizeaz mengambil berkas administrasi Mary Aram di atas meja. "Aku yang akan membayar biaya pengobatannya. Bagaimana keadaannya?""Apakah suaminya itu sakit jiwa? Perbuatannya sungguh brutal!" Dokter Esmeralda sangat marah. Adam Mizeaz melangkah masuk ke da

    Last Updated : 2022-12-01
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 37. Sebuah Pertarungan

    "Nyonya Mudamu selamat, namun sayang bayinya tidak selamat," dokter Mizeaz mendengus kesal."Oh!" Nona Patrice merasa bersalah tidak menjaga majikannya dengan baik."Sudahlah, hubungi orang rumah. Kabarkan jika nyonya muda selamat," dokter Mizeaz berusaha tersenyum, kemudian ia kembali tenggelam dalam percakapan telepon dengan kawan-kawannya mencari Meina Aram dan Amar Mea Malawi.Akhirnya dokter Mizeaz mendapat kabar jika Meina Aram dan Amar Mea Malawi berada di lahan yang akan mereka beli untuk mendirikan poliklinik Meina Aram. "Apakah itu lahanmu Boa Moza? Jika itu lahanmu, aku akan membelinya," dokter Mizeaz tiba-tiba mendapatkan gagasan, untuk masa depan Mary Aram.["Ya! Itu lahanku Adam Mizeaz," suara rekan dokter Adam Mizeaz menjawab antusias.]"Baik! Lahan itu bersebelahan dengan Balai Pengobatan dokter Felix Aram, aku berencana menjalin bekerja sama dengan anak perempuan dokter Felix Aram membangun rumah sakit serta layanan kesehatan untuk masyarakat tidak mampu," dokter Mi

    Last Updated : 2022-12-01
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 38. Senyuman Licik

    Dengan penuh emosi dokter itu menuding Amar Mea Malawi, "Aku tidak menyingkap aurat Mary Aram! Adikmu itu ular beludak! Terus saja mempercayai mulut racunnya."Dokter tampan itu kembali menghajar Amar Mea Malawi, tentu saja Amar Mea Malawi melawan dengan penuh amarah. Keduanya terlibat pertarungan yang seimbang."Adam Mizeaz cukup! Kau bisa membunuh kakakku!" Dengan panik Meina Aram berteriak sekuat tenaga. "Boa Moza tolong buka pintunya! Kakakku bisa terluka.""Mengapa Adam Mizeaz sangat marah dan menyerang dirimu? Sempat aku lihat dokter itu menunjuk ke arah dirimu, apakah perkelahian mereka berdua disebabkan olehmu?" Tiba-tiba Boa Moza menoleh dan mencengkram tengkuk Meina Aram."Boa Moza, kau menyakitiku!" Meina Aram berusaha melepaskan diri."Jangan kau sentuh Mary Aram! Jika aku mendapati kau mencurangi Mary Aram, aku akan membuat perhitungan padamu," mata Boa Moza sangat mengerikan, membuat Meina Aram menciut nyalinya. "Aku membatalkan transaksi penjualan lahan kepadamu.""Apak

    Last Updated : 2022-12-01
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 39. Kerinduan Dan Penyesalan

    Adam Mizeaz tertegun menatap surat lahan di tangan Boa Moza, lalu menatap mata Boa Moza. 'Semudah itu mendapatkan sebuah lahan yang bernilai fantastis?'Dokter Adam Mizeaz berusaha mencerna makna tatapan mata Boa Moza."Kenapa? Kau membatalkan proyekmu?" Boa Moza tersenyum menanggapi tatapan ragu-ragu dokter Mizeaz."Kau memiliki maksud terselubung?" Dokter Mizeaz mempelajari ekspresi wajah tenang Boa Moza. "Lahan milikmu bernilai fantastis, semudah itu kau berikan kepadaku?""Ya! Aku mengincar penelitian herbal dokter Felix Aram! Dengan memproduksi hasil penelitian herbal dokter Felix Aram, aku mendapatkan banyak keuntungan," Boa Moza balas menatap mata dokter Mizeaz, sorot matanya menunjukkan bahwa ia tidak main-main."Baik! Kau akan mendapatkannya!" Dokter Mizeaz beranjak meninggalkan kantor Boa Moza dengan sertifikat lahan incarannya di tangan. Banyak harapan yang ada di benaknya, yang utama adalah merebut Mary Aram!Perahu terus melaju menuju ke laut. Mary Aram terpekik kegirang

    Last Updated : 2022-12-02
  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 40. Hanya Sebuah Kenangan

    "Kau sangat cantik," Abee Bong Moja kembali memagut bibir indah pujaan hatinya. Tangannya mengeluarkan sehelai sapu tangan putih, lalu menutupkan ke wajah Mary Agam.Abee Bong Moja mengecup lembut kening Mary Aram serta berbisik, "Di Bawah pancaran sinar bulan purnama, aku mengambilmu menjadi istriku. Semoga TUHAN senantiasa memberi kebahagiaan kepada kita."Dalam wajah tertutup sapu tangan putih, Mary Aram merasakan Abee Bong Moja membuka pita bajunya satu persatu. Kemudian menyingkap kain tenunnya.Hembusan angin dingin membelai kulit, disertai gerak lembut bibir Abee Bong Moja menjelajahi tubuh Mary Aram. Sentuhan-sentuhan lembut itu bermain di puncak bukit mengulum kismis."Kakak sepupu…" sentuhan itu terasa hangat mengalahkan dinginnya udara Muara Mua."Panggil aku Abee Bong Moja," bisik Abee Bong Moja naik menjelajah leher."Abee Bong Moja, aku cinta padamu," bisik Mary Aram memeluk tubuh polos kekasihnya."Terimakasih Mary Aram!" Bisikan Abee Bong Moja terasa damai di hati.Per

    Last Updated : 2022-12-02

Latest chapter

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 99. Teka-Teki

    "Mary Aram?" Boa Moza terkejut menatap ambang pintu utama rumah persemayaman jenazah. "Bukan kah yang di sana tadi, Mary Aram?"Boa Moza menoleh menatap perawat Patsy, dengan tatapan tidak mengerti. Perawat Patsy juga masih tertegun bingung, dengan apa yang dilihatnya. "Ya, benar! Yang barusan kita lihat adalah Nona Besar!" Perawat Patsy segera berlari menuju pintu utama rumah persemayaman. "Cepat sekali menghilang? Tidak ada siapa-siapa di luar?"Sejenak ia menjelajahi taman kecil di depan rumah persemayaman jenazah. Tidak ada siapa pun di sekitar taman. Tanpa banyak bicara Boa Moza kembali ke ruangan Mary Aram di rawat. "Mary Aram, kau membuatku ikut terkena serangan jantung!"Langkah lebarnya, mempersingkat waktu. Sesampai di ruang perawatan Mary Aram, tirai merah telah disingkirkan. Sebab jenazah tuan besar Felix Aram telah dipindahkan ke gedung persemayaman jenazah."Mary Aram? Kau telah bangun?" Boa Moza menggeser pintu dan menyibak tirai pemisah ruangan.Seorang perawat me

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 98. Duka Yang Mencekik

    "Tuan Besar Boa Moza! Dokter Felix Aram telah berpulang kepada SANG PENCIPTA, tiga puluh menit yang lalu," seorang dokter senior menandatangani selembar kertas. "Maafkan kami, Tuan Besar Boa Moza," dokter senior membungkuk memberi hormat, tanda berduka."Tidak mungkin!" Boa Moza sangat terkejut. Sebab tidak ada tanda-tanda atau firasat jika kakaknya itu akan berpulang kepada Yang Maha Agung SANG PENCIPTA."Kakakku tidak mungkin meninggal! Semalam kami berbincang santai, bahkan kakakku bercanda dengan cucu-cucunya," Boa Moza tidak percaya apa yang dilihat dan didengarnya. "Kakakku itu tertawa bahagia saat menidurkan anak dokter Miseaz di pangkuannya.""Kesedihan mendalam akan nona besar Aram dan tuan muda Mea Malawi putra adatnya, merupakan tekanan berat bagi dokter Felix Aram. Hal itu memicu terjadinya serangan jantung.""Sekali lagi! Ini tidak mungkin!" Boa Moza sangat terpukul, mendapati Dokter Felix Aram berbaring memeluk Mary Aram putri tunggalnya yang koma hampir empat bulan.P

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 97. Tirai Merah Di Ambang Pintu

    "Adam Miseaz? Bagaimana bisa, kau ada di sini?" Desis Boa Moza menahan sakit yang mulai menguasai tubuh. Samar-samar wajah Adam Mizeaz tersenyum ada di depan mata. Senyuman itu terasa aneh, mengandung banyak makna. 'Bagaimana bisa dokter itu berada di St. John? Bukankah seharusnya berada di St. Martin?'Bau anyir darah bercampur obat menguasai ruangan, denting peralatan medis saling beradu.Di tengah setengah kesadarannya, Boa Moza merasakan jika dokter Adam Mizeaz mulai melakukan operasi."Kau heran Boa Moza, mengapa aku bisa di sini?" Suara tenang Adam Mizeaz memecah keheningan, dengan santai ia menangani operasi pengambilan peluru di bahu Boa Moza. "Tentu saja aku harus berada di sini, sebab orang yang sangat aku cintai sedang melangsungkan pernikahan.""Apa maksudmu Adam Mizeaz?" Gumam Boa Moza, hatinya sangat tidak nyaman dengan sikap Adam Mizeaz. "Ya! Aku sangat mencintai Mary Aram! Ia adalah obsesiku! Karena Mary Aram lah, aku berniat menjadi dokter. Agar derajatku sepadan

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 96. Hati Seorang Ibu

    Sangat sakit! Kaku! Sakit yang luar biasa pada punggung itu begitu dominan, membuat sekujur tubuh yang lain mati rasa. Perlahan tubuh menjadi basah oleh cairan hangat! Mary Aram pun tumbang ke lantai.'Keterlaluan! Sungguh keterlaluan! Apa salahku? Mengapa orang-orang begitu kejam padaku?''Tidak cukupkah ayahku, berbuat kebaikan kepada mereka? Mengapa mereka menginginkan nyawaku?'Di tengah perasaan sakit dan malu, Mary Aram berusaha untuk bangkit. Seulas senyum tersungging di sudut bibirnya. 'Ya SANG PENCIPTA Yang Maha Agung, ampunilah orang-orang ini! Aku serahkan perbuatan mereka ke dalam tanganMU SANG PENCIPTAku Yang Maha Agung. '"Istriku!" Boa Moza segera mengangkat Mary Aram, bersamaan dengan Abee Bong Moja."Mary Aram!" Abee Bong Moja berusaha mengambil alih tubuh Mary Aram."Menyingkir! Kau tidak ada hak atas istriku!" Boa Moza mendesak tubuh Abee Bong Moja agar menjauh dari istrinya."Boa Moza! Ia tunanganku!" Abee Bong Moja bersikeras merebut tubuh Mary Aram."Hah! Lihatl

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 95. Perseteruan Sengit

    Dari tangga ruang lonceng dapat terlihat jelas ritual pernikahan suaminya dengan Alda Bong Moja.Tangis pilu Mary Aram semakin tidak terbendung, melihat Alda Bong Moja menerima dupa wangi dari biksu kepala lalu berjalan mengitari Boa Moza. Dari balik cadar pengantin yang transparan, dapat terlihat jelas senyum manis mengembang di wajah wanita itu."Suamiku apapun yang terjadi, aku percaya kepadamu. Namun hatiku tidak bisa menerima wanita itu, dia akan menjadi duri dalam rumah tangga kita.""Ini rumah tangga kita, keluarga kita! Sangat keterlaluan berbagi tempat tidur bersama wanita lain."Dupa wangi telah mengitari pengantin pria, saatnya berganti dengan nyala api mengitari pengantin wanita.Hati Mary Aram semakin tersayat kepedihan, melihat suaminya membawa api dalam bokor tembaga berjalan mengitari pengantin wanita. "Mary Aram, kau harus percaya pada suamimu!" Wanita itu menangis seorang diri, sambil memukul-mukul bahunya. "Aku harus percaya! Aku harus percaya suamiku!"Doa-doa ri

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 94. Hati Yang Terbelah. 

    "Kalian bawa anakku ke menara Timur.""Baik Nyonya besar."Perawat Ellen membawa Hegan Boa keluar, sesampai di ambang pintu ia menoleh. Perawat itu mencemaskan Mary Aram, hatinya tidak tega mendapati suami majikannya direbut paksa tepat pada hari pernikahan. "Namun, apakah Nyonya besar tidak masalah jika kami tinggal?""Kalian jangan cemas, aku baik-baik saja," Mary Aram tersenyum, wajahnya tampak tenang, namun tampak jika sedang mengendalikan perasaan luka. Berlalunya kedua perawat, Mary Aram membuka kotak kayu di hadapan di atas meja. Ia mengeluarkan seuntai kalung dan sebuah cincin perak. Pada liontin kalung serta cincin itu berlambang burung Cendrawasih.Selain itu masih ada sebuah cincin emas berlambang kepala singa. Kedua cincin itu adalah cincin pria, yang longgar di jari Mari Aram. Ia menyematkan kedua cincin itu pada kalung perak, lalu mengenakannya.Lonceng pernikahan kembali terdengar. Mary Aram menarik napas dalam, lalu beranjak meninggalkan kediamannya melalui balkon.

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 93. Penghinaan Tiada Batas

    ["Ibunda Besar! Ibunda Besar! Tuan muda Hegan Boa tidak boleh sering menangis, matanya dapat kembali terinfeksi oleh air mata," perawat Ellen berusaha mengambil alih Hegan Boa.]["Diam! Aku seorang tabib, aku bisa mengobati cucuku sendiri."]["Tidak bisa Ibunda Besar! Pengobatan mata tuan muda tidak boleh berganti metode di tengah jalan! Sangat berbahaya bagi kornea mata tuan muda."]Kegaduhan di luar menjadi jelas terdengar ketika tiba-tiba pintu terbuka lebar."Kurang ajar kalian! Tidak tahu malu!"Seruan penuh kegusaran memutus suasana kasih sayang. Mary Aram tersentak, mendapati kehadiran neneknya menggendong Hegan Boa. Anak itu menangis ketakutan."Nenek! Hegan Boa trauma dengan suara keras. Jangan lah marah atau bersuara keras bila menggendong anakku Hegan Boa."Wanita tua itu datang menghampiri Mary Aram, tanpa diduga langsung menamparnya. Membuat Boa Moza terkejut, tangis Hegan Boa pun semakin keras. "Anak? Anak siapa? Kau ini bukan ibu kandungnya. Hah! Tidak tahu diri benar

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 92. Suatu Dilema

    Senyuman Boa Moza kembali mengembang, sekali lagi ia mengecup kening ibunya. "Tentu saja perawat itu benar! Hegan Boa akan menangis dengan orang asing. Jika anak itu menangis, matanya tidak akan kunjung sembuh tentunya.""Dan juga Ibu, bukankah ada kediaman khusus untuk tamu? Ibu tidak boleh membawa sembarang orang tinggal di kediamanku. Aku tidak nyaman orang lain melihat barang-barang pribadiku.""Joseph Boa, aku bukan orang asing! Akulah ibu Hegan Boa, tentu saja aku berhak menggendong anakku!" Protes keras wanita berjubah pengantin memecah suasana."Benar Nak, Esmeralda Bong bukan orang asing. Ia ibu Hegan Boa, kalian sekeluarga harus kembali bersatu."'Ibu, itu tidak bisa!' Boa Moza menghela napas, perintah ibunya itu sungguh tidak masuk akal. Ia menundukkan kepala mengacuhkan wanita bernama Esmeralda Bong. "Tidak Ibu! Mary Aram adalah ibu Hegan Boa. Mary Aram merawat Hegan Boa dengan welas asih, dokumen kelahiran Hegan Boa pun tertulis Mary Felix Aram sebagai ibu kandungnya."

  • CINTA BUKAN SEPENGGAL DUSTA   Bab 91. Nyonya Besar Boa Moza

    Pagi itu, pukul 08.00 sekretaris pribadi Boa Moza datang bersama empat orang karyawan, untuk mempersiapkan keperluan pernikahan. Mereka menggunakan ruang keluarga sebagai tempat berlangsungnya pengesahan pernikahan.Selang tiga puluh menit, pengacara Boa Moza tiba bersama petugas pencatat pernikahan negara. Mereka akan segera mengesahkan pernikahan Mary Aram dengan Boa Moza secara hukum negara."Tuan Boa Moza, mari kita legalkan pernikahan anda. Sah, secara hukum negara," Petugas pencatat pernikahan menjabat tangan Boa Moza.Sekretaris pribadi mengajak mereka menuju ruang keluarga. Dengan ramah, kedua petugas pemerintahan itu menyiapkan dokumen pernikahan yang akan ditandatangani oleh Mary Aram dan Boa Moza."Apa saja yang menjadi jaminan masa depan istri anda?""Seluruh perusahaan, bisnis, serta seluruh aset dan properti milikku, aku berikan kepada Mary Aram dan Hegan Boa anakku sebagai jaminan masa depan mereka."Pengacara Boa Moza meletakkan daftar kekayaan Boa Moza di tengah mej

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status