Home / Romansa / CINTA BEDA USIA / Episode 1: Gadis Cantik

Share

CINTA BEDA USIA
CINTA BEDA USIA
Author: Liazta

Episode 1: Gadis Cantik

Author: Liazta
last update Last Updated: 2021-11-23 22:52:23

Azahra duduk di kursi tunggu yang ada di pelabuhan. Gadis cantik itu sudah tidak sabar untuk berjumpa dengan pujaan hatinya. Hari ini  Ferdi kembali ke Jakarta, setelah menjalankan tugasnya selama 4 tahun di Papua.

Selama 4 tahun Azahra tidak bertemu dengan Ferdi. Azahra begitu sangat merindukan Abang sepupunya tersebut. Tidak sabar Azahra  untuk berjumpa dengan pria yang selama ini selalu di nantinya. Berulang kali ia memandang ke arah laut, berharap kapal yang menjadi armada pria itu segera terlihat dari kejauhan.

Azahra memegang dadanya, degup jantungnya begitu sangat kuat . "Belum ketemu aja udah seperti ini deg-degan nya." Azahra berkata di dalam hatinya. Selama 4 tahun ini Azahra tidak pernah bertemu dengan Ferdi. Rasa rindu yang begitu besar, membuat Azahra tidak sabar untuk melihat pria tersebut.

4 tahun yang lalu, Azahra berada di pelabuhan ini mengantarkan pria itu, dan sekarang gadis berwajah cantik itu kembali duduk di sini untuk menjemput pria tersebut. Pelabuhan ini begitu ramai dengan keluarga dari para angkatan laut, yang berkumpul untuk menjemput keluarga mereka masing-masing.

Dirinya begitu sangat gugup dengan telapak tangan yang sudah dingin. Rasa rindu, seakan sudah tidak mampu lagi dibendungnya. Azahra melihat kapal berwarna putih yang masih terlihat kecil oleh pandangannya. Ia berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah jembatan pembatas bersama dengan keluarga-keluarga para angkatan laut yang lainnya. "Apa bang Ferdi masih ingat sama Rara," ucap Azahra yang sudah tidak sabar menunggu pria tersebut.

Azahra begitu sangat senang ketika kapal itu semakin dekat dengan pandangannya, hingga kapal itu menepi.

Satu persatu para prajurit keluar dari dalam kapal. Mereka keluar dari dalam kapal dengan sangat gagahnya. Baju seragam berwarna putih menjadi kebanggaan bagi mereka.

Azahra melihat satu persatu prajurit yang keluar tersebut. Namun  sosok yang carinya belum terlihat. Azahra memandang sosok tampan yang muncul dari pintu keluar kapal. Dadanya berdegup dengan sangat hebatnya memandang pria tampan bertubuh tinggi tersebut. Rambut pria itu rapi dan memakai kacamata hitam. Wajah pria itu  sangat tampan seperti dulu. 

"Abang Ferdi," Azahra melambaikan tangannya agar pria itu melihat keberadaannya.

Ferdi memandang ke asal suara yang memanggilnya. Ferdi begitu senang ketika melihat gadis cantik yang memakai jilbab berwarna merah, dan memakai rok berwarna biru dengan bunga-bunga berwarna merah.  Gadis itu memiliki tubuh tidak besar dan juga tinggi, tidak seperti waktu ditinggalkannya yang memiliki badan yang besar dan tidak tinggi seperti sekarang.

“Adek Azahra,” Ferdi memanggil nama gadis tersebut. Ferdi berlari mengejarnya. Pria itu mengembangkan tangannya agar gadis itu memeluknya. Keningnya berkerut ketika gadis itu tidak mau memeluknya, bahkan gadis itu mundur ketika dirinya semakin mendekat.

“Adik," Ferdi mengembangkan tangannya dan meminta agar gadis itu mau datang ke pelukannya. Ferdi begitu merindukan gadis tersebut. "Apa nggak rindu sama abang?" Ferdi masih berharap Azahra mau memeluknya. Pria itu tidak bisa menutupi kerinduannya. Selama berada di Papua, Ferdi begitu merindukan Azahra. Tiga tahun terakhir ini Azahra tidak mau mengirimkannya foto, dengan alasan badan yang besar, kulitnya yang tidak bagus dan alasan lainnya, sehingga dia malu untuk mengirimkan Ferdi foto. Namun saat melihat gadis itu, Ferdi tahu bahwa ternyata gadis itu tidak jujur. Gadis kecil yang dulu bertubuh bulat, sekarang sudah menjelma menjadi seorang bidadari yang sangat cantik, dengan busana yang menutupi tubuhnya.

“Rindu tapi nggak mau peluk,” ucap Azahra yang tersenyum.

“Kenapa gitu,” tanya Ferdi yang masih mengembangkan tangannya.

“Halalkan dulu baru mau dipeluk," ucap Azahra yang membuat dada pria itu berdegup dengan sangat kuat. Azahra hanya tersenyum dan menundukkan kepalanya setelah mengucapkan kalimat tersebut.

“Ya sudahlah kalau nggak mau Abang peluk,” ucap Ferdi yang kemudian menurunkan tangannya. Ferdi begitu malu ketika memandang wajah gadis itu. Jika seandainya gadis itu mau dipeluknya, mungkin rasa rindunya sedikit terobati. Namun sikap Gadis itu membuat dirinya menjadi semakin penasaran dan salah tingkah. 

“4 tahun nggak ketemu ternyata Adek Abang makin cantik,” ucapnya memuji Azahra. Ferdi mengingat 4 tahun yang lalu ketika dirinya akan berangkat ke Papua.

****

back to back

"Rara nggak mau Abang pergi," Rara menangis memeluk tubuh tinggi tersebut.

“Nanti begitu tugas Abang selesai Abang akan langsung pulang," janji Ferdi yang juga memeluk tubuh gadis remaja yang berusia 14 tahun.

“Apa Abang perginya lama? kalau abang nggak ada di sini, nanti siapa yang bawa Rara jalan-jalan ke mall. Deddy selalu banyak aturan, bila jalan sama Deddy nggak asik. Nggak dibolehkan makan es krim, nggak boleh ini, nggak boleh itu,” ucap Rara. Rara begitu senang bila tiap minggu bisa jalan-jalan bersama dengan Ferdi, Abang sepupunya itu akan selalu menuruti apa maunya.

“Masa tugas Abang di sana 4 tahun, bila sudah selesai Abang  akan langsung pulang ke sini,” ucap  Ferdi. Pria itu mengusap kepala gadis tersebut.

Rara saat ini sudah duduk di kelas 2 SMP, namun sikapnya masih sangat manja bila berjumpa dengan Ferdi.

Azahra hanya diam dan menangis. Azahra tidak bisa membayangkan bila dirinya tidak bertemu dengan Abang sepupunya, yang sudah sangat dekat dan selalu bersama dengannya. Bahkan Abang sepupunya itu selalu datang menjemput dan juga mengantarnya ke sekolah. Azhara selalu bangga bila Abangnya yang datang mengantar dan menjemputnya, dia akan memamerkan kepada teman-teman di sekolahnya. Namun dirinya juga begitu sangat kesal, ketika guru-gurunya yang masih gadis sangat senang memandang Abang sepupunya tersebut.

“Adek nggak boleh nangis, gak boleh sedih, abang perginya demi tugas. Do’akan Abang pulang dengan selamat.”

****

"Abang," Azahra memanggil Ferdi ketika  pria itu yang hanya diam memandang.

Ferdi tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Suara gadis itu menyadarkan dirinya dari lamunan masa lalu. “Abang ambil tas sebentar," Ferdi ingin menetralkan detak jantungnya. Ada rasa yang berbeda saat dirinya memandangi wajah gadis cantik itu. Wajah gadis itu seperti wajah ibunya. “Wajahnya sama seperti ibunya,” ucap Ferdi di dalam hati. Ferdi memandang wajah Azahra secara diam-diam. 

“Apa ada yang mau adek beli,” tanya Ferdi ketika mereka akan keluar dari pelabuhan.

Azahra menggelengkan kepalanya.

"Kenapa gak ada yang jemput Abang?" Ferdi bertanya ketika dilihatnya hanya Azahra yang datang ke pelabuhan untuk menjemputnya.

“Kata om Andi dan onty Indah, Abang sudah tua jadi bisa pulang sendiri,” jawab Azahra yang tertawa menutup mulutnya.

“Tega benar ya mereka. Gak rindu sama anak sendiri," Ferdi berucap dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Iya benar. Tapi mereka benar kok,” jawab Azahra.

“Adek jangan ikut-ikutan,” Ferdi berucap dengan memandang wajah Azahra.

Azahra hanya tersenyum.

“Kita pulang pakai apa,” tanya Ferdi.

“Mobil, Abang yang bawa" Azahra mengeluarkan kunci mobil dari dalam saku roknya, dan memberikannya kepada pria tersebut.

****

Comments (1)
goodnovel comment avatar
tince_elisha
jangan lupa mampir ke karya aku juga y kak Dokterku isteriku
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • CINTA BEDA USIA   Episode 2: Rindu Nggak  

    “Mobil, Abang yang bawa" Azahra mengeluarkan kunci mobil dari dalam saku roknya dan memberikannya kepada pria tersebut.“Adik dikasih uncle bawa mobil sendiri?" Ferdi bertanya seakan tidak percaya.Dengan cepat Azahra menganggukkan kepalanya.Ferdi begitu memahami seperti apa sifat om nya. “Kenapa uncle kasih bawa mobil sendiri,” tanyanya.“Rara sudah besar bang,” jawab Azahra yang tersenyum.“Apa nggak ada yang jaga,” tanya Ferdi.“Ada, tapi Rara minta jaraknya 3 meter, karena Rara malu kalau ada yang ngikutin,” ucapnya yang memandang ke arah belakang.Ferdi melihat ada dua orang wanita yang mengikuti mereka saat ini.“Sebenarnya Rara itu minta mereka ngikutin jarak 5 meter, tapi Mereka nggak mau, karena katanya kalau jarak terlalu jauh nanti mereka tidak bisa berbuat apa-apa, bila ada terjadi sesuatu,” jelas Azahra.“Sebaiknya turuti apa yang

    Last Updated : 2021-11-24
  • CINTA BEDA USIA   Episode 3: Calon Istri   

    “Kita makan di sini ya Adek." Ferdi berkata ketika menghentikan mobilnya di halaman parkiran restoran Padang.“Makan masakan Padang ya dek. Mau ya, Abang lagi pengen sekali makan masakan Padang,” pinta Ferdi."Boleh," jawab Azahra yang tersenyum. "Apa saja yang Abang suka Rara pasti Suka kok.” Azahra tersenyum ketika menggoda Abang sepupunya. Jujur saja, melihat sikap Abang sepupunya yang salah tingkah, Azahra merasa gemas sekali. Abangnya itu terlihat lucu di matanya.Ferdi hanya diam menelan salivanya. Gadis remaja itu begitu pandai membuat dirinya salah tingkah. Ferdi membuka sabuk pengamannya dan kemudian keluar dari dalam mobil yang diikuti oleh Azahra.“Apa hari ini nggak ke kampus,” tanya Ferdi Ketika berjalan bersama dengan Azahra masuk ke dalam restoran.“Tadi pagi ke kampus, pulang dari kampus langsung ke pelabuhan,” jawab Azahra. Sudah beberapa minggu ini Azzahra selalu menghitu

    Last Updated : 2021-11-24
  • CINTA BEDA USIA   Episode 4: Digombalin Azahra   

    Azahra memberikan tisu kepada Ferdi ketika melihat keringat pria itu sangat banyak menempel di pelipis keningnya. “Ini Bang tisunya, sejak tadi Abang keringat terus." Azahra berkata dengan sangat polosnya.Ferdi semakin salah tingkah ketika semua mata yang ada di dalam ruangan ini memandang ke arahnya. Ferdi bersikap setenang mungkin, ia berharap mama, papa, uncle, dan aunty nya tidak melihat sikapnya yang salah tingkah. Diambilnya tisu yang diberikan oleh Azahra. Diusapnya tisu itu ke pelipis keningnya yang bercucuran keringat. "Mengapa bisa seperti ini," pikir Ferdi. Ia tidak mengerti dengan kondisi tubuhnya saat ini. Apakah AC di dalam ruangan ini tidak dingin sehingga membuat dirinya merasa sangat kepanasan hingga keningnya bercucuran keringat.Ferdi mengambil cangkir berisi kopi yang ada di atas meja kaca. Ia meminum kopi yang ada di dalam cangkir itu dengan sangat perlahan-lahan. Sejak tadi pria itu sudah merasakan sesuatu hal yang berbeda

    Last Updated : 2021-11-24
  • CINTA BEDA USIA   Episode 5: Diam   

    Sejak tadi ekor mata pria itu tidak ada henti-hentinya melirik ke arah kursi yang ada di sampingnya. Dilihatnya Azahra yang hanya diam memandang keluar jendela tanpa berbicara lagi. Melihat sikap Azahra seperti ini, membuat Ferdi merasa bersalah. "seharusnya aku gak larang dia berbicara," sesal Ferdi. Suasana di dalam mobil ini terasa hening tanpa ada celoteh gadis genit di sampingnya. Hanya suara musik di dalam mobil yang terdengar memecahkan kesunyian. "nyesel juga nyuruh dia diam, jadi sepi." Ferdi berkata di dalam hati. Berulang kali pria itu memandang Azahra secara diam-diam.“Adek,” panggil Ferdi.“Hmmm,” saut Azahra yang tidak memandang ke arahnya.“Kok jawab nya cuma gitu dek?" Tanya Ferdi.Azzahra hanya diam tanpa menjawab.“Adek lihatin apa?" Ferdi berusaha untuk mengajak gadis itu berbicara.“Nggak ada,” jawab Azahra.“Kenapa lihatnya cuman ke san

    Last Updated : 2021-11-24
  • CINTA BEDA USIA   Episode 6: Bermain Bola   

    Selama di perjalanan menuju ke rumah Azahra, Ferdi tidak ada henti-hentinya merasakan degup jantungnya yang tidak menentu. Suhu tubuhnya yang berubah setiap saat. Terkadang panas hingga keringat bercucuran di pelipis keningnya, saat gadis remaja itu menggombalinya. Namun juga terkadang adem ketika melihat senyum manis gadis tersebut. Pria itu tidak ada henti-hentinya tertawa ketika Gadis itu bercerita sangat lucu kepadanya. "Apa ini yang dikatakan cinta itu berjuta rasanya," pikir Ferdi di dalam hati. Namun pria itu secepat mungkin menghilangkan pikirannya.Ferdi memberhentikan Mobilnya di halaman rumah milik unclenya. Pria itu memandang sekilas gadis yang duduk disampingnya."Abang turun dulu ya," pinta gadis tersebut.“Iya,” jawab Ferdi yang sedikit tersenyum.Azahra membuka pintu mobilnya dan kemudian turun dari dalam mobil yang diikuti oleh Ferdi.Ferdi keluar dari dalam mobil, matanya tertuju memandang sosok anak laki-laki yang ber

    Last Updated : 2021-12-03
  • CINTA BEDA USIA   Episode 7: Mau Sama Siapa    

    Ferdi masuk ke dalam kamar tidurnya. Kamar ini sudah 4 tahun ditinggalkannya, namun interior dan posisi barang-barang di dalam kamar itu masih sama seperti yang di tinggalkannya dulu. "Kenapa kamar ini nggak pernah direnovasi selama aku tinggalkan." Pria itu bertanya dengan tersenyum tipis.Ferdi melangkahkan kakinya menuju ke arah lemari pakaian miliknya. Kakinya terhenti ketika berada di salah satu pintu lemari yang menjadi tujuannya. Dibukanya pintu lemari tersebut dan membuka laci kecil dengan menggunakan kunci yang diambilnya dari dalam saku celananya. Ferdi mengambil surat yang pernah diberikan oleh neneknya Azahra kepadanya.Surat ini selalu disimpannya dengan sebaik mungkin. Ferdi berjalan menuju ke tempat tidur. Ia duduk di atas tempat tidur dengan menurunkan kakinya ke lantai. Dibukanya surat itu dan membacanya. Surat ini begitu sering dibacanya ketika dirinya merindukan mama Nurjannah.“Mama selama ini aku selalu mengatakan kepada mama, ba

    Last Updated : 2021-12-03
  • CINTA BEDA USIA   Episode 8: Dengan Siapa  

    “Mau ke mana,” Andi bertanya kepada putranya ketika pria itu sedang makan bersama dengan istrinya.“Mau jalan,” jawab Ferdi.“Belum sampai sehari di rumah udah mau pergi, bukannya ikut makan malam di sini,” ucap Indah.“Kalau seandainya aku duduk di sini makan malam, yang ada aku tuh bakalan diomelin ma,” jawab Ferdi.“Diomelin kenapa?" Indah pura-pura tidak tau.“Karena belum dapat calon istri,” jawabnya.“Kalau kami tidak sibuk mengingatkan kamu seperti ini, ya kamu nggak nikah-nikah nanti. Mulut Kami ini sudah capek memberitahu. Bila seandainya pohon, mungkin daunnya sudah rimbun, seperti itulah kami berbicara mengingatkan, menawarkan, dan meminta kamu untuk menikah. Bila kamu tidak bisa mencari istri kami carikan,” tutur Andi. Andi tidak mengerti mengapa dirinya selalu mengalami hal seperti ini. Dulu adiknya begitu tidak mau disuruh menikah dengan berbagai alas

    Last Updated : 2021-12-03
  • CINTA BEDA USIA   Episode 9: Bermain   

    “Akbar nanti mau main apa," tanya Ferdi."Tentu saja aku ingin bermain basket." Akbar berkata dengan mempraktekkan gerak tangannya yang menunjukkan bahwa dirinya sedang melemparkan bola ke keranjang.Ferdi tersenyum ketika mendengar penjelasan dari anak laki-laki tersebut.“Aku juga ingin bermain game, pokoknya aku ingin bermain sepuasnya,” Akbar mengangkat kedua tangannya ke atas."Apa tidak mau mandi bola.” Ferdi menawarkan.Azahra tertawa saat mendengar penawaran yang diberikan oleh Ferdi. Adik laki-lakinya itu begitu tidak mau diajak masuk ke arena mandi bola.Ferdi memandang Azahra dengan mengerutkan keningnya.“Tidak, aku tidak mau mandi bola, itu arena bermain anak-anak bayi,” jawab Akbar.“Abang lihat banyak kok anak-anak seumuran Akbar yang main di arena mandi bola,” jelas Ferdi.“Aku ini sudah SD bukan anak TK,” protes Akbar.Azahra hanya

    Last Updated : 2021-12-03

Latest chapter

  • CINTA BEDA USIA   Episode 114: Kebahagiaan Hidup

    "Iya habis dari ketemu orang banyak, nggak enak kalau langsung magang cucuk," jawab Andi. Meskipun sangat ingin sekali memegang cucunya, namun Andi menahan diri. Mengingat dirinya yang baru saja pulang dari acara pesta pernikahan."Itu sepertinya ART yang di rumah sudah datang." Indah tersenyum ketika mendengar suara ketukan di pintu."Assalamualaikum Bu," ucap pekerja di rumah Indah, yang datang mengantarkan pakaian yang diminta Indah untuk diantarkan ke rumah sakit."Waalaikumsalam, terima kasih ya bik min." Indah tersenyum mengambil tas yang diberikan oleh bik min."Iya Bu, Mbak Azahra ternyata sudah lahiran ya," ucap bik min yang berdiri di ambang pintu."Iya ya bik min, Alhamdulillah." Azahra tersenyum."Saya mau lihat dulu, sebelum pulang." Bik min kemudian masuk ke dalam kamar. "Yang ini wajahnya mirip sekali sama Mbak Azahra, sedangkan abangnya mirip sama mas Ferdi," komentar bik min itu ketika melihat wajah bayi yang ada di tangan A

  • CINTA BEDA USIA   Episode 113: Mudah Saja

    "Zavier, jangan ke sana sini." Attar memanggil cucunya yang pergi ke lain arah. Zavier berlari berlawanan arah dengan jalan yang akan dilewatinya."Zikra, kamar mommy Lewat sini." Alisa sedikit mengeraskan suaranya memanggil Zikra yang ikut berlari mengejar Zavier.Attar berlari mengejar Zavier, yang dengan sengaja mengajak bermain.Zavier tertawa ngakak, ketika opa nya berhasil menangkapnya."Dapat." Attar berkata dengan nafas ngos-ngosan. Ia tersenyum ketika berhasil menangkap cucunya. Agar cucunya, tidak berlari kesana kemari, Attar menggendong Zavier yang saat ini tertawa ngakak. Pria itu juga menggendong Zikra yang berhenti di dekat kakinya. "Katanya mau ikut lihat mommy dan adik bayi, tapi kenapa malah lari-lari nggak jelas seperti ini." Walaupun dirinya sedang tidak ingin bermain dengan kedua cucunya, namun pria itu tetap tertawa dan mencium pipi cucunya kiri dan kanan secara bergantian.Alisa yang melihat suaminya yang dikerjain oleh

  • CINTA BEDA USIA   Episode 112: Putra ke Dua

    Ferdi berada di ruangan persalinan istrinya. Mendengar rintihan istrinya yang kesakitan, membuat dirinya sungguh tidak tega. Berulang kali, ia mencoba menenangkan Azahra."Bang sakit." Azahra menangis."Iya dek, ditahan sayang, sakitnya." Ferdi mengusap keringat yang menempel di pelipis kening Azahra."Ini sakit bener bang." Azahra meremas tangan suaminya. Keringat bercucuran di pelipis keningnya ketika harus menahan rasa sakit yang seperti ini.Ferdi hanya diam, ia tidak tahu harus berkata apa. Dipeluknya Azahra dan di ciumannya kening milik Azahra, berulang-ulang kali. Melihat Azahra yang menangis menahan rasa sakit, sungguh membuat dirinya sangat tidak tega. "Adek harus kuat. Ingat anak-anak, demi Abang dan anak-anak kita sayang." Ferdi meneteskan air matanya. Awalnya dirinya yakin, bahwa persalinan kedua Azahra, akan membuat dirinya lebih tenang, namun ternyata tetap saja membuat dirinya cemas dan gugup seperti ini. Baju kemeja yang dipakainya kini su

  • CINTA BEDA USIA   Episode 111: Sampai Di Rumah

    Ferdi turun dari dalam mobil dan berlari masuk ke rumahnya.Zikra dan Zavier yang sedang asik-asiknya bermain, menjerit memanggil Daddy nya. Mereka tidak menyangka, bahwa Daddy nya akan pulang di jam seperti ini. Kedua anak itu meninggalkan mainannya dan berlari mengejar Ferdi."Dad, sudah pulang?" Zavier memeluk kakinya di sebelah kanan."Dad gendong." Zikra memeluk kakinya sebelah kiri."Iya sayang, Abang main ya sama Zikra."Ferdi mencium pipi putranya."Kakak jangan berantem ya sama abang mainnya, yang akur ya nak, Daddy mau ke kamar dulu." Ferdi mencium pipi Zikra kiri dan kanan. Ia kemudian pergi meninggalkan kedua anaknya.Ferdi melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia berlari menaiki anak tangga. Saat ini dirinya sangat mencemaskan istrinya. Ia ingin melihat kondisi istrinya secara langsung."Dek." Ferdi berkata ketika membuka pintu kamarnya. Ia masuk kedalam kamar dan melihat Azahra yang sedang berbaring di atas

  • CINTA BEDA USIA   Episode 110: Tanda-tanda

    Hari ini suasana di dalam kamar ini sangatlah berbeda. Tidak ada suara teriakan anak-anaknya. Tidak ada suara tangis dan tertawa kedua anaknya.Ferdi memandang Azahra yang saat ini duduk diatas tempat tidur sambil memandang ponselnya. Wajah istrinya tampak tersenyum sendiri ketika melihat layar di ponsel tersebut."Hai, mommy lagi apa?" Ferdi duduk di samping istrinya dan memberikan susu coklat di tangannya."Ini lihat video Zikra sama Zavier," jawab Azahra dengan tersenyum.Ferdi mengambil ponsel dari tangan istrinya. Pria itu melihat video yang saat ini sedang ditonton oleh Azahra."Padahal baru satu hari, anak-anak pergi ikut opa, Om, nenek serta Atuk nya ke Singapura. Tapi kenapa rasanya sudah sepi sekali ya dek." Ferdi memandang layar ponsel istrinya."Iya bang, biasanya ada yang gangguin Rara kalau lagi tidur. Tapi hari ini Rara tidur enggak ada yang gangguin, gitu bangun langsung terkejut cariin Zavier dan juga Zikra. Rara baru ingat

  • CINTA BEDA USIA   Episode 109: Santai Di Rumah

    "Assalamualaikum." Ferdi membuka pintu dan berdiri di ambang pintu."Waalaikumsalam." Jawab Azahra. Yang berbaring di atas tempat tidur. Azahra hanya tersenyum tanpa menyambut suaminya seperti biasa.Pria itu hanya berdiri di ambang pintu sambil mengembangkan tangannya. Ferdi sudah sangat memahami seperti apa tingkah lucu kedua anaknya, bila melihat dirinya pulang seperti ini. Ferdi tertawa ketika kedua anaknya berlari dan mengejarnya. Kedua anak itu berhamburan ke dalam pelukannya. "Anak-anak Dedi lagi apa ini." Ferdi menggendong kedua anaknya di tangannya yang kiri dan juga kanan. Ia masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang hanya berbaring di atas tempat tidur sambil menjaga kedua anaknya bermain."Main Lobot." Jawab Zavier."Atu juga," ucap Zikra."Ini anak gadis gak mau kalah." Ferdi mencium pipi bulat gadis kecil yang berambut pendek dan berponi tersebut.Ferdi juga mencium pipi bulat Zavier berulang-ulang kali."Anak

  • CINTA BEDA USIA   Episode 108: Di Kantor

    Ferdi yang duduk di kursi kerjanya, hanya diam ketika ruangannya dibuat berantakan oleh kedua anaknya. Kedua anaknya berlari kesana-kemari sambil berteriak-teriak dan saling kejar mengejar sambil mengelilingiruangannya yang berukuran besar.Bukan hanya sekedar berlari saja, kedua anak itu terkadang berkelahi merebutkan mainan dan berakhir dengan menangis bagi yang kalah. Ferdi sudah sangat terbiasa dengan kondisi seperti ini. Bila istri dan anak-anaknya datang ke kantornya, maka ruangannya akan menjadi berantakan, suara jeritan anak-anaknya, suara menangis dan suara tertawa, memenuhi ruangannya. Namun semua ini membuat dirinya bahagia ketika mendengar suara tangis, suara ketawa dan juga jeritan kedua anaknya."Dad, Piel at," Zikra mengadu kepada Daddy nya."Oh sayang Daddy, anak gadis main boneka, bukan robot." Ferdi mengusap air mata yang mengalir di pipi bulat gadis kecil yang bermata lebar, dengan bulu mata yang lentik dan bola mata yang hitam dan bes

  • CINTA BEDA USIA   Episode 107: Tidak Mau Mengalah

    Ferdi baru saja kembali dari shalat subuh di masjid. Pria itu masuk kedalam kamarnya dan melihat istrinya yang duduk di atas sajadah sambil membaca Alquran. "Sudah sholat ternyata." Ferdi tersenyum. Ia melihat kedua anaknya yang tidak ada di dalam kamar. Dengan cepat ia membuka kain sarung, peci serta baju Koko yang dipakainya. Hingga yang tersisa celana pendek.Begitu mendengar Azahra menyudahi membaca Al Quran Nya, pria itu diam-diam mengangkat tubuh istrinya."Abang mau apa?" Azahra terkejut ketika melihat suaminya yang sudah tidak berpakaian dan hanya memakai celana pendek saja."Kenapa nggak ngasih tahu dek." Ferdi tersenyum dan mendaratkan tubuh istrinya di atas tempat tidur."Kasih tahu apa?" tanya Azahra yang tidak memahami maksud suaminya."Kalau sudah selesai." Ferdi tersenyum dan membuka mukenah yang dipakai istrinya."Abang ini mau apa?" Azahra membesarkan matanya."Mau apalagi, subuh ini penuh berkah sayang. Anak-anak sud

  • CINTA BEDA USIA   Episode 106: Semakin Pintar 

    Berulang kali Azahra memandang jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ini adalah kuliah terakhirnya dan dirinya sudah sangat tidak sabar menunggu dosen menutup perkuliahannya. Saat ini yang terbayang dipandangnya hanyalah kedua anaknya. Tingkah lucu Zavier dan Zikra selalu dirindukannya, meskipun hanya meninggalkan kedua anaknya sebentar saja."Alhamdulillah akhirnya selesai juga." Azahra tersenyum lebar ketika dosennya sudah mengakhiri perkuliahannya."Pasti sudah nggak sabar pengen ketemu Zavier dan juga Zikra," ucap Dewi yang duduk di samping Azahra"Iya dong, itu anak-anak sudah pada pintar-pintar semua. Setiap hari ada aja kepandaian barunya." Azahra tersenyum menceritakan kedua anaknya."Sudah pinter apa aja Zikra dan juga Zavier?" tanya Dewi. Dewi tidak pernah bosan-bosannya ingin mengetahui perkembangan kedua bayi yang begitu sangat menggemaskan tersebut."Zavier dan juga Zikra itu sudah pandai jalan sekarang. Ke mana-mana nggak mau l

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status