Beranda / CEO / CINTA BEDA USIA / Episode 4: Digombalin Azahra   

Share

Episode 4: Digombalin Azahra   

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-24 11:50:00

Azahra memberikan tisu kepada Ferdi ketika melihat keringat pria itu sangat banyak menempel di pelipis keningnya. “Ini Bang tisunya, sejak tadi Abang keringat terus." Azahra berkata dengan sangat polosnya. 

Ferdi semakin salah tingkah ketika semua mata yang ada di dalam ruangan ini memandang ke arahnya. Ferdi bersikap setenang mungkin, ia berharap mama, papa, uncle, dan aunty nya tidak melihat sikapnya yang salah tingkah. Diambilnya tisu yang diberikan oleh Azahra. Diusapnya tisu itu ke pelipis keningnya yang bercucuran keringat. "Mengapa bisa seperti ini," pikir Ferdi. Ia tidak mengerti dengan kondisi tubuhnya saat ini. Apakah AC di dalam ruangan ini tidak dingin sehingga membuat dirinya merasa sangat kepanasan hingga keningnya  bercucuran keringat.

Ferdi mengambil cangkir berisi kopi yang ada di atas meja kaca. Ia meminum kopi yang ada di dalam  cangkir itu dengan sangat perlahan-lahan. Sejak tadi pria itu sudah merasakan sesuatu hal yang berbeda. Bahkan dirinya sudah tidak bisa lagi banyak berbicara. Rasa malu, degup jantung yang tak menentu. Membuat pria itu tampak salah tingkah.

"Untung aja tadi azahra mau jemput,” ucap Andi yang memandang Azahra yang duduk di sampingnya.

“Rara kasihan om kalau Bang Ferdi pulang sendiri,” balas azahra. Azahra tersenyum malu ketika memandang ke arah Ferdi. 

“Kenapa gitu,” tanya Indah.

“Bang Ferdi pasti nangis tante, soalnya dia sudah berharap akan dijemput sama orang satu RT,” Azahra tertawa dengan menutup mulutnya.

“Ini anak kecil ikut-ikutan ya,” Ferdi sangat  kesal ketika mendengar apa yang dikatakan  Azahra. Adik sepupunya itu begitu sangat pintar membuat dirinya tidak mampu berkata-kata. Saat ini hati dan perasaannya seperti sedang diaduk-aduk.

“Kecil-kecil gini udah bisa dilamar." Andi sengaja mamandang kearah putranya yang sudah salah tingkah.

Ferdi diam saat mendengar ucapan Papanya. Ia benar-benar sudah tidak sanggup lagi untuk berkata apa-apa. Setiap kali ia berbicara pasti akan mendapatkan balasan yang membuat dirinya semakin terdiam.

Attar hanya tersenyum memandang sikap keponakannya. Melihat sikap genit putrinya yang terlihat malu-malu, Attar bisa mengetahui bahwa putrinya menyukai keponakannya tersebut.

“Isa nggak bisa bayangin kalau nanti Isa naik level lagi. Yang awalnya dipanggil aunty kemudian dipanggil mama,” ucap Alisa yang membuat air berwarna hitam yang baru saja masuk ke dalam mulut Ferdi menyembur keluar.

Wajah pria itu begitu marah ketika dirinya mengalami hal itu untuk yang ketiga kalinya.

“Abang dari tadi kenapa nyembur-nyembur terus, gak ada kerjaan lain apa, pasti minumnya nggak baca bismillah," ucap Azahra yang memberikan tisu ke tangan Ferdi.

Attar, Indah, Andi, dan juga Alisa, hanya  tertawa ketika mendengar perkataan polos Azahra.

“Ingat itu Fer, kalau minum baca bismillah, makan apa lagi, biar jangan kayak gitu ya Azahra,” tanya Andi yang mengusap kepala gadis tersebut.

“Iya Om, sejak tadi Bang Ferdi gitu terus, udah 2 kali dan ini kali ketiganya.” Azzahra berkata dengan mengangkat tiga jarinya. Azahra mengambil tisu dan memberikan untuk Ferdi.

“Kalau yang kayak gini nggak usah dihitunglah dek." Ferdi mengambil tisu yang diberikan Azahra dan mengusap mulutnya serta bajunya yang tertumpah air kopi.

“Jadi gimana kamu punya calon istri atau nggak?" tanya  Indah yang mengusap punggung putranya.

“Kalau punya kenalkan sama kita,” ucap Attar.

“Iya kalau ada kenalkan sama papa, mama, aunty, dan juga uncle. Ingat kamu itu sudah tua. Kalau gak nikah juga nanti gak bakalan ada lagi yang mau,” jawab Andi.

Azahra merasakan dadanya yang terasa begitu sangat sakit ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh omnya tersebut. Azahra ingin menangis saat ini. Bagaimana bila seandainya Abang sepupunya itu memang sudah memiliki calon istri.

Ferdi hanya diam ketika mendengar pertanyaan yang diucapkan oleh keluarganya tersebut. Dirinya begitu bingung untuk menjawab apa. Apapun jawabannya sudah pasti dia akan kena selalu.

“Abang mau ke kantor lagi, isi absen pulang,” ucap Andi setelah menghabiskan kopi yang ada di dalam cangkirnya.

“Iya kakak juga mau permisi langsung pulang,” ucap Indah yang memegang tangan suaminya.

“Iya bang," Jawab Attar yang menyalami tangan Abangnya.

"Pa." Ferdi menghentikan kalimat yang akan dikatakannya ketika mamanya langsung memotong ucapannya.

"Azahra sudah sangat rindu sama kamu. Jadi kamu pulang dengan Azahra saja," ucap Indah yang tersenyum.

Ferdi menganggukkan kepalanya tanpa berkata-kata lagi.

"Dad, Rara pulang dulu. Tadi Akbar minta belikan pizza.” Ucap Azahra yang sudah menjanjikan pizza kesukaan adiknya.

“Iya hati-hati ya sayang. Daddy sebentar lagi pulang," Attar berucap dengan mengusap kepala putrinya.

“Iya Daddy,” jawab Azahra yang memeluk Daddynya.

“Udah gadis nggak boleh manja lagi sama Daddy,” ucap Alisa yang  melarang putrinya.

“Selagi belum nikah boleh ya dad,” ucap Azahra yang tetap memeluk Daddynya.

“Apa Azahra sudah mau nikah,” tanya Alisa.

Azahra hanya tersenyum ketika mendengar pertanyaan mommynya. “Kata mommy menikah muda itu enak,” ucap Azahra dengan sangat polosnya.

Dengan cepat Alisa menutup mulut putrinya dengan telapak tangannya.

“Ini Mommy kasih cerita apa ke anak,” Attar bertanya dengan memandang istrinya.

“Gak ada by. Isa cuma bilang ke Azahra, Nggak boleh pacaran, dari pada pacaran lebih baik nikah aja,” Alisa menjelaskan.

“Tuh udah bisa dilamar udah mau nikah,” ucap Indah yang mengusap pundak Ferdi.

Ferdi hanya diam menahan rasa malu.

****

Azahra duduk di samping kemudi. Rasa rindunya terhadap pria yang saat ini duduk di sampingnya tidak dapat disembunyikannya. Azzahra memandang Wajah pria tampan tersebut.

Ferdi yang memasang sabuk pengamannya menyadari tatapan Azahra kepadanya. “Apa nggak bosan-bosan Dek dari tadi liatin abang,” tanya Ferdi yang sedikit memutar kepalanya memandang Azzahra.

Azzahra tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Rara itu rindu sekali sama Abang," jujur Rara berkata.

“Pasang dulu dek sabuk pengamannya, nanti kalau sudah pakai sabuk pengaman baru lihatin Abang lagi.”

Azahra tertawa dan memasang sabuk pengaman yang ada di samping kursinya. “Rara sampai lupa Bang, ini efek karena lihatin Abang.” Azzahra menggombali pria tersebut.

Ferdi mengusap keringatnya dengan lengan bajunya.

“Rara itu sekarang sering bangunnya kesiangan Bang,” ucap Azahra yang memandang Ferdi.

“Kenapa bangun kesiangan, apa tidurnya kemalaman,” tanya Ferdi yang sudah menjalankan mesin mobilnya.

Azahra tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Karena Rara tuh ingin selalu bermimpi tentang abang."

Ferdi diam dengan mulut terbuka ketika mendengar gombalan dari adik sepupunya.

“Bagi Rara nggak kaya sih enggak apa-apa bang, asal bisa cukup cukupan aja,” ucap Azzahra.

“Cukup apanya,” tanya Ferdi.

“Cukup  lihatin Abang,” jawab Azahra yang tersenyum. Azahra begitu sangat senang menggoda pria yang duduk disampingnya, melihat Abang sepupunya salah tingkah seperti ini. Jiwa usilnya semakin meningkat.

“Pintar ya Dek gombalin,” ucap Ferdi.

Azahra menganggukkan kepalanya. “Abang nggak mungkin gombalin Raram makanya Rara yang gombalin Abang,” ucapnya dengan sangat polosnya.

Ferdi hanya memejamkan matanya ketika mendengar jawaban gadis tersebut. Situasi seperti ini tidak pernah terbayangkan oleh Ferdi sebelumnya. 3 tahun terakhir ini sikap Gadis itu begitu sangat tertutup terhadapnya. Azahra hanya menghubunginya lewat via telepon dan bercerita seperti biasanya.

Ferdi hanya diam mengemudikan mobil pria itu sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

“Bang, gimana kalau Kita main,” usul Azahra.

“Kita ini udah besar Dek Masa masih mau main,” ucap Ferdi.

“Biar jangan mengantuk bang,” jawab Azahra.

“Gimana mainnya,” tanya Ferdi.

“Abang ambil hati Rara, dan Rara akan mengambil hati Abang.” Azzahra tertawa kecil ketika mengutarakan keinginannya.

Ferdi menelan salivanya ketika ia menyadari bahwa dirinya kena lagi oleh gadis tersebut.

“Untung aja kita naik mobil Ya bang nggak naik motor,” ucap Azahra yang memandang pria yang saat ini mengemudikan mobil dengan memandang ke depan.

“Kalau naik motor kenapa,” tanya Ferdi.

“Pasti di stop polisi Bang,” jawab Azahra.

Ferdi mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan adik sepupunya, mana mungkin dirinya di stop polisi. “Apa sebab dek,” tanya Ferdi.

“Iya soalnya kan kita tarik 3,” jawab Azahra.

“Siapa saja,” tanya Ferdi.

“Rara, abang dan cinta,” jawab Azahra yang tersenyum.

Ferdi sudah tidak tahan digombalin oleh Azahra habis-habisan. Pria itu memberhentikan Mobilnya di pinggir jalan dan menarik nafasnya dengan sangat keras kemudian menghembuskan napasnya.

“Apa Bang, mau ngasih Rara sesuatu ya,” tanya Azahra yang berharap pria itu akan menggombalinya juga.

“Sekali lagi ngomong mulutnya Abang lakban,” ucap Ferdi yang menunjuk hidung gadis tersebut.

Azahra menelan salivanya ketika mendengar ucapan pria tersebut.

“Di dalam mobil nggak ada lakban Bang,” ucapnya kemudian.

“Di tas Abang ada,” jawab Ferdi.

Azahra kemudian diam dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Kenapa jantung aku berdebar-debar seperti ini melihat sikapnya, rasanya aku tidak mampu mengendalikan diri aku. Ada apa ini,” Ferdi bertanya di dalam hatinya, perasaan seperti ini sudah lama tidak dirasakannya.

****

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mirza Hunawa
aduh, ngakak banget
goodnovel comment avatar
Tami Andriani
bagus kak...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • CINTA BEDA USIA   Episode 5: Diam   

    Sejak tadi ekor mata pria itu tidak ada henti-hentinya melirik ke arah kursi yang ada di sampingnya. Dilihatnya Azahra yang hanya diam memandang keluar jendela tanpa berbicara lagi. Melihat sikap Azahra seperti ini, membuat Ferdi merasa bersalah. "seharusnya aku gak larang dia berbicara," sesal Ferdi. Suasana di dalam mobil ini terasa hening tanpa ada celoteh gadis genit di sampingnya. Hanya suara musik di dalam mobil yang terdengar memecahkan kesunyian. "nyesel juga nyuruh dia diam, jadi sepi." Ferdi berkata di dalam hati. Berulang kali pria itu memandang Azahra secara diam-diam.“Adek,” panggil Ferdi.“Hmmm,” saut Azahra yang tidak memandang ke arahnya.“Kok jawab nya cuma gitu dek?" Tanya Ferdi.Azzahra hanya diam tanpa menjawab.“Adek lihatin apa?" Ferdi berusaha untuk mengajak gadis itu berbicara.“Nggak ada,” jawab Azahra.“Kenapa lihatnya cuman ke san

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • CINTA BEDA USIA   Episode 6: Bermain Bola   

    Selama di perjalanan menuju ke rumah Azahra, Ferdi tidak ada henti-hentinya merasakan degup jantungnya yang tidak menentu. Suhu tubuhnya yang berubah setiap saat. Terkadang panas hingga keringat bercucuran di pelipis keningnya, saat gadis remaja itu menggombalinya. Namun juga terkadang adem ketika melihat senyum manis gadis tersebut. Pria itu tidak ada henti-hentinya tertawa ketika Gadis itu bercerita sangat lucu kepadanya. "Apa ini yang dikatakan cinta itu berjuta rasanya," pikir Ferdi di dalam hati. Namun pria itu secepat mungkin menghilangkan pikirannya.Ferdi memberhentikan Mobilnya di halaman rumah milik unclenya. Pria itu memandang sekilas gadis yang duduk disampingnya."Abang turun dulu ya," pinta gadis tersebut.“Iya,” jawab Ferdi yang sedikit tersenyum.Azahra membuka pintu mobilnya dan kemudian turun dari dalam mobil yang diikuti oleh Ferdi.Ferdi keluar dari dalam mobil, matanya tertuju memandang sosok anak laki-laki yang ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • CINTA BEDA USIA   Episode 7: Mau Sama Siapa    

    Ferdi masuk ke dalam kamar tidurnya. Kamar ini sudah 4 tahun ditinggalkannya, namun interior dan posisi barang-barang di dalam kamar itu masih sama seperti yang di tinggalkannya dulu. "Kenapa kamar ini nggak pernah direnovasi selama aku tinggalkan." Pria itu bertanya dengan tersenyum tipis.Ferdi melangkahkan kakinya menuju ke arah lemari pakaian miliknya. Kakinya terhenti ketika berada di salah satu pintu lemari yang menjadi tujuannya. Dibukanya pintu lemari tersebut dan membuka laci kecil dengan menggunakan kunci yang diambilnya dari dalam saku celananya. Ferdi mengambil surat yang pernah diberikan oleh neneknya Azahra kepadanya.Surat ini selalu disimpannya dengan sebaik mungkin. Ferdi berjalan menuju ke tempat tidur. Ia duduk di atas tempat tidur dengan menurunkan kakinya ke lantai. Dibukanya surat itu dan membacanya. Surat ini begitu sering dibacanya ketika dirinya merindukan mama Nurjannah.“Mama selama ini aku selalu mengatakan kepada mama, ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • CINTA BEDA USIA   Episode 8: Dengan Siapa  

    “Mau ke mana,” Andi bertanya kepada putranya ketika pria itu sedang makan bersama dengan istrinya.“Mau jalan,” jawab Ferdi.“Belum sampai sehari di rumah udah mau pergi, bukannya ikut makan malam di sini,” ucap Indah.“Kalau seandainya aku duduk di sini makan malam, yang ada aku tuh bakalan diomelin ma,” jawab Ferdi.“Diomelin kenapa?" Indah pura-pura tidak tau.“Karena belum dapat calon istri,” jawabnya.“Kalau kami tidak sibuk mengingatkan kamu seperti ini, ya kamu nggak nikah-nikah nanti. Mulut Kami ini sudah capek memberitahu. Bila seandainya pohon, mungkin daunnya sudah rimbun, seperti itulah kami berbicara mengingatkan, menawarkan, dan meminta kamu untuk menikah. Bila kamu tidak bisa mencari istri kami carikan,” tutur Andi. Andi tidak mengerti mengapa dirinya selalu mengalami hal seperti ini. Dulu adiknya begitu tidak mau disuruh menikah dengan berbagai alas

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • CINTA BEDA USIA   Episode 9: Bermain   

    “Akbar nanti mau main apa," tanya Ferdi."Tentu saja aku ingin bermain basket." Akbar berkata dengan mempraktekkan gerak tangannya yang menunjukkan bahwa dirinya sedang melemparkan bola ke keranjang.Ferdi tersenyum ketika mendengar penjelasan dari anak laki-laki tersebut.“Aku juga ingin bermain game, pokoknya aku ingin bermain sepuasnya,” Akbar mengangkat kedua tangannya ke atas."Apa tidak mau mandi bola.” Ferdi menawarkan.Azahra tertawa saat mendengar penawaran yang diberikan oleh Ferdi. Adik laki-lakinya itu begitu tidak mau diajak masuk ke arena mandi bola.Ferdi memandang Azahra dengan mengerutkan keningnya.“Tidak, aku tidak mau mandi bola, itu arena bermain anak-anak bayi,” jawab Akbar.“Abang lihat banyak kok anak-anak seumuran Akbar yang main di arena mandi bola,” jelas Ferdi.“Aku ini sudah SD bukan anak TK,” protes Akbar.Azahra hanya

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • CINTA BEDA USIA   Episode 10: Cinta    

    "Apa masih mau main di sini?" tanya Ferdi yang memandang Azahra.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dirinya masih ingin menikmati kebersamaan bersama dengan pria yang saat ini sedang memegang tangannya. "Kalau Daddy tahu pasti marah. Tapi ini ceritanya beda." Azahra berkata dalam hatinya. “Anggap saja dirinya saat ini mencari kesempatan yang ada." Pikirnya. Ia seakan tidak ingin pria itu melepaskan tangannya. Pria itu memegang kedua tangannya dengan posisi pria itu berada di depannya, sehingga azzahra bisa melihat wajah tampan pria itu dengan sangat dekat seperti ini. Senyum pria itu mampu menyejukkan hatinya.“Abang ajarin ya biar bisa seluncuran seperti Akbar. Lihat tuh Akbar sudah pandai seluncurannya." Ferdi berkata dengan memandang ke arah arah Akbar yang berada di depannya. "Lihat itu dek, Akbar udah dapat cewek.”Ferdi tersenyum ketika melihat anak laki-laki itu sudah menemukan teman perempuan, dan sekarang Akbar sedang

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • CINTA BEDA USIA   Episode 11: Ide Bisnis 

    “Enggak udah beda, kamar yang sekarang di samping kamar yang lama,” jawab Attar.“Kalau gitu nggak usah dianterin, biar abang yang bawa Akbar sendiri. Masih ingat kamarnya,” ucap Ferdi.“Nanti nggak bisa buka pintu,” ucap Azahra.“Bisa,” jawab Ferdi yang kemudian pergi meninggalkan ruang tamu tersebut."Daddy,” Azahra tersenyum dan duduk disamping Daddynya. Tangannya melingkar di pinggang Daddynya."Anak Deddy kelihatannya terlalu senang ya,” Attar tersenyum dan mengusap kepala putrinya.Azahra hanya tersenyum malu mendengar ucapan Daddynya.“Jadi anak gadis nggak boleh genit,” Attar berucap dengan sedikit menarik hidung putranya.“Gak Genit kok dad,” jawab Azahra.“Gak genit, cuman ya seperti itulah,” ucap Alisa.Azahra hanya memajukan bibirnya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Daddy dan juga mommyny

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04
  • CINTA BEDA USIA   Episode 12: Cuma Nelpon

    Sejak pulang dari mall Azahra tidak ada henti-hentinya tersenyum. Wajahnya bersemu merah ketika mengingat wajah pria yang begitu sangat dicintainya. Diletakkannya tangannya di atas dadanya dan memejamkan matanya. Ia merasakan degup jantungnya yang saat ini masih terasa berdebar. "Cinta itu tidak memandang usia. Banyak kok gadis usia muda cinta dengan laki-laki yang usia mapan. Bahkan mommy juga seperti itu." Azahra tersenyum lebar ketika mengingat hal tersebut. Dirinya berencana untuk mencari informasi tentang masa lalu mommynya. Bagaimana ceritanya mommynya bisa menikah dengan Dedinya. Hal ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. "Jangan-jangan mommy juga sama seperti Rara yang ngejar-ngejar Daddy lebih dulu." Azahra mengambil kesimpulan.Azahra memandang wajahnya di depan cermin, hijab yang tadi dipakainya sudah dilepasnya. Rambutnya yang berwarna kecoklatan lurus dan juga panjang sudah di gerainya. "Ternyata Rara itu memang sama seperti mommy. Rambutnya sama

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04

Bab terbaru

  • CINTA BEDA USIA   Episode 114: Kebahagiaan Hidup

    "Iya habis dari ketemu orang banyak, nggak enak kalau langsung magang cucuk," jawab Andi. Meskipun sangat ingin sekali memegang cucunya, namun Andi menahan diri. Mengingat dirinya yang baru saja pulang dari acara pesta pernikahan."Itu sepertinya ART yang di rumah sudah datang." Indah tersenyum ketika mendengar suara ketukan di pintu."Assalamualaikum Bu," ucap pekerja di rumah Indah, yang datang mengantarkan pakaian yang diminta Indah untuk diantarkan ke rumah sakit."Waalaikumsalam, terima kasih ya bik min." Indah tersenyum mengambil tas yang diberikan oleh bik min."Iya Bu, Mbak Azahra ternyata sudah lahiran ya," ucap bik min yang berdiri di ambang pintu."Iya ya bik min, Alhamdulillah." Azahra tersenyum."Saya mau lihat dulu, sebelum pulang." Bik min kemudian masuk ke dalam kamar. "Yang ini wajahnya mirip sekali sama Mbak Azahra, sedangkan abangnya mirip sama mas Ferdi," komentar bik min itu ketika melihat wajah bayi yang ada di tangan A

  • CINTA BEDA USIA   Episode 113: Mudah Saja

    "Zavier, jangan ke sana sini." Attar memanggil cucunya yang pergi ke lain arah. Zavier berlari berlawanan arah dengan jalan yang akan dilewatinya."Zikra, kamar mommy Lewat sini." Alisa sedikit mengeraskan suaranya memanggil Zikra yang ikut berlari mengejar Zavier.Attar berlari mengejar Zavier, yang dengan sengaja mengajak bermain.Zavier tertawa ngakak, ketika opa nya berhasil menangkapnya."Dapat." Attar berkata dengan nafas ngos-ngosan. Ia tersenyum ketika berhasil menangkap cucunya. Agar cucunya, tidak berlari kesana kemari, Attar menggendong Zavier yang saat ini tertawa ngakak. Pria itu juga menggendong Zikra yang berhenti di dekat kakinya. "Katanya mau ikut lihat mommy dan adik bayi, tapi kenapa malah lari-lari nggak jelas seperti ini." Walaupun dirinya sedang tidak ingin bermain dengan kedua cucunya, namun pria itu tetap tertawa dan mencium pipi cucunya kiri dan kanan secara bergantian.Alisa yang melihat suaminya yang dikerjain oleh

  • CINTA BEDA USIA   Episode 112: Putra ke Dua

    Ferdi berada di ruangan persalinan istrinya. Mendengar rintihan istrinya yang kesakitan, membuat dirinya sungguh tidak tega. Berulang kali, ia mencoba menenangkan Azahra."Bang sakit." Azahra menangis."Iya dek, ditahan sayang, sakitnya." Ferdi mengusap keringat yang menempel di pelipis kening Azahra."Ini sakit bener bang." Azahra meremas tangan suaminya. Keringat bercucuran di pelipis keningnya ketika harus menahan rasa sakit yang seperti ini.Ferdi hanya diam, ia tidak tahu harus berkata apa. Dipeluknya Azahra dan di ciumannya kening milik Azahra, berulang-ulang kali. Melihat Azahra yang menangis menahan rasa sakit, sungguh membuat dirinya sangat tidak tega. "Adek harus kuat. Ingat anak-anak, demi Abang dan anak-anak kita sayang." Ferdi meneteskan air matanya. Awalnya dirinya yakin, bahwa persalinan kedua Azahra, akan membuat dirinya lebih tenang, namun ternyata tetap saja membuat dirinya cemas dan gugup seperti ini. Baju kemeja yang dipakainya kini su

  • CINTA BEDA USIA   Episode 111: Sampai Di Rumah

    Ferdi turun dari dalam mobil dan berlari masuk ke rumahnya.Zikra dan Zavier yang sedang asik-asiknya bermain, menjerit memanggil Daddy nya. Mereka tidak menyangka, bahwa Daddy nya akan pulang di jam seperti ini. Kedua anak itu meninggalkan mainannya dan berlari mengejar Ferdi."Dad, sudah pulang?" Zavier memeluk kakinya di sebelah kanan."Dad gendong." Zikra memeluk kakinya sebelah kiri."Iya sayang, Abang main ya sama Zikra."Ferdi mencium pipi putranya."Kakak jangan berantem ya sama abang mainnya, yang akur ya nak, Daddy mau ke kamar dulu." Ferdi mencium pipi Zikra kiri dan kanan. Ia kemudian pergi meninggalkan kedua anaknya.Ferdi melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia berlari menaiki anak tangga. Saat ini dirinya sangat mencemaskan istrinya. Ia ingin melihat kondisi istrinya secara langsung."Dek." Ferdi berkata ketika membuka pintu kamarnya. Ia masuk kedalam kamar dan melihat Azahra yang sedang berbaring di atas

  • CINTA BEDA USIA   Episode 110: Tanda-tanda

    Hari ini suasana di dalam kamar ini sangatlah berbeda. Tidak ada suara teriakan anak-anaknya. Tidak ada suara tangis dan tertawa kedua anaknya.Ferdi memandang Azahra yang saat ini duduk diatas tempat tidur sambil memandang ponselnya. Wajah istrinya tampak tersenyum sendiri ketika melihat layar di ponsel tersebut."Hai, mommy lagi apa?" Ferdi duduk di samping istrinya dan memberikan susu coklat di tangannya."Ini lihat video Zikra sama Zavier," jawab Azahra dengan tersenyum.Ferdi mengambil ponsel dari tangan istrinya. Pria itu melihat video yang saat ini sedang ditonton oleh Azahra."Padahal baru satu hari, anak-anak pergi ikut opa, Om, nenek serta Atuk nya ke Singapura. Tapi kenapa rasanya sudah sepi sekali ya dek." Ferdi memandang layar ponsel istrinya."Iya bang, biasanya ada yang gangguin Rara kalau lagi tidur. Tapi hari ini Rara tidur enggak ada yang gangguin, gitu bangun langsung terkejut cariin Zavier dan juga Zikra. Rara baru ingat

  • CINTA BEDA USIA   Episode 109: Santai Di Rumah

    "Assalamualaikum." Ferdi membuka pintu dan berdiri di ambang pintu."Waalaikumsalam." Jawab Azahra. Yang berbaring di atas tempat tidur. Azahra hanya tersenyum tanpa menyambut suaminya seperti biasa.Pria itu hanya berdiri di ambang pintu sambil mengembangkan tangannya. Ferdi sudah sangat memahami seperti apa tingkah lucu kedua anaknya, bila melihat dirinya pulang seperti ini. Ferdi tertawa ketika kedua anaknya berlari dan mengejarnya. Kedua anak itu berhamburan ke dalam pelukannya. "Anak-anak Dedi lagi apa ini." Ferdi menggendong kedua anaknya di tangannya yang kiri dan juga kanan. Ia masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang hanya berbaring di atas tempat tidur sambil menjaga kedua anaknya bermain."Main Lobot." Jawab Zavier."Atu juga," ucap Zikra."Ini anak gadis gak mau kalah." Ferdi mencium pipi bulat gadis kecil yang berambut pendek dan berponi tersebut.Ferdi juga mencium pipi bulat Zavier berulang-ulang kali."Anak

  • CINTA BEDA USIA   Episode 108: Di Kantor

    Ferdi yang duduk di kursi kerjanya, hanya diam ketika ruangannya dibuat berantakan oleh kedua anaknya. Kedua anaknya berlari kesana-kemari sambil berteriak-teriak dan saling kejar mengejar sambil mengelilingiruangannya yang berukuran besar.Bukan hanya sekedar berlari saja, kedua anak itu terkadang berkelahi merebutkan mainan dan berakhir dengan menangis bagi yang kalah. Ferdi sudah sangat terbiasa dengan kondisi seperti ini. Bila istri dan anak-anaknya datang ke kantornya, maka ruangannya akan menjadi berantakan, suara jeritan anak-anaknya, suara menangis dan suara tertawa, memenuhi ruangannya. Namun semua ini membuat dirinya bahagia ketika mendengar suara tangis, suara ketawa dan juga jeritan kedua anaknya."Dad, Piel at," Zikra mengadu kepada Daddy nya."Oh sayang Daddy, anak gadis main boneka, bukan robot." Ferdi mengusap air mata yang mengalir di pipi bulat gadis kecil yang bermata lebar, dengan bulu mata yang lentik dan bola mata yang hitam dan bes

  • CINTA BEDA USIA   Episode 107: Tidak Mau Mengalah

    Ferdi baru saja kembali dari shalat subuh di masjid. Pria itu masuk kedalam kamarnya dan melihat istrinya yang duduk di atas sajadah sambil membaca Alquran. "Sudah sholat ternyata." Ferdi tersenyum. Ia melihat kedua anaknya yang tidak ada di dalam kamar. Dengan cepat ia membuka kain sarung, peci serta baju Koko yang dipakainya. Hingga yang tersisa celana pendek.Begitu mendengar Azahra menyudahi membaca Al Quran Nya, pria itu diam-diam mengangkat tubuh istrinya."Abang mau apa?" Azahra terkejut ketika melihat suaminya yang sudah tidak berpakaian dan hanya memakai celana pendek saja."Kenapa nggak ngasih tahu dek." Ferdi tersenyum dan mendaratkan tubuh istrinya di atas tempat tidur."Kasih tahu apa?" tanya Azahra yang tidak memahami maksud suaminya."Kalau sudah selesai." Ferdi tersenyum dan membuka mukenah yang dipakai istrinya."Abang ini mau apa?" Azahra membesarkan matanya."Mau apalagi, subuh ini penuh berkah sayang. Anak-anak sud

  • CINTA BEDA USIA   Episode 106: Semakin Pintar 

    Berulang kali Azahra memandang jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ini adalah kuliah terakhirnya dan dirinya sudah sangat tidak sabar menunggu dosen menutup perkuliahannya. Saat ini yang terbayang dipandangnya hanyalah kedua anaknya. Tingkah lucu Zavier dan Zikra selalu dirindukannya, meskipun hanya meninggalkan kedua anaknya sebentar saja."Alhamdulillah akhirnya selesai juga." Azahra tersenyum lebar ketika dosennya sudah mengakhiri perkuliahannya."Pasti sudah nggak sabar pengen ketemu Zavier dan juga Zikra," ucap Dewi yang duduk di samping Azahra"Iya dong, itu anak-anak sudah pada pintar-pintar semua. Setiap hari ada aja kepandaian barunya." Azahra tersenyum menceritakan kedua anaknya."Sudah pinter apa aja Zikra dan juga Zavier?" tanya Dewi. Dewi tidak pernah bosan-bosannya ingin mengetahui perkembangan kedua bayi yang begitu sangat menggemaskan tersebut."Zavier dan juga Zikra itu sudah pandai jalan sekarang. Ke mana-mana nggak mau l

DMCA.com Protection Status