Share

161. Pelukanmu adalah tempat ternyaman

~Sepandai-pandainya tupai melompat, ia pasti terjatuh juga. Serapi-rapinya suatu kejahatan ditutupi, suatu saat akan terbongkar juga.~

Terdengar suara orang berlari menuju kamarku. Aku dan Bik Asih menatap ke arah pintu. 

"Ali …."

Wulan muncul di pintu. Napasnya terengah-engah ia sepertinya berlari dari kamar Bik Asih untuk segera sampai ke kamarku. 

"Ada apa, Wulan?"

"Ini." Wulan mengangkat selembar kertas. 

"Apa itu?"

Wajah Bik Asih terlihat memucat, "Ampun Den, ampun."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status