Yuki, kaget dengan kata-kata sederhana itu. Di mana ia tidur ia pun tak tahu di mana, ia bingung menjawab pertanyaan adiknya itu.
Dia tidur di kamar presidential suite, di hotel besar, atau ia harus mengatakan tadi malam ia menghabiskan malamnya dengan seorang pria. Yang tidak di kenalnya.
Aulia, membenci ekspresi wajah bodoh kakaknya, dan berkata.
"Hmmmm... Kalau tidak bisa berbohong, jangan mengikuti orang dan melakukan hal-hal buruk."
"Aku tidak melakukan hal buruk."
itu hanya kesalahan karena mabuk, dan dia yang paling menderita, di usianya yang baru 18 tahun. Masa mudanya telah mati karena satu malam setelah kelulusannya.
Aulia, melirik kakaknya, kemudian berkata lagi.
"Mengapa mata mu merah, seperti kelinci ingin menangis? apa kau di ganggu?"
"Ah, tidak, aku tidak di ganggu." Yuki langsung menyangkal, dengan sedikit gugup dan takut.
Aulia, sambil makan bertanya lagi pada kakaknya.
"Teman, sekelas wanita mu, menelpon untuk meminta izin, dan mengatakan kau tidur di rumahnya semalam. Siapa dia?"
"Siapa" sahut Yuki
Teman sekelas wanita yang mana, Yuki benar-benar blank. Dia juga tidak tahu siapa itu.
"Aneh, di rumah siapa kau tidur, kau tidak tahu siapa dia?"
Yuki, menggertak kan giginya, Aulia sialan mengapa dia merasa gadis ini bisa menjadi seorang detektif. Ia bisa mengintrogasi orang.
Aku yang terlalu bodoh, apa dia yang terlalu cerdik.
"Jelas-jelas, kau siapa dia? dan bertanya padaku, apa kau ingin membuat ku susah? cerewet! sudah cerewet seperti itu lagi, aku tidak akan memberikan mu yang untuk pariwisata selama dua hari." ancam Yuki, agar adiknya bisa diam.
"Astaga, sedikit-sedikit membahas tentang pariwisata. Kau sangat kejam." Aulia mengerutkan bibirnya, dan wajahnya tidak puas. Jelas Yuki pariwisata, adalah kelemahannya Aulia.
Yuki, mengangkat wajahnya dengan penuh kemenangan. Kemudian ia beranjak dengan cepat ke toilet agar tak di tanya-tanya oleh Aulia.
Dia tidak perawan, dia cacat, tidak utuh, bukan wanita yang baik. Kata-5 itu terbayangkan selalu di kepala Yuki selama di toilet.
[TUAN MUDA TIAN GRUB DIAM-DIAM KEMBALI KE JEPANG]
"Apakah layak, mendapatkan liputan gila seperti itu oleh media cetak? apa tidak ada berita lain, untuk di beritakan? hanya kembali ke Jepang, generasi orang kaya kedua. Tidak ada hal lain selain ini, itu membosankan."
Yuki duduk di bangku taman, sambil membolak-balikkan koran yang ia baca. Dan mendesah.
Mungkin ini tahun yang buruk, dia tak beruntung akhir-akhir ini. Yuki bahkan kesal pada Choki, milik tetangganya.
Choki, adalah seekor kucing yang lucu, Alaska dengan bulu putih. Tidak tahu apa yang ada dalam pikiran pemiliknya, hingga memberikan nama Choki untuk kucingnya.
Akhir-akhir ini Yuki, sedang dalam suasana hati yang buruk. Karena malam yang Asrud itu.
"Apanya, yang membosankan? Pangeran Sky Grub telah kembali. Bukankah ini berita yang besar dan menggembirakan? Jefri Nicole, adalah pria dambaan seluruh wanita."
Tina, menggosok rambut Yuki dengan keras dan duduk di sampingnya, ia mengambil koran dan menghela napasnya.
"Apa kau tahu, berapa banyak uang yang dimiliki keluarga mereka? sangking banyaknya jika kau menjadikan uangya sebagai kertas bekas, maka tidak akan habis selama berabad-abad."
Yuki tidak peduli, ia mengerutkan bibirnya.
"Seberapa kaya keluarganya, tidak ada hubungannya dengan ku. Aku juga tidak bisa menggunakan uangnya! aku benci orang kaya generasi ke-2."
"Aku, pikir kau cemburu."
"Tina, kau menjadi jahat setelah kembali dari tamasya seminggu bukan?"
Tina, terkekeh dan tak melihat koran. Dia menunjuk dahi Yuki dan berkata.
"Kau, tidaklah mau berkata terima kasih pada ku? jika hari itu aku tidak berbohong untuk mu dan mengatakan kau tidur di rumah ku, hubungan mu malam itu akan terungkap!"
Yuki, membelalakkan matanya dan mulutnya terbuka lebar.
"Kau, maksud mu, malam itu kau melihatku?"
Tina, menyipitkan matanya. "Jangan, bilang kau lupa?"
"Astaga, cepat ceritakan semua apa yang kau tahu! aku benar-benar lupa."
Tina menarik napasnya dalam-dalam. "Kau lupa, aku dan ketua kelas pergi ke hotel?"
"Kau, dan ketua kelas ke hotel!" Yuki meninggikan suaranya.
Sehingga Tina mencubitnya dengan keras, Yuki dengan cepat menutup mulutnya. Beberapa banyak kejadian luar biasa yang terjadi malam itu sebenarnya, dan Yuki tidak ingat satupun malam itu.
"Ketika kau minum tiga botol Hennessy, kami semua berpikir kau mabuk berat. Sehingga berbahaya."
"Tiga, tiga botol ya tuhan!" Yuki mengigit jari-jarinya, dan mengerutkan keningnya.
Dia biasa, pernah menyentuh alkohol sebelumnya. Tentu saja, ayahnya juga tak punya uang untuk membeli alkohol impor.
"Ketika kau mabuk, kau memberi tahu teman-teman, kalau kau sangat menyukai senior yang lebih tua 2 tahun di SMA. Banyak orang bisa yang mendengarkannya."
"Lalu?" sahutku dengan penasaran.
Apa yang paling ingin di ketahui oleh Yuki, adalah mengapa ia bisa berada di ranjang hotel besar itu. Ini adalah kunci masalahnya yang tidak bisa di jelaskan.
"Lalu, kau menemukan pria yang sangat tampan. Kami melihat dari jauh kau memegang tas mu dan berteriak. Aku ingin membeli pria tampan ini! lalu kau menghampiri pria tampan itu."
"A, pria tampan? tidak mungkin."
Yuki, benar-benar ingin menangis seperti orang mati. Malam itu dia mabuk dan tidur bersama pria tampan itu. Tubuhnya, keperawanannya, semua itu dia berikan ke pada pria tampan itu.
Yuki, memukul kepalanya dengan keras dan terjatuh di bangku.
"Cukup, jangan memukul kepala mu, kau sudah sangat bodoh. Jika kau memukul kepala mu lagi, kau bisa masuk sekolah idiot.
Hei, bagaimana malam mu? apa menyenangkan? aku tidak melihat pria itu dengan jelas, aku hanya melihat punggungnya saja. Dia sangat tinggi dan kekar, aku ingin tanya apa kau? di buat melayang-layang ke langit ke 7? berapa kali? tanya Tina dengan penasarannya.
"Omong kosong." Wajah Yuki memerah melirik sahabatnya itu dengan cemberut.
"Aku tidak merasakan apapun, ketika aku bangun sudah pagi dan tidak memakai apapun. Aku takut setengah mati. Pria itu sedang mandi, jadi aku mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri, dari sana, apa yang harus aku lakukan Tina? katakan apa yang harus ku perbuat? aku telah kehilangan keperawanan ku! bagaimana aku nantinya? aku tidak punya muka lagi untuk mengejar senior yang aku suka, aaaaaa."
Tina, mengerutkan keningnya "Yuki, apa kau memberikannya uang?"
"Apa" Teriak Yuki, dengan kaget dan melotot."
"Dia, adalah seorang pria tampan kaya. Apa kau tidak membayarnya?" jelas Tina.
"Tidak, tidak... Aku tidak ingat memberikannya uang atau tidak."
Tina menyeka keringatnya, "Maka kau tidak bermoral. Kau telah menikmatinya. Dia mengandalkan ini untuk dia makan, Yuki kau dapat berhutang apapun, tapi tidak untuk hal ini. Coba kau pikir apa mudah untuk menjadi pria gigolo yang hebat seperti pria tampan itu?"
Kata-kata Tina membuat Yuki, kaget.
Dia sudah kehilangan keperawanannya, uang berharga dan merupakan kesalahannya di masa muda.
"Kenapa, kau min begitu banyak?" Yuki berteriak ke langit.
Kemudian Tina berkata. "Wanita jahat, yang bermain bersama gigolo. Kau pasti telah di kutuknya berkali-kali."
Untungnya liburan musim panas, ini selama 2 bulan. Yuki dan Tina, akan berkerja paruh waktu untuk mendapatkan uang.
Kondisi keluarga Tina, tidak buruk, tetapi keluarga Yuki tidak. Ibunya sudah meninggal, ayahnya hanya seorang supir taksi di perusahaan transportasi umum. Ia pergi pagi dan pulang malam setiap hari.
Dia sangat lelah tetapi, tetapi mendapatkan sedikit uang. Untuk keluarga mereka di rumah.
Adik perempuannya, yang satu tahun lebih muda darinya. Juga tidak pandai belajar, dia murid sekolah kejuruan. Dia juga akan masuk universitas tahun ini, sehingga biaya sekolah menjadi masalah besar bagi keluarganya. Yuki harus berkerja paruh waktu untuk membantu perekonomian mereka.
Dia pergi ke seluruh toko, seperti toko roti, toko bunga, departemen, percetakan dan supermarket. Dan tidak ada yang sedang membutuhkan tenaganya, tidak ada cara lain Yuki harus, pergi ke berbagai perusahaan untuk menayangkan apakah ada? pekerjaan paruh waktu. Seperti cleaning servis. Hari ini ia mendapatkan panggilan wawancara dari sebuah perusahaan memintanya untuk datang besok.
Setelah menutup telpon, Yuki merasa bahwa ia seperti sedang bermimpi. Bagaimana lulusan SMA sepertinya menerima pemberitahuan wawancara dari sebuah perusahaan besar memintanya untuk datang esok hari.
Setelah menutup telpon, Yuki merasa bahwa ia seperti sedang bermimpi. Bagaimana lulusan SMA sepertinya menerima pemberitahuan wawancara dari sebuah perusahaan besar?Perusahaan itu bernama SKY Grub, kedengarannya sedikit familiar. Tak masalah esok Yuki akan datang dan wawancara di perusahaan itu.Yuki, melompat dengan gembiranya. Karena bisa berkerja di sebuah perusahaan ternama di kotanya.Aulia, adik perempuannya karena cantik, dan pintar dalam berbicara, ia menemukan pekerjaan di restoran cepat saji yang cukup terkenal di kotanya.Gadis ini, lebih baik dari pada dirinya dalam melakukan segala hal. Dia memiliki mulut yang manis dan penampilan yang menggoda, banyak laki-laki yang menggodanya. Terbukti dalam beberapa hari ia berkerja di restoran cepat saji, dua pria sudah meliriknya.Menurut Aulia, akhir-akhir ini setengah pekerjaannya di selesaikan oleh dua pria itu mengerjakann
Ketika manager SDM, melihat wajah Yuki yang mematung. Dia langsung menghela nafas dan berkata. "Yuki, saya mengerti suasana hati mu saat ini. Saya lebih terkejut dari pada anda sebenarnya setelah mendengar keputusan ini. Pergilah ke lantai 7 kau telah di tunggu CEO di sana."Oh, iya baiklah." Ucap Yuki yang masih bingung dengan pekerjaannya sambil menggaruk kepalanya dan berjalan keluar."CEO Alex, CEO Alex." Ucapnya di dalam hati.Dengan bingung Yuki, segera masuk ke dalam lift menuju lantai -7.Ketika itu Yuki, sedang menggunakan rok lipat putih dan kaus pink, dan ia pun sampai di lantai -7 semua orang langsung melirik ke arah Yuki, satu demi satu menatapnya.Yuki pun berdiri dengan kaku, ia pun bingung harus berbuat apa di sana. Di sana juga terdapat banyak Sekertaris lainnya. Dan di sini tempat mereka berkumpul."Siapa, yang kau cari nona?"
Yuki membelalakkan matanya, mengangkat dagunya menatap pria tampan itu dengan bodoh. Selama satu menit menatapnya, kemudian Yuki ingat untuk menyapanya."Hai, halo."Pria itu sangat sombong dan angkuh, ia sedikit mengerutkan keningnya dan mengendus. Ia pun tak menjawab sapaan dari Yuki.Pria-pria tampan, mereka memiliki sifat yang buruk, dan dapat di pahami.Yuki pun, tiba-tiba merasa sangat beruntung. Pada hari pertama berkerja dapat melihat pria tampan."Namaku Yuki, aku asisten sementara CEO Alex. Ngomo- ngomong apa kau melihat CEO Alex?" tanya Yuki pada pria itu."Oh, ya orang tua itu CEO Alex?" jawab pria itu.Yuki terlihat seperti tikus kecil, ia melihat kanan dan kirinya dan mencari."Aku tidak melihatnya," ucap Yuki.Sudut bibir pria itu terangkat, matanya seketika menyipit. "Apa yang kau lihat di bawah
"Ah."Wajah Yuki kaget, mendengar masalahnya seperti itu."Apa aku yang memohon pada mu untuk tidur dengan ku?"Tanya Yuki dengan gemetar.Yuki bisa seperti itu, secabul itu, itu karena ia sangat-sangat mabuk berat di malam itu. Kalau ia tidak mabuk ia tidak akan mungkin melakukan hal itu apa lagi kepada CEO perusahaan terkemuka.Alex mencibir lagi."Tiba-tiba, kau memegang pakaianku dan menatapku de gan wajah yang konyol. Tersenyum tidak jelas dan mengatakan dua kata.""Apa itu?"Tanya Yuki.Dengan santai Alex menjawab."Tidurlah dengan ku.""Haaaa... Hentikan."Yuki pun takut dengan kata-katanya sendiri. Dia menutup mulutnya dan menundukkan kepalanya karena malu.Memalukan sangat memalukan, itu lah yang Yuki rasakan saat ini."Lalu, mengapa kau tidak menolak ku? dan mengapa kau tidak mendorong ku agar menjauh dari mu? apa malam itu kau juga mabuk?"Alex memutarkan m
"Yuki, aku fikir kau yang telah menerima pendidikan selama 12 tahun, pasti mengerti apa yang ku katakan tadi bukan?"Alex bangkit perlahan dari kursinya dan berjalan menuju Yuki.Dia elegan dan bermartabat, ketika ia berjalan dia tampak raja. Tetapi sepertinya dia akan memakannya mentah-mentah. CEO Alex , masih muda dan terlihat seperti sebuah lukisan, tetapi mengapa matanya begitu menakutkan, ketika dia mendekat seperti akan memakan orang."Aku, mengerti harga satu malam kau menjadi gigolo adalah 10 ribu."Ucap Yuki.CEO Alex, menarik napasnya."Singkirkan kata gigolo!""Oh, oh, harga satu malam adalah sepuluh ribu."Ulang Yuki."Nah, kapan kau akan memberikan uangnya?"tanya Alex."Aku... Aku tidak mampu."Jawab Yuki, dengan gemetar.CEO Alex, akhirnya tersenyum."Tent
"Apa!"Mata Yuki terbuka besar. Dia berbicara Mandarin, tetapi mengapa dirinya tak mengerti menjadi mainannya?Yuki, pun bertanya kembali apa maksud perkataan CEO Alex itu."Mainan apa?""Hmmmm... Itu sama degan menjadi kekasih tidurku!"Jawab CEO Alex dengan santainya."Ah..."Teriaknya, Yuki pun takut dengan perkataan itu, namun dengan cepat dia mengerti dan berkata."CEO Alex, apa kau mengerti? ketika aku tidur dengan mu, aku di peras 10 ribu Yuan oleh mu. Jika tidur dengan mu lagi, aku akan berhutang lebih banyak lagi, dan bertambah banyak lagi pada mu. "Yuki, menaikkan alisnya setelah beberapa saa dia berteriak dengan kencangnya."Kenapa, kenapa aku harus tidur dengan mu saat itu? dan sekarang kau meminta 10 ribu Yuan padaku? jika kau tidur denganku maka, 10 ribu Yuan harus kita bagi, kita tidur be
Seperti ada suara, suara ketukan pintu? atau suara hewan? Yuki Naro mengerutkan dahinya."Siapa yang berbisik membuat orang tidak bisa tidur saja! berisik sekali." gerutu Yuki malam itu.Kemudian, ia merasakan kepalanya sakit seperti ingin pecah. Yuki menutup matanya, rasanya ia rela memotong kepalanya lalu membuangnya ke pembuangan sampah, asalkan tidak sakit seperti ini. Ia tidak bisa tidur dan benar-benar tidak bisa tidur!Yuki bangun dengan marah, wajahnya kusut seperti sebuah adonan kue yang tak jadi, ia membuka matanya."Jam berapa sekarang," dia bergumam.Tidak ada yang menjawab pertanyaannya, mengapa adiknya tidak menjawab? ia melihat ke sekeliling rumah."Eh." dengan nada kaget ia melihat rumah itu.Ini bukan loteng rumahnya, bukan tempat tidur tingkat duanya. Ia melihat ke sekeliling dan wallpaper mewah dan lampu gantung yang terang, perabotan yang elegan di kamar itu."Eh, ini bukan rumah ku!
Dia tak sekedar menggertak. Wataknya sangat buruk, meskipun selalu bersikap elegan, teman-temannya tahu jika sebenarnya dia berengsek.Yuki menatapnya dengan wajah bodoh dan tersenyum beberapa kali lalu berkata,"Kau sangat tampan, kau sangat tampan."Hatinya yang keras seperti batu, sedikit demi sedikit melemah seperti es. Karena kata dan sifatnya, yang di ucapkan oleh Yuki.Keinginannya untuk melempar Yuki, gadis pengganggu yang aneh ini, perlahan-lahan menghilang."Kau, mabuk lepaskan aku."Yuki tetap memeluk erat pinggang pria itu, dan merebahkan tubuhnya di dada pria yang bidang itu.Yuki menyipitkan matanya, mengerutkan bibir merahnya yang halus dan berkata."Tidurlah dengan ku... Tidurlah dengan ku! aku ingin tidur dengan artis, tidur bersama...""Anak ini, dimana wali-mu? harusnya mereka menjagamu baik-baik mu! aku peringatkan padamu, kalau kau terus menerus menempel padaku, aku tidak segan-segan melakukan
"Apa!"Mata Yuki terbuka besar. Dia berbicara Mandarin, tetapi mengapa dirinya tak mengerti menjadi mainannya?Yuki, pun bertanya kembali apa maksud perkataan CEO Alex itu."Mainan apa?""Hmmmm... Itu sama degan menjadi kekasih tidurku!"Jawab CEO Alex dengan santainya."Ah..."Teriaknya, Yuki pun takut dengan perkataan itu, namun dengan cepat dia mengerti dan berkata."CEO Alex, apa kau mengerti? ketika aku tidur dengan mu, aku di peras 10 ribu Yuan oleh mu. Jika tidur dengan mu lagi, aku akan berhutang lebih banyak lagi, dan bertambah banyak lagi pada mu. "Yuki, menaikkan alisnya setelah beberapa saa dia berteriak dengan kencangnya."Kenapa, kenapa aku harus tidur dengan mu saat itu? dan sekarang kau meminta 10 ribu Yuan padaku? jika kau tidur denganku maka, 10 ribu Yuan harus kita bagi, kita tidur be
"Yuki, aku fikir kau yang telah menerima pendidikan selama 12 tahun, pasti mengerti apa yang ku katakan tadi bukan?"Alex bangkit perlahan dari kursinya dan berjalan menuju Yuki.Dia elegan dan bermartabat, ketika ia berjalan dia tampak raja. Tetapi sepertinya dia akan memakannya mentah-mentah. CEO Alex , masih muda dan terlihat seperti sebuah lukisan, tetapi mengapa matanya begitu menakutkan, ketika dia mendekat seperti akan memakan orang."Aku, mengerti harga satu malam kau menjadi gigolo adalah 10 ribu."Ucap Yuki.CEO Alex, menarik napasnya."Singkirkan kata gigolo!""Oh, oh, harga satu malam adalah sepuluh ribu."Ulang Yuki."Nah, kapan kau akan memberikan uangnya?"tanya Alex."Aku... Aku tidak mampu."Jawab Yuki, dengan gemetar.CEO Alex, akhirnya tersenyum."Tent
"Ah."Wajah Yuki kaget, mendengar masalahnya seperti itu."Apa aku yang memohon pada mu untuk tidur dengan ku?"Tanya Yuki dengan gemetar.Yuki bisa seperti itu, secabul itu, itu karena ia sangat-sangat mabuk berat di malam itu. Kalau ia tidak mabuk ia tidak akan mungkin melakukan hal itu apa lagi kepada CEO perusahaan terkemuka.Alex mencibir lagi."Tiba-tiba, kau memegang pakaianku dan menatapku de gan wajah yang konyol. Tersenyum tidak jelas dan mengatakan dua kata.""Apa itu?"Tanya Yuki.Dengan santai Alex menjawab."Tidurlah dengan ku.""Haaaa... Hentikan."Yuki pun takut dengan kata-katanya sendiri. Dia menutup mulutnya dan menundukkan kepalanya karena malu.Memalukan sangat memalukan, itu lah yang Yuki rasakan saat ini."Lalu, mengapa kau tidak menolak ku? dan mengapa kau tidak mendorong ku agar menjauh dari mu? apa malam itu kau juga mabuk?"Alex memutarkan m
Yuki membelalakkan matanya, mengangkat dagunya menatap pria tampan itu dengan bodoh. Selama satu menit menatapnya, kemudian Yuki ingat untuk menyapanya."Hai, halo."Pria itu sangat sombong dan angkuh, ia sedikit mengerutkan keningnya dan mengendus. Ia pun tak menjawab sapaan dari Yuki.Pria-pria tampan, mereka memiliki sifat yang buruk, dan dapat di pahami.Yuki pun, tiba-tiba merasa sangat beruntung. Pada hari pertama berkerja dapat melihat pria tampan."Namaku Yuki, aku asisten sementara CEO Alex. Ngomo- ngomong apa kau melihat CEO Alex?" tanya Yuki pada pria itu."Oh, ya orang tua itu CEO Alex?" jawab pria itu.Yuki terlihat seperti tikus kecil, ia melihat kanan dan kirinya dan mencari."Aku tidak melihatnya," ucap Yuki.Sudut bibir pria itu terangkat, matanya seketika menyipit. "Apa yang kau lihat di bawah
Ketika manager SDM, melihat wajah Yuki yang mematung. Dia langsung menghela nafas dan berkata. "Yuki, saya mengerti suasana hati mu saat ini. Saya lebih terkejut dari pada anda sebenarnya setelah mendengar keputusan ini. Pergilah ke lantai 7 kau telah di tunggu CEO di sana."Oh, iya baiklah." Ucap Yuki yang masih bingung dengan pekerjaannya sambil menggaruk kepalanya dan berjalan keluar."CEO Alex, CEO Alex." Ucapnya di dalam hati.Dengan bingung Yuki, segera masuk ke dalam lift menuju lantai -7.Ketika itu Yuki, sedang menggunakan rok lipat putih dan kaus pink, dan ia pun sampai di lantai -7 semua orang langsung melirik ke arah Yuki, satu demi satu menatapnya.Yuki pun berdiri dengan kaku, ia pun bingung harus berbuat apa di sana. Di sana juga terdapat banyak Sekertaris lainnya. Dan di sini tempat mereka berkumpul."Siapa, yang kau cari nona?"
Setelah menutup telpon, Yuki merasa bahwa ia seperti sedang bermimpi. Bagaimana lulusan SMA sepertinya menerima pemberitahuan wawancara dari sebuah perusahaan besar?Perusahaan itu bernama SKY Grub, kedengarannya sedikit familiar. Tak masalah esok Yuki akan datang dan wawancara di perusahaan itu.Yuki, melompat dengan gembiranya. Karena bisa berkerja di sebuah perusahaan ternama di kotanya.Aulia, adik perempuannya karena cantik, dan pintar dalam berbicara, ia menemukan pekerjaan di restoran cepat saji yang cukup terkenal di kotanya.Gadis ini, lebih baik dari pada dirinya dalam melakukan segala hal. Dia memiliki mulut yang manis dan penampilan yang menggoda, banyak laki-laki yang menggodanya. Terbukti dalam beberapa hari ia berkerja di restoran cepat saji, dua pria sudah meliriknya.Menurut Aulia, akhir-akhir ini setengah pekerjaannya di selesaikan oleh dua pria itu mengerjakann
Yuki, kaget dengan kata-kata sederhana itu. Di mana ia tidur ia pun tak tahu di mana, ia bingung menjawab pertanyaan adiknya itu.Dia tidur di kamar presidential suite, di hotel besar, atau ia harus mengatakan tadi malam ia menghabiskan malamnya dengan seorang pria. Yang tidak di kenalnya.Aulia, membenci ekspresi wajah bodoh kakaknya, dan berkata."Hmmmm... Kalau tidak bisa berbohong, jangan mengikuti orang dan melakukan hal-hal buruk.""Aku tidak melakukan hal buruk."itu hanya kesalahan karena mabuk, dan dia yang paling menderita, di usianya yang baru 18 tahun. Masa mudanya telah mati karena satu malam setelah kelulusannya.Aulia, melirik kakaknya, kemudian berkata lagi."Mengapa mata mu merah, seperti kelinci ingin menangis? apa kau di ganggu?""Ah, tidak, aku tidak di ganggu." Yuki langsung menyangkal, deng
Dia tak sekedar menggertak. Wataknya sangat buruk, meskipun selalu bersikap elegan, teman-temannya tahu jika sebenarnya dia berengsek.Yuki menatapnya dengan wajah bodoh dan tersenyum beberapa kali lalu berkata,"Kau sangat tampan, kau sangat tampan."Hatinya yang keras seperti batu, sedikit demi sedikit melemah seperti es. Karena kata dan sifatnya, yang di ucapkan oleh Yuki.Keinginannya untuk melempar Yuki, gadis pengganggu yang aneh ini, perlahan-lahan menghilang."Kau, mabuk lepaskan aku."Yuki tetap memeluk erat pinggang pria itu, dan merebahkan tubuhnya di dada pria yang bidang itu.Yuki menyipitkan matanya, mengerutkan bibir merahnya yang halus dan berkata."Tidurlah dengan ku... Tidurlah dengan ku! aku ingin tidur dengan artis, tidur bersama...""Anak ini, dimana wali-mu? harusnya mereka menjagamu baik-baik mu! aku peringatkan padamu, kalau kau terus menerus menempel padaku, aku tidak segan-segan melakukan
Seperti ada suara, suara ketukan pintu? atau suara hewan? Yuki Naro mengerutkan dahinya."Siapa yang berbisik membuat orang tidak bisa tidur saja! berisik sekali." gerutu Yuki malam itu.Kemudian, ia merasakan kepalanya sakit seperti ingin pecah. Yuki menutup matanya, rasanya ia rela memotong kepalanya lalu membuangnya ke pembuangan sampah, asalkan tidak sakit seperti ini. Ia tidak bisa tidur dan benar-benar tidak bisa tidur!Yuki bangun dengan marah, wajahnya kusut seperti sebuah adonan kue yang tak jadi, ia membuka matanya."Jam berapa sekarang," dia bergumam.Tidak ada yang menjawab pertanyaannya, mengapa adiknya tidak menjawab? ia melihat ke sekeliling rumah."Eh." dengan nada kaget ia melihat rumah itu.Ini bukan loteng rumahnya, bukan tempat tidur tingkat duanya. Ia melihat ke sekeliling dan wallpaper mewah dan lampu gantung yang terang, perabotan yang elegan di kamar itu."Eh, ini bukan rumah ku!