Dia tak sekedar menggertak. Wataknya sangat buruk, meskipun selalu bersikap elegan, teman-temannya tahu jika sebenarnya dia berengsek.
Yuki menatapnya dengan wajah bodoh dan tersenyum beberapa kali lalu berkata,
"Kau sangat tampan, kau sangat tampan."
Hatinya yang keras seperti batu, sedikit demi sedikit melemah seperti es. Karena kata dan sifatnya, yang di ucapkan oleh Yuki.
Keinginannya untuk melempar Yuki, gadis pengganggu yang aneh ini, perlahan-lahan menghilang.
"Kau, mabuk lepaskan aku."
Yuki tetap memeluk erat pinggang pria itu, dan merebahkan tubuhnya di dada pria yang bidang itu.
Yuki menyipitkan matanya, mengerutkan bibir merahnya yang halus dan berkata.
"Tidurlah dengan ku... Tidurlah dengan ku! aku ingin tidur dengan artis, tidur bersama..."
"Anak ini, dimana wali-mu? harusnya mereka menjagamu baik-baik mu! aku peringatkan padamu, kalau kau terus menerus menempel padaku, aku tidak segan-segan melakukan apapun! selagi aku masih bisa berpikir rasional, cepatlah pergi!"
Suara napasnya, semakin panas mungkin karena Yuki terlalu memeluknya terlalu erat.
Mungkin karena tubuh gadis itu memancing hasratnya, mungkin juga karena nada suaranya yang lembut membangkitkan rasa sebagai pria untuk menaklukan.
Tenggorokannya mulai kering, kontrol dirinya terbilang sangat baik. Setelah sekian lama di goda oleh Yuki dia masih bisa mempertahankan sikap pria terhormat.
"Haha, aku... Ujian masuk perguruan tinggi sudah berakhir. Akhirnya aku melewatinya, aku bebas! mari bersulang."
Ucap Yuki, sambil memamerkan gigi putihnya dan tersenyum bodoh. Ia berbicara dengan mabuk, dan mengangkat tangannya untuk membuat gerakan bersulang.
Tangannya menampar wajahnya sendiri, alisnya berkerut kemudian tubuhnya tergelincir ke bawah.
"Hei, ada apa dengan mu?"
Dia memegang tubuh Yuki, yang lemas dan melihat wajahnya.
"Eh, gadis ini apa ia tertidur?"
Ucap pria itu dengan kebingungan, harus di apakan gadis itu.
Yuki tertidur di pelukan pria asing, pria yang muda, kuat, normal. Dia memeganginya dan melihat sekelilingnya untuk melihat apa ada orang yang mengenalnya, di kejauhan tampak sekelompok siswa yang sedang mabuk.
"Karena kau sangat ingin tidur dengan ku, maka aku akan membawa mu pergi sesuai keinginan mu."
Dia tersenyum licik, dan wajahnya penuh dengan niat jahat. Ia memegang wanita itu seperti binantang, lalu menghilang dari keramaian.
Ia menggendong Yuki, ke kamar presidential suite. Ia tidak bisa menahan tawanya.
Astaga, apa yang dia lakukan? ia baru saja kembali ke tanah air dan berusaha menghindar dari kecurigaan, tapi sekarang, malah ia membawa pulang seorang gadis yang masih bersekolah. Jika tertangkap oleh media, situasi akan kembali gempar.
Dia meletakkan Yuki di atas kasur, dan menyingkirkan rambut dari wajah Yuki, ia melihat Yuki tertidur dengan sangat nyenyak. Bibirnya yang lembut, bulu mata panjangnya seperti tirai, ia tertidur seperti bayi.Ia membungkuk dan mengendus, dan berkata
"Gadis, ini sangatlah tidak memperhatikan kebersihan diri."
Dia menggendong Yuki, yang sangatlah ringan baginya. Dan terlihat seperti anak-anak di hadapan baginya yang mempunyai tinggi 180 cm.
"Memeluk gadis ini, seperti memeluk kucing." ucap pria itu.
Suhu airnya pas, dia melepaskan pakaian Yuki di sofa kamar mandi. Selapis demi selapis, dalam prosesnya, napasnya menjadi panas dan berat.
"Hanya seorang gadis kecil, bagaimana bisa membuat ku beraksi seperti ini, benar-benar memalukan." ia berbicara pada dirinya sendiri berusaha menenangkan pernapasannya.
Tapi ini semua tidak berguna, begitu melihat tubuhnya yang seputih salju. Ia kehilangan seluruh kontrol dirinya.
Dia kecil, namun mengesankan. Pinggangnya sangat ramping tetapi tubuh Yuki memanglah sangat seksi, membuat dirinya langsung bergairah, dia berwajah seperti malaikat, namun bertubuh iblis.
"Bagaimana mungkin, ada gadis seperti ini, apa yang harus aku lakukan?" Ia menunduk dan melihat dirinya sendiri, dan menghela nafas.
Ia menggendong Yuki kembali, dengan jari yang gemetaran. Dia meletakkannya di air hangat, Yuki menutup matanya dan bersenandung.
"Mmm..."
Suaranya seperti kicauan burung, hatinya meleleh mendengarnya. Jika Yuki membuka matanya dan melihatnya, Yuki pasti akan menertawakannya.
Pria itu, hanya memandikannya. Dia tidak melakukan hal tak senonoh pada Yuki, walau nafsu birahinya telah naik ke ubun-ubun.
Sebenarnya, pria itu sangat ingin menyentuh tubuh Yuki. Akhirnya ia tidak bisa menahan diri, ia menciumnya.
"Mmm..." Yuki menggumamkan sesuatu.
Pria itu tidak mungkin bisa berhenti, ia malah memperdalam ciumannya, terus mencium Yuki sampai ia hampir tak bisa mengkontrol diri.
Dia memekik keras dan, memutuskan untuk tidak menyiksa dirinya sendiri lebih jauh lagi. Untuk apa dirinya menggoda mentalnya yang hampir pecah di toilet, seperti ini."Bukankah, ini sama saja menyiksa diriku sendiri."
Ia memeluk Yuki, yang sudah basah kuyup itu dan tidur bersama.
Di pagi hari, tidak banyak pejalan kaki di jalan. Hanya terlihat beberapa penjual makanan, Yuki berlari kebingungan selama 20 menit, setelah ia berlari melewati tiga blok, akhirnya ia memperlambat langkah kakinya. Terasa sangat hampa.
Tiba-tiba, air matanya mengalir ia menundukkan kepalanya, berjalan sambil menangis.
"Berakhir lah sudah, semuanya sudah berakhir! tadi malam masa muda dan kesucianku semuanya hancur." sambil menangis, Yuki berbicara sendiri di jalan.
Setelah mabuk, kita akan bertindak sembarangan. Ternyata kalimat itu benar, Yuki tidak seharusnya mabuk-mabukan dengan temannya, apalagi untuk merayakan ujian masuk perguruan tinggi.
Hasilnya ia mabuk, dengan mudah setelah mabuk akhirnya ia juga tidak tahu apa-apa.
Tadi malam, apa yang terjadi semalaman. Yuki sama sekali tidak bisa mengingatnya.
"Betapa sialnya aku, berhubungan dengan seseorang yang tak bisa ku ingat, setidaknya aku bisa mengingatnya sedikit." Yuki memukul kepalanya dan berjalan dan berlinang air mata.
Yuki kehilangan keperawanannya, ia bahkan tidak pernah berciuman. Tapi tiba-tiba ia melakukan hubungan dengan orang yang tak ia tak kenal, yang telah menghancurkan masa remajanya.
"Aaaaaaaa..." Yuki meraung, sekali lagi di jalan.
Yuki, mengembara sebentar di jalan. Ia masih tak tahu ke mana dia harus pergi ke mana, jadi ia kembali ke rumahnya dengan langkah berat.
Seperti seorang pencuri, ia mencongkel jendela diam-diam, karena takut ketahuan ayahnya.
"Kamu, masih tahu pulang? bisa-bisanya semalam kamu tak pulang. " suara itu membuat Yuki ketakutan. Hingga hampir jatuh, ia memegang pintu dan melihat orang di hadapannya, dengan jelas.
Ia menggertak kan giginya, dan memutar matanya.
"Aulia, kenapa berteriak? kau tidak takut mengganggu ayah beristirahat?" ucap Yuki, yang ternyata itu adalah adiknya bukan ayahnya.
"Ayah, sudah pergi kerja hari ini jadwal shift paginya. Apa kau pura-pura tidak tahu?"
"Benarkah, ayah sifh pagi?"
"Ya, pukul 05.30 dia sudah berangkat!"
"Hahahaha... Kau seharusnya bilang dari tadi bahwa ayah sedang sift pagi. Jadi aku tidak perlu takut." ucap Yuki, sambil membelai adiknya yang sedang makan. Seperti sedang membelai kucing.
Kemudian Yuki, berjalan ke kamarnya.
"Berhenti, Yuki aku bilang berhenti kataku." seru Aulia.
"Kau ingin mati, aku kakak mu, apa kau tidak tahu cara nemangil yang benar pada kakak mu? cari mati?"
Aulia tidak mendengarkan perkataan kakaknya, ia memelototi Yuki.
"Katakanlah padaku, di mana kau tidur semalaman."
Yuki, kaget dengan kata-kata sederhana itu. Di mana ia tidur ia pun tak tahu di mana, ia bingung menjawab pertanyaan adiknya itu.Dia tidur di kamar presidential suite, di hotel besar, atau ia harus mengatakan tadi malam ia menghabiskan malamnya dengan seorang pria. Yang tidak di kenalnya.Aulia, membenci ekspresi wajah bodoh kakaknya, dan berkata."Hmmmm... Kalau tidak bisa berbohong, jangan mengikuti orang dan melakukan hal-hal buruk.""Aku tidak melakukan hal buruk."itu hanya kesalahan karena mabuk, dan dia yang paling menderita, di usianya yang baru 18 tahun. Masa mudanya telah mati karena satu malam setelah kelulusannya.Aulia, melirik kakaknya, kemudian berkata lagi."Mengapa mata mu merah, seperti kelinci ingin menangis? apa kau di ganggu?""Ah, tidak, aku tidak di ganggu." Yuki langsung menyangkal, deng
Setelah menutup telpon, Yuki merasa bahwa ia seperti sedang bermimpi. Bagaimana lulusan SMA sepertinya menerima pemberitahuan wawancara dari sebuah perusahaan besar?Perusahaan itu bernama SKY Grub, kedengarannya sedikit familiar. Tak masalah esok Yuki akan datang dan wawancara di perusahaan itu.Yuki, melompat dengan gembiranya. Karena bisa berkerja di sebuah perusahaan ternama di kotanya.Aulia, adik perempuannya karena cantik, dan pintar dalam berbicara, ia menemukan pekerjaan di restoran cepat saji yang cukup terkenal di kotanya.Gadis ini, lebih baik dari pada dirinya dalam melakukan segala hal. Dia memiliki mulut yang manis dan penampilan yang menggoda, banyak laki-laki yang menggodanya. Terbukti dalam beberapa hari ia berkerja di restoran cepat saji, dua pria sudah meliriknya.Menurut Aulia, akhir-akhir ini setengah pekerjaannya di selesaikan oleh dua pria itu mengerjakann
Ketika manager SDM, melihat wajah Yuki yang mematung. Dia langsung menghela nafas dan berkata. "Yuki, saya mengerti suasana hati mu saat ini. Saya lebih terkejut dari pada anda sebenarnya setelah mendengar keputusan ini. Pergilah ke lantai 7 kau telah di tunggu CEO di sana."Oh, iya baiklah." Ucap Yuki yang masih bingung dengan pekerjaannya sambil menggaruk kepalanya dan berjalan keluar."CEO Alex, CEO Alex." Ucapnya di dalam hati.Dengan bingung Yuki, segera masuk ke dalam lift menuju lantai -7.Ketika itu Yuki, sedang menggunakan rok lipat putih dan kaus pink, dan ia pun sampai di lantai -7 semua orang langsung melirik ke arah Yuki, satu demi satu menatapnya.Yuki pun berdiri dengan kaku, ia pun bingung harus berbuat apa di sana. Di sana juga terdapat banyak Sekertaris lainnya. Dan di sini tempat mereka berkumpul."Siapa, yang kau cari nona?"
Yuki membelalakkan matanya, mengangkat dagunya menatap pria tampan itu dengan bodoh. Selama satu menit menatapnya, kemudian Yuki ingat untuk menyapanya."Hai, halo."Pria itu sangat sombong dan angkuh, ia sedikit mengerutkan keningnya dan mengendus. Ia pun tak menjawab sapaan dari Yuki.Pria-pria tampan, mereka memiliki sifat yang buruk, dan dapat di pahami.Yuki pun, tiba-tiba merasa sangat beruntung. Pada hari pertama berkerja dapat melihat pria tampan."Namaku Yuki, aku asisten sementara CEO Alex. Ngomo- ngomong apa kau melihat CEO Alex?" tanya Yuki pada pria itu."Oh, ya orang tua itu CEO Alex?" jawab pria itu.Yuki terlihat seperti tikus kecil, ia melihat kanan dan kirinya dan mencari."Aku tidak melihatnya," ucap Yuki.Sudut bibir pria itu terangkat, matanya seketika menyipit. "Apa yang kau lihat di bawah
"Ah."Wajah Yuki kaget, mendengar masalahnya seperti itu."Apa aku yang memohon pada mu untuk tidur dengan ku?"Tanya Yuki dengan gemetar.Yuki bisa seperti itu, secabul itu, itu karena ia sangat-sangat mabuk berat di malam itu. Kalau ia tidak mabuk ia tidak akan mungkin melakukan hal itu apa lagi kepada CEO perusahaan terkemuka.Alex mencibir lagi."Tiba-tiba, kau memegang pakaianku dan menatapku de gan wajah yang konyol. Tersenyum tidak jelas dan mengatakan dua kata.""Apa itu?"Tanya Yuki.Dengan santai Alex menjawab."Tidurlah dengan ku.""Haaaa... Hentikan."Yuki pun takut dengan kata-katanya sendiri. Dia menutup mulutnya dan menundukkan kepalanya karena malu.Memalukan sangat memalukan, itu lah yang Yuki rasakan saat ini."Lalu, mengapa kau tidak menolak ku? dan mengapa kau tidak mendorong ku agar menjauh dari mu? apa malam itu kau juga mabuk?"Alex memutarkan m
"Yuki, aku fikir kau yang telah menerima pendidikan selama 12 tahun, pasti mengerti apa yang ku katakan tadi bukan?"Alex bangkit perlahan dari kursinya dan berjalan menuju Yuki.Dia elegan dan bermartabat, ketika ia berjalan dia tampak raja. Tetapi sepertinya dia akan memakannya mentah-mentah. CEO Alex , masih muda dan terlihat seperti sebuah lukisan, tetapi mengapa matanya begitu menakutkan, ketika dia mendekat seperti akan memakan orang."Aku, mengerti harga satu malam kau menjadi gigolo adalah 10 ribu."Ucap Yuki.CEO Alex, menarik napasnya."Singkirkan kata gigolo!""Oh, oh, harga satu malam adalah sepuluh ribu."Ulang Yuki."Nah, kapan kau akan memberikan uangnya?"tanya Alex."Aku... Aku tidak mampu."Jawab Yuki, dengan gemetar.CEO Alex, akhirnya tersenyum."Tent
"Apa!"Mata Yuki terbuka besar. Dia berbicara Mandarin, tetapi mengapa dirinya tak mengerti menjadi mainannya?Yuki, pun bertanya kembali apa maksud perkataan CEO Alex itu."Mainan apa?""Hmmmm... Itu sama degan menjadi kekasih tidurku!"Jawab CEO Alex dengan santainya."Ah..."Teriaknya, Yuki pun takut dengan perkataan itu, namun dengan cepat dia mengerti dan berkata."CEO Alex, apa kau mengerti? ketika aku tidur dengan mu, aku di peras 10 ribu Yuan oleh mu. Jika tidur dengan mu lagi, aku akan berhutang lebih banyak lagi, dan bertambah banyak lagi pada mu. "Yuki, menaikkan alisnya setelah beberapa saa dia berteriak dengan kencangnya."Kenapa, kenapa aku harus tidur dengan mu saat itu? dan sekarang kau meminta 10 ribu Yuan padaku? jika kau tidur denganku maka, 10 ribu Yuan harus kita bagi, kita tidur be
Seperti ada suara, suara ketukan pintu? atau suara hewan? Yuki Naro mengerutkan dahinya."Siapa yang berbisik membuat orang tidak bisa tidur saja! berisik sekali." gerutu Yuki malam itu.Kemudian, ia merasakan kepalanya sakit seperti ingin pecah. Yuki menutup matanya, rasanya ia rela memotong kepalanya lalu membuangnya ke pembuangan sampah, asalkan tidak sakit seperti ini. Ia tidak bisa tidur dan benar-benar tidak bisa tidur!Yuki bangun dengan marah, wajahnya kusut seperti sebuah adonan kue yang tak jadi, ia membuka matanya."Jam berapa sekarang," dia bergumam.Tidak ada yang menjawab pertanyaannya, mengapa adiknya tidak menjawab? ia melihat ke sekeliling rumah."Eh." dengan nada kaget ia melihat rumah itu.Ini bukan loteng rumahnya, bukan tempat tidur tingkat duanya. Ia melihat ke sekeliling dan wallpaper mewah dan lampu gantung yang terang, perabotan yang elegan di kamar itu."Eh, ini bukan rumah ku!
"Apa!"Mata Yuki terbuka besar. Dia berbicara Mandarin, tetapi mengapa dirinya tak mengerti menjadi mainannya?Yuki, pun bertanya kembali apa maksud perkataan CEO Alex itu."Mainan apa?""Hmmmm... Itu sama degan menjadi kekasih tidurku!"Jawab CEO Alex dengan santainya."Ah..."Teriaknya, Yuki pun takut dengan perkataan itu, namun dengan cepat dia mengerti dan berkata."CEO Alex, apa kau mengerti? ketika aku tidur dengan mu, aku di peras 10 ribu Yuan oleh mu. Jika tidur dengan mu lagi, aku akan berhutang lebih banyak lagi, dan bertambah banyak lagi pada mu. "Yuki, menaikkan alisnya setelah beberapa saa dia berteriak dengan kencangnya."Kenapa, kenapa aku harus tidur dengan mu saat itu? dan sekarang kau meminta 10 ribu Yuan padaku? jika kau tidur denganku maka, 10 ribu Yuan harus kita bagi, kita tidur be
"Yuki, aku fikir kau yang telah menerima pendidikan selama 12 tahun, pasti mengerti apa yang ku katakan tadi bukan?"Alex bangkit perlahan dari kursinya dan berjalan menuju Yuki.Dia elegan dan bermartabat, ketika ia berjalan dia tampak raja. Tetapi sepertinya dia akan memakannya mentah-mentah. CEO Alex , masih muda dan terlihat seperti sebuah lukisan, tetapi mengapa matanya begitu menakutkan, ketika dia mendekat seperti akan memakan orang."Aku, mengerti harga satu malam kau menjadi gigolo adalah 10 ribu."Ucap Yuki.CEO Alex, menarik napasnya."Singkirkan kata gigolo!""Oh, oh, harga satu malam adalah sepuluh ribu."Ulang Yuki."Nah, kapan kau akan memberikan uangnya?"tanya Alex."Aku... Aku tidak mampu."Jawab Yuki, dengan gemetar.CEO Alex, akhirnya tersenyum."Tent
"Ah."Wajah Yuki kaget, mendengar masalahnya seperti itu."Apa aku yang memohon pada mu untuk tidur dengan ku?"Tanya Yuki dengan gemetar.Yuki bisa seperti itu, secabul itu, itu karena ia sangat-sangat mabuk berat di malam itu. Kalau ia tidak mabuk ia tidak akan mungkin melakukan hal itu apa lagi kepada CEO perusahaan terkemuka.Alex mencibir lagi."Tiba-tiba, kau memegang pakaianku dan menatapku de gan wajah yang konyol. Tersenyum tidak jelas dan mengatakan dua kata.""Apa itu?"Tanya Yuki.Dengan santai Alex menjawab."Tidurlah dengan ku.""Haaaa... Hentikan."Yuki pun takut dengan kata-katanya sendiri. Dia menutup mulutnya dan menundukkan kepalanya karena malu.Memalukan sangat memalukan, itu lah yang Yuki rasakan saat ini."Lalu, mengapa kau tidak menolak ku? dan mengapa kau tidak mendorong ku agar menjauh dari mu? apa malam itu kau juga mabuk?"Alex memutarkan m
Yuki membelalakkan matanya, mengangkat dagunya menatap pria tampan itu dengan bodoh. Selama satu menit menatapnya, kemudian Yuki ingat untuk menyapanya."Hai, halo."Pria itu sangat sombong dan angkuh, ia sedikit mengerutkan keningnya dan mengendus. Ia pun tak menjawab sapaan dari Yuki.Pria-pria tampan, mereka memiliki sifat yang buruk, dan dapat di pahami.Yuki pun, tiba-tiba merasa sangat beruntung. Pada hari pertama berkerja dapat melihat pria tampan."Namaku Yuki, aku asisten sementara CEO Alex. Ngomo- ngomong apa kau melihat CEO Alex?" tanya Yuki pada pria itu."Oh, ya orang tua itu CEO Alex?" jawab pria itu.Yuki terlihat seperti tikus kecil, ia melihat kanan dan kirinya dan mencari."Aku tidak melihatnya," ucap Yuki.Sudut bibir pria itu terangkat, matanya seketika menyipit. "Apa yang kau lihat di bawah
Ketika manager SDM, melihat wajah Yuki yang mematung. Dia langsung menghela nafas dan berkata. "Yuki, saya mengerti suasana hati mu saat ini. Saya lebih terkejut dari pada anda sebenarnya setelah mendengar keputusan ini. Pergilah ke lantai 7 kau telah di tunggu CEO di sana."Oh, iya baiklah." Ucap Yuki yang masih bingung dengan pekerjaannya sambil menggaruk kepalanya dan berjalan keluar."CEO Alex, CEO Alex." Ucapnya di dalam hati.Dengan bingung Yuki, segera masuk ke dalam lift menuju lantai -7.Ketika itu Yuki, sedang menggunakan rok lipat putih dan kaus pink, dan ia pun sampai di lantai -7 semua orang langsung melirik ke arah Yuki, satu demi satu menatapnya.Yuki pun berdiri dengan kaku, ia pun bingung harus berbuat apa di sana. Di sana juga terdapat banyak Sekertaris lainnya. Dan di sini tempat mereka berkumpul."Siapa, yang kau cari nona?"
Setelah menutup telpon, Yuki merasa bahwa ia seperti sedang bermimpi. Bagaimana lulusan SMA sepertinya menerima pemberitahuan wawancara dari sebuah perusahaan besar?Perusahaan itu bernama SKY Grub, kedengarannya sedikit familiar. Tak masalah esok Yuki akan datang dan wawancara di perusahaan itu.Yuki, melompat dengan gembiranya. Karena bisa berkerja di sebuah perusahaan ternama di kotanya.Aulia, adik perempuannya karena cantik, dan pintar dalam berbicara, ia menemukan pekerjaan di restoran cepat saji yang cukup terkenal di kotanya.Gadis ini, lebih baik dari pada dirinya dalam melakukan segala hal. Dia memiliki mulut yang manis dan penampilan yang menggoda, banyak laki-laki yang menggodanya. Terbukti dalam beberapa hari ia berkerja di restoran cepat saji, dua pria sudah meliriknya.Menurut Aulia, akhir-akhir ini setengah pekerjaannya di selesaikan oleh dua pria itu mengerjakann
Yuki, kaget dengan kata-kata sederhana itu. Di mana ia tidur ia pun tak tahu di mana, ia bingung menjawab pertanyaan adiknya itu.Dia tidur di kamar presidential suite, di hotel besar, atau ia harus mengatakan tadi malam ia menghabiskan malamnya dengan seorang pria. Yang tidak di kenalnya.Aulia, membenci ekspresi wajah bodoh kakaknya, dan berkata."Hmmmm... Kalau tidak bisa berbohong, jangan mengikuti orang dan melakukan hal-hal buruk.""Aku tidak melakukan hal buruk."itu hanya kesalahan karena mabuk, dan dia yang paling menderita, di usianya yang baru 18 tahun. Masa mudanya telah mati karena satu malam setelah kelulusannya.Aulia, melirik kakaknya, kemudian berkata lagi."Mengapa mata mu merah, seperti kelinci ingin menangis? apa kau di ganggu?""Ah, tidak, aku tidak di ganggu." Yuki langsung menyangkal, deng
Dia tak sekedar menggertak. Wataknya sangat buruk, meskipun selalu bersikap elegan, teman-temannya tahu jika sebenarnya dia berengsek.Yuki menatapnya dengan wajah bodoh dan tersenyum beberapa kali lalu berkata,"Kau sangat tampan, kau sangat tampan."Hatinya yang keras seperti batu, sedikit demi sedikit melemah seperti es. Karena kata dan sifatnya, yang di ucapkan oleh Yuki.Keinginannya untuk melempar Yuki, gadis pengganggu yang aneh ini, perlahan-lahan menghilang."Kau, mabuk lepaskan aku."Yuki tetap memeluk erat pinggang pria itu, dan merebahkan tubuhnya di dada pria yang bidang itu.Yuki menyipitkan matanya, mengerutkan bibir merahnya yang halus dan berkata."Tidurlah dengan ku... Tidurlah dengan ku! aku ingin tidur dengan artis, tidur bersama...""Anak ini, dimana wali-mu? harusnya mereka menjagamu baik-baik mu! aku peringatkan padamu, kalau kau terus menerus menempel padaku, aku tidak segan-segan melakukan
Seperti ada suara, suara ketukan pintu? atau suara hewan? Yuki Naro mengerutkan dahinya."Siapa yang berbisik membuat orang tidak bisa tidur saja! berisik sekali." gerutu Yuki malam itu.Kemudian, ia merasakan kepalanya sakit seperti ingin pecah. Yuki menutup matanya, rasanya ia rela memotong kepalanya lalu membuangnya ke pembuangan sampah, asalkan tidak sakit seperti ini. Ia tidak bisa tidur dan benar-benar tidak bisa tidur!Yuki bangun dengan marah, wajahnya kusut seperti sebuah adonan kue yang tak jadi, ia membuka matanya."Jam berapa sekarang," dia bergumam.Tidak ada yang menjawab pertanyaannya, mengapa adiknya tidak menjawab? ia melihat ke sekeliling rumah."Eh." dengan nada kaget ia melihat rumah itu.Ini bukan loteng rumahnya, bukan tempat tidur tingkat duanya. Ia melihat ke sekeliling dan wallpaper mewah dan lampu gantung yang terang, perabotan yang elegan di kamar itu."Eh, ini bukan rumah ku!