Setelah makan malam selesai, Rara memilih bersama bu Santi menemani putrinya bermain. Sementara pak Ferdinand kedatangan tamu yang tidak lain adalah rekan bisnisnya dan juga teman semasa kuliahnya.Arnold menyesap rokok di pinggir kolam renang rumah pak Ferdinand. Dirinya memang bukan pecandu rokok, tetapi kadangkala jika dirinya suntuk dirinya memilih menghabiskan waktu dengan menikmati barang itu. Sudah lama tidak datang ke rumah ini ia hanya mengenang masa-masa dirinya saat berada di sini.Kesuksesan sang ayah membawa dampak baik bagi anak-anaknya, sejak dulu mereka tidak pernah merasa kekurangan dan kesulitan dalam hal apapun karena kekuasaan yang dimiliki oleh ayahnya itu."Rokok."Arnold langsung menawari Jonathan sebatang rokok, yang langsung ditolak oleh lelaki itu. Memang Jonathan tidak terlalu menyukai rokok, mungkin bisa dikatakan sebulan sekali saja dirinya tak pernah menyentuh benda itu.Jonathan merasa senang, karena walaupun masih dalam keadaan sibuk. Namun keluarga mer
"Baiklah, Berlian."Pak Hardian senang Berlian setuju dengan pernikahan itu. Ia ingin sekali Melihat istrinya bahagia dengan melihat anaknya menikah. Dirinya juga ingin melihat Berlian bahagia bersama pasangannya, menurutnya Berlian adalah seorang wanita yang baik dan juga tegar. Wanita yang begitu sangat mandiri, tetapi dirinya tahu jika putrinya itu sangatlah rapuh dan memerlukan pasangan untuk menjaganya. Berlian hanya terlihat tegar di depan orang-orang saja, tetapi nyatanya wanita itu begitu rapuh.Putri sambungnya itu bukan seorang wanita yang hanya berpangku tangan, bahkan ia tidak mau memanfaatkan kekuasaan miliknya dan memilih dengan caranya sendiri untuk hidup."Iya, Pa," ujar Berlian.Entahlah, Berlian tidak memikirkan apa yang akan selanjutnya terjadi jika pak Ferdinand mengetahui rencana dari ayah sambungnya itu. Dirinya pun memikirkan dampak buruk yang akan terjadi apabila pak Ferdinand mengetahui jika putri sambung dari pak Hardian adalah dirinya. Pasti lelaki itu akan
Arnold keluar dari ruangan Ferdinand, ia melebarkan senyum. Melihat sang ayah yang begitu bersemangat dengan perjodohan Jonatan, dirinya pun merasa bingung juga jika ayahnya tak bisa menahan emosi jika tahu Berlian adalah putri sambung pak Hardian. Namun, Arnold berpikir ide dari Pak Hardian tidak salah. Malah membuat keduanya bersatu demi anak kandung mereka. Ia pun berpikir jika sang adik mencintai Berlian kenapa tidak mereka harus bersatu.Di satu sisi Pak Ferdinand yang masih berada di ruangannya langsung memeriksakan beberapa File masuk. Ia sudah membayangkan bagaimana menjadi besan orang yang sangat pintar dalam berbisnis. Ia tak membayangkan perusahaan miliknya akan ikut menjadi maju dan berkembang. Senyumnya pun tak hilang dari bibir itu. Ferdinand kali ini sangat berharap dari perjodohan itu. Rasanya ia ingin sekali cepat terjadi dua pertemuan itu yang akan membuat ia semakin yakin dengan kemajuan perusahaan. Pak Ferdinan menerima telepon dari sekretarisnya jika Pak Hard
“Aku tidak memperhatikan kamu. Hanya melihat cara kamu menata barang, Melihat barang dan menghitung barang. Hanya itu saja.” Berlian mencoba mencari alasan padahal dia sudah tertangkap basah memerhatikan Alva.Alva kembali merapikan beberapa barang juga bahan yang kadaluwarsanya tidak jauh dari bulan saat itu. Meski berlian mengelak jika dirinya memperhatikannya, tapi apa senang lihat wajah gugup berlian seperti itu. Alva sudah selesai memeriksa semuanya, lalu ia memberikan hasil pemeriksaannya pada Berlian untuk dianalisa diperhatikan apa yang masih kurang atau mau ditambahkan lagi. Wanita itu terkesiap saat tiba-tiba saja Alva memberikannya buku yang dipegangnya tadi. “Jangan melamun saja, apa kamu ragu menikah dengan Jonathan karena baru sadar dengan ketampanan aku?” Alva terkekeh lalu menepuk pundak Berlian dan melewatinya ke luar dari ruangan bahan.Berlian masih belum fokus, ia merasa Alva sedang mencoba menghibur diri dengan cara mengajak Berlian bercanda. Hanya saja wanita d
Walau ibunya mengatakan semua akan berjalan lancar, tapi Berlian terlihat semakin tidak tenang. Ia mencoba menarik napas panjang, lalu membuang kasar. Sejak jam 15.00 ia sudah berada di rumah dan mengajak main Cinta yang sejak kemarin mengajaknya bermain. Sang anak menarik tangannya karena dari tadi ibunya itu berdiri dengan pikiran kosong. “Kenapa Sayang?” Berlian menatap sang anak yang memegangi tangannya. Anak itu menunjukkan wajah masam. Ia kesal karena sejak tadi ibunya hanya diam saat di ajak bicara dan bermain. Berlian sadar jika dirinya salah dan langsung meminta maaf pada anaknya.“Mama minta maaf, ya.”“Bukan masalah minta maaf, Ma. Aku dari tadi ngomong, tapi Mama diam saja. Niat main sama aku enggak sih?”“Iya Sayang, mama minta maaf ya.” Nenek Lastri sejak tadi memperhatikan Berlian dan Cinta. Ia pun menghampiri dan meminta pengasuh Cinta membawanya main di luar karena ia akan berbicara dengan ibunya. Wajah Berlian terlihat sangat cemas, hal itu yang membuat Nenek Last
“Ya, Berlian putri Saya. Tidak ada yang mempermainkan Anda Pak Ferdinand. Sesuai janji saya untuk menjodohkan putriku. Namanya Berlian, anak bawaan istri saya. Apa ada yang salah, mengapa Anda seperti sedang di bohongi?” Pak Hardian berhasil mematahkan ucapan Pak Ferdinand. Di sini memang tak ada yang mempermainkan dirinya. Hanya saja ayah Jonathan itu sudah merasa malu dengan sikap dan perbuatannya selama ini. Dirinya sama sekali tidak tahu jika Berlian adalah anak sambung dari Pak Hardian. “Berlian baru saja bertemu dengan istri saya. Ibunya berpisah sejak lama, kini mereka bertemu. Berlian dan Jonathan juga sudah saling mengenal, ada Cinta di antara mereka. Apa salah jika saya meminta Jonathan untuk menikah dengan Berlian?” Tidak ada yang salah, hanya saja Berlian yang di kenal Pak Ferdinand adalah wanita miskin yang tidak layak untuk anaknya. Namun, kejutan ini sangat menusuk hati Pak Ferdinand. Rasa malu, apalagi jika Pak Hardian tahu semuanya. Hal yang pernah ia lakukan untuk
"Kenapa kamu bisa bicara seperti itu, dia kan ayahmu. Kalian tidak percaya?" tanya Berlian."Bukan tidak percaya, dalam situasi seperti ini pasti Papa tidak mungkin akan menolak. Mau gagal mendapatkan investasi dari papamu," papar Arnold."Investasi apa?" tanya Jonathan.Jonathan memang sama sekali belum tahu jika Pak Hardian akan memberikannya beberapa investasi saham untuk memajukan perusahaannya. Namun ayahnya belum menceritakan hal itu pada Jonathan karena belum sempat berbincang banyak pada sang anak. Mendengar hal itu Jonathan hanya menggeleng, entar saja Pak Ferdinan sangat kental menjodohkannya dengan Putri Pak Hardian tanpa mencari tahu siapa dulu wanita itu.Jika berhubungan dengan perusahaan Pak ferdinand selalu nomor satu. Dia tidak ingin perusahaan yang sudah dibangun dia sejak lama menjadi bangkrut atau tidak berkembang pesat. Dengan adanya janji dari Pak Hardian sudah pasti akan memajukan perusahaannya lebih besar lagi. Lagi jika perusahaan mereka berkolaborasi tentunya
Pak Ferdinand dan istrinya sudah sampai di rumah. Bu Santi menyajikan jahe hangat untuk suaminya karena terlihat sedang kurang sehat. Harusnya mereka tidak datang karena Pak Ferdinand sakit meriang. Namun, pria itu memaksakan diri datang. "Di minum dulu baru tidur." Bu Santi meletakkan gelas berisi jahe hangat di meja. "Bagaimana aku bisa tidur sementara memikirkan pernikahan itu. Sialan Berlian, dia berjanji tidak akan mendekati Jonathan lagi. Wanita ular!" Pak Ferdinand terus mengumpat Berlian, padahal sudah jelas jika semua adalah ide dari Pak Hardian bukanlah Berlian. Akak tetapi, tetap saja dia menyalahkan Berlian. "Pa, Pak Hardian sudah bicara jika bukan Berlian yang memiliki ide itu, tapi dirinya. Jangan marah-marah, mau jantungnya kumat?""Kamu menyumpahi aku?" Wajahnya begitu merah, ia merasa tersinggung dengan ucapan sang istri dan menganggap Bu Santi menyumpahinya. Pada dasarnya memang sudah benci, jadi apa pun yang di lakukan Berlian terlihat tetap salah."Papa sensit