Jonathan heran kenapa ibunya bertanya tentang keluarga pak Hardian. Yang ia tahu hanya Berlian saja anak sambungnya dan Alva anak kandungnya. Dirinya sangat yakin jika oak Hardian tidak memiliki putri lagi selain berlian. Pernikahannya dengan bu Shafira pun tidak memiliki keturunan. Dan hanya Alva yang dirinya tahu sebagai anak kandung dari lelaki itu."Ayahmu mengatakan jika pak Hardian ingin memperkenalkan putrinya kepadamu. Lalu papamu itu berniat menjodohkan kalian dan mereka setuju, maka dari itu hari ini dia seperti orang yang baru saja menang lontre," ungkap Bu Santi.Jonathan mengingat-ingat kembali tentang anggota keluarga di rumah itu. Dirinya sangat yakin jika pak Hardian tidak memiliki putri lain."Putrinya hanya Berlian dan putranya Alva, aku sangat yakin akan hal itu," papar Jonathan.Bu Santi menepuk wajahnya, ia yakin jika suaminya pasti tidak mengetahui tentang asal-usul Berlian saat ini. Lelaki itu terlalu sibuk membenci sang wanita sampai tidak sempat untuk mencari
Setelah makan malam selesai, Rara memilih bersama bu Santi menemani putrinya bermain. Sementara pak Ferdinand kedatangan tamu yang tidak lain adalah rekan bisnisnya dan juga teman semasa kuliahnya.Arnold menyesap rokok di pinggir kolam renang rumah pak Ferdinand. Dirinya memang bukan pecandu rokok, tetapi kadangkala jika dirinya suntuk dirinya memilih menghabiskan waktu dengan menikmati barang itu. Sudah lama tidak datang ke rumah ini ia hanya mengenang masa-masa dirinya saat berada di sini.Kesuksesan sang ayah membawa dampak baik bagi anak-anaknya, sejak dulu mereka tidak pernah merasa kekurangan dan kesulitan dalam hal apapun karena kekuasaan yang dimiliki oleh ayahnya itu."Rokok."Arnold langsung menawari Jonathan sebatang rokok, yang langsung ditolak oleh lelaki itu. Memang Jonathan tidak terlalu menyukai rokok, mungkin bisa dikatakan sebulan sekali saja dirinya tak pernah menyentuh benda itu.Jonathan merasa senang, karena walaupun masih dalam keadaan sibuk. Namun keluarga mer
"Baiklah, Berlian."Pak Hardian senang Berlian setuju dengan pernikahan itu. Ia ingin sekali Melihat istrinya bahagia dengan melihat anaknya menikah. Dirinya juga ingin melihat Berlian bahagia bersama pasangannya, menurutnya Berlian adalah seorang wanita yang baik dan juga tegar. Wanita yang begitu sangat mandiri, tetapi dirinya tahu jika putrinya itu sangatlah rapuh dan memerlukan pasangan untuk menjaganya. Berlian hanya terlihat tegar di depan orang-orang saja, tetapi nyatanya wanita itu begitu rapuh.Putri sambungnya itu bukan seorang wanita yang hanya berpangku tangan, bahkan ia tidak mau memanfaatkan kekuasaan miliknya dan memilih dengan caranya sendiri untuk hidup."Iya, Pa," ujar Berlian.Entahlah, Berlian tidak memikirkan apa yang akan selanjutnya terjadi jika pak Ferdinand mengetahui rencana dari ayah sambungnya itu. Dirinya pun memikirkan dampak buruk yang akan terjadi apabila pak Ferdinand mengetahui jika putri sambung dari pak Hardian adalah dirinya. Pasti lelaki itu akan
Arnold keluar dari ruangan Ferdinand, ia melebarkan senyum. Melihat sang ayah yang begitu bersemangat dengan perjodohan Jonatan, dirinya pun merasa bingung juga jika ayahnya tak bisa menahan emosi jika tahu Berlian adalah putri sambung pak Hardian. Namun, Arnold berpikir ide dari Pak Hardian tidak salah. Malah membuat keduanya bersatu demi anak kandung mereka. Ia pun berpikir jika sang adik mencintai Berlian kenapa tidak mereka harus bersatu.Di satu sisi Pak Ferdinand yang masih berada di ruangannya langsung memeriksakan beberapa File masuk. Ia sudah membayangkan bagaimana menjadi besan orang yang sangat pintar dalam berbisnis. Ia tak membayangkan perusahaan miliknya akan ikut menjadi maju dan berkembang. Senyumnya pun tak hilang dari bibir itu. Ferdinand kali ini sangat berharap dari perjodohan itu. Rasanya ia ingin sekali cepat terjadi dua pertemuan itu yang akan membuat ia semakin yakin dengan kemajuan perusahaan. Pak Ferdinan menerima telepon dari sekretarisnya jika Pak Hard
“Aku tidak memperhatikan kamu. Hanya melihat cara kamu menata barang, Melihat barang dan menghitung barang. Hanya itu saja.” Berlian mencoba mencari alasan padahal dia sudah tertangkap basah memerhatikan Alva.Alva kembali merapikan beberapa barang juga bahan yang kadaluwarsanya tidak jauh dari bulan saat itu. Meski berlian mengelak jika dirinya memperhatikannya, tapi apa senang lihat wajah gugup berlian seperti itu. Alva sudah selesai memeriksa semuanya, lalu ia memberikan hasil pemeriksaannya pada Berlian untuk dianalisa diperhatikan apa yang masih kurang atau mau ditambahkan lagi. Wanita itu terkesiap saat tiba-tiba saja Alva memberikannya buku yang dipegangnya tadi. “Jangan melamun saja, apa kamu ragu menikah dengan Jonathan karena baru sadar dengan ketampanan aku?” Alva terkekeh lalu menepuk pundak Berlian dan melewatinya ke luar dari ruangan bahan.Berlian masih belum fokus, ia merasa Alva sedang mencoba menghibur diri dengan cara mengajak Berlian bercanda. Hanya saja wanita d
Walau ibunya mengatakan semua akan berjalan lancar, tapi Berlian terlihat semakin tidak tenang. Ia mencoba menarik napas panjang, lalu membuang kasar. Sejak jam 15.00 ia sudah berada di rumah dan mengajak main Cinta yang sejak kemarin mengajaknya bermain. Sang anak menarik tangannya karena dari tadi ibunya itu berdiri dengan pikiran kosong. “Kenapa Sayang?” Berlian menatap sang anak yang memegangi tangannya. Anak itu menunjukkan wajah masam. Ia kesal karena sejak tadi ibunya hanya diam saat di ajak bicara dan bermain. Berlian sadar jika dirinya salah dan langsung meminta maaf pada anaknya.“Mama minta maaf, ya.”“Bukan masalah minta maaf, Ma. Aku dari tadi ngomong, tapi Mama diam saja. Niat main sama aku enggak sih?”“Iya Sayang, mama minta maaf ya.” Nenek Lastri sejak tadi memperhatikan Berlian dan Cinta. Ia pun menghampiri dan meminta pengasuh Cinta membawanya main di luar karena ia akan berbicara dengan ibunya. Wajah Berlian terlihat sangat cemas, hal itu yang membuat Nenek Last
“Ya, Berlian putri Saya. Tidak ada yang mempermainkan Anda Pak Ferdinand. Sesuai janji saya untuk menjodohkan putriku. Namanya Berlian, anak bawaan istri saya. Apa ada yang salah, mengapa Anda seperti sedang di bohongi?” Pak Hardian berhasil mematahkan ucapan Pak Ferdinand. Di sini memang tak ada yang mempermainkan dirinya. Hanya saja ayah Jonathan itu sudah merasa malu dengan sikap dan perbuatannya selama ini. Dirinya sama sekali tidak tahu jika Berlian adalah anak sambung dari Pak Hardian. “Berlian baru saja bertemu dengan istri saya. Ibunya berpisah sejak lama, kini mereka bertemu. Berlian dan Jonathan juga sudah saling mengenal, ada Cinta di antara mereka. Apa salah jika saya meminta Jonathan untuk menikah dengan Berlian?” Tidak ada yang salah, hanya saja Berlian yang di kenal Pak Ferdinand adalah wanita miskin yang tidak layak untuk anaknya. Namun, kejutan ini sangat menusuk hati Pak Ferdinand. Rasa malu, apalagi jika Pak Hardian tahu semuanya. Hal yang pernah ia lakukan untuk
"Kenapa kamu bisa bicara seperti itu, dia kan ayahmu. Kalian tidak percaya?" tanya Berlian."Bukan tidak percaya, dalam situasi seperti ini pasti Papa tidak mungkin akan menolak. Mau gagal mendapatkan investasi dari papamu," papar Arnold."Investasi apa?" tanya Jonathan.Jonathan memang sama sekali belum tahu jika Pak Hardian akan memberikannya beberapa investasi saham untuk memajukan perusahaannya. Namun ayahnya belum menceritakan hal itu pada Jonathan karena belum sempat berbincang banyak pada sang anak. Mendengar hal itu Jonathan hanya menggeleng, entar saja Pak Ferdinan sangat kental menjodohkannya dengan Putri Pak Hardian tanpa mencari tahu siapa dulu wanita itu.Jika berhubungan dengan perusahaan Pak ferdinand selalu nomor satu. Dia tidak ingin perusahaan yang sudah dibangun dia sejak lama menjadi bangkrut atau tidak berkembang pesat. Dengan adanya janji dari Pak Hardian sudah pasti akan memajukan perusahaannya lebih besar lagi. Lagi jika perusahaan mereka berkolaborasi tentunya
6Hari ini adalah hari ulang tahun Al Bara, ya hari ulang tahunnya adalah hari di mana anak kandung Jonathan lahir. Tak mungkin Jonathan akan membedakan hari ulang tahun tersebut karena bagaimanapun juga anak lelaki itu adalah pengganti anak kandungnya. Pengganti kebahagiaan keluarganya, dan ia juga benar-benar menyayangi Al Bara seperti putranya sendiri.Apalagi juga dirinya benar-benar sangat menyayangi anak tersebut, kecerdasannya, serta kepiawaiannya membuat ia benar-benar merasakan kasih sayangnya. Entahlah mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya saat itu lebih memilih albara untuk menjadi anaknya, padahal di panti asuhan sangat sekali bayi-bayi lain. Namun, ia tetap saja memilih Al Bara untuk menjadi putranyaMereka semua sibuk menata ruangan. Dengan semringah dan gembira. Terlihat Berlian juga, Cinta dan Al yang sedang ikut mendekorasi. Memang wanita itu sengaja ingin mendekorasi ruangan itu bersama-sama dengan keluarga, tanpa menggunakan jasa. Berlian hanya ingin me
Jonathan duduk sembari memangku Al Bara. Anak laki-laki itu tadi berceloteh dan didengarkan sang ayah. Lucu, mulut kecil itu selalu mengatakan akan menjadi seperti papa Jo ketika besar. Apa yang selama ini dirinya niatkan jika lahirnya albara itu untuk membuat bahagia dirinya dan juga keluarganya, tetapi di saat ia tersenyum tiba-tiba senyuman itu lenyap seketika. Dimana dirinya kembali lagi mengingat detik-detik saat putranya hilang. Saat itu kebahagiaannya sudah tidak sempurna lagi. Walaupun ia tertawa karena kamu tetapi kebahagiaan itu bisa lenyap tiba-tiba.Jonathan memejamkan matanya, mengapa rasanya benar-benar begitu sangat sakit. Rasanya jauh lebih sakit saat dirinya dan juga berlian berpisah waktu itu. Pernyataan benar-benar merasa jika ia gagal menjadi seorang ayah karena dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan putranya itu. Namun, Jonathan pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemukan di mana putranya berada, tapi semuanya hanya berakhir dengan sia-sia
Kabar baik dari Alva di sambut semringah oleh Berlian juga Jonathan. Berlian, tanpa beban dan tidak tahu jika anaknya bukanlah anaknya bisa tersenyum tanpa memikirkan apa pun. Dirinya merasa bahagia karena sekarang saudaranya itu sudah memiliki anak, pasti lengkap sudah kebahagiaan di keluarga mereka itu.Namun, berbeda dengan Jonathan yang walau tersenyum tapi hatinya tetap getir. Setiap memandang bayi itu, ia teringat sang anak. Bahkan, nama yang sudah dia persiapkan pun tak diberikan pada bayi laki-laki itu. Dirinya benar-benar berharap jika ada suatu keajaiban yang membawa putranya bisa kembali lagi, ia tidak mau kehilangan darah dagingnya. Pasti dirinya akan menyesal seumur hidup dan ia akan hidup dalam penyesalan setiap harinya. Sekarang pun ia terus saja berusaha untuk bisa menemukan di mana keberadaan sang anak tanda siang malam dirinya terus saja memikirkan tentang putranya itu.Lagi, Jonathan kembali berbicara pada bayi mungil itu. "Andai kau tahu, aku sesungguhnya belum bi
Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Arnold datang bersama Mischa dan Rara yang sudah hamil besar. Putrinya itu sangat merindukan anak Jonathan, sejak tadi siang terus saja merengek sampai-sampai membuat Rara tidak mampu untuk membujuknya lagi dan akhirnya mereka semua datang ke kediaman Jonathan.Arnold langsung saja duduk di sebelah adiknya, dan sang istri langsung saja menghampiri Berlian yang tengah menggendong bayinya itu."Lian, duh jadi deg degan nunggu lahiran," tukas Rara.Rara tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia juga walaupun ini bukan pengalaman pertamanya melahirkan. Namun, ia merasa begitu sangat takut, karena memang setiap lahiran itu berbeda-beda kontraksinya. Dahulu saja ia benar-benar merasa begitu sangat sakit bahkan Arnold pun menolaknya beberapa kali untuk kembali lagi memiliki momongan."Iya Mbak, kamu sehat-sehat ya." Berlian terus saja memberikan motivasi serta nasehat-nasehat kepada Rara untuk tetap menjaga kesehatannya. Berlian juga merasa jika pen
"Bagaimana, dia pintar kah hari ini?" tanya Jonathan saat pulang dari kantor. Pria itu berusaha bersikap tenang seolah-olah bayi laki-laki itu adalah bayinya. Demi kebahagiaan Berlian, dia tak mau istrinya stres dengan keadaan yang sebenarnya.Walaupun dirinya benar-benar begitu sangat tertekan, ia sangat merindukan anaknya dan juga dirinya belum mengetahui bagaimana nasib dari putranya itu. Apakah putranya semua kebutuhannya terpenuhi, apakah putranya sudah minum susu, apakah putranya bisa tidur dengan nyenyak? "Dia pintar, laki-laki hebat seperti kamu."Berlian benar-benar menjadi Ibu yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Ia juga sangat menyayangi putranya tersebut, apalagi anaknya benar-benar tidak menyusahkan, tidak seperti bayi lainnya pada umumnya Rio benar-benar begitu sangat penurut dan jarang sekali menangis. Bahkan malam pun anaknya itu pun menangis hanya meminta susu saja. Berlian benar-benar merasa begitu sangat bahagia karena mendapatkan anak-anak yang sangat pintar sep
Masalah rumah sakit di urus oleh Arnold. Sementara, Jonathan fokus dengan bayi yang sudah berada di tangannya dan hari ini akan pulang bersamanya dan Berlian. Entah, dia jatuh hati dengan bayi tampan yang dia adopsi dari sebuah panti asuhan. Sedikit ada kemiripan, bayi laki-laki itu berkulit putih bersih, bibir tipis juga rambut tebal.Atas bantuan kakaknya, dia bisa menemukan bayi itu dirinya tidak mau membuat keadaan sang istri terpuruk dengan apa yang terjadi kepada bayi mereka biarkan dirinyalah yang bertanggung jawab mencari bayi itu dan ia juga tidak akan pernah melepaskan pihak rumah sakit bagaimana bisa mereka semua berkamuflase menyalahkan rencana alam tentang keteledorannya itu benar-benar tidak bisa memaafkan bagaimanapun juga iya seorang ayah dirinya benar-benar kehilangan bayinya."Satrio Perkasa." Jonathan telah memberi nama bayi yang ia adopsi dari sebuah panti asuhan tentu saja hanya dirinya dan juga sang kakak yang mengetahui hal tersebut ia tidak mau jika banyak ora
"Kami akan bertanggung jawab." Pihak rumah sakit benar-benar tidak menyangka, justru Arnold terlihat lebih berambisius dan berapi-api bahkan sejak tadi lelaki itu terus saja mengomel. Ia menyindir pihak ke rumah sakit yang benar-benar begitu sangat teledor bagaimana bisa keponakannya yang baru saja dilahirkan hilang, padahal rumah sakit ini adalah rumah sakit ternama. Rumah sakit besar, tidak mungkin Jonathan memilih rumah sakit asal-asalan untuk perawatan putra dan juga istrinya. Namun, ternyata rumah sakit yang ternama saja bisa begitu teledor. Sekarang dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi dari keponakannya itu, Arnold benar-benar merasa begitu kasihan dengan adiknya tersebut karena terlihat begitu sangat jelas jika Jonathan begitu emosional dan juga sedih."Tanggung jawab? Kalian pikir, keponakan saya hilang itu bisa di ganti?" Arnold marah. Sejak tadi pihak rumah sakit terus saja mengatakan tentang tanggung jawab tanggung jawab, sedangkan mereka saja tidak bisa bertanggung
"Ada apa kamu memanggilku ke sini, Jo?" tanya Arnold. Arnold memang tadi melihat pemberitaan tentang gempa yang baru saja terjadi di kota mereka itu. Ia juga begitu sangat khawatir apalagi saat mengetahui jika adik iparnya baru saja melahirkan dan berada di rumah sakit, iya saja yang berada di rumah merasa begitu sangat panik saat merasakan gempa bumi itu yang berada di rumah sakit.Akan tetapi, saat dirinya menelpon sang adik untuk menanyakan perihal bagaimana keadaannya serta keluarganya di rumah sakit, tetapi adiknya itu justru memintanya untuk segera datang ke rumah sakit dan terdengar suara dari Jonathan sangatlah panik membuat Arnold langsung saja bergegas ke rumah sakit. Dirinya benar-benar merasa begitu sangat khawatir, takut jika terjadi sesuatu."Bayiku hilang." Wajah Arnold berubah memerah, bukan hanya Jo yang emosi. Sebagai kakak dia pun begitu kesal. Lelaki itu langsung saja menuntut adiknya bercerita bagaimana bisa rumah sakit ini adalah rumah sakit besar dan juga tern
Terjadi kegaduhan di ruang bayi, salah satu bayi hilang karena kejadian gempa bumi. Entah suster mana yang membawanya, mereka semua panik lalu menghubungi pihak rumah sakit.Karena jumlah bayi yang diselamatkan serta jumlah bayi yang ada sebelum kejadian itu pun berbeda. "Bagaimana bisa hilang?" tanya salah satu pemimpin rumah sakit. Keadaan benar-benar begitu sangat gaduh, karena salah seorang bayi tiba-tiba menghilang entah suster mana yang membawanya, karena mereka semua tidak ada yang mau mengaku dan mereka memang memegang bayi satu per orang satu."Kami semua panik, membawa bayi satu orang satu. Bayi yang di inkubator itu entah siapa yang membawa, kami semua membawa sekaligus papan namanya. Tapi, bayi yang satu itu ...."Semua suster sangat ketakutan, karena kejadian gempa bumi tadi benar-benar membuat semua orang panik bahkan mereka semua tidak memperhatikan masing-masing bayi yang ada di inkubator. Mereka menyelamatkan bayi yang belum diselamatkan oleh temannya, membawa bayi