Ucapan sang nenek terngiang di telinganya. Benar, harusnya ia tak merasa takut dengan pak Ferdinand karena ada ayah sambungnya juga Jonathan. Sekarang dirinya tidak sendiri, akan ada orang yang membelanya bahkan membantunya jika pak Ferdinand melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Jonathan pun terlihat begitu sangat menyayangi Cinta, tak mungkin lelaki itu rela jika terjadi sesuatu kepada putrinya. Bu Shafira pun pasti akan menjadi garda terdepan untuk membelanya dari pak Ferdinand."Cinta tidur, ya," ujar Berlian.Seperti biasa jika telah meminum obat putrinya akan terlelap. Kata dokter Cinta harus banyak beristirahat, dan menjaga asupan yang masuk ke dalam tubuhnya. Serta anak itu harus lebih banyak minum air putih. Memang selama ini Cinta sangat sulit untuk minum jika tidak dipaksa dia tidak akan minum."Ma, om Jo kok gak jenguk Cinta lagi?"Berlian bingung anaknya selalu menyebut nama Jonathan setiap waktu dia sampai pusing untuk mencari alasan lagi. Entahlah mengapa Cinta begit
Berlian terkesiap saat Jo mintanya menikah dengannya. Bahkan menganggap Jo bercanda karena tak memikirkan perasaannya saat ini. Iya heran mengapa Jonathan bisa berpikiran secepat itu untuk mengejarnya menikah. Padahal, sudah sangat jelas jika pak Ferdinand belum memberikan mereka restu."Bercandamu tidak lucu, Jo," ujar Berlian.Entah apa yang dipikirkan lelaki itu sampai buru-buru mengajaknya menikah. Padahal berlian membayangkan saja tidak pernah untuk dapat menikah dengan Jonathan, seperti hal yang mustahil keduanya dapat bersatu dalam ikatan pernikahan sedangkan untuk saat ini saja mereka bersama sangat sulit."Aku serius. Aku ingin menikahimu," ungkap Jonathan.Jonathan memikirkan apa yang Arnold ucapkan. Jika, dirinya berlama-lama membiarkan Berlian sendiri tanpa mengambil keputusan. Ia takut justru Berlian akan menerima lamaran orang lain dan dirinya hidup dengan penyesalan karena terlambat untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada Berlian. Apalagi sekarang sang ibu s
Pak Hardian sangat heran melihat sikap pak Ferdinand, rekan bisnisnya itu seperti sangat senang. Tanpa bertanya tentang siapa putrinya dan nama putrinya, pak Ferdinand sudah membahas perihal perjodohan. Padahal orang yang dimaksud pak Ferdinand adalah berlian, wanita yang dirinya hina dan dirinya memalukan saat acara itu. Ya sudah mengetahui semuanya tentang ayah dari Jonathan tersebut, orang yang hanya memikirkan tentang kekuasaan dan jabatan saja. Iya saja sebagai pembisnis, tidak menggilai harta. Dirinya membebaskan Alfa ingin menikah dengan siapa saja mau kalangan atas hingga kalangan bawah pun tidak masalah untuknya, yang lebih terpenting adalah kebahagiaan anaknya tersebut.Pak Hardian hanya tidak ingin menjadi orang tua yang egois, yang mementingkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan perasaan anaknya. Ia juga pernah muda, rasa cinta itu tidak bisa dipaksakan. Serta kebahagiaan itu diciptakan oleh diri sendiri. Dirinya hanya tidak ingin melihat anaknya tertekan dengan segal
Jonathan heran kenapa ibunya bertanya tentang keluarga pak Hardian. Yang ia tahu hanya Berlian saja anak sambungnya dan Alva anak kandungnya. Dirinya sangat yakin jika oak Hardian tidak memiliki putri lagi selain berlian. Pernikahannya dengan bu Shafira pun tidak memiliki keturunan. Dan hanya Alva yang dirinya tahu sebagai anak kandung dari lelaki itu."Ayahmu mengatakan jika pak Hardian ingin memperkenalkan putrinya kepadamu. Lalu papamu itu berniat menjodohkan kalian dan mereka setuju, maka dari itu hari ini dia seperti orang yang baru saja menang lontre," ungkap Bu Santi.Jonathan mengingat-ingat kembali tentang anggota keluarga di rumah itu. Dirinya sangat yakin jika pak Hardian tidak memiliki putri lain."Putrinya hanya Berlian dan putranya Alva, aku sangat yakin akan hal itu," papar Jonathan.Bu Santi menepuk wajahnya, ia yakin jika suaminya pasti tidak mengetahui tentang asal-usul Berlian saat ini. Lelaki itu terlalu sibuk membenci sang wanita sampai tidak sempat untuk mencari
Setelah makan malam selesai, Rara memilih bersama bu Santi menemani putrinya bermain. Sementara pak Ferdinand kedatangan tamu yang tidak lain adalah rekan bisnisnya dan juga teman semasa kuliahnya.Arnold menyesap rokok di pinggir kolam renang rumah pak Ferdinand. Dirinya memang bukan pecandu rokok, tetapi kadangkala jika dirinya suntuk dirinya memilih menghabiskan waktu dengan menikmati barang itu. Sudah lama tidak datang ke rumah ini ia hanya mengenang masa-masa dirinya saat berada di sini.Kesuksesan sang ayah membawa dampak baik bagi anak-anaknya, sejak dulu mereka tidak pernah merasa kekurangan dan kesulitan dalam hal apapun karena kekuasaan yang dimiliki oleh ayahnya itu."Rokok."Arnold langsung menawari Jonathan sebatang rokok, yang langsung ditolak oleh lelaki itu. Memang Jonathan tidak terlalu menyukai rokok, mungkin bisa dikatakan sebulan sekali saja dirinya tak pernah menyentuh benda itu.Jonathan merasa senang, karena walaupun masih dalam keadaan sibuk. Namun keluarga mer
"Baiklah, Berlian."Pak Hardian senang Berlian setuju dengan pernikahan itu. Ia ingin sekali Melihat istrinya bahagia dengan melihat anaknya menikah. Dirinya juga ingin melihat Berlian bahagia bersama pasangannya, menurutnya Berlian adalah seorang wanita yang baik dan juga tegar. Wanita yang begitu sangat mandiri, tetapi dirinya tahu jika putrinya itu sangatlah rapuh dan memerlukan pasangan untuk menjaganya. Berlian hanya terlihat tegar di depan orang-orang saja, tetapi nyatanya wanita itu begitu rapuh.Putri sambungnya itu bukan seorang wanita yang hanya berpangku tangan, bahkan ia tidak mau memanfaatkan kekuasaan miliknya dan memilih dengan caranya sendiri untuk hidup."Iya, Pa," ujar Berlian.Entahlah, Berlian tidak memikirkan apa yang akan selanjutnya terjadi jika pak Ferdinand mengetahui rencana dari ayah sambungnya itu. Dirinya pun memikirkan dampak buruk yang akan terjadi apabila pak Ferdinand mengetahui jika putri sambung dari pak Hardian adalah dirinya. Pasti lelaki itu akan
Arnold keluar dari ruangan Ferdinand, ia melebarkan senyum. Melihat sang ayah yang begitu bersemangat dengan perjodohan Jonatan, dirinya pun merasa bingung juga jika ayahnya tak bisa menahan emosi jika tahu Berlian adalah putri sambung pak Hardian. Namun, Arnold berpikir ide dari Pak Hardian tidak salah. Malah membuat keduanya bersatu demi anak kandung mereka. Ia pun berpikir jika sang adik mencintai Berlian kenapa tidak mereka harus bersatu.Di satu sisi Pak Ferdinand yang masih berada di ruangannya langsung memeriksakan beberapa File masuk. Ia sudah membayangkan bagaimana menjadi besan orang yang sangat pintar dalam berbisnis. Ia tak membayangkan perusahaan miliknya akan ikut menjadi maju dan berkembang. Senyumnya pun tak hilang dari bibir itu. Ferdinand kali ini sangat berharap dari perjodohan itu. Rasanya ia ingin sekali cepat terjadi dua pertemuan itu yang akan membuat ia semakin yakin dengan kemajuan perusahaan. Pak Ferdinan menerima telepon dari sekretarisnya jika Pak Hard
“Aku tidak memperhatikan kamu. Hanya melihat cara kamu menata barang, Melihat barang dan menghitung barang. Hanya itu saja.” Berlian mencoba mencari alasan padahal dia sudah tertangkap basah memerhatikan Alva.Alva kembali merapikan beberapa barang juga bahan yang kadaluwarsanya tidak jauh dari bulan saat itu. Meski berlian mengelak jika dirinya memperhatikannya, tapi apa senang lihat wajah gugup berlian seperti itu. Alva sudah selesai memeriksa semuanya, lalu ia memberikan hasil pemeriksaannya pada Berlian untuk dianalisa diperhatikan apa yang masih kurang atau mau ditambahkan lagi. Wanita itu terkesiap saat tiba-tiba saja Alva memberikannya buku yang dipegangnya tadi. “Jangan melamun saja, apa kamu ragu menikah dengan Jonathan karena baru sadar dengan ketampanan aku?” Alva terkekeh lalu menepuk pundak Berlian dan melewatinya ke luar dari ruangan bahan.Berlian masih belum fokus, ia merasa Alva sedang mencoba menghibur diri dengan cara mengajak Berlian bercanda. Hanya saja wanita d