Menolak Perjodohan "Papa menarik semua fasilitas sama keuangan mu papa blokir kalau menolak untuk dijodohkan. Papa sayang sama kamu nak, maka dari itu papa mencarikan jodoh yang mana menurut papa cocok buat kamu. Untuk kali ini aja Xaviera dengarkan dan menurut"Masih terngiang dengan jelas ucapan terakhir sang papa dalam pikirannya.Gadis berusia 23 tahun yang bernama lengkap Sea Xaviera Joscelynn itu tengah berlari secepat mungkin menjauh dari kediamannya karena penjagaan sedang tidak ketat ini kesempatannya keluar rumah, tanpa memakai alas kaki karena takut akan terdengar.Gadis itu benar-benar nekat untuk keluar dari rumah, karena tidak mau dijodohkan dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal. Di ujung jalan sana, sebuah mobil sedan berwarna hitam tengah menunggu kedatangan Xaviera. Seseorang berpakaian santai kaos hitam dan celana pendek dan bertubuh kekar keluar."Kirain kamu ngak datang , Ben!" seru Xavier sedikit kaget dengan presensi Ben asisten pribadinya.Memang bukan sa
"Saya harus bagaimana nona, disisi lain Tuan Joscelynn mengancam. " "Kalau gitu terima aja perjodohan itu Nona!" Xaviera sontak kesal mendengarnya. Jantungnya berdebar mendengar kalimat pulang dan menerima perjodohan yang menurutnya terlalu cepat. Bukan ini yang dia mau dan tak ada pilihan lain,hanya menjalankan perintah dari majikannya "Nona sebenarnya ini cuma masalah konyol." "Mm...maksudnya tanya Xaviera ?" "Iya konyol aja nona, karna hanya di jodohin nona rela keluar dari rumah.Sudah saya bilang no-" Cela Xaviera "udah ah ngak usah di bahas ,aku sudah yakin sama keputusan ku. Dan siapa juga mau punya pasangan yang spik kuridakan ." Demi Tuhan,Xaviera benar-benar tidak mau apalagi harus memilih. Hening.... Hmmm Ben.... "Bisa kau bantu aku untuk mencari pekerjaan dulu"? "Aku tau kamu tetap pada pendirian mu, meskipun aku memohon,Tapi tolong carikan aku perkerjaan ,kamu tau sendiri kalau aku ngak pernah berkerja." "Saya coba tanyakan ke teman saya dulu nona memastika
"Kenapa harus membawa berkas laporan ? "Pertemuan pagi seperti kemarin saja kan? "balas Vii. "Ah iya, benar juga ngak perlu dibawa. Nanti saja Setelah pertemuan di ruang meeting. Diapartermen Xaviera merebah kan tubuh mingilnya di sofa.Setelah seharian ini gadis itu bekerja menguras otak dan tenaga nya. "sungguh melelahkan sekali, ternyata secapek ini "dia bermonolog sendiri. kemudian dia bangkit dari sofa, menujun kamar mandi membersihkan diri. Perutnya juga merasakan lapar. "Ada in" gumamnyai, dia memegang sayuran dan lainnya. "masak apa ya, oh iya ada youtube kenapa aku bodoh lihat saja tutorial di situ." Satu jam berperang di dapur, akhirnya jadi juga makanan buatannya. Entah rasanya seperti apa sebab ini perdana dia masak. Suapan pertama perlahan masuk ke dalam mulut sambil memejamkan mata takut seburuk itu nanti rasa makanan yang masuk ke mulutnya. Cepat mata itu terbuka "ngak juga buruk, ini masih layak dimana cuma aku rasa seperti nya kurang bumbu gumam nya. *****
"Sean kamu tertarik sama wanita itu, diruang meeting aku sempat melihat kalian sedang curi-curi pandangan cie cie godanya ." "Bisa diam ngak sih Ven, berisik "!! ******** "Terimakasih sudah membantu saya, Pak! Xaviera sangat berterimakasih pada security keamanan gedung apartemen yang dia tinggali. Dia tersenyum ramah sekali, karena memang dia yang minta bantuan. dia tadinya kesusahan membawa belanjaanya ia berpikir jika ia mampu membawa semuanya. Tapi perhitungannya salah mau tak mau ia meminta tolong. Xaviera di depan apartermen sedang membuka pintu dan memasukan belanjaan yang tadi ia beli di supermarket. Xaviera sudah mulai menghemat uang, dari membeli makanan di luar,sekarang membeli bahan masakan dan lainnya untuk nantinya ia masak sendiri. Bukan hanya itu, dia juga berbelanja set pakaian kerja, tas, dan juga sepatu tanpa brand terkenal. Gadis itu duduk termenung sambil menikmati cemilan dan secangkir teh yang dia buat tadi . Ia termenung memikirkan semuanya. "Benar juga
Xaviera sedang berada di pantry kantor, untuk membuat kopi. Dia sebenarnya tidak terlalu sering membuat kopi, tapi karena ia merasakan mata sedikit mengantuk pikirnya kopi akan menghilangkan rasa kantuknya.Xaviera bersyukur, sebab perusahaan tempatnya bekerja benar-benar memikirkan karyawannya.Xaviera masih mengaduk kopi miliknya di sana, Sengaja sekali ia pelan pelankan, ia kemudian mengembuskan nafas gusar saat pikiran anehnya mendadak muncul kembali.Pembicaraannya dengan Queen soal sugar baby tadi pagi benar-benar mengusiknya, Jujur saja, sempat terlintas di pikirannya untuk mencari tambahan uang."Ah sialan! Kenapa juga aku kepikiran itu itu terus!!" dumelnya kesal."Ini semua berawal dari perjodohan sialan itu!Xaviera benar-benar kesal. Terlebih juga sang papa tidak berusaha untuk menelponya atau mencari."Papa juga kenapa keras betul kayak batu gunung ? Kenapa tidak membatalkan aja bereskan dia bermonolog sendiri " benar-benar di luar rencanaku.Xaviera kembali diruangannya
Xaviera mengerjapkan ke dua matanya beberapa kali, seakan seperti mimpi ,ia mengelengkan kepala lalu mencubit kulit tanganya menyakinkan saja. Dan ini nyata sangking senangnya ia lompat lompat seperti anak kecil yang mendapatkan permen.Naik jabatan dia jadi sorotan dan buah bibir rekan kerja nya terutama kaum hawa. Karena semudah itu Xaviera bisa menjadi sekretaris CEO yang terkenal tampan di perusahaan, bahkan hampir semua karyawan wanita mengidam kan pria itu. Pagi cerah, menampakan sinar yang terang melalui cela cela tirai jendela. "Hmm aku seperti bermimpi, secepat ini aku naik jabatan gumamnya,sepertinya aku lagi hoki kedua sudut bibir membentuk senyuman tipis, "OK Xaviera semangat pagi ini hari pertama mu" dia memberikan semangat pada dirinya.Sampainya dikantor gegas dia ke meja yang sudah di siapkan khusus untuk dia. Tapi sedikit terlihat aneh ,dia berpikir " kenapa mejanya di dalam ruangan Pak Sean, bukannya meja sekretaris harusnya ada diluar. Kedua alisnya mengkerut meras
Xaviera akhirnya berubah pikiran menunggu Sean menyelesaikan pekerjaan nya dulu lalu dia akan pulang, gadis itu merasankurang enak jika pulangnyerkenih dahulu"Pak mau saya buatkan sesuatu?" Sean melirik sekilas ke arah gadis itu. "Kopi aja jawab Sean singkat." Xaviera mendengus kesal lalu dia pergi ke pantry. "Sumpah ya, itu orang kulkas apa manusia sih irit banget ngomong, untuk gan-,,, "Ganteng maksud mu, sahut Sean. Ngak tau kapan dia sudah berada di pantry, pria itu mendengar omelan Xaviera seketika tersenyum. "Eh Pak Bos, bu- bukan itu maksud saya, jangan marah pak saya ngak ada maksud apa apa kok suwer", jari nya terangkat menunjuk kan tanda peace "Tapi saya memang ganteng kan ? Sean melangkah sedikit demi sedikit ,gadis itu panik seketika langkah kaki nya mundur dan akhirnya memtok di dinding. Sean mengukung dengan kedua tangan nya jarak mereka berdua hanya beberapa centi hembusan nafas Sean terasa di wajah Xaviera. "Ba-pak mau a-apa tanya Xaviera ?"Mata Sean saat ini
Sean mendekat tangan besarnya terangkat membelai pipi lembut Xaviera ."Bukan kah beberapa jam yang lalu kamu yang merayuku dan menawarkan tubuh mu Jadi, jangan coba-coba untuk kabur dariku. Semua yang kamu inginkan sudah aku turuti. Jadilah gadis manis yang penurut." Xaviera benar-benar terjebak dengan penawaran jadi sugar baby. Gadis itu sedikit mendongak keatas karena Sean memiliki postur badan yang lebih tinggi daripada Xaviera. "kamu yakin tanya Xaviera?" "Tentu kenapa tidak ! bukan nya kita saling menguntungkan tercetak jelas senyuman manis Sean di wajah tampan nya. "Oke" , Xaviera sedikit mengikis jarak antara mereka mengulurkan tangan ke Sean untuk tanda mereka berdua sepakat. Xaviera gegas pergi ke dapur untuk menetralkan rasa gugupnya di depan Sean. sedari tadi jantungnya ingin rasanya copot karena ini baru pertama kali pandangan kedua nya intens bahkan Xaviera merasakan aroma mint dari mulut Sean. Sean terkekeh melihat Xaviera salah tingkah, Pria itu melangkah ke dapu