Share

CEO DINGIN ITU TERNYATA JODOH KU
CEO DINGIN ITU TERNYATA JODOH KU
Penulis: Bysuci

Menolak Perjodohan

Menolak Perjodohan

"Papa menarik semua fasilitas sama keuangan mu papa blokir kalau menolak untuk dijodohkan. Papa sayang sama kamu nak, maka dari itu papa mencarikan jodoh yang mana menurut papa cocok buat kamu. Untuk kali ini aja Xaviera dengarkan dan menurut"Masih terngiang dengan jelas ucapan terakhir sang papa dalam pikirannya.

Gadis berusia 23 tahun yang bernama lengkap Sea Xaviera Joscelynn itu tengah berlari secepat mungkin menjauh dari kediamannya karena penjagaan sedang tidak ketat ini kesempatannya keluar rumah, tanpa memakai alas kaki karena takut akan terdengar.

Gadis itu benar-benar nekat untuk keluar dari rumah, karena tidak mau dijodohkan dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal. Di ujung jalan sana, sebuah mobil sedan berwarna hitam tengah menunggu kedatangan Xaviera. Seseorang berpakaian santai kaos hitam dan celana pendek dan bertubuh kekar keluar.

"Kirain kamu ngak datang , Ben!" seru Xavier sedikit kaget dengan presensi Ben asisten pribadinya.Memang bukan salahnya jika berpikir bahwa Ben tidak akan datang . Sebab dari tadi dia menghubungin Ben sama sekali tidak ada respon

"Maaf, Nona. Saya tidak bermaksud untuk membuat menunggu tapi handphone saya sedang ketinggalan di mobil ini baru saya lihat banyak micall dari nona saya langsung ke sini."sahut Ben. "Silahkan masuk, Nona."

Xaviera buru-buru masuk ke dalam mobil tersebut, dan mengabaikan ponsel Ben yang tampak menyala di genggaman tangan pria itu.

Gadis itu sebegitu percayanya pada Ben. Bahkan dia menganggap Ben seperti kakak nya sekaligus temannya sendiri. Ben laki-laki yang berumur mateng yang terpaut beberapa tahun dari Vii memang selalu bisa dia andalkan. Dan selalu bisa diajak untuk bekerjasama. Termasuk menjemput dan membawa nya pergi."

"Menurutmu, apakah Papa akan mencariku dan memohon padaku untuk kembali ke rumah? "tanyanya tiba-tiba pada Ben yang sedang fokus mengemudi. Xaviera mendekatkan dirinya pada kursi bagian depan. Sedikit melongokkan kepalanya di samping Ben. Memang sudah biasa gadis tersebut seperti itu. "Jawab,Ben. Menurutmu bagaimana?

Papa akan mohon padaku dan akan membatalkan perjodohan itu, iya kan? Papa sangat sayang padaku, jadi aku yakin, papa akan mohon padaku untuk kembali dan menuruti apa saja kemauanku. Termasuk membatalkan perjodohan itu."Xaviera tersenyum dengan penuh percaya diri. Dia benar-benar yakin sekali dengan pilihannya saat ini. Karena dia tau, meskipun sang papa sangat galak, posesif, tapi begitu menyayangi nya. Sejak dulu, tidak pernah mengatakan tidak. Ya, walaupun dia harus ngambek terlebih dahulu .

"Apa Anda seyakin itu, Nona?"

Xaviera mengangguk dengan cepat. "Aku tidak akan mungkin membuat skenario kabur dari rumah jika tidak yakin, Ben. Pasti papa akan memintaku kembali. Daripada harus kehilangan anak satu satunya, tentu Papa akan menuruti keinginank. kamu tau kan, aku tidak suka laki-laki spek kuridakan.

" Xaviera pun tertawa hahahaha "

Ben hanya terkekeh, "Nona, sepertinya Anda salah paham. Pria yang akan dijodohkan dengan Anda itu tampan, masih muda ".

"Helehh, kamu sedang mencoba untuk membohongi ku ya? Kedua mataku ini masih sangat sehat, Ben! Aku bisa melihatnya dengan jelas. Pria itu memang spek kuridakan, benar-benar jelek."

"Astaga, terserah Nona saja kalau begitu." sahutnya

Ben yang lebih memilih untuk mengalah. Karena jika dilanjutkan, maka Gadis ini tidak akan pernah bisa dihentikan. Sebab perempuan itu memang bawel sekali.

"Oh ya, bawaan ku apa sudah kamu ambilkan di mansion?"

Yang di maksud Xaviera itu adalah baju dan yang lain nya,mtang sebelumnya sudah ia siapkan tapi ngak mampu membawanya.

"Sudah, Nona. Semuanya sudah saya bawa . Tujuan mereka saat ini ke apartermen yang mana Xaviera sudah siapkan jauh jauh hari.Apartermen yang ngak mewah tapi ngak juga jelek dan cukup untuk seorang dia tinggalin.

Ini tempat satu satunya persembunyian yang baik untuknya. Sebab tidak mungkin gadis itu bersembunyi di villa. Ini semua dilakukan agar Joscelynn papa Xaviera percaya jika Ia benar-benar nekat, dan rela meninggalkan. Karena tidak mau dijodohkan.

"Astaga aku sampai melupakan pakai alas kaki Ben seru Xaviera mampir dulu ke minimarket 24 jam Ben perintah Xaviera.

"Untuk sementara, pakai saja sepatu saya dulu, Nona."ujar Ben.

"Ben kamu ngak sadar kah, kaki mu sebesar gajah sedangkan kaki ku imut gini,yang ada bisa lepas sendiri di kaki ku, ngak apa apa nanti aku ke mini market mencari alas kaki dan sedikit bahan makanan."

"Kalau begitu, nanti beli saja, Nona."

"Aku kan juga bilang begitu tadi Ben." sahut Xaviera

Ben hanya mengangguk mengiyakan saja.

Sesampainya di sebuah minimarket 24 jam, Xaviera turun dari mobil dengan santai. Tidak merasa jijik sama sekali meski harus berjalan tanpa menggunakan alas kaki.

Xaviera membeli sandal untuk dia pakai, sekalian menarik sejumlah uang dari mesin ATM untuk pegangan. Jaga-jaga jika dia membutuhkan uang secara mendesak dan Ben sudah tidak bisa selalu di samping nya.

Baru beberapa jam dia meninggalkan rumah. Dan dia berharap jika sang papa akan segera menghubunginya dan memohon agar mau kembali ke rumah.

Tapi kenyataan yang ada justru sebaliknya.papanya sama sekali tidak menghubunginya. Dan saat dia ke kasir ternyata Debit serta kartu kredit nya tidak bisa di gunakan.

Oh lord demi apa semua ngak bisa di gunakan ,jari nya memijit pangkal hidung nya. Kepala nya sampai terasa mau pecah, sebab dia tidak bisa membayar semua barang belanjannya yang super banyak itu saat ini. Semua kartunya diblokir. Xaviera tak mungkin menggunakan uang yang dia tarik.

Tadi dari mesin ATM hanya menarik beberapa jumlah uang hasil menjual barang branded nya. Ia memikirkan kalau menggunakan uang cash pegangan nya akan berkurang. Berperang dalam pikirannya akhir nya ia membayar nya dengan uang cash karna dia membutuhkan semua belanjaannya.

Dia akhir nya keluar membawa barang belanjaanya. Benar benar papa nya ngak hanya mengancam tapi papa nya sudah memblokir semuanya.

Perasaan Xaviera kesal, dan dia berpikir sejenak sambil meminum air mineral yang dibeli nya tadi,setelah itu masuk ke dalam mobil sesekali mengerutu.

"Ada apa nyonya Ben bertanya"??

"Sialan! Moodku benar-benar dibuat rusak hari ini Ben." ATM ,kartu kredit semua di blokir. Aku hanya bisa menggunakan uang cash yang aku punya Xaviera menghela nafas panjang."

Ben yang baru saja menerima panggilan telepon dari papa Xaviera pun segera menoleh ke bangku belakang mobil.

"Apa kamu tau jika papa sudah memblokir semua kartuku?

"Aku tidak bisa membayar semua barang belanjaanku tadi. Beruntung aku punya uang cash . Ngak bisa aku bayangkan kalau benar benar ngak bisa membayar malu nya setengah mati."

"Nona, ada hal yang jauh lebih penting yang harus nona ketahui sekarang."

"Apa?" tanya Xaviera. Dia juga tampak was-was, saat Ben terlihat sangat serius sekarang.

"Barusan yang menelepon saya adalah Tuan Joscelynn."

"Papa? Apa yang Ayah katakan padamu? Dia memintamu untuk membujukku pulang kan?" cerocosnya tidak mau berhenti.

"Ah, sudah aku bilang kan . jika papa pasti akan mohon padaku agar mau pulang."

"Bukan itu, Nona Xaviera."

"Hah? Lalu apa?"

"Tuan Joscelynn tetap pada pendiriannya. Anda pergi dari rumah, maka semua fasilitas dan juga keuangan anda ditarik. Bukan hanya itu saja, Tuan juga mengancam saya."

Xaviera menaikkkan sebelah alisnya dengan cepat dan sedikit kaget mendengar penuturan Ben.

"Mengancam mu? Yang benar saja konyol. Bagaimana bisa papa mengancam mu?"

"Tuan Joscelynn tau jika anda bersama saya, beliau mengancam akan memecat saya,menganggu keluarga saya jika masih membantu anda dalam masa lah ini."

"Astaga drama apa lagi ini" dalam hati nya berkata.

"Terus gimana Ben ?"

Ben hanya mengedikankan kedua bahu nya

"Yausudah lah Ben,kalau begitu cepat antarkan aku ke apartermen SKY BLUE. Sebelum papa nanti melacak mu dan kamu pasti akan dapat masalah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status