Menolak Perjodohan
"Papa menarik semua fasilitas sama keuangan mu papa blokir kalau menolak untuk dijodohkan. Papa sayang sama kamu nak, maka dari itu papa mencarikan jodoh yang mana menurut papa cocok buat kamu. Untuk kali ini aja Xaviera dengarkan dan menurut"Masih terngiang dengan jelas ucapan terakhir sang papa dalam pikirannya. Gadis berusia 23 tahun yang bernama lengkap Sea Xaviera Joscelynn itu tengah berlari secepat mungkin menjauh dari kediamannya karena penjagaan sedang tidak ketat ini kesempatannya keluar rumah, tanpa memakai alas kaki karena takut akan terdengar. Gadis itu benar-benar nekat untuk keluar dari rumah, karena tidak mau dijodohkan dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal. Di ujung jalan sana, sebuah mobil sedan berwarna hitam tengah menunggu kedatangan Xaviera. Seseorang berpakaian santai kaos hitam dan celana pendek dan bertubuh kekar keluar. "Kirain kamu ngak datang , Ben!" seru Xavier sedikit kaget dengan presensi Ben asisten pribadinya.Memang bukan salahnya jika berpikir bahwa Ben tidak akan datang . Sebab dari tadi dia menghubungin Ben sama sekali tidak ada respon "Maaf, Nona. Saya tidak bermaksud untuk membuat menunggu tapi handphone saya sedang ketinggalan di mobil ini baru saya lihat banyak micall dari nona saya langsung ke sini."sahut Ben. "Silahkan masuk, Nona." Xaviera buru-buru masuk ke dalam mobil tersebut, dan mengabaikan ponsel Ben yang tampak menyala di genggaman tangan pria itu. Gadis itu sebegitu percayanya pada Ben. Bahkan dia menganggap Ben seperti kakak nya sekaligus temannya sendiri. Ben laki-laki yang berumur mateng yang terpaut beberapa tahun dari Vii memang selalu bisa dia andalkan. Dan selalu bisa diajak untuk bekerjasama. Termasuk menjemput dan membawa nya pergi." "Menurutmu, apakah Papa akan mencariku dan memohon padaku untuk kembali ke rumah? "tanyanya tiba-tiba pada Ben yang sedang fokus mengemudi. Xaviera mendekatkan dirinya pada kursi bagian depan. Sedikit melongokkan kepalanya di samping Ben. Memang sudah biasa gadis tersebut seperti itu. "Jawab,Ben. Menurutmu bagaimana? Papa akan mohon padaku dan akan membatalkan perjodohan itu, iya kan? Papa sangat sayang padaku, jadi aku yakin, papa akan mohon padaku untuk kembali dan menuruti apa saja kemauanku. Termasuk membatalkan perjodohan itu."Xaviera tersenyum dengan penuh percaya diri. Dia benar-benar yakin sekali dengan pilihannya saat ini. Karena dia tau, meskipun sang papa sangat galak, posesif, tapi begitu menyayangi nya. Sejak dulu, tidak pernah mengatakan tidak. Ya, walaupun dia harus ngambek terlebih dahulu . "Apa Anda seyakin itu, Nona?" Xaviera mengangguk dengan cepat. "Aku tidak akan mungkin membuat skenario kabur dari rumah jika tidak yakin, Ben. Pasti papa akan memintaku kembali. Daripada harus kehilangan anak satu satunya, tentu Papa akan menuruti keinginank. kamu tau kan, aku tidak suka laki-laki spek kuridakan. " Xaviera pun tertawa hahahaha " Ben hanya terkekeh, "Nona, sepertinya Anda salah paham. Pria yang akan dijodohkan dengan Anda itu tampan, masih muda ". "Helehh, kamu sedang mencoba untuk membohongi ku ya? Kedua mataku ini masih sangat sehat, Ben! Aku bisa melihatnya dengan jelas. Pria itu memang spek kuridakan, benar-benar jelek." "Astaga, terserah Nona saja kalau begitu." sahutnya Ben yang lebih memilih untuk mengalah. Karena jika dilanjutkan, maka Gadis ini tidak akan pernah bisa dihentikan. Sebab perempuan itu memang bawel sekali. "Oh ya, bawaan ku apa sudah kamu ambilkan di mansion?" Yang di maksud Xaviera itu adalah baju dan yang lain nya,mtang sebelumnya sudah ia siapkan tapi ngak mampu membawanya. "Sudah, Nona. Semuanya sudah saya bawa . Tujuan mereka saat ini ke apartermen yang mana Xaviera sudah siapkan jauh jauh hari.Apartermen yang ngak mewah tapi ngak juga jelek dan cukup untuk seorang dia tinggalin. Ini tempat satu satunya persembunyian yang baik untuknya. Sebab tidak mungkin gadis itu bersembunyi di villa. Ini semua dilakukan agar Joscelynn papa Xaviera percaya jika Ia benar-benar nekat, dan rela meninggalkan. Karena tidak mau dijodohkan. "Astaga aku sampai melupakan pakai alas kaki Ben seru Xaviera mampir dulu ke minimarket 24 jam Ben perintah Xaviera. "Untuk sementara, pakai saja sepatu saya dulu, Nona."ujar Ben. "Ben kamu ngak sadar kah, kaki mu sebesar gajah sedangkan kaki ku imut gini,yang ada bisa lepas sendiri di kaki ku, ngak apa apa nanti aku ke mini market mencari alas kaki dan sedikit bahan makanan." "Kalau begitu, nanti beli saja, Nona." "Aku kan juga bilang begitu tadi Ben." sahut Xaviera Ben hanya mengangguk mengiyakan saja. Sesampainya di sebuah minimarket 24 jam, Xaviera turun dari mobil dengan santai. Tidak merasa jijik sama sekali meski harus berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Xaviera membeli sandal untuk dia pakai, sekalian menarik sejumlah uang dari mesin ATM untuk pegangan. Jaga-jaga jika dia membutuhkan uang secara mendesak dan Ben sudah tidak bisa selalu di samping nya. Baru beberapa jam dia meninggalkan rumah. Dan dia berharap jika sang papa akan segera menghubunginya dan memohon agar mau kembali ke rumah. Tapi kenyataan yang ada justru sebaliknya.papanya sama sekali tidak menghubunginya. Dan saat dia ke kasir ternyata Debit serta kartu kredit nya tidak bisa di gunakan. Oh lord demi apa semua ngak bisa di gunakan ,jari nya memijit pangkal hidung nya. Kepala nya sampai terasa mau pecah, sebab dia tidak bisa membayar semua barang belanjannya yang super banyak itu saat ini. Semua kartunya diblokir. Xaviera tak mungkin menggunakan uang yang dia tarik. Tadi dari mesin ATM hanya menarik beberapa jumlah uang hasil menjual barang branded nya. Ia memikirkan kalau menggunakan uang cash pegangan nya akan berkurang. Berperang dalam pikirannya akhir nya ia membayar nya dengan uang cash karna dia membutuhkan semua belanjaannya. Dia akhir nya keluar membawa barang belanjaanya. Benar benar papa nya ngak hanya mengancam tapi papa nya sudah memblokir semuanya. Perasaan Xaviera kesal, dan dia berpikir sejenak sambil meminum air mineral yang dibeli nya tadi,setelah itu masuk ke dalam mobil sesekali mengerutu. "Ada apa nyonya Ben bertanya"?? "Sialan! Moodku benar-benar dibuat rusak hari ini Ben." ATM ,kartu kredit semua di blokir. Aku hanya bisa menggunakan uang cash yang aku punya Xaviera menghela nafas panjang." Ben yang baru saja menerima panggilan telepon dari papa Xaviera pun segera menoleh ke bangku belakang mobil. "Apa kamu tau jika papa sudah memblokir semua kartuku? "Aku tidak bisa membayar semua barang belanjaanku tadi. Beruntung aku punya uang cash . Ngak bisa aku bayangkan kalau benar benar ngak bisa membayar malu nya setengah mati." "Nona, ada hal yang jauh lebih penting yang harus nona ketahui sekarang." "Apa?" tanya Xaviera. Dia juga tampak was-was, saat Ben terlihat sangat serius sekarang. "Barusan yang menelepon saya adalah Tuan Joscelynn." "Papa? Apa yang Ayah katakan padamu? Dia memintamu untuk membujukku pulang kan?" cerocosnya tidak mau berhenti. "Ah, sudah aku bilang kan . jika papa pasti akan mohon padaku agar mau pulang." "Bukan itu, Nona Xaviera." "Hah? Lalu apa?" "Tuan Joscelynn tetap pada pendiriannya. Anda pergi dari rumah, maka semua fasilitas dan juga keuangan anda ditarik. Bukan hanya itu saja, Tuan juga mengancam saya." Xaviera menaikkkan sebelah alisnya dengan cepat dan sedikit kaget mendengar penuturan Ben. "Mengancam mu? Yang benar saja konyol. Bagaimana bisa papa mengancam mu?" "Tuan Joscelynn tau jika anda bersama saya, beliau mengancam akan memecat saya,menganggu keluarga saya jika masih membantu anda dalam masa lah ini." "Astaga drama apa lagi ini" dalam hati nya berkata. "Terus gimana Ben ?" Ben hanya mengedikankan kedua bahu nya "Yausudah lah Ben,kalau begitu cepat antarkan aku ke apartermen SKY BLUE. Sebelum papa nanti melacak mu dan kamu pasti akan dapat masalah.""Saya harus bagaimana nona, disisi lain Tuan Joscelynn mengancam. " "Kalau gitu terima aja perjodohan itu Nona!" Xaviera sontak kesal mendengarnya. Jantungnya berdebar mendengar kalimat pulang dan menerima perjodohan yang menurutnya terlalu cepat. Bukan ini yang dia mau dan tak ada pilihan lain,hanya menjalankan perintah dari majikannya "Nona sebenarnya ini cuma masalah konyol." "Mm...maksudnya tanya Xaviera ?" "Iya konyol aja nona, karna hanya di jodohin nona rela keluar dari rumah.Sudah saya bilang no-" Cela Xaviera "udah ah ngak usah di bahas ,aku sudah yakin sama keputusan ku. Dan siapa juga mau punya pasangan yang spik kuridakan ." Demi Tuhan,Xaviera benar-benar tidak mau apalagi harus memilih. Hening.... Hmmm Ben.... "Bisa kau bantu aku untuk mencari pekerjaan dulu"? "Aku tau kamu tetap pada pendirian mu, meskipun aku memohon,Tapi tolong carikan aku perkerjaan ,kamu tau sendiri kalau aku ngak pernah berkerja." "Saya coba tanyakan ke teman saya dulu nona memastika
"Kenapa harus membawa berkas laporan ? "Pertemuan pagi seperti kemarin saja kan? "balas Vii. "Ah iya, benar juga ngak perlu dibawa. Nanti saja Setelah pertemuan di ruang meeting. Diapartermen Xaviera merebah kan tubuh mungilnya di sofa.Setelah seharian ini gadis itu bekerja menguras otak dan tenaga nya. "sungguh melelahkan sekali, ternyata secapek ini "dia bermonolog sendiri. kemudian dia bangkit dari sofa, menuju kamar mandi membersihkan diri. Perutnya juga merasakan lapar. "Ada ini"gumamnya, dia memegang sayuran dan lainnya. "masak apa ya, oh iya ada youtube kenapa aku bodoh lihat saja tutorial di situ." Satu jam berperang di dapur, akhirnya jadi juga makanan buatannya. Entah rasanya seperti apa sebab ini perdana dia masak. Suapan pertama perlahan masuk ke dalam mulut sambil memejamkan mata takut seburuk itu nanti rasa makanan yang masuk ke mulutnya. Perlahan dia membuka mata "ngak juga buruk, ini masih layak dimakan cuma aku rasa seperti nya kurang bumbu gumam nya
"Sean kamu tertarik sama wanita itu, diruang meeting aku sempat melihat kalian sedang curi-curi pandangan cie cie godanya ." "Bisa diam ngak sih Ven, berisik "!! ******** "Terimakasih sudah membantu saya, Pak! Xaviera sangat berterimakasih pada security keamanan gedung apartemen yang dia tinggali. Dia tersenyum ramah sekali, karena memang dia yang minta bantuan. dia tadinya kesusahan membawa belanjaanya ia berpikir jika ia mampu membawa semuanya. Tapi perhitungannya salah mau tak mau ia meminta tolong. Xaviera di depan apartermen sedang membuka pintu dan memasukan belanjaan yang tadi ia beli di supermarket. Xaviera sudah mulai menghemat uang, dari membeli makanan di luar,sekarang membeli bahan masakan dan lainnya untuk nantinya ia masak sendiri. Bukan hanya itu, dia juga berbelanja set pakaian kerja, tas, dan juga sepatu tanpa brand terkenal. Gadis itu duduk termenung sambil menikmati cemilan dan secangkir teh yang dia buat tadi . Ia termenung memikirkan semuanya. "Benar juga
Xaviera sedang berada di pantry kantor, untuk membuat kopi. Dia sebenarnya tidak terlalu sering membuat kopi, tapi karena ia merasakan mata sedikit mengantuk pikirnya kopi akan menghilangkan rasa kantuknya.Xaviera bersyukur, sebab perusahaan tempatnya bekerja benar-benar memikirkan karyawannya.Xaviera masih mengaduk kopi miliknya di sana, Sengaja sekali ia pelan pelankan, ia kemudian mengembuskan nafas gusar saat pikiran anehnya mendadak muncul kembali.Pembicaraannya dengan Queen soal sugar baby tadi pagi benar-benar mengusiknya, Jujur saja, sempat terlintas di pikirannya untuk mencari tambahan uang."Ah sialan! Kenapa juga aku kepikiran itu itu terus!!" dumelnya kesal."Ini semua berawal dari perjodohan sialan itu!Xaviera benar-benar kesal. Terlebih juga sang papa tidak berusaha untuk menelponya atau mencari."Papa juga kenapa keras betul kayak batu gunung ? Kenapa tidak membatalkan aja bereskan dia bermonolog sendiri " benar-benar di luar rencanaku.Xaviera kembali diruangannya
Xaviera mengerjapkan ke dua matanya beberapa kali, seakan seperti mimpi ,ia mengelengkan kepala lalu mencubit kulit tanganya menyakinkan saja. Dan ini nyata sangking senangnya ia lompat lompat seperti anak kecil yang mendapatkan permen.Naik jabatan dia jadi sorotan dan buah bibir rekan kerja nya terutama kaum hawa. Karena semudah itu Xaviera bisa menjadi sekretaris CEO yang terkenal tampan di perusahaan, bahkan hampir semua karyawan wanita mengidam kan pria itu. Pagi cerah, menampakan sinar yang terang melalui cela cela tirai jendela. "Hmm aku seperti bermimpi, secepat ini aku naik jabatan gumamnya,sepertinya aku lagi hoki kedua sudut bibir membentuk senyuman tipis, "OK Xaviera semangat pagi ini hari pertama mu" dia memberikan semangat pada dirinya.Sampainya dikantor gegas dia ke meja yang sudah di siapkan khusus untuk dia. Tapi sedikit terlihat aneh ,dia berpikir " kenapa mejanya di dalam ruangan Pak Sean, bukannya meja sekretaris harusnya ada diluar. Kedua alisnya mengkerut meras
Xaviera akhirnya berubah pikiran menunggu Sean menyelesaikan pekerjaan nya dulu lalu dia akan pulang, gadis itu merasankurang enak jika pulangnyerkenih dahulu"Pak mau saya buatkan sesuatu?" Sean melirik sekilas ke arah gadis itu. "Kopi aja jawab Sean singkat." Xaviera mendengus kesal lalu dia pergi ke pantry. "Sumpah ya, itu orang kulkas apa manusia sih irit banget ngomong, untuk gan-,,, "Ganteng maksud mu, sahut Sean. Ngak tau kapan dia sudah berada di pantry, pria itu mendengar omelan Xaviera seketika tersenyum. "Eh Pak Bos, bu- bukan itu maksud saya, jangan marah pak saya ngak ada maksud apa apa kok suwer", jari nya terangkat menunjuk kan tanda peace "Tapi saya memang ganteng kan ? Sean melangkah sedikit demi sedikit ,gadis itu panik seketika langkah kaki nya mundur dan akhirnya memtok di dinding. Sean mengukung dengan kedua tangan nya jarak mereka berdua hanya beberapa centi hembusan nafas Sean terasa di wajah Xaviera. "Ba-pak mau a-apa tanya Xaviera ?"Mata Sean saat ini
Sean mendekat tangan besarnya terangkat membelai pipi lembut Xaviera ."Bukan kah beberapa jam yang lalu kamu yang merayuku dan menawarkan tubuh mu Jadi, jangan coba-coba untuk kabur dariku. Semua yang kamu inginkan sudah aku turuti. Jadilah gadis manis yang penurut." Xaviera benar-benar terjebak dengan penawaran jadi sugar baby. Gadis itu sedikit mendongak keatas karena Sean memiliki postur badan yang lebih tinggi daripada Xaviera. "kamu yakin tanya Xaviera?" "Tentu kenapa tidak ! bukan nya kita saling menguntungkan tercetak jelas senyuman manis Sean di wajah tampan nya. "Oke" , Xaviera sedikit mengikis jarak antara mereka mengulurkan tangan ke Sean untuk tanda mereka berdua sepakat. Xaviera gegas pergi ke dapur untuk menetralkan rasa gugupnya di depan Sean. sedari tadi jantungnya ingin rasanya copot karena ini baru pertama kali pandangan kedua nya intens bahkan Xaviera merasakan aroma mint dari mulut Sean. Sean terkekeh melihat Xaviera salah tingkah, Pria itu melangkah ke dapu
Semenjak kejadian tadi malam, pikiran Xaviera kemana mana entah apa saja gadis itu pikirkan. Kedua tangan nya menopang dagu. "Apa keputusan ku sudah bulat jadi sugar babynya" batin nya, tapi aku takut reflek dia mengelengkan kepalanya cepat pikiran sudah terkontaminasi ke hal seks. Tapi disisi lain juga dia membutuhkan uang. Kebiasaan ini belum bisa dia ubah. "Uuy kamu kenapa, kesambet ?" tanya Queen "Astaga, kamu bikin aku jantungan loh Queen !" tatapan sinis ke arah Queen "ih bener bener ini anak kesambet." "Apaan sih." "Jadi melamunin apa hmm, tanya Queen ?" "Gak ,cuma mikirin kerjaan aja , ucap nya berbohong. "Yakin nih gak mau cerita ." "Gak ada 'QUEENN' udah sana kerja" nada nya sedikit menekan. "Sumpah ya nih anak aneh Queen langsung melongos pergi ." ******** Dikantor papa Xaviera Sedangkan kan dikantor papanya Xaviera sedang ketar ketir, semalam dia di kabarin oleh mama nya Sean mengajak Xaviera untuk makan malam. "Itu anak kayaknya betah di
Dengan ragu ragu Xaviera memegang junior itu. "Buka mata nya baby", perintah sean sambil mengusap pipi nya lembut. Sedikit mengintip dengan sebelah mata dia memberanikan diri melihat. Dia meneguk salivanya "kenapa besar sekali apa itu muat gumamnya dalam hati". Sean mendesis, merasakan juniornya di remas lembut "Aahhhh" suara desahan Sean terdengar ditelinga Xaviera. Perlahan dia menaik turunkan tangan entah keberanian dari mana Xaviera berlutut tepat di depan junior Sean kemudin tanpa ragu dia menjilat seperti ice cream menikmati jilatan itu dengan memejam kan mata. Sepertinya dia sangat pro tapi nyata nya dia hanya memperagakan ulang dari tontonan film blue yang pernah dia lihat. "Baby, Aahhh ini nikmat sekali Eemm kamu belajar dari mana . Xaviera hanya tersenyum tipis ngak menanggapi. Dia menaik kan tempo kecepatan nya maju mundur kepala. nya sesekali mendongak melihat ekpresi wajah sean keenakan. Dengan gerakan cepat Xaviera berada di bawa kungkungan Sean. Kedua tangan n
Sean sudah bisa menahannya dari tadi. semakin dia tahan semakin besar gejolak gairahnya. Tangannya mulai bermain main di paha , lalu naik ke atas semakin kesini dan kesana. Dan akhirnya tangan itu berhenti tepat di dua gundukan kenyal. Sean berbisik "Baby boleh aku memegangnya" aku sudah menaham nya dari tadi kamu yang memulainya." Xaviera perlahan membuka mata nya, matanya menatap Sean terlihat mata sayu sean seakan memohon. Entah sudah sadar atau tidak Xaviera hanya anggukan kepala. Sean tanpa babibu menarik tengkuk leher nya mencium secara brutal, semakin lama lumatan itu menuntut lebih Xaviera merasakan desiran hebat di sekujur tubuhnya. "Emphh" Xaviera mendesah menikmati setiap sentuhan. Sean meremas kuat dada yang masih terbungkus bra berwarna merah yang sangat kontras dengan kulit putih mulus nya ,mengecup lembut leher mulus wanitanya. Memberi beberapa tanda kepemilikan kissmark. "Tik", pengait bra itu terbuka begitu saja, tangan sean sangat lihai membuka tanpa kesusahan.
"Kita mau kemana Sean ?" "Ke Bar mau ?" "Boleh juga, Xaviera ngak menolak karena sudah lama dia ngak menginjak tempat itu, biasa nya dia absen walaupun sekedar minum cocktail atau wine yang kadar alkoholnya rendah.Butuh 30 menit mereka sampai ke tempat tujuan. Sean memutari mobil guna membuka kan pTangan Sean mengenggam jari jemari itu, seakan takut Gadisnya hilang dari pandangan nya. dia menjatuhkan bokongnya di kursi tepat depan bar. "Kamu mau pesan apa baby?" pria itu memajukan kepala lalu bertanya tepat disamping telinga wanitanya. "wine aja deh" jawab Xaviera cepat,Sean memberi kode ke bartender dan memesan minuman. "Bang ini pesanan nya ucap Bartender itu." "Seseorang di sana sedang mengamati gerak gerik mereka,"Oh ternyata kamu lagi bersenang di sini, kita tunggu tanggal main nya sayang sambil tersenyum smirk. sepertinya laki laki itu sedang buat rencana jahat. Semakin malam hiruk pikuk club semakin ramai Xaviera sedikit mabuk, Sean dengan sigap di samping nya menjaga.
Sore ini Xaviera pulang ke mansion nya, sebelum pulang dia sempatkan ke apartermen nya untuk mengambil beberapa barang yang penting. Dimansion, dengan cepat dia merebahkan badannya. "Huftt terdengar suara helaan nafas berat, capek banget. Mata nya perlahan terasa berat akhirnya dia tertidur. Hingga menunjukan jam 7 malam belum ada tanda tanda Xaviera bangun sepertinya gadis itu sangat lelah. Joscelynn memanggil salah satu maid bernama Mbok Yem kepala Maid yang sudah lama bekerja. "Mbok lihat Xaviera? saya belum melihat nya dari saya pulang dari kantor. "Nona Xaviera sepertinya di kamar tuan, karena tadi sore saya melihat Nona langsung naik keatas,sepertinya Nona kecapean. Apa mau saya panggilkan Tuan ?" "Iya Mbok, tolong panggil kan saja" perintah Joscelynn. Tok... Tok... "Nona Xaviera" apa nona di dalam panggil Mbok yem. Xaviera merasa terusik mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, gerakan slow dia merenggangkan otot otot nya. "Eh iya Bik saya baru bangun, s
Pagi ini Xaviera tergesa gesa, sampai dia melupakan dryer rambut nya yang sedikit terlihat masih basah, ya memang sering seperti ini udah kebiasaan nya. Lantas bestie nya saja sudah jengah melihatnya. Hanya beberapa kali Xaviera turun kerja ontime selebihnya selalu telat. "Pagi pah" ,sapa Xaviera dia mengecup pipi papanya,bagaimana keadaan papa pagi ini?" "Seperti yang kamu lihat sangat sehat nak, terlebih kamu sudah pulang papa tambah sehat" senyum terpancar di wajah pria separuh baya itu. Padahal keadaanya sangat sehat hanya akal akalan saja menarik simpati anak nya. "Sini sarapan dulu sama papa." "Kayaknya aku sarapan roti aja deh pah udah telat banget ini" sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Xaviera cepat mengambil roti dan selai kemudian meneteng tas dan laptopnya. Ngak butuh waktu lama Xaviera sampai di kantor. Dia mengatur nafas nya karena merasa ngos ngosan berlari lari untuk sampai ke ruangannya. "Xa, tegur bestie nya kamu doyan ban
"Ben kamu ngak berbohong kan, air mata nya luruh membasahi pipi. Aku mau ketemu papa Ben ucapnya. "Baik nona, malam saya jemput di apartermen." "Terima Kasih Ben" Xaviera memutuskan kembali ke apartermen.Di apartermen Xaviera hempaskan tubuh ke atas ranjang mata nya terpejam pikiran nya kalut mendengar kabar kalau papanya sedang sakit.Tangannya merogoh tas mencari ponsel nya, lalu dia mengirim chat ke Ben. Air hangat mengalir membasahi seluruh tubuhnya, kepala nya mendongak keatas dia usap pelan air yang mengalir. Cukup lama berperang dengan pikiran nya lekas Xaviera menyudahi aktifitasnya. Kini Handuk putih yang menutup sebagian tubuh mulusnya dia ganti dengan pakaian casual. ******** Drtt.. Drtt.. Segera dia meraih ponsel yang ada diatas meja. Tertera nama Ben di layar ponselnya. "Halo Nona saya sudah di parkiran." "Baiklah, tunggu bentar aku segera ke bawa." Gegas Xaviera mengambil tas nya dan memasukan ponselnya terburu buru.Ben melihat Xaviera langsung sigap memb
Semenjak kejadian tadi malam, pikiran Xaviera kemana mana entah apa saja gadis itu pikirkan. Kedua tangan nya menopang dagu. "Apa keputusan ku sudah bulat jadi sugar babynya" batin nya, tapi aku takut reflek dia mengelengkan kepalanya cepat pikiran sudah terkontaminasi ke hal seks. Tapi disisi lain juga dia membutuhkan uang. Kebiasaan ini belum bisa dia ubah. "Uuy kamu kenapa, kesambet ?" tanya Queen "Astaga, kamu bikin aku jantungan loh Queen !" tatapan sinis ke arah Queen "ih bener bener ini anak kesambet." "Apaan sih." "Jadi melamunin apa hmm, tanya Queen ?" "Gak ,cuma mikirin kerjaan aja , ucap nya berbohong. "Yakin nih gak mau cerita ." "Gak ada 'QUEENN' udah sana kerja" nada nya sedikit menekan. "Sumpah ya nih anak aneh Queen langsung melongos pergi ." ******** Dikantor papa Xaviera Sedangkan kan dikantor papanya Xaviera sedang ketar ketir, semalam dia di kabarin oleh mama nya Sean mengajak Xaviera untuk makan malam. "Itu anak kayaknya betah di
Sean mendekat tangan besarnya terangkat membelai pipi lembut Xaviera ."Bukan kah beberapa jam yang lalu kamu yang merayuku dan menawarkan tubuh mu Jadi, jangan coba-coba untuk kabur dariku. Semua yang kamu inginkan sudah aku turuti. Jadilah gadis manis yang penurut." Xaviera benar-benar terjebak dengan penawaran jadi sugar baby. Gadis itu sedikit mendongak keatas karena Sean memiliki postur badan yang lebih tinggi daripada Xaviera. "kamu yakin tanya Xaviera?" "Tentu kenapa tidak ! bukan nya kita saling menguntungkan tercetak jelas senyuman manis Sean di wajah tampan nya. "Oke" , Xaviera sedikit mengikis jarak antara mereka mengulurkan tangan ke Sean untuk tanda mereka berdua sepakat. Xaviera gegas pergi ke dapur untuk menetralkan rasa gugupnya di depan Sean. sedari tadi jantungnya ingin rasanya copot karena ini baru pertama kali pandangan kedua nya intens bahkan Xaviera merasakan aroma mint dari mulut Sean. Sean terkekeh melihat Xaviera salah tingkah, Pria itu melangkah ke dapu
Xaviera akhirnya berubah pikiran menunggu Sean menyelesaikan pekerjaan nya dulu lalu dia akan pulang, gadis itu merasankurang enak jika pulangnyerkenih dahulu"Pak mau saya buatkan sesuatu?" Sean melirik sekilas ke arah gadis itu. "Kopi aja jawab Sean singkat." Xaviera mendengus kesal lalu dia pergi ke pantry. "Sumpah ya, itu orang kulkas apa manusia sih irit banget ngomong, untuk gan-,,, "Ganteng maksud mu, sahut Sean. Ngak tau kapan dia sudah berada di pantry, pria itu mendengar omelan Xaviera seketika tersenyum. "Eh Pak Bos, bu- bukan itu maksud saya, jangan marah pak saya ngak ada maksud apa apa kok suwer", jari nya terangkat menunjuk kan tanda peace "Tapi saya memang ganteng kan ? Sean melangkah sedikit demi sedikit ,gadis itu panik seketika langkah kaki nya mundur dan akhirnya memtok di dinding. Sean mengukung dengan kedua tangan nya jarak mereka berdua hanya beberapa centi hembusan nafas Sean terasa di wajah Xaviera. "Ba-pak mau a-apa tanya Xaviera ?"Mata Sean saat ini