"Ben kamu ngak berbohong kan, air mata nya luruh membasahi pipi. Aku mau ketemu papa Ben ucapnya. "Baik nona, malam saya jemput di apartermen." "Terima Kasih Ben" Xaviera memutuskan kembali ke apartermen.Di apartermen Xaviera hempaskan tubuh ke atas ranjang mata nya terpejam pikiran nya kalut mendengar kabar kalau papanya sedang sakit.Tangannya merogoh tas mencari ponsel nya, lalu dia mengirim chat ke Ben. Air hangat mengalir membasahi seluruh tubuhnya, kepala nya mendongak keatas dia usap pelan air yang mengalir. Cukup lama berperang dengan pikiran nya lekas Xaviera menyudahi aktifitasnya. Kini Handuk putih yang menutup sebagian tubuh mulusnya dia ganti dengan pakaian casual. ******** Drtt.. Drtt.. Segera dia meraih ponsel yang ada diatas meja. Tertera nama Ben di layar ponselnya. "Halo Nona saya sudah di parkiran." "Baiklah, tunggu bentar aku segera ke bawa." Gegas Xaviera mengambil tas nya dan memasukan ponselnya terburu buru.Ben melihat Xaviera langsung sigap memb
Pagi ini Xaviera tergesa gesa, sampai dia melupakan dryer rambut nya yang sedikit terlihat masih basah, ya memang sering seperti ini udah kebiasaan nya. Lantas bestie nya saja sudah jengah melihatnya. Hanya beberapa kali Xaviera turun kerja ontime selebihnya selalu telat. "Pagi pah" ,sapa Xaviera dia mengecup pipi papanya,bagaimana keadaan papa pagi ini?" "Seperti yang kamu lihat sangat sehat nak, terlebih kamu sudah pulang papa tambah sehat" senyum terpancar di wajah pria separuh baya itu. Padahal keadaanya sangat sehat hanya akal akalan saja menarik simpati anak nya. "Sini sarapan dulu sama papa." "Kayaknya aku sarapan roti aja deh pah udah telat banget ini" sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Xaviera cepat mengambil roti dan selai kemudian meneteng tas dan laptopnya. Ngak butuh waktu lama Xaviera sampai di kantor. Dia mengatur nafas nya karena merasa ngos ngosan berlari lari untuk sampai ke ruangannya. "Xa, tegur bestie nya kamu doyan ban
Sore ini Xaviera pulang ke mansion nya, sebelum pulang dia sempatkan ke apartermen nya untuk mengambil beberapa barang yang penting. Dimansion, dengan cepat dia merebahkan badannya. "Huftt terdengar suara helaan nafas berat, capek banget. Mata nya perlahan terasa berat akhirnya dia tertidur. Hingga menunjukan jam 7 malam belum ada tanda tanda Xaviera bangun sepertinya gadis itu sangat lelah. Joscelynn memanggil salah satu maid bernama Mbok Yem kepala Maid yang sudah lama bekerja. "Mbok lihat Xaviera? saya belum melihat nya dari saya pulang dari kantor. "Nona Xaviera sepertinya di kamar tuan, karena tadi sore saya melihat Nona langsung naik keatas,sepertinya Nona kecapean. Apa mau saya panggilkan Tuan ?" "Iya Mbok, tolong panggil kan saja" perintah Joscelynn. Tok... Tok... "Nona Xaviera" apa nona di dalam panggil Mbok yem. Xaviera merasa terusik mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, gerakan slow dia merenggangkan otot otot nya. "Eh iya Bik saya baru bangun, segera di
Menolak Perjodohan "Papa menarik semua fasilitas sama keuangan mu papa blokir kalau menolak untuk dijodohkan. Papa sayang sama kamu nak, maka dari itu papa mencarikan jodoh yang mana menurut papa cocok buat kamu. Untuk kali ini aja Xaviera dengarkan dan menurut"Masih terngiang dengan jelas ucapan terakhir sang papa dalam pikirannya.Gadis berusia 23 tahun yang bernama lengkap Sea Xaviera Joscelynn itu tengah berlari secepat mungkin menjauh dari kediamannya karena penjagaan sedang tidak ketat ini kesempatannya keluar rumah, tanpa memakai alas kaki karena takut akan terdengar.Gadis itu benar-benar nekat untuk keluar dari rumah, karena tidak mau dijodohkan dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal. Di ujung jalan sana, sebuah mobil sedan berwarna hitam tengah menunggu kedatangan Xaviera. Seseorang berpakaian santai kaos hitam dan celana pendek dan bertubuh kekar keluar."Kirain kamu ngak datang , Ben!" seru Xavier sedikit kaget dengan presensi Ben asisten pribadinya.Memang bukan sa
"Saya harus bagaimana nona, disisi lain Tuan Joscelynn mengancam. " "Kalau gitu terima aja perjodohan itu Nona!" Xaviera sontak kesal mendengarnya. Jantungnya berdebar mendengar kalimat pulang dan menerima perjodohan yang menurutnya terlalu cepat. Bukan ini yang dia mau dan tak ada pilihan lain,hanya menjalankan perintah dari majikannya "Nona sebenarnya ini cuma masalah konyol." "Mm...maksudnya tanya Xaviera ?" "Iya konyol aja nona, karna hanya di jodohin nona rela keluar dari rumah.Sudah saya bilang no-" Cela Xaviera "udah ah ngak usah di bahas ,aku sudah yakin sama keputusan ku. Dan siapa juga mau punya pasangan yang spik kuridakan ." Demi Tuhan,Xaviera benar-benar tidak mau apalagi harus memilih. Hening.... Hmmm Ben.... "Bisa kau bantu aku untuk mencari pekerjaan dulu"? "Aku tau kamu tetap pada pendirian mu, meskipun aku memohon,Tapi tolong carikan aku perkerjaan ,kamu tau sendiri kalau aku ngak pernah berkerja." "Saya coba tanyakan ke teman saya dulu nona memastika
"Kenapa harus membawa berkas laporan ? "Pertemuan pagi seperti kemarin saja kan? "balas Vii. "Ah iya, benar juga ngak perlu dibawa. Nanti saja Setelah pertemuan di ruang meeting. Diapartermen Xaviera merebah kan tubuh mingilnya di sofa.Setelah seharian ini gadis itu bekerja menguras otak dan tenaga nya. "sungguh melelahkan sekali, ternyata secapek ini "dia bermonolog sendiri. kemudian dia bangkit dari sofa, menujun kamar mandi membersihkan diri. Perutnya juga merasakan lapar. "Ada in" gumamnyai, dia memegang sayuran dan lainnya. "masak apa ya, oh iya ada youtube kenapa aku bodoh lihat saja tutorial di situ." Satu jam berperang di dapur, akhirnya jadi juga makanan buatannya. Entah rasanya seperti apa sebab ini perdana dia masak. Suapan pertama perlahan masuk ke dalam mulut sambil memejamkan mata takut seburuk itu nanti rasa makanan yang masuk ke mulutnya. Cepat mata itu terbuka "ngak juga buruk, ini masih layak dimana cuma aku rasa seperti nya kurang bumbu gumam nya. *****
"Sean kamu tertarik sama wanita itu, diruang meeting aku sempat melihat kalian sedang curi-curi pandangan cie cie godanya ." "Bisa diam ngak sih Ven, berisik "!! ******** "Terimakasih sudah membantu saya, Pak! Xaviera sangat berterimakasih pada security keamanan gedung apartemen yang dia tinggali. Dia tersenyum ramah sekali, karena memang dia yang minta bantuan. dia tadinya kesusahan membawa belanjaanya ia berpikir jika ia mampu membawa semuanya. Tapi perhitungannya salah mau tak mau ia meminta tolong. Xaviera di depan apartermen sedang membuka pintu dan memasukan belanjaan yang tadi ia beli di supermarket. Xaviera sudah mulai menghemat uang, dari membeli makanan di luar,sekarang membeli bahan masakan dan lainnya untuk nantinya ia masak sendiri. Bukan hanya itu, dia juga berbelanja set pakaian kerja, tas, dan juga sepatu tanpa brand terkenal. Gadis itu duduk termenung sambil menikmati cemilan dan secangkir teh yang dia buat tadi . Ia termenung memikirkan semuanya. "Benar juga
Xaviera sedang berada di pantry kantor, untuk membuat kopi. Dia sebenarnya tidak terlalu sering membuat kopi, tapi karena ia merasakan mata sedikit mengantuk pikirnya kopi akan menghilangkan rasa kantuknya.Xaviera bersyukur, sebab perusahaan tempatnya bekerja benar-benar memikirkan karyawannya.Xaviera masih mengaduk kopi miliknya di sana, Sengaja sekali ia pelan pelankan, ia kemudian mengembuskan nafas gusar saat pikiran anehnya mendadak muncul kembali.Pembicaraannya dengan Queen soal sugar baby tadi pagi benar-benar mengusiknya, Jujur saja, sempat terlintas di pikirannya untuk mencari tambahan uang."Ah sialan! Kenapa juga aku kepikiran itu itu terus!!" dumelnya kesal."Ini semua berawal dari perjodohan sialan itu!Xaviera benar-benar kesal. Terlebih juga sang papa tidak berusaha untuk menelponya atau mencari."Papa juga kenapa keras betul kayak batu gunung ? Kenapa tidak membatalkan aja bereskan dia bermonolog sendiri " benar-benar di luar rencanaku.Xaviera kembali diruangannya