"Kenapa harus membawa berkas laporan ? "Pertemuan pagi seperti kemarin saja kan? "balas Vii. "Ah iya, benar juga ngak perlu dibawa. Nanti saja Setelah pertemuan di ruang meeting. Diapartermen Xaviera merebah kan tubuh mungilnya di sofa.Setelah seharian ini gadis itu bekerja menguras otak dan tenaga nya. "sungguh melelahkan sekali, ternyata secapek ini "dia bermonolog sendiri. kemudian dia bangkit dari sofa, menuju kamar mandi membersihkan diri. Perutnya juga merasakan lapar. "Ada ini"gumamnya, dia memegang sayuran dan lainnya. "masak apa ya, oh iya ada youtube kenapa aku bodoh lihat saja tutorial di situ." Satu jam berperang di dapur, akhirnya jadi juga makanan buatannya. Entah rasanya seperti apa sebab ini perdana dia masak. Suapan pertama perlahan masuk ke dalam mulut sambil memejamkan mata takut seburuk itu nanti rasa makanan yang masuk ke mulutnya. Perlahan dia membuka mata "ngak juga buruk, ini masih layak dimakan cuma aku rasa seperti nya kurang bumbu gumam nya
"Sean kamu tertarik sama wanita itu, diruang meeting aku sempat melihat kalian sedang curi-curi pandangan cie cie godanya ." "Bisa diam ngak sih Ven, berisik "!! ******** "Terimakasih sudah membantu saya, Pak! Xaviera sangat berterimakasih pada security keamanan gedung apartemen yang dia tinggali. Dia tersenyum ramah sekali, karena memang dia yang minta bantuan. dia tadinya kesusahan membawa belanjaanya ia berpikir jika ia mampu membawa semuanya. Tapi perhitungannya salah mau tak mau ia meminta tolong. Xaviera di depan apartermen sedang membuka pintu dan memasukan belanjaan yang tadi ia beli di supermarket. Xaviera sudah mulai menghemat uang, dari membeli makanan di luar,sekarang membeli bahan masakan dan lainnya untuk nantinya ia masak sendiri. Bukan hanya itu, dia juga berbelanja set pakaian kerja, tas, dan juga sepatu tanpa brand terkenal. Gadis itu duduk termenung sambil menikmati cemilan dan secangkir teh yang dia buat tadi . Ia termenung memikirkan semuanya. "Benar juga
Xaviera sedang berada di pantry kantor, untuk membuat kopi. Dia sebenarnya tidak terlalu sering membuat kopi, tapi karena ia merasakan mata sedikit mengantuk pikirnya kopi akan menghilangkan rasa kantuknya.Xaviera bersyukur, sebab perusahaan tempatnya bekerja benar-benar memikirkan karyawannya.Xaviera masih mengaduk kopi miliknya di sana, Sengaja sekali ia pelan pelankan, ia kemudian mengembuskan nafas gusar saat pikiran anehnya mendadak muncul kembali.Pembicaraannya dengan Queen soal sugar baby tadi pagi benar-benar mengusiknya, Jujur saja, sempat terlintas di pikirannya untuk mencari tambahan uang."Ah sialan! Kenapa juga aku kepikiran itu itu terus!!" dumelnya kesal."Ini semua berawal dari perjodohan sialan itu!Xaviera benar-benar kesal. Terlebih juga sang papa tidak berusaha untuk menelponya atau mencari."Papa juga kenapa keras betul kayak batu gunung ? Kenapa tidak membatalkan aja bereskan dia bermonolog sendiri " benar-benar di luar rencanaku.Xaviera kembali diruangannya
Xaviera mengerjapkan ke dua matanya beberapa kali, seakan seperti mimpi ,ia mengelengkan kepala lalu mencubit kulit tanganya menyakinkan saja. Dan ini nyata sangking senangnya ia lompat lompat seperti anak kecil yang mendapatkan permen.Naik jabatan dia jadi sorotan dan buah bibir rekan kerja nya terutama kaum hawa. Karena semudah itu Xaviera bisa menjadi sekretaris CEO yang terkenal tampan di perusahaan, bahkan hampir semua karyawan wanita mengidam kan pria itu. Pagi cerah, menampakan sinar yang terang melalui cela cela tirai jendela. "Hmm aku seperti bermimpi, secepat ini aku naik jabatan gumamnya,sepertinya aku lagi hoki kedua sudut bibir membentuk senyuman tipis, "OK Xaviera semangat pagi ini hari pertama mu" dia memberikan semangat pada dirinya.Sampainya dikantor gegas dia ke meja yang sudah di siapkan khusus untuk dia. Tapi sedikit terlihat aneh ,dia berpikir " kenapa mejanya di dalam ruangan Pak Sean, bukannya meja sekretaris harusnya ada diluar. Kedua alisnya mengkerut meras
Xaviera akhirnya berubah pikiran menunggu Sean menyelesaikan pekerjaan nya dulu lalu dia akan pulang, gadis itu merasankurang enak jika pulangnyerkenih dahulu"Pak mau saya buatkan sesuatu?" Sean melirik sekilas ke arah gadis itu. "Kopi aja jawab Sean singkat." Xaviera mendengus kesal lalu dia pergi ke pantry. "Sumpah ya, itu orang kulkas apa manusia sih irit banget ngomong, untuk gan-,,, "Ganteng maksud mu, sahut Sean. Ngak tau kapan dia sudah berada di pantry, pria itu mendengar omelan Xaviera seketika tersenyum. "Eh Pak Bos, bu- bukan itu maksud saya, jangan marah pak saya ngak ada maksud apa apa kok suwer", jari nya terangkat menunjuk kan tanda peace "Tapi saya memang ganteng kan ? Sean melangkah sedikit demi sedikit ,gadis itu panik seketika langkah kaki nya mundur dan akhirnya memtok di dinding. Sean mengukung dengan kedua tangan nya jarak mereka berdua hanya beberapa centi hembusan nafas Sean terasa di wajah Xaviera. "Ba-pak mau a-apa tanya Xaviera ?"Mata Sean saat ini
Sean mendekat tangan besarnya terangkat membelai pipi lembut Xaviera ."Bukan kah beberapa jam yang lalu kamu yang merayuku dan menawarkan tubuh mu Jadi, jangan coba-coba untuk kabur dariku. Semua yang kamu inginkan sudah aku turuti. Jadilah gadis manis yang penurut." Xaviera benar-benar terjebak dengan penawaran jadi sugar baby. Gadis itu sedikit mendongak keatas karena Sean memiliki postur badan yang lebih tinggi daripada Xaviera. "kamu yakin tanya Xaviera?" "Tentu kenapa tidak ! bukan nya kita saling menguntungkan tercetak jelas senyuman manis Sean di wajah tampan nya. "Oke" , Xaviera sedikit mengikis jarak antara mereka mengulurkan tangan ke Sean untuk tanda mereka berdua sepakat. Xaviera gegas pergi ke dapur untuk menetralkan rasa gugupnya di depan Sean. sedari tadi jantungnya ingin rasanya copot karena ini baru pertama kali pandangan kedua nya intens bahkan Xaviera merasakan aroma mint dari mulut Sean. Sean terkekeh melihat Xaviera salah tingkah, Pria itu melangkah ke dapu
Semenjak kejadian tadi malam, pikiran Xaviera kemana mana entah apa saja gadis itu pikirkan. Kedua tangan nya menopang dagu. "Apa keputusan ku sudah bulat jadi sugar babynya" batin nya, tapi aku takut reflek dia mengelengkan kepalanya cepat pikiran sudah terkontaminasi ke hal seks. Tapi disisi lain juga dia membutuhkan uang. Kebiasaan ini belum bisa dia ubah. "Uuy kamu kenapa, kesambet ?" tanya Queen "Astaga, kamu bikin aku jantungan loh Queen !" tatapan sinis ke arah Queen "ih bener bener ini anak kesambet." "Apaan sih." "Jadi melamunin apa hmm, tanya Queen ?" "Gak ,cuma mikirin kerjaan aja , ucap nya berbohong. "Yakin nih gak mau cerita ." "Gak ada 'QUEENN' udah sana kerja" nada nya sedikit menekan. "Sumpah ya nih anak aneh Queen langsung melongos pergi ." ******** Dikantor papa Xaviera Sedangkan kan dikantor papanya Xaviera sedang ketar ketir, semalam dia di kabarin oleh mama nya Sean mengajak Xaviera untuk makan malam. "Itu anak kayaknya betah di
"Ben kamu ngak berbohong kan, air mata nya luruh membasahi pipi. Aku mau ketemu papa Ben ucapnya. "Baik nona, malam saya jemput di apartermen." "Terima Kasih Ben" Xaviera memutuskan kembali ke apartermen.Di apartermen Xaviera hempaskan tubuh ke atas ranjang mata nya terpejam pikiran nya kalut mendengar kabar kalau papanya sedang sakit.Tangannya merogoh tas mencari ponsel nya, lalu dia mengirim chat ke Ben. Air hangat mengalir membasahi seluruh tubuhnya, kepala nya mendongak keatas dia usap pelan air yang mengalir. Cukup lama berperang dengan pikiran nya lekas Xaviera menyudahi aktifitasnya. Kini Handuk putih yang menutup sebagian tubuh mulusnya dia ganti dengan pakaian casual. ******** Drtt.. Drtt.. Segera dia meraih ponsel yang ada diatas meja. Tertera nama Ben di layar ponselnya. "Halo Nona saya sudah di parkiran." "Baiklah, tunggu bentar aku segera ke bawa." Gegas Xaviera mengambil tas nya dan memasukan ponselnya terburu buru.Ben melihat Xaviera langsung sigap memb
Dengan ragu ragu Xaviera memegang junior itu. "Buka mata nya baby", perintah sean sambil mengusap pipi nya lembut.Sedikit mengintip dengan sebelah mata dia memberanikan diri melihat. Dia meneguk salivanya "kenapa besar sekali apa itu muat gumamnya dalam hati". Sean mendesis, merasakan juniornya di remas lembut "Aahhhh" suara desahan Sean terdengar ditelinga Xaviera. Perlahan dia menaik turunkan tangan entah keberanian dari mana Xaviera berlutut tepat di depan junior Sean kemudin tanpa ragu dia menjilat seperti ice cream menikmati jilatan itu dengan memejam kan mata. Sepertinya dia sangat pro tapi nyata nya dia hanya memperagakan ulang dari tontonan film blue yang pernah dia lihat. "Baby, Aahhh ini nikmat sekali Eemm kamu belajar dari mana . Xaviera hanya tersenyum tipis ngak menanggapi. Dia menaik kan tempo kecepatan nya maju mundur kepala. nya sesekali mendongak melihat ekpresi wajah sean keenakan. Dengan gerakan cepat Xaviera berada di bawa kungkungan Sean. Kedua tangan nya di p
Sean sudah bisa menahannya dari tadi. semakin dia tahan semakin besar gejolak gairahnya. Tangannya mulai bermain main di paha , lalu naik ke atas semakin kesini dan kesana. Dan akhirnya tangan itu berhenti tepat di dua gundukan kenyal. Sean berbisik "Baby boleh aku memegangnya" aku sudah menaham nya dari tadi kamu yang memulainya." Xaviera perlahan membuka mata nya, matanya menatap Sean terlihat mata sayu sean seakan memohon. Entah sudah sadar atau tidak Xaviera hanya anggukan kepala. Sean tanpa babibu menarik tengkuk leher nya mencium secara brutal, semakin lama lumatan itu menuntut lebih Xaviera merasakan desiran hebat di sekujur tubuhnya. "Emphh" Xaviera mendesah menikmati setiap sentuhan. Sean meremas kuat dada yang masih terbungkus bra berwarna merah yang sangat kontras dengan kulit putih mulus nya ,mengecup lembut leher mulus wanitanya. Memberi beberapa tanda kepemilikan kissmark. "Tik", pengait bra itu terbuka begitu saja, tangan sean sangat lihai membuka tanpa kesusahan.
"Kita mau kemana Sean ?" "Ke Bar mau ?" "Boleh juga, Xaviera ngak menolak karena sudah lama dia ngak menginjak tempat itu, biasa nya dia absen walaupun sekedar minum cocktail atau wine yang kadar alkoholnya rendah.Butuh 30 menit mereka sampai ke tempat tujuan. Sean memutari mobil guna membuka kan pTangan Sean mengenggam jari jemari itu, seakan takut Gadisnya hilang dari pandangan nya. dia menjatuhkan bokongnya di kursi tepat depan bar. "Kamu mau pesan apa baby?" pria itu memajukan kepala lalu bertanya tepat disamping telinga wanitanya. "wine aja deh" jawab Xaviera cepat,Sean memberi kode ke bartender dan memesan minuman. "Bang ini pesanan nya ucap Bartender itu." "Seseorang di sana sedang mengamati gerak gerik mereka,"Oh ternyata kamu lagi bersenang di sini, kita tunggu tanggal main nya sayang sambil tersenyum smirk. sepertinya laki laki itu sedang buat rencana jahat. Semakin malam hiruk pikuk club semakin ramai Xaviera sedikit mabuk, Sean dengan sigap di samping nya menjaga.
Sore ini Xaviera pulang ke mansion nya, sebelum pulang dia sempatkan ke apartermen nya untuk mengambil beberapa barang yang penting. Dimansion, dengan cepat dia merebahkan badannya. "Huftt terdengar suara helaan nafas berat, capek banget. Mata nya perlahan terasa berat akhirnya dia tertidur. Hingga menunjukan jam 7 malam belum ada tanda tanda Xaviera bangun sepertinya gadis itu sangat lelah. Joscelynn memanggil salah satu maid bernama Mbok Yem kepala Maid yang sudah lama bekerja. "Mbok lihat Xaviera? saya belum melihat nya dari saya pulang dari kantor. "Nona Xaviera sepertinya di kamar tuan, karena tadi sore saya melihat Nona langsung naik keatas,sepertinya Nona kecapean. Apa mau saya panggilkan Tuan ?" "Iya Mbok, tolong panggil kan saja" perintah Joscelynn. Tok... Tok... "Nona Xaviera" apa nona di dalam panggil Mbok yem. Xaviera merasa terusik mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, gerakan slow dia merenggangkan otot otot nya. "Eh iya Bik saya baru bangun, s
Pagi ini Xaviera tergesa gesa, sampai dia melupakan dryer rambut nya yang sedikit terlihat masih basah, ya memang sering seperti ini udah kebiasaan nya. Lantas bestie nya saja sudah jengah melihatnya. Hanya beberapa kali Xaviera turun kerja ontime selebihnya selalu telat. "Pagi pah" ,sapa Xaviera dia mengecup pipi papanya,bagaimana keadaan papa pagi ini?" "Seperti yang kamu lihat sangat sehat nak, terlebih kamu sudah pulang papa tambah sehat" senyum terpancar di wajah pria separuh baya itu. Padahal keadaanya sangat sehat hanya akal akalan saja menarik simpati anak nya. "Sini sarapan dulu sama papa." "Kayaknya aku sarapan roti aja deh pah udah telat banget ini" sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Xaviera cepat mengambil roti dan selai kemudian meneteng tas dan laptopnya. Ngak butuh waktu lama Xaviera sampai di kantor. Dia mengatur nafas nya karena merasa ngos ngosan berlari lari untuk sampai ke ruangannya. "Xa, tegur bestie nya kamu doyan ban
"Ben kamu ngak berbohong kan, air mata nya luruh membasahi pipi. Aku mau ketemu papa Ben ucapnya. "Baik nona, malam saya jemput di apartermen." "Terima Kasih Ben" Xaviera memutuskan kembali ke apartermen.Di apartermen Xaviera hempaskan tubuh ke atas ranjang mata nya terpejam pikiran nya kalut mendengar kabar kalau papanya sedang sakit.Tangannya merogoh tas mencari ponsel nya, lalu dia mengirim chat ke Ben. Air hangat mengalir membasahi seluruh tubuhnya, kepala nya mendongak keatas dia usap pelan air yang mengalir. Cukup lama berperang dengan pikiran nya lekas Xaviera menyudahi aktifitasnya. Kini Handuk putih yang menutup sebagian tubuh mulusnya dia ganti dengan pakaian casual. ******** Drtt.. Drtt.. Segera dia meraih ponsel yang ada diatas meja. Tertera nama Ben di layar ponselnya. "Halo Nona saya sudah di parkiran." "Baiklah, tunggu bentar aku segera ke bawa." Gegas Xaviera mengambil tas nya dan memasukan ponselnya terburu buru.Ben melihat Xaviera langsung sigap memb
Semenjak kejadian tadi malam, pikiran Xaviera kemana mana entah apa saja gadis itu pikirkan. Kedua tangan nya menopang dagu. "Apa keputusan ku sudah bulat jadi sugar babynya" batin nya, tapi aku takut reflek dia mengelengkan kepalanya cepat pikiran sudah terkontaminasi ke hal seks. Tapi disisi lain juga dia membutuhkan uang. Kebiasaan ini belum bisa dia ubah. "Uuy kamu kenapa, kesambet ?" tanya Queen "Astaga, kamu bikin aku jantungan loh Queen !" tatapan sinis ke arah Queen "ih bener bener ini anak kesambet." "Apaan sih." "Jadi melamunin apa hmm, tanya Queen ?" "Gak ,cuma mikirin kerjaan aja , ucap nya berbohong. "Yakin nih gak mau cerita ." "Gak ada 'QUEENN' udah sana kerja" nada nya sedikit menekan. "Sumpah ya nih anak aneh Queen langsung melongos pergi ." ******** Dikantor papa Xaviera Sedangkan kan dikantor papanya Xaviera sedang ketar ketir, semalam dia di kabarin oleh mama nya Sean mengajak Xaviera untuk makan malam. "Itu anak kayaknya betah di
Sean mendekat tangan besarnya terangkat membelai pipi lembut Xaviera ."Bukan kah beberapa jam yang lalu kamu yang merayuku dan menawarkan tubuh mu Jadi, jangan coba-coba untuk kabur dariku. Semua yang kamu inginkan sudah aku turuti. Jadilah gadis manis yang penurut." Xaviera benar-benar terjebak dengan penawaran jadi sugar baby. Gadis itu sedikit mendongak keatas karena Sean memiliki postur badan yang lebih tinggi daripada Xaviera. "kamu yakin tanya Xaviera?" "Tentu kenapa tidak ! bukan nya kita saling menguntungkan tercetak jelas senyuman manis Sean di wajah tampan nya. "Oke" , Xaviera sedikit mengikis jarak antara mereka mengulurkan tangan ke Sean untuk tanda mereka berdua sepakat. Xaviera gegas pergi ke dapur untuk menetralkan rasa gugupnya di depan Sean. sedari tadi jantungnya ingin rasanya copot karena ini baru pertama kali pandangan kedua nya intens bahkan Xaviera merasakan aroma mint dari mulut Sean. Sean terkekeh melihat Xaviera salah tingkah, Pria itu melangkah ke dapu
Xaviera akhirnya berubah pikiran menunggu Sean menyelesaikan pekerjaan nya dulu lalu dia akan pulang, gadis itu merasankurang enak jika pulangnyerkenih dahulu"Pak mau saya buatkan sesuatu?" Sean melirik sekilas ke arah gadis itu. "Kopi aja jawab Sean singkat." Xaviera mendengus kesal lalu dia pergi ke pantry. "Sumpah ya, itu orang kulkas apa manusia sih irit banget ngomong, untuk gan-,,, "Ganteng maksud mu, sahut Sean. Ngak tau kapan dia sudah berada di pantry, pria itu mendengar omelan Xaviera seketika tersenyum. "Eh Pak Bos, bu- bukan itu maksud saya, jangan marah pak saya ngak ada maksud apa apa kok suwer", jari nya terangkat menunjuk kan tanda peace "Tapi saya memang ganteng kan ? Sean melangkah sedikit demi sedikit ,gadis itu panik seketika langkah kaki nya mundur dan akhirnya memtok di dinding. Sean mengukung dengan kedua tangan nya jarak mereka berdua hanya beberapa centi hembusan nafas Sean terasa di wajah Xaviera. "Ba-pak mau a-apa tanya Xaviera ?"Mata Sean saat ini