"Sean kamu tertarik sama wanita itu, diruang meeting aku sempat melihat kalian sedang curi-curi pandangan cie cie godanya ."
"Bisa diam ngak sih Ven, berisik "!! ******** "Terimakasih sudah membantu saya, Pak! Xaviera sangat berterimakasih pada security keamanan gedung apartemen yang dia tinggali. Dia tersenyum ramah sekali, karena memang dia yang minta bantuan. dia tadinya kesusahan membawa belanjaanya ia berpikir jika ia mampu membawa semuanya. Tapi perhitungannya salah mau tak mau ia meminta tolong. Xaviera di depan apartermen sedang membuka pintu dan memasukan belanjaan yang tadi ia beli di supermarket. Xaviera sudah mulai menghemat uang, dari membeli makanan di luar,sekarang membeli bahan masakan dan lainnya untuk nantinya ia masak sendiri. Bukan hanya itu, dia juga berbelanja set pakaian kerja, tas, dan juga sepatu tanpa brand terkenal. Gadis itu duduk termenung sambil menikmati cemilan dan secangkir teh yang dia buat tadi . Ia termenung memikirkan semuanya. "Benar juga apa kata Ben. Aku memang harus berhemat." monolognya, mengingat perkataan Ben mengenai dirinya yang suka menghabiskan banyak uang. Kepala Xavier jadi pusing sendiri. Ia menyesap sedikit demi sedikit teh yang ada di tangannya. "Gila, aku bisa gila lama-lama jika begini." serunya lagi, sembari mengunyah camilan. Detik berikutnya dia menangis. Baru kali ini ada orang yang menangis sambil menyesap teh. ******** Pagi sekali Xaviera berangkat ke kantor.Entah mendapatkan mukjizat dari mana, gadis itu bisa berangkat sepagi ini. Biasanya dia selalu datang di waktu yang mepet. "Wow, suatu kemajuan yang bagus, kawan!" seru Queen. "Begitu melihat Xaviera sudah duduk di kursi kerjanya. Diahanya memutar bola matanya malas. Dia sudah sedikit terbiasa dengan cerocos Queen yang Bar bar. "Sepertinya ada yang salah dengan kepalamu semalam terpentok apa duit kah ? Atau mungkin dinding?" Haha tawanya terdengar "Ngak jelas banget sih!" sahutnua "Oh, atau jangan-jangan setelah kemarin kamu ketemu sama Pak Sean si tampan ku selidiknya." "Sok tau kamu Quuen." sahut Vii dengan cepat. Dia benar-benar tidak mau jika ada yang mendengar dan beranggapan bahwa itu benar. "Aku berangkat ke kantor sepagi ini juga karena semalam susah tidur." ujarnya ya benar semalam ia susah tidur memikirkan kisah hidupnya yang menurutnya rumit seperti benang kusut. Queen mendecih begitu mendengar balasan dari Xaviera," aku mah tau ini ada udang di balik ote-ote godanya." Seperti sudah hafal dengan gerak gerik orang yang sedang bohong. "Hai hai Good Morning Queen !"Sang pemilik nama, begitu juga gadis itu menoleh. Seorang wanita seusia mereka berpakaian begitu seksi dengan setelan rok kerjanya, Xaviera bahkan sempat melongo dibuatnya karena kaget. "Oh hai Mba Minda yang bahenol !" balik Queen menyapa . Minda salah satu staff bagian Manager di perusahaan tersebut. Gayanya yang unik dan tampilannya yang seksi memang sering menjadi topik hangat. Apalagi kasus sebagai sugar baby dengan salah satu pemilik saham di perusahaan Sean. "Astaga, apa dia tidak sadar kalau bajunya itu sangat kelurangan bahan aku yang melihatnya aja malu. Sambil mengusap wajahnya. "Kau tau dia siapa?" tanya Queen tiba-tiba. "Ck! Ya pasti karyawan disini ? Jelas jelasnya dia ada di perusahaan ini." "Bukan itu maksud ku, lah terus ." "Kamu tau istilah sugar baby, Xaviera cepat angukkan kepala. "Nah Mba Minda itu salah satunya." Sedikit terkejut, "jangan buat gosip yang ngak benar jawab Xaviera." "Semua karyawan yang ada di sini juga tau siapa dia Tapi ini soal rahasianya. Kamu ingin tahu tidak?" Xaviera menaikkan sebelah alisnya dan lekas menyahut." Rahasia apa?" "Soal hubungannya dengan salah satu pemilik saham diperusahaan ini." jawab Queen sedikit berbisik. "Maksudnya? Kalau ngomong itu yang jelas napa jangan setengah-setengah." "Mba Minda itu simpanan om-om , gitu deh kamu lihat sendiri kan penampilannya wow gitu dari atas sampai bawa branded semua mencolok bukan." "Awal masuk jadi karyawan orangnya sederhana , makin ke sini ke sana ya begitu kamu bisa simpulkan sendiri." "Kenapa dia mau sama om-om, apa lagi kalau perutnya buncit botak pikirnya sedang berhalu." "Apa lagi kalau bukan money Xaviera , kamu gitu aja ngak tau lelet banget haha godanya. Semua orang butuh uang Vii, kamu ,atau aku tapi jalannya lagi gimana. "Mau yang sesat atau halal ia mengatakan sambil menaik turunkan alisnya." Xaviera sontak terdiam mendengar balasan dari Queen. Memikirkan sesuatu yang mendadak muncul dan cukup menganggu di kepalanya. "Woii Kenapa jadi diam ?" Queen menyenggol bahunya yang tiba-tiba saja diam. "Kenapa? Mulai kepikiran ada minat untuk jadi sugar baby ?" Bersambung.......Xaviera sedang berada di pantry kantor, untuk membuat kopi. Dia sebenarnya tidak terlalu sering membuat kopi, tapi karena ia merasakan mata sedikit mengantuk pikirnya kopi akan menghilangkan rasa kantuknya.Xaviera bersyukur, sebab perusahaan tempatnya bekerja benar-benar memikirkan karyawannya.Xaviera masih mengaduk kopi miliknya di sana, Sengaja sekali ia pelan pelankan, ia kemudian mengembuskan nafas gusar saat pikiran anehnya mendadak muncul kembali.Pembicaraannya dengan Queen soal sugar baby tadi pagi benar-benar mengusiknya, Jujur saja, sempat terlintas di pikirannya untuk mencari tambahan uang."Ah sialan! Kenapa juga aku kepikiran itu itu terus!!" dumelnya kesal."Ini semua berawal dari perjodohan sialan itu!Xaviera benar-benar kesal. Terlebih juga sang papa tidak berusaha untuk menelponya atau mencari."Papa juga kenapa keras betul kayak batu gunung ? Kenapa tidak membatalkan aja bereskan dia bermonolog sendiri " benar-benar di luar rencanaku.Xaviera kembali diruangannya
Xaviera mengerjapkan ke dua matanya beberapa kali, seakan seperti mimpi ,ia mengelengkan kepala lalu mencubit kulit tanganya menyakinkan saja. Dan ini nyata sangking senangnya ia lompat lompat seperti anak kecil yang mendapatkan permen.Naik jabatan dia jadi sorotan dan buah bibir rekan kerja nya terutama kaum hawa. Karena semudah itu Xaviera bisa menjadi sekretaris CEO yang terkenal tampan di perusahaan, bahkan hampir semua karyawan wanita mengidam kan pria itu. Pagi cerah, menampakan sinar yang terang melalui cela cela tirai jendela. "Hmm aku seperti bermimpi, secepat ini aku naik jabatan gumamnya,sepertinya aku lagi hoki kedua sudut bibir membentuk senyuman tipis, "OK Xaviera semangat pagi ini hari pertama mu" dia memberikan semangat pada dirinya.Sampainya dikantor gegas dia ke meja yang sudah di siapkan khusus untuk dia. Tapi sedikit terlihat aneh ,dia berpikir " kenapa mejanya di dalam ruangan Pak Sean, bukannya meja sekretaris harusnya ada diluar. Kedua alisnya mengkerut meras
Xaviera akhirnya berubah pikiran menunggu Sean menyelesaikan pekerjaan nya dulu lalu dia akan pulang, gadis itu merasankurang enak jika pulangnyerkenih dahulu"Pak mau saya buatkan sesuatu?" Sean melirik sekilas ke arah gadis itu. "Kopi aja jawab Sean singkat." Xaviera mendengus kesal lalu dia pergi ke pantry. "Sumpah ya, itu orang kulkas apa manusia sih irit banget ngomong, untuk gan-,,, "Ganteng maksud mu, sahut Sean. Ngak tau kapan dia sudah berada di pantry, pria itu mendengar omelan Xaviera seketika tersenyum. "Eh Pak Bos, bu- bukan itu maksud saya, jangan marah pak saya ngak ada maksud apa apa kok suwer", jari nya terangkat menunjuk kan tanda peace "Tapi saya memang ganteng kan ? Sean melangkah sedikit demi sedikit ,gadis itu panik seketika langkah kaki nya mundur dan akhirnya memtok di dinding. Sean mengukung dengan kedua tangan nya jarak mereka berdua hanya beberapa centi hembusan nafas Sean terasa di wajah Xaviera. "Ba-pak mau a-apa tanya Xaviera ?"Mata Sean saat ini
Sean mendekat tangan besarnya terangkat membelai pipi lembut Xaviera ."Bukan kah beberapa jam yang lalu kamu yang merayuku dan menawarkan tubuh mu Jadi, jangan coba-coba untuk kabur dariku. Semua yang kamu inginkan sudah aku turuti. Jadilah gadis manis yang penurut." Xaviera benar-benar terjebak dengan penawaran jadi sugar baby. Gadis itu sedikit mendongak keatas karena Sean memiliki postur badan yang lebih tinggi daripada Xaviera. "kamu yakin tanya Xaviera?" "Tentu kenapa tidak ! bukan nya kita saling menguntungkan tercetak jelas senyuman manis Sean di wajah tampan nya. "Oke" , Xaviera sedikit mengikis jarak antara mereka mengulurkan tangan ke Sean untuk tanda mereka berdua sepakat. Xaviera gegas pergi ke dapur untuk menetralkan rasa gugupnya di depan Sean. sedari tadi jantungnya ingin rasanya copot karena ini baru pertama kali pandangan kedua nya intens bahkan Xaviera merasakan aroma mint dari mulut Sean. Sean terkekeh melihat Xaviera salah tingkah, Pria itu melangkah ke dapu
Semenjak kejadian tadi malam, pikiran Xaviera kemana mana entah apa saja gadis itu pikirkan. Kedua tangan nya menopang dagu. "Apa keputusan ku sudah bulat jadi sugar babynya" batin nya, tapi aku takut reflek dia mengelengkan kepalanya cepat pikiran sudah terkontaminasi ke hal seks. Tapi disisi lain juga dia membutuhkan uang. Kebiasaan ini belum bisa dia ubah. "Uuy kamu kenapa, kesambet ?" tanya Queen "Astaga, kamu bikin aku jantungan loh Queen !" tatapan sinis ke arah Queen "ih bener bener ini anak kesambet." "Apaan sih." "Jadi melamunin apa hmm, tanya Queen ?" "Gak ,cuma mikirin kerjaan aja , ucap nya berbohong. "Yakin nih gak mau cerita ." "Gak ada 'QUEENN' udah sana kerja" nada nya sedikit menekan. "Sumpah ya nih anak aneh Queen langsung melongos pergi ." ******** Dikantor papa Xaviera Sedangkan kan dikantor papanya Xaviera sedang ketar ketir, semalam dia di kabarin oleh mama nya Sean mengajak Xaviera untuk makan malam. "Itu anak kayaknya betah di
"Ben kamu ngak berbohong kan, air mata nya luruh membasahi pipi. Aku mau ketemu papa Ben ucapnya. "Baik nona, malam saya jemput di apartermen." "Terima Kasih Ben" Xaviera memutuskan kembali ke apartermen.Di apartermen Xaviera hempaskan tubuh ke atas ranjang mata nya terpejam pikiran nya kalut mendengar kabar kalau papanya sedang sakit.Tangannya merogoh tas mencari ponsel nya, lalu dia mengirim chat ke Ben. Air hangat mengalir membasahi seluruh tubuhnya, kepala nya mendongak keatas dia usap pelan air yang mengalir. Cukup lama berperang dengan pikiran nya lekas Xaviera menyudahi aktifitasnya. Kini Handuk putih yang menutup sebagian tubuh mulusnya dia ganti dengan pakaian casual. ******** Drtt.. Drtt.. Segera dia meraih ponsel yang ada diatas meja. Tertera nama Ben di layar ponselnya. "Halo Nona saya sudah di parkiran." "Baiklah, tunggu bentar aku segera ke bawa." Gegas Xaviera mengambil tas nya dan memasukan ponselnya terburu buru.Ben melihat Xaviera langsung sigap memb
Pagi ini Xaviera tergesa gesa, sampai dia melupakan dryer rambut nya yang sedikit terlihat masih basah, ya memang sering seperti ini udah kebiasaan nya. Lantas bestie nya saja sudah jengah melihatnya. Hanya beberapa kali Xaviera turun kerja ontime selebihnya selalu telat. "Pagi pah" ,sapa Xaviera dia mengecup pipi papanya,bagaimana keadaan papa pagi ini?" "Seperti yang kamu lihat sangat sehat nak, terlebih kamu sudah pulang papa tambah sehat" senyum terpancar di wajah pria separuh baya itu. Padahal keadaanya sangat sehat hanya akal akalan saja menarik simpati anak nya. "Sini sarapan dulu sama papa." "Kayaknya aku sarapan roti aja deh pah udah telat banget ini" sambil melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Xaviera cepat mengambil roti dan selai kemudian meneteng tas dan laptopnya. Ngak butuh waktu lama Xaviera sampai di kantor. Dia mengatur nafas nya karena merasa ngos ngosan berlari lari untuk sampai ke ruangannya. "Xa, tegur bestie nya kamu doyan ban
Sore ini Xaviera pulang ke mansion nya, sebelum pulang dia sempatkan ke apartermen nya untuk mengambil beberapa barang yang penting. Dimansion, dengan cepat dia merebahkan badannya. "Huftt terdengar suara helaan nafas berat, capek banget. Mata nya perlahan terasa berat akhirnya dia tertidur. Hingga menunjukan jam 7 malam belum ada tanda tanda Xaviera bangun sepertinya gadis itu sangat lelah. Joscelynn memanggil salah satu maid bernama Mbok Yem kepala Maid yang sudah lama bekerja. "Mbok lihat Xaviera? saya belum melihat nya dari saya pulang dari kantor. "Nona Xaviera sepertinya di kamar tuan, karena tadi sore saya melihat Nona langsung naik keatas,sepertinya Nona kecapean. Apa mau saya panggilkan Tuan ?" "Iya Mbok, tolong panggil kan saja" perintah Joscelynn. Tok... Tok... "Nona Xaviera" apa nona di dalam panggil Mbok yem. Xaviera merasa terusik mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, gerakan slow dia merenggangkan otot otot nya. "Eh iya Bik saya baru bangun, segera di