Share

Bab 47. Manja

Kedua tangan ini mencengkeram pinggiran meja wastafel. Aku berusaha mengatur napas yang masih tersengal karena amarah yang tadi memuncak. Aliran air yang aku biarkan mengucur, tidak mampu memunculkan ketenangan.

Sempat tadi mulut ini meluncurkan sumpah serapah yang tertahan sejak lama. Aku seperti mendapat panggung untuk mengatakan betapa orang itu menghancurkan keluargaku. Beruntung Eyang Jaya-orang tua ibu-datang. Hatiku yang terlanjur terbakar, akhirnya disurutkan.

“Sudah, Nduk. Biarkan eyang yang menangani di sini. Kamu konsentrasi urusan di sana saja,” ucap Eyang Jaya menyudahi pembicaraan tadi.

Kalau tidak ada Eyang Jaya, aku tidak tahu bagaimana akhir perdebatan ini. Kakekku itu selalu menjadi penengah di setiap gejolak di keluargaku, seperti saat bapak meninggal. Ibu begitu terpuruk bahkan dia mengajukan pensiun dini. Eyang Jaya lah yang menjemput Ibu untuk bersama mereka di kampung.

Aku tidak tahu kenapa, hanya kepada kakekku lah Pak Sanjaya terlihat segan. Bahkan dia tid
Astika Buana

Kawal sampai ke pelaminan, ya.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mis Samia
bucin abis......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status