Share

Bab 46.  Tidak Terima

Nanar menatap dia yang di hadapanku. Kepala dibalut perban, wajah yang lebam dan bibir pecah, kaki terluka, dan bagian perut yang terlihat memar. Tidak hanya itu, lengannya juga mendapat jahitan.

“Mereka sekitar berlima, Ray. Kalau satu lawan satu, aku pasti menang, Mereka curang, membawa senjata sedangkan aku tangan kosong," ucapnya tadi.

Kemudian dia menunjukkan lengannya. “Ini saja dijahit sepuluh karena menahan sabetan benda tajam. Entah yang dibawa apa, tiba-tiba sudah perih dan berdarah.”

Tadi dia bercerita dengan bersemangat seakan baru saja menjalani petualangan. Berbanding terbalik denganku yang menekan rasa miris, kesal, dan geregetan. Mungkin yang dilakukan karena ingin meredam kekawatiranku.

“Mereka seperti orang profesional. Aku yang sedang menelpon kamu, langsung ditarik dan semua terjadi begitu cepat.”

“Tidak ada yang menolong?”

Kenapa di tempat umum seperti itu, tidak ada orang yang membantu? Sampai dia mengalami luka seperti ini. Masih ingat di media sosial, saat ad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status