Share

Bab 50. Saya Menolak

Hanya bersekat dinding, aku menunggu dia yang berpacu dengan kemungkinan hidup dan mati. Prosentase keberhasilan memang tinggi, tapi tidak menutup terjadi takdir tidak berpihak kepada kita.

Tomo dan beberapa pegawai bersiap di ujung sana. Wajah mereka yang biasanya tanpa ekspresi, sekarang tersirat kegundahan akan keselamatan sang induk semang.

Waktu berputar seakan melambat. Semakin menyiksa hati yang penuh dengan kekawatiran. Dengan menangkup kedua tangan, aku memejamkan mata, memohon kepada Tuhan. Bibir ini tidak henti-hentinya merayu untuk keselamatan laki-laki yang menjadi tujuanku kini.

BRAK!

Pintu terbuka. Mata ini terbuka dan bukan dokter yang berjalan pelan sambil menunjukkan senyuman. Ini justru beberapa perawat hilir mudik berlarian. Aku yang berdiri bersiap melontarkan pertanyaan hanya dijawab lambaian tangan tanda memohon sabar.

Kedua alis mata terpaut mendapati wajah-wajah yang jauh dari senyuman lepas. Walaupun mereka tidak menyatakan, tapi ini mengabarkan hal tidak bai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status