Share

Bab 55. Harus Serakah

“Kamu kerja? Tidak istirahat saat aku pergi? Bukankah sudah aku bilang untuk tidak turun dari ranjang? Kamu ini memang tidak mendengarkan ucapanku, ya.”

Pertanyaan memberondong setelah kedatangan Raya. Sepi yang aku membuatku enggan tadi, terganti dengan huru-hara.

Namun, suara indah inilah yang aku rindukan. Walaupun hanya hitungan jam terpisah, kebersamaan kami saat aku sakit, sudah mencanduiku. Sambil tersenyum, aku menikmati wajah kekawatiran yang dibalut omelan kesal.

“Alex! Kamu dengar kata-kataku?”

“Iya. Aku dengar.”

“Kok tidak dijawab?” tanyanya sambil memiringkan kepala.

Aku tersenyum. “Kan dari tadi kamu tidak berhenti bertanya. Aku bingung jawab yang mana dulu.”

Dia mendengkus, kemudian berjalan menuju meja makan. Kembali omelan digaungkan. Ini pasti akibat nampan berisi makanan dari suster, masih belum tersentuh.

Tadi setelah kembali ke kamar, tidak lama kemudian beberapa orang kantor menghadap. Mereka melaporkan yang sudah berjalan, dan meminta persetujuan apa yang akan d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status