Share

Bab 62. Berbincang

Kami berbincang banyak hal. Mengutarakan isi kepala untuk mencari titik tengah dari perbedaan latar belakang kami. Apa yang selama ini aku anggap benar, ternyata tidak seperti yang dikatakan yang mengalami.

Makan malam pun selesai, dan hidangan di atas meja terganti dengan camilan manis dan dua cangkir teh hangat berserta poci keramik berwarna putih..

"Aku kehilangan banyak hal yang orang lain mengatakan itu hal yang lumrah,” ucapnya setelah beberapa saat terdiam.

“Bukankah dengan keadaan keluarga kamu, seharusnya kamu memiliki segalanya? Ingin apapun tinggal tunjuk. Tidak berpikir saldo rekening atau jumlah uang yang ada di dompet.”

Dia tertawa.

“Nilai rasa. Aku tidak mempunyai titik kepuasan yang sama dengan orang lain. Saat kecil, aku merasa heran saja dengan anak-anak lainnya yang lari-lari membuang tenaga. Atau berkelahi hanya merebut mainan yang tersedia di toko,” ucapnya sambil mengambil kue kering dari gandum.

Kemudian dia melanjutkan bicara. “Sampai sekarang. Anggap saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status