Di kediaman Levin,Tepatnya di dalam dapur, Mitha sedang berkutat di sana. Dia sedang mencoba memasak makanan kesukaan Erlan.Awalnya, Mitha bingung mau memasak apa untuk sang calon suami. Lelaki itu hanya mengatakan, "Memasaklah untukku." Erlan tidak menentukan jenis masakan apa yang ingin dirinya makan. Untuk itu, Mitha pun berinisiatif untuk menanyakan makanan kesukaan Erlan kepada Bik Mina. Untung saja sang bibi tahu makanan favorit Erlan, dan dia pun memberitahukannya kepada Mitha."Tuan Muda sangat menyukai spaghetti, Nona." tutur Bik Mina."Oh gitu ya, Bi. Jadi Mas Erlan menyukai sphagetti?""Iya, Nona. Apakah Nona bisa memasaknya?" tanya Bik Mina."Sa ... saya belum pernah memasaknya sih, Bik. Tapi saya akan mencobanya." seru Mitha, sambil mulai membuka ponselnya untuk mencari resep cara memasak spaghetti, makanan kesukaan Erlan.Bik Mina lalu menyediakan beberapa bahan yang diperlukan. Yang sebelumnya dirinya ambil dari dalam kulkas."Nona, ini beberapa bahan untuk Anda gun
"Cih! Dasar murahan! Ngapain kamu senyum-senyum, begitu?" hardiknya.Mitha segera menunduk. Dia kembali sakit hati dengan perkataan Erlan kepadanya.Gadis itu berpikir jika Erlan sudah mulai bersikap lembut kepadanya. Namun kenyataannya tidak.Jadi Mitha memilih menunduk, lalu diam menyembunyikan kesedihannya karena sikap Erlan yang selalu berubah-ubah kepadanya.Kadang Erlan sangat baik kepadanya. Namun detik berikutnya, sikap pria itu bisa berubah kepadanya.Padahal yang sebenarnya terjadi, pria itu sangat menyukai rasa spaghetii buatan Mitha. Sungguh sangat pas di lidahnya.Namun lagi-lagi, Erlan lebih memilih melukai perasaan Mitha dengan kata-katanya yang sangat kasar. Dibandingkan dengan jujur kepada wanita itu, tentang perasaannya yang sesungguhnya kepadanya."Ngapain, dia menunduk begitu? Cih! Baru itu saja sudah tersinggung!" Dasar menyebalkan!" gumam Erlan dalam hatinya.Lalu keduanya pun dipanggil oleh Tuan Fred yang sudah menunggu mereka di ruang keluarga."Papi, ini baru
Lalu Niken pun menceritakan semua hal yang telah menimpanya kepada sahabatnya. Masih dengan posisi sujud. "Mitha, aku terpaksa menjualmu malam itu. Karena saat itu, aku ... aku sedang hamil. Pria yang menghamili ku tidak mau bertanggung jawab, bahkan dia tidak mengakui jika anak ini adalah darah dagingnya. Padahal, dia adalah pria yang telah merenggut kegadisanku! Aku memang bodoh! Aku terlalu percaya dengan segala rayuan dan omong kosongnya kepadaku." Niken pun mulai menangis terisak-isak di hadapan Mitha. "Aku telah mendapatkan karma ku. Karena semua perbuatanku terhadapmu. Aku telah mengalami keguguran dan hampir saja mati. Uang yang ku dapatkan malam itu, habis membiayai pengobatan ku di rumah sakit. Untuk itu hari ini, aku bersujud di hadapanmu untuk memohon belas kasihan darimu. Tolong maafkan aku, Mith?" serunya memelas. Mitha seakan tak percaya dengan semua rentetan kejadian yang menimpa sahabatnya, dengan menghela napas yang panjang. Dia pun berkata lagi, "Niken, bangunla
"Sialan! Aku kelepasan!" ujarnya pada dirinya sendiri.Acara kemudian dilanjutkan dengan resepsi pernikahan, banyak dari tamu-tamu undangan mengucapkan selamat kepada kedua mempelai. Semua berbahagia hari itu.Terlebih Keluarga Besar Levin. Mereka sangat senang. Akhirnya penerus pertama dari keluarga itu, bisa melepas masa lajangnya.Tak henti-hentinya kedua wanita beda generasi dari Keluarga Levin, bersyukur kepada Tuhan. Erlan akhirnya mendapatkan jodoh yang terbaik. Yang seolah-olah dikirimkan Tuhan dengan cara yang berbeda.Kilauan cahanya jingga keemasan dari matahari yang mulai terbenam, menghiasi suasana romantis saat itu. Hembusan angin pegunungan yang datang silih berganti laksana nyanyian alam nan syahdu juga ikut mengiringi suksesnya rangkaian acara di sore itu.Konsep pernikahan garden party yang kedua mempelai usung. Akhirnya terlaksana dengan baik.Lalu sang master ceremony, mengajak keduanya untuk berdansa saat ini."Baiklah kita panggilkan, kedua mempelai agar turun k
Mitha menghela napasnya dengan panjang, lalu berkata, "Mas, semua orang sedang menunggu kita untuk berdansa. Pilihan ada di tanganmu kita berdansa atau kamu terus berbicara dan kita tetap berdiri di sini tanpa melakukan apa pun!" "Iya! Cerewet! Berikan tanganmu!" sergahnya lagi.Seiring dengan Niken yang mulai melantunkan lagu, berjudul 'Endless Love' mereka pun mulai berdansa,My love,There's only you in my lifeThe only thing that's brightMy first love,You're every breath that I takeYou're every step I makeAnd II want to shareAll my love with youNo one else will doAnd your eyesYour eyes, your eyesThey tell me how much you careOoh yes, you will always beMy endless love(Sumber google)Entah kenapa keduanya mulai terbawa suasana berdansa dengan penuh kebahagiaan yang terpancar dari wajah keduanya.Tiba-tiba Mitha mengingat impiannya dulu. In
Pesta pun usai, para tamu undangan mulai meninggalkan gedung itu. Niken segera menemui Mitha untuk berpamitan dengannya. Karena terlalu fokus mencari keberadaan Mitha, Niken tidak menyadari jika dia akan menabrak seseorang di depannya. Benar saja, dia hampir terjatuh karena menabrak punggung pria itu. Untung saja, dia cepat menyeimbangkan tubuhnya sehingga tidak terjatuh. "Ma ... maaf," ucapnya. "Jika berjalan, Anda harus hati-hati, Nona." "Maaf Tuan, saya buru-buru." jawabnya sambil balik menatap pria itu. "Memangnya Anda mau ke mana?" "Aku mencari keberadaan mempelai wanita, dia adalah sahabatku." tuturnya. "Oh, jadi kamu ingin menemui Kak Mitha?" "Iya, Tuan. Maaf, apakah Anda mengenal Mitha?" tanya Niken penasaran dengan pria tampan yang ada di depannya. "Yap, saya sepupu dari suaminya. Perkenalkan nama saya, Arjuna." ucapnya sembari mengulurkan tangannya. "Saya, Niken." sahutnya sambil menerima uluran tangan Arjuna. "Tunggu sebentar, apakah kamu teman ku
"Maksudmu, apa berkata begitu, hah?" Erlan bangkit dari duduknya dan langsung meraih kerah baju Fadli dan mencengkeramnya dengan kuat."Wow! Ternyata dugaanku benar! Erlan sudah mulai tertarik kepada gadis itu. Tidak salah lagi." gumam Fadli dalam hatinya."Aku ... aku, hanya bercanda, Bro." serunya cepat. Karena Erlan sudah mulai bersiap-siap ingin menghajarnya."Gue tidak butuh bercanda jika berkaitan dengan Mitha! Dia milik gue dan selamanya akan menjadi milik gue! Hanya gue lah satu-satunya pria yang ada di dunia ini, yang berkuasa atasnya!" serunya lagi."I-ya, Bro. Benar sekali perkataanmu. Maaf tadi aku hanya sekedar berbicara sembarangan." Fadli sedikit menciut nyalinya. Melihat Erlan yang begitu sangat emosi kepadanya.Bersamaan dengan itu, Erlan tiba-tiba tumbang di bahu Fadli. Untung saja dengan cepat Dio datang ke tempat itu. "Tuan Muda! Anda kenapa?" sahutnya, lalu mencoba membantu Fadli untuk memapah Tubuh Erlan yang sedang mabuk, karena terlalu banyak minum Wine."Anta
Setelah selesai memeriksa semua ruangan-ruangan di vila itu dan memastikan jika semua sudah aman, Dio kembali masuk ke dalam bar mini tersebut."Bagaimana Asisten Dio, apakah semua aman? Sepertinya Erlan butuh tempat tidur saat ini." tutur Fadli yang mulai merasa pegal menahan bobot tubuh Erlan yang cukup berat. Apalagi sahabatnya itu, lebih tinggi darinya."Semua aman, Tuan Fadli. Bisa kah Anda membantu saya memapah tubuh, Bos Erlan?" Fadli segera mengangguk karena dia memang sudah merasa capek menopang tubuh besar Erlan.Ketiganya pun mulai ke luar dari dalam bar mini itu. Namun baru beberapa langkah berjalan, mereka berpapasan dengan Arjuna."Tuan Arjuna, tolong bantu kami. Tubuh Bos Erlan agak berat." keluh Dio."Kak Erlan, kenapa?" tanya Arjuna."Bos Erlan, mabuk berat. Dia terlalu banyak minum wine." jawab Dio."Apa-apan sih, Kak Erlan. Ini kan malam pertama dia dan Kak Mitga sah menjadi suami istri. Kok malah mabuk-mabukkan sih?" tuturnya kesal."Tadi saya sudah melarangnya, T