Share

Bunga yang Tumbuh di Kegelapan
Bunga yang Tumbuh di Kegelapan
Penulis: Ekasari

Bab 1

Ketika aku sibuk mengais-ngais tempat sampah untuk mencari botol plastik, seseorang memotretku dan mengunggahnya ke media sosial.

Tak butuh lama, foto itu pun viral.

“Wanita pemulung tercantik.”

“Gadis bisu, netizen memberi pengakuan yang cukup bagus untukmu.”

Aku menggigit roti di tanganku sambil mendengarkan komentar-komentar yang dibacakan Edrick Santoso.

Dia mengusap rambutnya yang berantakan, lalu lanjut membaca komentar di layar ponsel.

"Apa benar dia Laras dari Keluarga Pradipta?"

"Ada foto yang membuktikan bahwa dia memang Laras Pradipta, wanita yang tergila-gila pada Kevin Wijaya, tapi malah mencelakai ayahnya."

Edrick berhenti membaca.

Tubuhku menegang.

Roti di tanganku hampir jatuh.

Dari sudut mata, aku melihat jelas foto yang terpampang di layar ponsel.

Wanita tersenyum bahagia, sementara pria berekspresi datar.

Itu adalah foto pernikahan aku dan Kevin.

Tiga tahun telah berlalu, kini aku kembali mendengar nama itu lagi.

Alih-alih rindu, aku merasa ketakutan.

Aku refleks ingin kabur.

“Tidak apa-apa, Laras. Aku akan melindungimu. Sebentar lagi aku akan membawamu pergi dari sini.”

Edrick menyadari kegelisahanku.

Dia tidak bertanya lebih jauh, melainkan hanya menenangkanku dengan lembut.

Selama bergelandangan tiga tahun, semua orang mencemoohku.

Hanya Edrick yang mau mendekat dan membantuku.

Dia selalu menghiburkan.

Aku memang kehilangan kesadaran.

Namun, aku tetap paham bahwa kali ini dia tidak mungkin bisa membantuku.

Aku kembali ke rumah reyot, lalu mengemasi barang-barang bekas untuk segera dijual agar bisa melarikan diri.

Meskipun aku sudah bergegas, tetap saja terlambat.

Saat aku hendak keluar, suara dingin seorang pria menghantam telingaku.

“Laras, mau kabur ke mana lagi?”

Di bawah terik matahari bulan Juli, tubuhku basah oleh keringat dingin.

Walau sudah tiga tahun berlalu, aku masih sangat mengenali suara itu.

Telapak tanganku membeku dan jantungku berdegup kencang. Aku mencengkeram erat tas di tanganku.

Ketakutan yang terkubur dalam ingatanku kembali menyelubungiku.

Suara sepatu yang beradu dengan lantai semakin mendekat.

Pada akhirnya, kakiku melemas sehingga aku hanya bisa berjongkok di lantai.

Tubuhku gemetar tak terkendali.

Kevin datang.

Dia belum bisa melupakan dendamnya padaku.

Sepuluh tahun sebelumnya, aku mencintai Kevin dengan sepenuh hati.

Namun, dia malah membenciku dengan segenap jiwa.

Kami sudah dijodohkan oleh kedua kakek kami sejak kami masih kecil.

Sayangnya, dia mencintai wanita lain.

Jadi, dia pun menentang berat pernikahan kami.

Awalnya, aku tidak tahu semua ini.

Sebagai putri tunggal Keluarga Pradipta, aku dimanjakan keluargaku sejak kecil.

Aku pun dengan egois memaksa Kevin menerima perasaanku terhadapnya.

Suatu kali, bisnis keluarga Kevin mengalami masalah keuangan.

Ayahku memberikan bantuan dana dengan syarat Kevin harus menikahiku.

Saat itu, aku terlalu naif.

Aku kira pernikahan kami adalah takdir.

Aku percaya selama aku memperlakukannya dengan baik, dia juga akan memperlakukanku dengan baik.

Nyatanya, aku salah.

Apa pun yang kulakukan tidak akan mengubah fakta bahwa dia tidak mencintaiku.

Semua ini hanya permulaan.

Kebenciannya padaku memuncak sejak hari pernikahan kami.

Pada hari itu, ayahnya bunuh diri di kamar baru kami.

Wasiat ayahnya menuduh bahwa aku yang telah mendesaknya sampai ke ambang kematian.

Acara pernikahan seketika berubah menjadi acara pemakaman. Sejak malam itu, Kevin berubah asing.

Aku berusaha menjelaskan bahwa aku tidak terlibat dalam kematian ayahnya.

Akan tetapi, dia hanya tersenyum sambil menggandeng tanganku.

Di depan orang banyak, dia bertingkah sewajarnya dan bahkan memperlakukanku dengan sangat baik.

Begitu pulang rumah, kebenciannya pun meledak.

Dia sering mencekik leherku dan berkata, “Laras, kamu seharusnya hidup sengsara untuk menebus semua dosamu.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status