Share

Bab 5

Reza mengguncang lenganku dengan gemetar. "Rania, bangunlah. Kenapa kamu bisa jadi seperti ini?"

"Di sini ada begitu banyak bunga, apa kamu merasa nggak nyaman? Ayo, aku bawa kamu pulang, ya?"

Dia berlutut di tanah, matanya memerah, dan terus mengguncang lenganku.

Aku belum pernah melihat Reza dalam keadaan begitu terpuruk. Sejenak, aku terdiam, berdiri di sampingnya, dan air mata pun mengalir tanpa bisa kutahan.

Kakakku segera menghampirinya dan berusaha menarik Reza menjauh, tetapi Reza tampak seperti terjebak di sampingku dan tidak bergerak sedikit pun.

"Reza, apa kamu belum cukup menyakitiya? Adikku sudah pergi, apa kamu nggak bisa memberinya ketenangan?"

Reza yang baru sadar, menoleh dengan tatapan tidak percaya. "Nggak mungkin, Rania masih memintaku untuk membelikannya obat dua hari lalu. Ini semua pasti hanya mimpi!"

Mendengar kata-kata itu, kakakku marah besar dan menggenggam kerah Reza. "Sebaiknya kamu diam! Kamu masih berani membahas hal ini? Kalau bukan karena kamu menemani
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status