Share

Bab 61. Makan Siang

Orang yang menyebalkan dan sempat membuatku takut, sedang membayar. Celetukanku tentang makan romantis seperti kakeknya, diwujudkan hanya dengan jentikan jari. Beberapa orang mengirim makanan dan menset-up di meja bulat berbalut kain putih. Ini seperti di film-film yang tidak masuk akal.

“Kamu memesan ini?”

“Iya. Kami biasa makan di sini, dan mereka juga tahu apa yang biasa dilakukan. Kasihan juga, layanan mereka sudah lama tidak digunakan,” ucapnya menunjuk kepada orang-orang yang berlalu setelah permisi.

“Apa diperbolehkan oleh istri Pak Haris?”

Pikirku ini tempat spesial mereka berdua. Kalau orang lain memakainya, bukankah akan mengusik privasi mereka?

Dokter Burhan menggeleng. “Semenjak kepergian Nenek, Kakek jarang ke sini.”

Aku menutup mulut dengan telapak tangan, tidak sengaja mengungkit duka. Lelaki ini menceritakan kalau istri Pak Haris meninggal karena penyakit tumor otak. Tidak mengancam jiwa, tetapi karena pertumbuhannya lambat laun membesar akan menekan syarat yang m
Astika Buana

Terima kasih untuk semua pembaca. . Terima kasih juga kepada Bunda Lin. Yang sudah aktif memberikan dukungan dengan memberikan komentar. Itu sungguh menambah semangat. . Untuk pembaca lainnya, jangan sungkan untuk memberi komentar. . Bahagia selalu.

| 3
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
yenyen
suka tentang rancang bangun..
goodnovel comment avatar
bundaLin
sama2 thor... lanjut thor dan semangattt
goodnovel comment avatar
Mis Samia
Alhamdulillah lancar up nya thor,selalu itunggu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status