Beranda / Romansa / Bukan Sopir Biasa / 20. Amarah Astuti

Share

20. Amarah Astuti

Bagas menggelengkan kepalanya seraya berkata, “Ayah nggak memperhatikan ucapanku tadi rupanya. Aku nggak mengusir Ayah kok. Aku hanya bilang, kalau Ayah keberatan sebaiknya Ayah saja yang pindah. Beda kata kan antara pindah dan mengusir.”

Haryo membuang napasnya kasar. Dia lalu melangkah masuk ke dalam kamar, mendekati istrinya yang sedang terbaring lemah di atas kasur.

“Bagaimana perkembangan kondisi istri saya, Dok?” tanya Haryo setelah dia duduk di tepi tempat tidur.

“Semakin membaik, Pak. Apalagi saat anaknya datang. Kalau kondisinya terus membaik maka pengobatannya bisa dilanjutkan dengan terapi,” sahut dokter, yang diangguki oleh Haryo.

Hesti pun berkata meski tak begitu jelas pada Haryo, yang dari sorot matanya berharap agar sang suami memberi izin agar Bagas tinggal kembali di rumah itu.

Haryo menggenggam tangan sang istri seraya menganggukkan kepalanya.

“Iya, aku izinkan dia tinggal di sini lagi untuk menemani kamu. Semoga dengan tinggalnya Bagas di sini, bisa membuat kamu le
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status