Beranda / Romansa / Bukan Pahlawan / 21. Maafkan Aku

Share

21. Maafkan Aku

Penulis: AlanyLove
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-30 07:33:54

Aku sedang merias wajahku saat Zayn keluar dari pintu kamar mandi dengan handuk yang melilit sebagian tubuhnya. Rambutnya yang basah tempat masih mengalirkan beberapa tetes air ke tubuhnya membuatnya terlihat sangat seksi. Sejenak aku terpaku dan terpesona pada tubuh indahnya begitu pas untuknya. Dada bidang yang terlihat kekar serta otot perut yang terlihat roti sobek di atas handuk yang dikenakannya.

Aku berusaha menahan nafasku untuk meredakan debaran dadaku yang tiba-tiba saja bergetar dengan cepat. Aku segera mengalihkan tatapanku sebelum Zayn menyadarinya. Aku tidak boleh terpesona padanya karena dia milik orang lain, meski saat ini kami terlibat hubungan sebagai suami istri.

Aku menggigit bibir sambil merapikan jilbabku dan memasang Bros di dada. Setelah itu aku menghembuskan nafas secara kasar saat melihat bayangan Zayn di cermin di depanku. Aku mengeluh dalam hati, kenapa dia begitu tampan dan mempesona seperti tokoh utama pria dalam cerita-cerita novel terjemahan.

Sulit seka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Pahlawan   Prolog

    Bukan Pahlawan - PrologAyana Maheswari seorang Bidan yang bertugas di sebuah desa di lerang sebuah gunung. Suatu malam setelah menolong seorang ibu yang mengalami perdarahan setelah melahirkan diperkosa oleh orang tak dikenal. Padahal dia akan menikah tiga bulan lagi dengan tunangan yang sangat dicintainya, Rizwan. Untungnya Rizwan bisa menerima kejadian itu meski sikapnya pada Ayana mulai berubah.Ayana menjadi sangat putus asa ketika mendapati dirinya hamil akibat perkosaan yang dilakukan orang yang tak diketahui siapa bahkan pihak kepolisian pun tidak bisa menemukan pelaku karena saat kejadian tidak ada saksi dan dia juga dibuat tidak sadar karena dibius.Hubungan Ayana dan Rizwan pun berantakan karena Rizwan tidak mau menerima kehamilan Ayana. Rizwan memutuskan hubungan pertunangan mereka dan membatalkan rencana pernikahan mereka yang sudah di depan mata kalau Ayana tidak menggugurkan bayi yang ada di dalam kandungannya.Ayana berada dalam dilema. Me

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-08
  • Bukan Pahlawan   1. Malam Kelam

    Bukan pahlawan 1 Malam Kelam Aku baru saja turun dari sepeda motor keluarga pasien yang mengantarku pulang dari puskesmas tempatku bekerja setelah merujuk seorang ibu yang mengalami perdarahan setelah melahirkan tadi pagi. Suasana di sekitarku gelap gulita karena listrik mati. Tidak ada penerangan apapun setelah keluarga pasien tadi pergi dari hadapanku. Aku merasa sedikit merinding karena aku hanya sendirian di rumah ini. Rumah yang juga berfungsi sebagai PKD atau Poliklinik Kesehatan Desa ini memang agak terpisah dari rumah-rumah penduduk yang lain. Rumah ini berada di perbatasan dusun di pinggir jalan desa. Rumah terdekat berjarak kurang lebih lima ratus meter dari rumah kutempati. Aku mengira ini sudah jam dua belas lebih, sebuah rasa takut tiba-tiba saja menyergapku saat hembusan angin dingin menerpa tubuhku. Biasanya aku tak pernah punya rasa takut walau selarut apapun aku pulang dari rumah pasien tapi malam ini aku merasa aneh, mung

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-08
  • Bukan Pahlawan   2. Mimpi

    Bukan Pahlawan 2 Aku memasuki kamar mandi dibimbing oleh Bu Teguh karena kakiku masih terasa lemas dan juga rasa nyeri yang menyengat di selangkanganku membuatku sangat sulit melangkah. “Terima kasih, bu,” kataku setelah sampai di dalam kamar mandi, aku segera duduk di atas di atas closet dengan lemah setelah bu Teguh meninggalkanku sendiri di tempat ini. Aku menatap ember yang telah terisi air hangat yang sudah disiapkan mbok Seni untuk aku pakai mandi. Uapnya yang panas menerpa wajahku. Dengan perlahan aku membuka bajuku dan aku langsung berteriak saat melihat begitu banyak tanda merah di tubuhku. Aku tak ingat kejadian tadi malam tapi melihat banyaknya kiss mark di sana, aku menjadi ngeri membayangkan apa yang dilakukan bajingan itu padaku tadi malam. “Ay, kenapa?” Bu Teguh mengetuk pintu kamar mandi dengan cemas. Aku segera menutup mulutku dengan tangan dan menangis tertahan, aku tidak mau Bu Teguh makin cemas dengan keadaannku. Aku segera

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-09
  • Bukan Pahlawan   3. Sadar

    Bukan Pahlawan 3 Entah berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sekelilingku. Aku membuka mataku perlahan dan menyadari kalau saat ini aku aku tengah berada di kamarku di rumah milik Teguh Adisatya dan suara-suara yang kudengar adalah milik Zayn dan Risya. Aku tak tahu kapan mereka kapan mereka memgbawaku ke tempat ini, mungkin saat aku pingsan setelah Bu Teguh membantuku memakai pakaian. Aku menjerit dan pingsan saat aku merasa melihat darah di spreiku padahal mbok Seni sudah menggatinya. Bu Teguh telah pamit untuk keluar sebentar tadi karena itu di kamar ini hanya ada kami bertiga. “Kita harus membawanya ke Puskesmas, Zayn. Kasihan Nana, biar dia mendapatkan pemeriksaan untuk visum,” suara Risya menyerbu gendang telingaku. Risya adalah kekasih Zayn yang juga anak kepala Desa di tempat kerjaku. Mereka sudah lama berpacaran dan rencananya akan menikah satu atau dua tahun lagi menungg

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-09
  • Bukan Pahlawan   4. Ayana Maheswari

    Bukan Pahlawan 4 Ayana Maheswari Namaku Ayana Maheswari, sudah tiga tahun ini aku bertugas di desa , sebuah desa yang terletak di lereng gunung. Desa ini terdiri dari lima dusun dengan jumlah penduduk terbanyak sekecamatan. Desa ini adalah desa yang paling tinggi di banding desa lain yang ada di kecamatan. Sudah tidak ada lagi desa lain di atas desa yang kutemui. Selama ini aku tinggal bersama dengan keluarga Bu Teguh di rumah mereka yang terhitung mewah untuk ukuran warga desa sini sebelum aku menempati rumah yang juga berfungsi sebagai PKD sejak enam bulan yang lalu. Sebenarnya Bu Teguh dan keluarganya agak keberatan aku menempati PKD meski ada mbok Seni yang menemaniku. Mereka berharap aku tetap tinggal di rumah mereka meski aku melakukan pelayanan di PKD. Dulu sebelum PKD selesai di bangun dan diresmikan, aku melakukan melakukan pelayanan di kantor PKK desa tapi setelah PKD diresmikan pihak pemerintah desa berharap aku mau menemp

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-11
  • Bukan Pahlawan   5. Zayn Raynar Abisatya

    Bukan Pahlawan 5 Zayn Raynar Abisatya Siapa yang tak mengenal Zayn Raynar Abisatya, aku yakin semua orang di desa kami tahu siapa Zayn Raynar Abisatya bahkan mungkin di desa-desa lainnya. Zayn adalah sosok anak muda yang sukses dengan usaha yang dirintisnya. Ya, dia adalah pemilik Rendezvous Café yang sangat terkenal dan sudah memiliki banyak cabang di berbagai kota. Rendezvous Café didirikan Zayn saat dia masih kuliah lima tahun yang lalu, awalnya Zayn membuka café itu di kita tempat dia kuliah bersama dengan beberapa teman kuliahnya. Dalam beberapa tahun café itu berkembang dengan cepat dan menjadi tempat nongkrong anak muda nomor satu di kota itu. Zayn kemudian mulai membukanya di beberapa kota lain yang ada di sekitarnya dan mendulang sukses yang sama. Orang-orang mungkin mengenal Zayn sebagai anak tertua dari Teguh Abisatya, orang terkaya di desaku tinggal dan bekerja, Selain itu dia juga sangat tampan sehingga menja

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-12
  • Bukan Pahlawan   6. Rizwan Daniswara

    Bukan Pahlawan 6 Rizwan Daniswara Laki-laki itu berdiri menjulang di depanku, wajah tampannya tampak muram saat menatapku membuatku merasa makin tak menentu. Laki-laki itu Rizwan Daniswara, laki-laki yang selama ini kucintai dan aku harapkan di masa depan untuk menjadi pendamping hidup di mana aku dan dia tumbuh dan menua bersama. Laki-laki itu duduk di sisi tempat tidur dan menyuarakan namaku, aku berusaha menegakkan tubuhku dengan susah payah dan masuk ke dalam pelukannya dan menangis di situ. Rizwan memelukku erat, ada kesedihan yang menggantung di matanya yang membuatku makin merasa sedih. Aku dan Rizwan sudah menjalani hubungan semenjak masih kuliah, kamu bahkan sudah sepakat untuk menikah tiga bulan lagi. Aku sudah membayangkan hari-hari bahagiaku bersamanya sebelum kejadian malam jahanam itu tapi kini aku merasa tak berharga di matanya. Harusnya aku persembahkan kesucianku pada laki-laki tampan di depanku tapi nyatanya seorang pencuri lak

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Bukan Pahlawan   7.Tunangan

    Bukan Pahlawan 7 Tunangan Hari masih pagi saat aku sampai di puskesmas, baru ada beberapa karyawan yang datang. Setelah melakukan fingerprint, aku menyapa beberapa karyawan yang berpapasan denganku dan berjalan menuju ruang bersalin karena hari ini aku piket di sana. Setelah melakukan tukar jaga dengan Vania yang melakukan jaga malam, aku menuju ke ruang nifas untuk memeriksa kondisi ibu yang melahirkan tadi malam. Si ibu yang masih sangat muda, terbaring di atas tempat tidur. Usianya masih Sembilan belas tahun tapi dia tampak sangat bahagia dengan kelahiran putranya. Di sebelah tempat tidur tampak seorang laki-laki berusia sekitar dua puluh lima tahunan menggenggam tangannya dan menatap ibu nifas tadi dengan mesra. Tak jauh dari mereka, seorang perempuan berusia empat puluh tahunan tampak sangat senang menggendong seorang bayi mungil. “Mbak, saya periksa dulu, ya,” kataku pada ibu nifas bernama Weni itu. Perempuan mu

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26

Bab terbaru

  • Bukan Pahlawan   21. Maafkan Aku

    Aku sedang merias wajahku saat Zayn keluar dari pintu kamar mandi dengan handuk yang melilit sebagian tubuhnya. Rambutnya yang basah tempat masih mengalirkan beberapa tetes air ke tubuhnya membuatnya terlihat sangat seksi. Sejenak aku terpaku dan terpesona pada tubuh indahnya begitu pas untuknya. Dada bidang yang terlihat kekar serta otot perut yang terlihat roti sobek di atas handuk yang dikenakannya.Aku berusaha menahan nafasku untuk meredakan debaran dadaku yang tiba-tiba saja bergetar dengan cepat. Aku segera mengalihkan tatapanku sebelum Zayn menyadarinya. Aku tidak boleh terpesona padanya karena dia milik orang lain, meski saat ini kami terlibat hubungan sebagai suami istri.Aku menggigit bibir sambil merapikan jilbabku dan memasang Bros di dada. Setelah itu aku menghembuskan nafas secara kasar saat melihat bayangan Zayn di cermin di depanku. Aku mengeluh dalam hati, kenapa dia begitu tampan dan mempesona seperti tokoh utama pria dalam cerita-cerita novel terjemahan.Sulit seka

  • Bukan Pahlawan   20. Hanya Risya Yang Mengisi Hatinya

    Bukan Pahlawan 20 Selama Zayn mengadakan perjalanan bisnid keluar negeri, aku menjalankan aktivitasku sebagai bidan desa seperti biasanya. Zayn kerap menelponku untuk menayakan keadaanku dan janin yang ada dalam perutku meski ada perebedaan waktu belasan jam di antara kami. Aku tahu dia sengaja menelpon di siang hari agar tak mengganggu waktu tidurku. Zayn juga akan bercerita apa saja yang dia lakkukan di sana atau apa yang dilihatnya dia juga bertanya apa yang kuinginkan dan aku menceritakan banyak hal yang aku lakukan di sini. Kadang aku tak percaya laki-laki yang selama ini aku kenal dingin dan irit bicara itu terdengar begitu hangat dan cerewet. Sebulan kemudian Zayn Kembali dari perjalanan bisnisnya, dia membawakanku dan keluarga Abisatya banyak barang mewah dan makanan. Baju, tas, sepatu, aksesoris merek terkenal dan mahal, serta berbagai makanan khas negara-negara Eropa terutama coklat. Aku tentu saja senang dengan semua pemberiannya begitu juga kedua orang tua Zayn dan adik

  • Bukan Pahlawan   19. Rindukan Aku

    BP 20. Rindukan AkuTiga hari menjadi istri Zayn membuatku bisa melihat sisi lain Zayn yang biasanya dingin dan selalu membuat jarak denganku. Setelah menikah aku melihat Zayn menjadi laki-laki yang hangat dan penuh perhatian. Tadinya kupikir karena dia terpaksa menikahiku karena Bu Teguh yang memintanya, dia akan terus bersikap dingin atau bicara ketus padaku. Atau dia akan menyiksaku karena telah membuatnya berpisah dengan kekasihnya seperti yang kubaca dalam novel-novel. Untungnya dia memperlakukanku dengan baik seakan aku adalah orang yang sangat berharga baginya. Hal itu membuatku terharu dan makin berterima kasih padanya.Hal itu juga membuat rasa kagumku padanya semakin meningkat.Hari keempat setelah kami menikah, Zayn bersiap untuk bertolak ke Eropa. Dia akan melakukan perjalanan dinas selama satu bulan. Itu juga salah satu alasan Zayn menyegerakan pernikahan kami, agar dia lebih tenang meninggalkan aku sebagai istrinya. Ini memang bukan kali pertama Zayn pergi

  • Bukan Pahlawan   18. Zayn luar biasa kan, Na?

    Bukan Pahlawan 18 Zayn luar biasa kan, Na? Setelah pesta usai dan para undangan serta kerabat telah meninggalkan tempat ini, aku dan Zayn masih bertahan di tempat ini di temani ayah dan ibu Zayn. Hal itu karena masih ada beberapa tamu yang datang walau terlambat untuk memberi selamat kepada kami. Sebenarnya aku berharap ibuku datang ke acara pernikahanku dengan Zayn tapi hingga acara usai, ibu kandungku sama sekali tak menampakkan batang hidungnya. Aku merasa sedih, satu-satunya keluarga yang kumiliki sama sekali tak perduli padaku, untungnya ada Bu Teguh yang selalu menganggapku sebagai putri kandungnya. Saat melihat kesedihan di mataku, perempuan separuh baya itu segera memeluk dan menghiburku dan Zayn juga mengatakan beberapa hal untuk tidak membiarkan aku bersedih tanpa banyak kata. Zayn juga memintaku untuk percaya padanya kalau dia tidak akan membuat ku kecewa. Setelah sholat Maghrib, kedua orang tua Zayn pulang ke rumah mereka di de

  • Bukan Pahlawan   17. Tak Pernah mencintai

    Bukan Pahlawan 17 Tak Pernah mencintai Risya POV Suasana di Kafe Rendezvous masih ramai saat aku tiba di tempat itu. Ada ribuan orang yang masuk dan keluar dari Kafe terbesar di kota kecil ini. Mereka adalah para tamu undangan resepsi pernikahan Zayn dan Ayana yang terdiri dari berbagai kalangan. Pernikahan ini memang digelar dengan meriah mengingat Zayn adalah putra sulung keluarga Abisatya yang sangat dibanggakan dan pewaris kerajaan bisnis Abisatya yang menguasai sebagian besar perdagangan di kota ini. Pesta ini adalah resepsi pernikahan terbesar yang pernah kulihat di daerah ini. Maklum saja keluarga Abisatya adalah keluarga kaya dengan relasi yang sangat banyak, relasi mereka tidak hanya sesame pengusaha tapi juga para pejabat yang berasal dari berbagai kota. Tentu saja bagi kebanyakan orang menjadi suatu kehormatan diundang di resepsi pernikahan ini. Aku hanya bisa merasa iri pada Ayana, gadis itu

  • Bukan Pahlawan   16. Resepsi

    Bukan Pahlawan 16 Resepsi Setelah sarapan, kami berangkat menuju Kafe Rendezvous. Butuh waktu setengah jam dari kediaman Abisatya sampai ke kafe. Sepanjang perjalanan, aku hanya diam hanya sesekali aku bicara untuk menjawab pertanyaan Bu Teguh yang duduk di kursi belakang bersamaku. Sesekali tatapanku bertemu dengan tatapan Zayn yang mengemudikan mobil membawa kami melalui kaca spion di atasnya. Setelah sampai di sana, aku dan Zayn dibawa ke ruangan terpisah untuk dirias dan berganti pakaian. Aku terpana saat bertemu Zayn di pelaminan. Dia terlihat sangat gagah dan tampan dengan pakaian yang dikenakannya. Dia terlihat bak pangeran dari negeri dongeng dalam balutan setelan putih yang di desain model seorang pangeran. Aku melihat wajah Zayn yang tampak sumringah dengan senyuman hangat di bibirnya. Aku tak pernah melihat senyuman Zayn sehangat ini sebelumnya. Tampaknya dia benar-benar ingin menunjukkan kepada setiap orang yang hadir di tempat

  • Bukan Pahlawan   15. Kegalauan Ayana

    Bukan Pahlawan 15 Kegalauan Ayana Malam itu setelah menemui kerabatku dan kerabat Zayn juga tetangga dekat dan tokoh masyarakat yang hadir dalam acara akad nikah kami, akhirnya aku pamit untuk kembali ke kamar sedang Zayn masih berada di ruang tamu menemani para tamu yang masih berbincang di sana. Aku hendak memasuki kamarku saat salah satu asisten rumah tangga memberi tahu kalau kamarku digunakan oleh nenek dan bibiku atas perintah Bu Teguh dan dia memintaku untuk tidur di kamar Zayn yang memang bersebelahan dengan kamarku. Untuk beberapa saat aku hanya berdiri terpaku di depan kamar Zayn, aku merasa jantungku berdetak dengan kencang saat asisten rumah tangga membukakan pintu kamar Zayn dan memintaku masuk ke dalamnya. Ini adalah kali pertama aku memasuki kamar Zayn, kalau bukan karena aku menikah dengannya tentu aku tak pernah memasuki kamar ini. Bagaimanapun aku merasa tabu untuk memasuki kamar seorang laki-laki, apalagi Zayn sendiri jarang m

  • Bukan Pahlawan   14. Aku Tidak Akan Menuntut Hakku Sebagai Suami

    Bukan Pahlawan 14 Aku Tidak Akan Menuntut Hakku Sebagai Suami Berita tentang pernikahanku dengan Zayn menyebar dengan cepat di tempat kerjaku menimbulkan kehebohan. Mereka merasa tak percaya aku yang bertunangan dengan Rizwan justru menikah dengan Zayn yang tengah menjalin hubungan dengan Risya. Berita miringpun segera berhembus kencang mengiringi rencana pernikahanku dan Zayn. Mereka menganggap aku berselingkuh dari Rizwan dan meninggalkannya karena Zayn lebih segalanya disbanding Rizwan. Aku berusaha untuk tidak memperdulikan semua berita miring tentangku dan Zayn karena apapun usahaku untuk menyangkal berita itu justru akan membuat mereka semakin mempercayai beritanya. Aku hanya bercerita pada salah satu seniorku, Anggi apa yang terjadi padaku dan kenapa Zayn menikah denganku. Hal itu kukatakan padanya saat Anggi bertanya tentang kebenaran berita itu padaku. Jawabanku juga menjawab rasa penasarannya kenapa akhir-akhir ini Rizwan tak pernah lagi muncu

  • Bukan Pahlawan   13. Pemeriksaan Kesehatan

    Bukan Pahlawan 13 Pemeriksaan Kesehatan Zayn mengemudikan mobilnya memasuki gerbang Puskesmas tempatku bekerja kemudian memarkirnya di depan salah salah satu bangunan di sana. Aku segera turun setelah melepas safety belt yang kukenakan dan menunggu Zayn keluar dari mobilnya. Kami melangkah bersisian dengan canggung memasuki bangunan puskesmas tempatku bekerja. Hari ini aku dan Zayn berencana melakukan pemeriksaan Kesehatan di puskesmas untuk persyaratan kami menikah. Sebenarnya aku ingin melakukan pemeriksaan di tempat lain agar teman-temanku tak ada yang kalau aku akan menikah dengan Zayn tapi Zayn berkeras untuk berkeras periksa di tempat kerjaku. Kebetulan hari ini aku juga dapat giliran jaga di ruang pemeriksaan kehamilan hingga kami sengaja berangkat pagi. Saat aku dan Zayn memasuki pintu masuk puskesmas, aku menyadari puluhan pasang mata rekan-rekanku yang sedang antri untuk melakukan finger print maupun yang masih ada di sekitar tempat it

DMCA.com Protection Status