Share

Bukan Menantu Sampah
Bukan Menantu Sampah
Penulis: Sarangheo

Bab. 1. Hamil

Penulis: Sarangheo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-18 04:26:53

Hari itu, aku berjalan keluar dari rumah sakit, dan melihat hujan begitu deras, aku langsung membuka tasku, namun sayangnya tidak ada payung yang biasa kubawa di dalamnya, mungkin karena tadi pagi aku terlalu terburu-buru, sehingga aku meninggalkan payungku di rumah.

Tanpa berpikir panjang aku segera mengambil handphoneku untuk menelepon pacarku, Jason, tapi dia tidak mengangkatnya.

Ini sudah keempat kalinya aku menelepon Jason hari ini, tapi tak sekalipun dia menerima panggilanku, aku merasa sedikit kecewa, kukira Jason bisa datang untuk menjemputku, tapi di saat seperti ini, ia malah menghilang.

Tetesan air hujan yang menetes di wajahku terasa dingin, dingin seperti hatiku saat ini, semakin lama, hujan pun semakin deras, tanpa berpikir panjang, aku pun mengangkat tasku untuk menutupi kepalaku, lalu melambai-lambaikan tanganku untuk menyetop taksi, namun setiap taksi yang lewat selalu berpenumpang, dan aku yang berdiri di pinggiran jalan sudah basah kuyup.

Sebenarnya aku bisa kembali ke dalam rumah sakit untuk berteduh sejenak, tapi kurasa sudah tidak perlu lagi sekarang, sekujur tubuhku pun basah kuyup, berteduh atau tidak mungkin tidak ada bedanya.

Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan pulang menerobos hujan, jarak dari rumah sakit ke tempat tinggalku kurang lebih lima belas menit, tidak jauh, tapi juga tidak dekat.

Mobil-mobil yang melaju cepat menyipratkan genangan-genangan air ke tubuhku dan wajahku, orang-orang yang bergegas pulang dengan membawa payung tak ada yang peduli pada keadaanku, di tengah kota yang sebesar ini, ada orang namun seperti tidak ada, mereka tidak akan pernah peduli padamu hanya karena kau tidak membawa payung di tengah hujan sederas ini.

Satu-satunya orang yang perduli pada dirimu, hanyalah dirimu sendiri, kalau kau sendiri tidak peduli pada dirimu, jangan berharap akan ada yang perduli kepadamu.

Begitu kembali ke rumah, sekujur tubuhku sudah basah kuyup seperti semangkuk sup ayam, bajuku benar-benar basah, tetesan air yang ada di ujung rambutku pun menetes ke bawah dan jatuh ke atas lantai, aku cepat-cepat mengambil sebuah baju kering dari dalam lemari, lalu mandi air hangat dan berganti baju, kemudian duduk di depan cermin yang ada di dalam kamar, mengeringkan rambutku dengan pengering rambut.

Setelah selesai mandi, Aku baru terlihat lebih cantik, seperti bunga yang baru saja terkena air hujan di musim semi, aku memandangi diriku sendiri di pantulan cermin, disana ada diriku yang dewasa, cantik, dan akupun memberi diriku sendiri nilai yaitu delapan puluh persen.

Namun, tak tahu kenapa, wajahku yang ada di dalam cermin seakan terlihat tidak begitu baik, sedikit pucat, mungkin karena beberapa hari ini perasaanku tidak senang, ditambah lagi--

Tiba-tiba, handphoneku berdering, memecahkan semua lamunanku, aku melihat handphoneku, rasa kekecewaan yang ada didalam hatiku menghilang seketika, sampai-sampai aku lupa bahwa aku baru saja diterpa hujan badai.

Akhirnya, pacarku Jason meneleponku.

"Suamiku sayang, aku kangen kamu."

Kataku dengan amat lembut.

"Isabelle, kenapa kau meneleponku?"

Belakangan ini, Jason tak lagi memanggilku dengan sebutan "istriku" lagi, sebutan ini membuatku sedikit merasa tidak nyaman, bagaimanapun, saat aku ingin bermanja-manja dengannya, dia juga bisa bermanja-manja denganku.

Aku ingin dia memanggilku dengan sebutan "istriku", tapi dia tidak melakukannya.

"Oh, apa kau ada waktu? Ada yang ingin kubicarakan."

Kusimpan semua perasaan kecewaku, aku sungguh ingin bertemu dengannya.

"Hari ini aku masih ada rapat, lain hari saja ya."

Kata pria itu dari dalam telepon, sepertinya dia memang sangat sibuk.

"Suamiku, apa kau bisa ke sini sebentar, ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu."

"Ya sudah, baiklah, sebentar lagi aku ke sana." Balas pria itu setelah terdiam sejenak.

"Iya."

Balasku dengan sangat gembira, hal pertama yang kulakukan setelah mematikan telepon adalah berdandan, setelah merasa diriku sendiri sudah cukup cantik, aku mulai masak, hari ini adalah hari yang sangat spesial bagiku, ada satu kabar baik yang ingin kusampaikan pada Jason, kurasa kabar ini akan menjadi sebuah kejutan baginya.

Sekitar setengah jam kemudian, bel rumahku berbunyi, aku merapikan rambutku lalu membuka pintu, Jason yang datang.

Tanpa berkata apa-apa, aku langsung memeluknya, sudah beberapa hari kami tidak bertemu, aku sungguh rindu padanya, dari tubuhnya tercium bau rokok yang sangat khas, dicampur dengan sebuah aroma wewangian yang sangat tidak asing, hatiku mulai tidak tenang.

"Aku rindu padamu, sayang."

Jason menggendongku masuk ke dalam, lalu menutup pintunya, suaranya terdengar begitu lembut dan penuh kasih sayang.

Mungkin aku yang berpikir terlalu banyak, semua rasa kesal dan kecewa yang tertumpuk dalam hatiku pun menghilang semua, aku tersenyum padanya, "Kalau rindu padaku, kenapa kau tak datang melihatku, kukira kau masih marah padaku."

Belakangan ini, aku dan Jason sering bertengkar karena hal-hal kecil, terakhir kali kami bertemu, kami saling berpisah begitu saja tanpa berbaikan, sudah berhari-hari kami perang dingin.

Sepertinya hubungan kami berdua semakin renggang akhir-akhir ini, membuatku merasa sedikit khawatir.

Ada rasa sedih dan kecewa ketika dia tidak menemuiku duluan setelah pertengkaran itu, tapi tak perduli siapa yang akan meminta maaf duluan, pada akhirnya kami tetap berbaikan.

"Bodoh, mana mungkin aku marah padamu, hanya saja aku agak sedikit sibuk belakangan ini, kuharap kau mengerti." Jelas Jason, ia sama baiknya padaku seperti biasanya.

Aku membawa semua makanan yang kumasak dengan sepenuh hati tadi ke atas meja makan, lalu makan bersamanya.

Saat kami tengah makan, handphonenya tiba-tiba berdering tiga kali, tak tahu dia sedang berbalas pesan dengan siapa.

"Isabelle, kenapa kau memanggilku kemari, apa ada masalah, orang kantor menyuruhku kembali untuk menghadiri rapat, sebentar lagi aku harus pergi."

Jason sama sekali tidak mengatakan bagaimana masakanku, kurasa dia tidak ingin makan, konsentrasinya hanya tertuju pada handphonenya itu.

Aku meletakkan sumpitku, awalnya aku ingin memberitahunya setelah makan, tapi melihatnya terburu-buru seperti itu, membuatku kehilangan selera makan.

Apakah ada hal yang lebih penting dari makanan ini?

"Aku hamil." Kataku sambil melihat Jason.

"Apa?"

Mendengar perkataanku, Jason mengerutkan keningnya, memandangiku dengan sangat tidak percaya.

"Aku hamil."

Kataku lagi sambil membalik-balikkan isi tasku, mengeluarkan selembar laporan pemeriksaan dari rumah sakit pagi tadi.

Jason menerima hasil laporan itu dan melihatnya dengan seksama, wajahnya sama sekali tidak terlihat senang, malah terlihat sedikit berat.

"Isabelle, anak ini, kita gugurkan dulu ya?"

Perkataan Jason sangat membuat hatiku terasa sakit, sebenarnya dari awal aku sudah mengira dia akan berkata seperti itu, tapi aku tetap saja tidak percaya ia bisa mengatakannya.

"Kita sudah lima tahun pacarankan, dan sekarang aku hamil, kita bisa segera mengambil surat nikah, lalu melahirkan anak ini."

"Isabelle, dengarkan aku, kau juga bukan tidak tahu keadaan kita sekarang ini, menurutku, tunggu sampai kondisi kita lumayan berkecukupan, baru setelah itu kita menikah dan kau melahirkan anak, aku melakukan semua ini juga demi kebaikanmu dan anak kita, aku ingin kalian hidup di lingkungan yang lebih baik."

Perkataan Jason benar-benar omong kosong, meskipun kami berdua memang bukan orang kaya, tapi kami masih mampu untuk merawat seorang anak, aku berpacaran dengannya sejak umurku dua puluh dua tahun, aku memberikan semua masa mudaku padanya, dan sekarang usiaku sudah menginjak dua puluh tujuh tahun, aku sudah memutuskan untuk selalu bersamanya, aku ingin menikah dan melahirkan anak untuknya, lalu hidup bahagia.

Namun, ini semua hanya pemikiranku saja, tidak berarti Jason juga berpikir seperti ini.

Lima tahun tidak berarti selamanya, rasa cinta seseorang ternyata bisa berubah juga.

"Maksudnya, kau tak ingin menikah denganku, lalu melahirkan anak bersama ku kan?"

Perkataanku tidak selembut tadi, kedengarannya sedikit dingin.

"Aku bukannya tidak ingin menikah dan melahirkan anak denganmu, tapi hanya belum waktunya saja, tunggu sebentar lagi ya Isabelle, kita gugurkan anak ini dulu."

Kata Jason dengan nada memohon, berusaha berunding denganku dengan hati-hati.

"Aku tidak setuju, aku tidak akan menggugurkan anak ini, kalau kau tidak mau, aku mau mempertahankannya."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kenapa g mati aja kau daripada bertahan. bodoh,dungu,tolol
goodnovel comment avatar
Ete Watutamata
Awan kok pelit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 2. Maaf, Aku Menolak

    Aku segera berdiri, memandanginya dengan penuh rasa terluka.Sungguh diluar dugaanku, bukan hanya karena tak ada kejutan, tapi juga karena pertemuan kali ini membuat kami berdua bertengkar lagi, seharusnya kabar ini adalah sebuah kabar yang membahagiakan, tapi tak kusangka akan menjadi seperti ini.Aku tak tahu mengapa Jason setega ini menginginkanku menggugurkan anak ini, padahal anak ini adalah buah cinta kami berdua."Sayang, aku tahu kau tidak tega menggugurkan anak itu, tapi tunggu nanti saja baru kita melahirkan anak ya?"Jason menghiburku dengan sabar, maksudnya jelas, ia tak ingin menikah dan melahirkan anak denganku."Jason, jujur padaku, apa kau sudah tidak mencintaiku dan tak berniat ingin menikah denganku lagi?" Tanyaku lantang, kurasa, Jason sudah berubah, ia tak lagi mencintaiku, semua kebaikan yang ia lakukan padaku dulu tidak ada lagi.Apa karena sudah terlalu lama, ia mulai merasa bosan padaku, tapi kenapa sebaliknya aku malah semakin cinta padanya."Kenapa kau begini

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 3. Ular

    Tak tahu sudah tertidur berapa lama, aku merasa sedikit kedinginan, udara di sekitarku sungguh dingin, aku ingin menarik selimut untuk menutupi tubuhku, kedua tanganku terus meraba-raba untuk mencari letak selimutku, namun aku tak menemukan apa-apa, mungkinkah aku bukan tidur di atas ranjangku? Aku segera membuka kedua mataku, tempat ini sedikit gelap, tapi aku masih bisa melihat keadaan sekitar dengan jelas, aku berbaring di atas batu hitam yang cukup besar, disekelilingku dipenuhi oleh pohon-pohon yang rimbun, daun-daun pohon itu tampak menutupi cahaya matahari yang masuk ke tempat itu sehingga tempat itu terlihat sangat gelap.Di mana aku? Karena baru sadar, otakku terasa sedikit oleng, aku mencoba mengingat kejadian yang terjadi sebelumnya.Aku didorong oleh pacar dan sahabatku ke jurang!Seketika, kejadian-kejadian tadi pun terbesit dalam otakku seperti film di dalam bioskop.Aku sangat kesal, jika sekarang ini aku sudah menjadi hantu, aku pasti akan membalas perbuatan mereka, ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 4. Apa yang Terjadi?

    Akupun mengusap air mataku, mengumpat dalam hati, 'Isabelle, Isabelle, apa gunanya kau menangis, lebih baik kau segera pikirkan cara untuk lari dari sini, kau tak boleh mati begini saja, kau tak boleh membiarkan pria dan wanita bajingan itu hidup dengan tenang.'Awalnya aku ingin meminta pertolongan dengan teleponku, tapi sepertinya handphoneku terjatuh saat aku terjatuh dari jurang tadi, pokoknya aku tak punya handphone sekarang, bagaimana lagi, aku terpaksa bangkit berdiri, menebas-nebaskan debu yang ada di sekujur tubuhku, lalu berjalan menuju ke dalam hutan yang gelap.Kalau ingin hidup, aku hanya bisa mengandalkan diriku sendiri.Hutan ini sangat dalam dan gelap, aku berjalan dengan meraba-raba di dalam kegelapan, di dalam hutan yang dalam seperti ini, aku sangat takut kalau ada hewan buas yang bersembunyi di dalam kegelapan, lalu menjadi santapan mereka saat aku tidak sadar, dan ular python raksasa tadi itu, ya Tuhan, sudah hidup berapa lama dia sampai tumbuh sebesar dan sepanjan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 5. Awal

    "Apa? Maksud Kakak Ular Putih, Raja Ular suka pada wanita itu, mana mungkin, wanita itu begitu jelek, mana bisa dibandingkan dengan kita, mana mungkin Raja Ular bisa suka padanya.""Iya, iya, mana mungkin Raja Ular bisa suka pada manusia yang rendah itu."Kata para ular itu, mereka tidak percaya Raja Ular bisa suka pada seorang manusia."Kurasa Ular Putih ada benarnya juga, kita semua tahu bagaimana sifat Raja Ular, kalau dia tidak suka pada wanita itu, bagaimana mungkin dia tidak membunuhnya, malah membawanya pergi."Kata Ular Belang menyetujui ucapan Ular Putih, pandangan matanya sangat dingin, ia menatap ke arah ular-ular betina lainnya, sekelompok ular-ular betina yang bodoh, wanita tidak cukup kalau hanya punya wajah yang cantik saja, yang paling penting harus punya otak."Kalau Raja Ular suka pada wanita itu, bukankah itu berarti kita sudah tak ada harapan lagi."Yang mengatakan itu adalah seekor ular hijau, dia sama seperti ular-ular betina lainnya, ingin menjadi permaisuri Raja

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 6. Apa Yang Kau Sembunyikan

    Aku mengelap-elapkan tangan kotor ku di bajuku dengan sekuat tenaga, barulah aku mengulurkan tanganku dan bersalaman dengan tangan putih itu dengan hormat.Saat menyentuh tangannya, rasanya seperti tersetrum aliran listrik, aku pun segera menarik tanganku kembali, wajahku memerah seketika.'Isabelle, Isabelle, pantas saja kau dibohongi oleh laki-laki, kau sama sekali tidak tegar, benar-benar payah.'"Namaku Isabelle, itu, kalau kuceritakan kau juga pasti tak akan percaya, aku terjatuh dari jurang, lalu aku terjatuh ke atas tubuh seekor ular python hitam raksasa, kau tak tahu ular itu sebesar dan sepanjang apa, dia juga membuka mulutnya lebar-lebar dan akan memakanku."Untuk menutupi wajah merahku, aku menceritakan semua yang kualami padanya, aku mengatakannya sambil menggambarkannya dengan tanganku, aku takut dia tidak tahu ular itu sebesar apa.Lalu, aku meliriknya sejenak, pria itu hanya tersenyum saja."Itu semua benar, kau jangan tak percaya padaku."Aku tak mengerti apa arti senyu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 7. Rumah Mewah

    “Raja.”Beberapa wanita cantik menunggu dengan hormat di dalam kamar, memberikan salam kepada Austin Ye.“Kakinya terluka, oleskan obat untuknya, lalu bantu dia mandi dan gantikan pakaiannya, layani dia dengan baik.”Austin Ye akhirnya menurunkanku, dan membiarkanku duduk di atas sebuah kursi sandar yang nyaman, kemudian memberikan perintah kepada beberapa pendamping wanita cantik itu, nada bicaranya terdengar sedikit dingin.“Baiklah, raja.”Beberapa pendamping wanita cantik itu menjawab dengan penuh hormat, meskipun mereka tidak tahu mengapa seorang raja setan bisa membawa pulang seorang wanita seperti ini, dan masih memperlakukannya sebaik itu, para pendamping wanita itu hanya berani mematuhinya, tidak ada satupun yang berani bertanya.“Aku akan menemuimu sebentar lagi, kamu istirahat dulu sebentar dengan baik.”Austin Ye berbicara kepadaku dengan nada bicara yang berbeda, perkataannya menjadi lembut, wajahnya menampakkan sedikit seyum tipis, senyum yang akan menjadikan wanita manap

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 8. Sang Raja

    “Tidak perlu mengurusi mereka, kita makan saja.”Ucap Austin Ye datar sambil mengambiliku semangkuk sayur.“Kamu terlihat cukup cantik berdandan seperti ini.”Lalu dia lagi-lagi berkata seperti itu sambil memandangku, bibirnya memperlihatkan sebuat senyuman yang memikat orang, bagaikan matahari yang bersinar terang, seperti seorang anak lelaki yang dewasa, menurutku dia seharusnya lebih kecil dariku beberapa tahun.Keringat, wajahku lagi-lagi tiba-tiba memanas, lupakan mengenai pujian itu, tetapi bisa tidak jangan menoleh ke arahku ketika memuji? Dia menangkap aku yang membuang pandanganku dan tidak ada sedikitpun maksud untuk mengembalikan pandanganku.“Sebenarnya, disini bisa sedikit lebih terbuka lagi.”Ucapnya sambil menunjuk ke bagian dari diriku yang penuh itu, tawanya berubah nakal.“Hei, anak kecil tidak boleh asal berbicara.”Tidak peduli seberapa kaya dan tampan dirinya, singkatnya, aku hanya bisa menganggapnya sebagai seorang anak kecil, dengan begitu aku lebih mudah untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-04
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 9. Pemilihan

    “Pilih selir apa, tidak ada yang menarik sama sekali.”Nada bicara Austin Ye datar dengan sedikit sindiran.Dunia ular akan mengadakan pemilihan selir setiap lima ratus tahun sekali, dengan statusnya sebagai raja, dirinya harus memilih dari antara ular-ular cantik yang sudah disediakan itu, melihat pemilihan selir yang akan segera datang, itu jugalah yang membuat Austin Ye menjadi pusing.“Raja tidak suka memilih selir karena ingin memilih orang yang diri sendiri cintai.”Penjaga Bai mengerti kepahitan dengan menyandang status sebagai raja, dirinya mengerti bahwa Raja Ular sama sekali tidak menyukai wanita ular cantik yang telah dipilih itu.“Peraturan untuk memilih selir seperti ini, cepat atau lambat pasti akan ditentang.”Ucap pria cantik itu sambil berjalan ke depan jendela, satu tangannya mengangkat cangkir arak yang cantik itu, dan tangan yang lainnya memegangi bingkai jendela itu, wajah tampan dan cantik itu seperti pemandangan malam saat itu, dingin, dia menatap langit malam, s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-07

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status